Anda di halaman 1dari 12

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

MAKALAH INI DIBUAT SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU

Agung Yusup, M.Ed.

Disusun oleh:

1. Anggun Aprilia (NIM E0F122001)

2.Musrih ahyat gunawan (NIM 122009)

3.Putri Ameliani (NIM E0F122021)

4.Anton Murdiansyah (NIM E0F122023)

5.Abdul Fakthur Rohman (NIM E0F122029)

6.Rosyid Aryan S (E0F122039)

PROGAM STUDI KESEHATAN HEWAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................

1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................

2.1 Hakikat Manusia .......................................................................................

2.2 Fitrah, Eksistensi dan Martabat Manusia .................................................

2.2.1 Fitrah Manusia : Hanif dan Potensi Akal, Qolb dan Nafsu...............

2.2.2 Eksistensi dan Martabat Manusia....................................................

2.3 Kedudukan, Tujuan, Tugas dan Program Hidup Manusia .....................

2.3.1 Kedudukan Manusia........................................................................

2.3.2 Tujuan Manusia ...............................................................................

2.3.3 Tugas Manusia ................................................................................

2.3.4 Program Hidup Manusia .................................................................

BAB III KESIMPULAN .......................................................................................

3.1 Hakikat Manusia .....................................................................................

3.2 Fitrah, Eksistensi dan Martabat Manusia ...............................................

3.3 Kedudukan, Tujuan, Tugas dan Program Hidup Manusia .....................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB 1 PENDAHULUAN

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yg mempunyai keistimewaan
dan kenikmatan besar , baik nikmat iman, kesehatan serta kekuatan didalam penyusunan makalah yg ini.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah yg berjudul
Hakikat insan menurut Islam dirancang sebagai tugas mata kuliah Pendidikan agama Islam dengan
dosen pengampu Agung Yusup,M.Ed.

Sebagai insan yang hidup di dunia ini, kita perlu mengetahui darimana asal manusia ada,
tujuan manusia hidup di dunia, dan kepada siapa manusia itu menyembah. Oleh sebab itu hal ini sangat
penting untuk dipelajari dan dibahas bersama,.hal yang perlu dibahas adalah pengertian dari hakikat
manusia sendiri, fitrah, eksistensi dan martabat manusia, serta kedudukan, tujuan, tugas dan
progam manusia itu sendiri. Penulis berharap dengan dibahasnya ini diharapkan bisa membuat kita
sebagai manusia memahami tujuan penciptaan manusia sehingga bisa beribadah dengan baik.

Allah SWT membentuk manusia yang berasal dari 2 unsur, yaitu gumpalan darah dan
hembusan ruh. Allah menyampaikan kelengkapan di insan saat dilahirkan ke dunia (potensi). Potensi
ini terdiri dari potensi fisik serta potensi ruhaniah. Manusia juga diberi akal yang digunakan untuk
berpikir dan mempertanggungjawab perbuatannya. Selain itu, manusia diberi hati agar bisa
mengetahui ilmu yang diturukan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, kita perlu mensyukuri dan
menikmati segala pemberian dari Allah SWT.
B.. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat manusia itu


2. Bagaimana fitrah, eksistensi dan martabat manusia ?
3. Bagaimana kedudukan, tujuan, tugas, program hidup manusia ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Pembaca dapat memahami maksud dari hakikat manusia.


2. Pembaca dapat beribadah dengan baik karena telah memahami hakikat manusia
3. Pembaca dapat berpikir dan berperilaku sesuai dengan al-Qur’an dan hadis
BAB III PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia

Manusia diciptakan Allah dengan bermacam-macam hal yang menarik. Pada Al-Quran,
manusia disebut dengan beberapa istilah diantaranya al-insaan, al-naas, al-basyar, al-abd, bani
Adam, dan lain-lain. Manusia mempunyai beraneka macam potensi guna memperoleh petunjuk
kebenaran pada menjalani kehidupan pada dunia dan akhirat 1. Berdasarkan ajaran Islam,
manusia berasal dari 2 unsur, yaitu jasmani (unsur materi) serta ruhani (unsur immateri/nun-
materi). Jasmani manusia terdiri asal komponen yg dikandung di dalam tanah. Komponen
pembentuk tersebut sudah ada pada al-Qur’an dengan aneka macam nama yaitu : al-ardhi (QS
Hud:61), Thuraab (QS al-Kahfi:37), Thin (QS AS-Sajadah), Thinul laazib (QS AS-Shafat:11)
serta lain-lain.

