PEMBAHASAN
A. Pengertian KDRT
Perilaku kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu keadaan dimana sesorang
melakukan tindakan yang dapat menyebabkan perasaan kesal atau marah yang tidak
konstruktif. Undang-undang PKDRT ini menyebutkan bahwa Kekerasan dalam Rumah
Tangga adalah setiap perbuatan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga
(Pasal 1 ayat 1).
Kekerasan dalam keluarga mencakup penganiayaan fisik, emosional dan seksual
pada anak-anak pengabaian anak, pemukulan pasangan, pemerkosaan terhadap suami
atau istri dan penganiayaan lansia. Perilaku penganiayaan dan perilaku kekerasan yang
tidak akan dapat diterima bila dilakukan orang yang tidak dikenal sering kali di toleransi
selama bertahun-tahun dalam keluarga. Dalam kekerasan keluarga, keluarga yang
normalnya merupakan tempat yang aman dan anggotanya merasa dicintai dan
terlindungi, dapat menjadi tempat paling berbahaya bagi korban.
B. Karakteristik Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1. Isolasi sosial
Anggota keluarga merahasiakan kekerasan dan sering kali tidak mengundang
orang lain datang ke rumah mereka atau tidak mengatakan kepada orang lain apa
yang terjadi. Anak dan wanita yang mengalami penganiayaan sering kali diancam
oleh penganiaya bahwa mereka akan lebih disakiti jika mengungkapkan rahasia
tersebut. Anak-anak mungkin diancam bahwa ibu, saudara kandung atau hewan
peliharaan mereka akan dibunuh jika orang diluar keluarga mengetahui penganiayaan
tersebut. Mereka ditakuti agar mereka menyimpan rahasia atau mencegah orang lain
mencampuri “urusan keluarga yang pribadi”.
C. Faktor Presdiposisi
Faktor Psikologis
Psychoanalytical Theory : Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif
merupakan akibat dari instinctual drives. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia di
pengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang dapat di ekspresikan dengan
seksualitas; dan kedua, insting kematian yang diekspesikan dengan agresivitas.
Frustration aggression theory : teori yang dikembangkan oleh Freud ini berawal
dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami
hambatan makan akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi
perilaku yang dirancang untuk melukai orang lain atau objek yang menyebabkan frustasi.
Jadi hampir semua orang melakukan tindakan agresif mempunyai perilaku agresif.