Roh merupakan unsur non-materi yang terdapat dalam jasad manusia yang diciptakan
Allah sebagai penanda kehidupan. Ia menjadi bagian yang suci yang diberikan Tuhan kepada
manusia. Roh ditiupkan oleh Allah SWT ke dalam rahim seorang ibu dan memberikan
kehidupan pada janin yang ada didalam rahim itu. Dalam hal ini, Allah menyatakan dalam
Qur’an surat As-Sajdah ayat 7 – 9.

َ ‫) ثُ َّم‬8( ‫ين‬
{ ُ‫س َّواه‬ ٍ ‫ساللَ ٍة ِمنْ َما ٍء َم ِه‬ ُ ْ‫سلَهُ ِمن‬ ْ َ‫) ثُ َّم َج َع َل ن‬7( ‫ان ِمنْ ِطي ٍن‬ َ ‫الَّ ِذي َأ ْحسَنَ ُك َّل ش َْي ٍء َخلَقَهُ َوبَ َدَأ َخ ْل‬
َ ‫ق اإل ْن‬
ِ ‫س‬
)9( َ‫ش ُكرُون‬ ْ
ْ َ‫ار َواألفِئ َدةَ قَلِيال َما ت‬َ ‫ص‬ َّ ‫} َونَفَ َخ فِي ِه ِمنْ ُرو ِح ِه َو َج َع َل لَ ُك ُم ال‬
َ ‫س ْم َع َواأل ْب‬

(7)Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. (8)Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air
yang hina (air mani). (9) Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam
(tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.2

Hubungan nafs dan fisik manusia memiliki keterikatan yang sangat erat. Dua hal
yang berbeda, mental dan fisik dapat menjalin interelasi sebab akibat. Kesedihan dapat
menyebabkan air mata keluar, kesengsaraan membuat badan mengurus dan lemah Dikenal pula

istilah psikosomatik, yaitu penyakit-penyakit fisik yang disebabkan oleh masalah kejiwaan.
Manusia pun mempunyai sifat0sifat yang beragam, akan tetapi manusia merupakan salah satu
makhluk yang mempunyai kelebihan di atas makhluk lain, yaitu memiliki akal pikiran dan
memiliki hawa nafsu.
1Mukhtar Zaini Dahlan, M.Pd.I. Pendidikan Agama Islam. (Jember). Hlm. 10-11

2 al-qur’an ayat 7-9

B. Fitrah
Secara etimologi, kata “fitrah” berasal dalam bahasa Arab disebut dengan “fatara” yang
berarti merobek, membelah, menciptakan, terbit, tumbuh sifat pembawaan (yang ada sejak
lahir) (Al-Munawwir, 1997: 1063). Dalam hal lain dapat diartikan juga sebagai belahan, muncul,
kejadian, suci, tabiat, dan penciptaan. Jika fitrah dihubungkan dengan manusia, maka yang
dimaksud dengan fitrah manusia adalah hal-hal apa yang menjadikan sesuatu terjadi atau
bawaannya sejak lahir, atau dalam bahasa Melayu disebut dengan keadaan semula jadi
(Mubarok, 2003: 24). Al-Qur’an menyebut fitrah sebagai segala bentuk derivasinya sebanyak
20 kali (Al-Baqi, 1992).3
Rasulullah SAW, bersabda ““Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya lah

yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi” (HR Muslim) (Al-Naisaburi, 2007: 2047).
Hadis tersebut menjelaskan bahwa fitrah adalah kemampuan sebagai pembawaan berupa
potensi yang baik. Seorang ayah dan ibu adalah pendidik dan lingkungan dimana keduanya
akan sangat berpengaruh dalam menentukan perkembangan seseorang (Tafsir, 2015: 35;
Langgulung, 1985: 215).
Fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang di berikan pada saat di lahirkan ke
dunia. Potensi yang manusia miliki dapat di bagikan kedalam 2 hal, yaitu potensi fisik dan
rohaniah. Potensi rohaniah adalah akal, sedangkan qalb adalah nafsu. 4
Dalam penjeleasan Bahasa Indonesia, kata “akal” bermakna: (1) daya pikir (untuk
memahami sesuatu dsb.), pikiran, ingatan. (2) jalan atau cara melakukan sesuatu, ikhtiar,
daya upaya. (3) tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan (4) kemampuan melihat, cara
memahami. Dalam Bahasa arab akal berarti mengikat, mencapai, berlindung, berakal, berpikir,
mencegah atau menahan, berpikir, hati, paham. 5
Kata qolb diambil dari kata yang berarti “membalik”. Seringkali ia berbolak-balik,
terkadang senang terkadang susah, kadangkala setuju, kadang kala menolak. Qolb berpotensi
untuk tidak konsisten. Al-Qu’ran pun menggambarkan hal yang sama, ada yang baik ada
pula yang sebaliknya. Qalbu ialah wadah dari pengajaran, kasih sayang, takut, dan
keimanan.
3.Muhammad Alqodri Burga, ”Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pedagogik”. Al-MUSANNIF: Journal of Islamic Education and Teacher Training. Vol. 1 No. 1, Januari-Juni 2019,

hlm. 21

4. Zakiah dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum (Medan: CV. Putra Maharatu, 2015), hlm. 34

5. H. Burhanuddin Yusuf, “Akal dalam Al-Qur’an”, Sulesana, Vol. 8. No. 1, 2013, hlm. 74

C. Eksistensi dan Martabat manusia


Eksistensi dan martabat manusia merupakan suatu hal yang berbeda dengan
keberadaan makhluk lainnya termasuk malaikat, karena memiliki berbagai kelebihan berupa
kemampuan berpikir, berdebat dan mempertanggungjawabkan perlakuannya. 6
Manusia sebagai mahluk Allah telah diangkat menjadi khalifah di bumi. Manusia
dibekali dengan berbagai potensi keunggulan atas alam semesta, maka eksistensi manusia
sebagai mahluk serba memiliki beberapa dimensi, antara lain: 7
a. Dimensi pertama – secara fisik manusia hampir sama dengan
binatang, butuh makan, minum, istirahat dan menikah supaya dapat
hidup, tumbuh dan berkembang biak.
b. Dimensi kedua – memiliki ilmu dan pengetahuan
c. Dimensi ketiga - kebajikan etis.
d. Dimensi keempat – keindahan/estetis.
e. Dimensi kelima – pemujaan dan pengkudusan.
f. Dimensi keenam – keserbabisaan – kemampuan intelek dan kehendak.
g. Dimensi ketujuh – mampu memahami ” konsep diri” dengan
kemampuan intelektualnya.
h. Dimensi kedelapan – pengembangan bakat, islam memberikan
perhatian secara seimbang baik fisik, material, spiritual; mental dan
emosional; sosial dan individual
D. Kedudukan, Tujuan dan Tugas Hidup Manusia

1. Kedudukan Manusia
Dalam hubungan Allah, manusia mendapatkan kedudukan sebagai hamba dan
ciptaan. Tuhan sebagai pencipta. Manusia memiliki kedudukan yang berkonsekuensi
adanya keharusan manusia menghambakan diri kepada Allah, dan dilarang
meyembah pada dirinya sendiri . Allah SWT memerintahkan hambanya untuk
berlaku adil dan ihsan. Oleh sebab itu, tanggung jawab Makhluk Allah adalah
menegakkan keadilan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga.
Hamba Allah harus senantiasa melaksanakan sholat, puasa Ramadhan, zakat
apabila cukup haul dan nisab, dan haji bila mampu. Maka dari itu Hamba Allah harus
menjauhi larangan-larangan Allah dan menjalankan perintah-perintah Allah.
Kedudukan manusia sebagai hamba - hamba Allah ialah sebagai bagian dari ummah
yang diperintah untuk mengajak diri sendiri dan orang lain untuk berbuat kebaikan
dan mencegah kemungkaran.

6. Zakiah dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum (Medan: CV. Putra Maharatu, 2015), hlm. 38

7. Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UNIVERSITAS GAJAHMADA YOGYAKARTA, “TeksUntuk Perguruan Tinggi Umum Berdasarkan Kurikulum Tahun 2002”, 2018, hlm.

Dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 103, Allah SWT besabda:

ْ َ ‫ص ُم ْوا ِب َح ْب ِل هّٰللا ِ َج ِم ْي ًعا َّواَل تَفَ َّرقُ ْوا َۖو ْاذ ُك ُر ْوا نِ ْع َمتَ هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ ُك ْنتُ ْم اَ ْعد َۤا ًء فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُ ْوبِ ُك ْم فَا‬
‫صبَ ْحتُ ْم بِنِ ْع َمتِ ٖ ٓه اِ ْخ َوانً ۚا َو ُك ْنتُ ْم‬ ِ َ‫َوا ْعت‬
َّ َ ٰ ٰ َ ‫هّٰللا‬ ٰ ْ َ َ ْ َ َ َّ
‫شفا ُحف َر ٍة ِّمنَ النا ِر فانقذ ُك ْم ِّمن َها ۗ كَذلِ َك يُبَيِّنُ ُ ل ُك ْم ايتِ ٖه ل َعل ُك ْم تَ ْهتَد ُْون‬ ْ َ َ ‫عَلى‬ ٰ

Artinya: "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah)
bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." 8

Manusia sebagai khalifah Allah telah dibekali berbagai potensi kekhalifahan, yakni:

1) Potensi tentang kebenaran sunnah Allah yang terdapat dalam alam ciptanNya ( ayat-ayat
kauniyah ).
2) Allah memberikan batasan-batasan normatif yang ada dalam hukum-hukum syari’at ( ayat
ayat Qur’aniyah ).
3) Allah memberikan wewenang dan kebebasan memilih dan menentukan, sehingga
melahirkan kreatifitas yang dinamis.
4) Potensi sosial dalam bentuk kemampuan membangun hubungan dan interaksi dengan
masyarakat dan lingkungannya.
5) Potensi ruhaniyah dalam bentuk kemampuan membangun kedekatan dengan Allah melalui
ritual peribadatan.

Tanggung jawab Manusia , yakni:

1) Tanggung jawab Manusia sebagai hamba Allah Bahwa segala proses pelaksanaan peribadatan
manusia kepada Allah akan dinilai apakah sudah sesuai dengan ketentuan syari’ah dan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
2) Tanggung jawab Manusia sebagai khalifah Allah Atas wewenang dan kebebasan yang
diberikan oleh Allah untuk mewakili memakmurkan bumi ini juga akan dinilai dan
dipertanggung jawabkan dihadapan Allah. 9

8. Al-Qur’an ali Imran 103

9.Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gajahmada Yogyakarta, Buku Teks untuk Perguruan Tinggi Umum Berdasarkan Kurikilum Tahun 2002, (Magelang, 2018) hlm. 8

2. Tujuan manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk meyemba kepada penciptanya yaitu Allah.
Penyembahan berarti kedudukan manusia pada hukum Allah dalam menjalankan kehidupan
di muka bumi, baik yang menyangkut hubungan vertikal yaitu hubungan hubungan
manusia dengan Tuhan, serta hubungan horizontal yakni hubungan manusia dengan alam
semesta. Penyembahan yang sempurna dari manusia adalah menjadikan dirinya sebagai
khalifah Allah di bumi dengan mengelola kehidupan alam semesta yang baik. Keseimbangan
alam dapat terjadi dengan hukum-hukum Allah yang kokoh. Keseimbangan pada kehidupan
manusia dapat terjaga dengan tegaknya hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah
tetapkan. Kekacauan kehidupan manusia tidak sekedar akan menghancurkan tatanan kehidupan
manusia,tetapi juga dapat menghancurkan bagian-bagian alam semesta yang lain. 10

3. Tugas Manusia

Tugas hidup yang harus dilakukan manusia di bumi ialah tugas kehalifahan, yaitu tugas
kepemimpinan. Kita sebagai wakil Allah di muka bumi, serta pengelolahan dan pemeliharaan
alam. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Kekuasaan yang
diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang memungkinkan dirinya mengelola serta
mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya. Kebebasan manusia
sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan manusia dengan
kekhalifahannya merupakan implementasi dari ketundukan dan ketaatan. Ia tidak tunduk
kepada siapapun kecuali kepada Allah SWT. Kekuasaan manusia sebagai wakil allah
dibatasi oleh aturan aturan dan ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya yaitu
hukum hukum allah baik yang tertulis dalam kitab suci (al-qur’an).

Tugas yang dilakukan manusia adalah sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi
pelopor dalam membudayakan ajaran allah, antara lain :
a. Belajar

Menuntut ilmu sangatlah di perintahkan dalam islam, sehingga bagi tiap orang islam hal itu
merupakan kewajiban keagamaan yang tidak boleh diabaikan.

b. mengajarkan ilmu

Ilmu yang di ajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang di karang manusia saja tetapi

juga ilmu allah. Mengarjarkan al – qur’an berarti mengajarkan kehidupan di dunia dan
keberhasilan di akhirat.11

10 Dra. Zakiyah, M.Pd, Dr. Sahmiar, M.Ag, Dra.Sahliah, M.Ag, Drs.Tagor Muda Lubis, MA, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Medan, 2015)

hlm. 13

11. Zakiah, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Universitas Sumatra Utara , Medan, 2015, hlm 41 dan 42

BAB III KESIMPULAN

A. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Dalam Al-Quran juga telah dijelaskan bahwa peran
manusia adalah sebagai hamba sekaligus kholifatul ardhi yang akan mengelola bumi ini.
Pada hakikatnya manusia terdiri dari jasmani dan rohani, karena memang jasmani manusia
terdiri dari komponen yang dikandung di dalam tanah.
B. Fitrah, Eksistensi dan Martabat Manusia
Fitrah manusia adalah kejadiannya sejak semula atau bawaan sejak lahirnya. Manusia
dikatakan bermartabat mulia jika mereka sebagi kholifah tetap hidup dengan ajaran Allah.
Sebaliknya, jika manusia hidup dengan ilmu selain Allah, maka manusia tidak bermartabat lagi.
C. Kedudukan, Tujuan, Tugas Manusia
Kedudukan manusia dimuka bumi ini adalah sebagai hamba, artinya manusia harus
menghambakan diri pada Allah. Tujuan penciptaan manusia adalah sebagai Khalifah atau
pemimpin dimuka bumi yang bertugas mengelola dan menjaga kehidupan alam semesta.
Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas ke khalifahan .
DAFTAR PUSTAKA
1.Mukhtar Zaini Dahlan, M.Pd.I. Pendidikan Agama Islam. (Jember). Hlm. 10-11

2. al-qur’an ayat 7-9

3.Muhammad Alqodri Burga, ”Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Pedagogik”. Al-MUSANNIF: Journal of Islamic Education and Teacher

Training. Vol. 1 No. 1, Januari-Juni 2019, hlm. 21

4. Zakiah dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum (Medan: CV. Putra Maharatu, 2015), hlm. 34

5. H. Burhanuddin Yusuf, “Akal dalam Al-Qur’an”, Sulesana, Vol. 8. No. 1, 2013, hlm. 74

6. Zakiah dkk, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum (Medan: CV. Putra Maharatu, 2015), hlm. 38

7. Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UNIVERSITAS GAJAHMADA YOGYAKARTA, “TeksUntuk Perguruan Tinggi Umum Berdasarkan

Kurikulum Tahun 2002”, 2018, hlm. 7

8. Al-Qur’an ali Imran 103


9.Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Gajahmada Yogyakarta, Buku Teks untuk Perguruan Tinggi Umum Berdasarkan Kurikilum

Tahun 2002, (Magelang, 2018) hlm. 8

10 Dra. Zakiyah, M.Pd, Dr. Sahmiar, M.Ag, Dra.Sahliah, M.Ag, Drs.Tagor Muda Lubis, MA, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam untuk

Perguruan Tinggi Umum, (Medan, 2015) hlm. 13

11. Zakiah, dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Universitas Sumatra Utara , Medan, 2015, hlm 41 dan 42

Anda mungkin juga menyukai