Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALISIS”

TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING


KELOMPOK 1:

1. M. ASWAD AL FAJAR
2. ARIANTI HASBULLAH
3. KAILA SARI

DOSEN PENGAMPUH:

NURUL AKHWAT RANTEKATA S,Pd., M.Pd

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang"
Teori dan prndekatan konseling psikoanalisa". Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan karya ilmiah ini,

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini serta masih
ada referensi yang belum sempat kami masukkan Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN.........................................................................2

A. Sejarah Psikoanalisis..................................................................................2
B. Pengertian Psikoanalisa.............................................................................3
C. Tujuan Konseling Psikoanalisa.................................................................3-4
D. Teknik Konseling Psikoanalisa..................................................................4

BAB III PENUTUP.................................................................................................5

A. Kesimpulan....................................................................................................6
B. Contoh Konseling Psikoanalisis...................................................................7
C. Daftar Pustaka.............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbeda-beda permasalahan yang dihadapi setiap orang, terutama


permasalahan psikologis, tentunya mempunyai solusi yang berbeda-beda untuk
melengkapinya juga harus benar menerapkan teknik yang digunakan oleh
konselor atau psikolog. Namun, tidak mungkin menggunakan lusinan atau
bahkan ratusan teknik secara bersamaan. Oleh karena itu, perlu ditentukan teknik
yang akan digunakan.

Teknik ini merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh seorang konsultan
atau psikolog untuk melakukan pendekatan kepada klien berdasarkan sikapnya,
permasalahan yang dihadapi dan masih banyak lagi hal-hal lain yang perlu
dipahami oleh konsultan atau psikolog tersebut secara teoritis dan kemudian
diterapkan dalam praktek.

Banyak pendekatan yang berguna untuk penyelarasan-penyelesaian masalah


akan diberikan oleh konselor atau psikolog untuk membantu kliennya. Beberapa
metode konseling bersifat psikoanalisis, humanistik eksistensial, terpusat pada
pelanggan terapi gestalt, terapi emosi rasional, terapi realitas dan pendekatan
eklektik. Pada artikel ini kami hanya akan menjelaskan pendekatan psikoanalitik
secara lebih rinci.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Psikoanalisis/Psikoanlisa
2. Apa yang di maksud konseling psikoanalisa/psikoanialisis?
3. Apa tujuan konseling psikoanalisis sendiri?
4. Bagaimana kemudian teknik konseling psikoanalisa/psikoanalisis?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Psikoanalisis/Psikoanalisa


Psikoanalisis merupakan cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund
Freud dan para pengikutnya untuk mempelajari fungsi dan perilaku psikologis
manusia.
Sigmund Freud sendiri lahir di Moravia pada 6 Mei 1856 dan meninggal
di London pada 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya
digunakan dalam kaitannya dengan Freud sehingga “psikoanalisis” dan
“psikoanalisis” Freud mempunyai pengertian yang sama. Ketika beberapa
pengikut Freud di kemudian hari meninggalkan ajarannya dan menempuh
jalan mereka sendiri, mereka pun meninggalkan istilah psikoanalisis dan
memilih nama baru untuk ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl
Gustav Jung dan Alfred Adler, yang mencetuskan nama “psikologi analitik”
(bahasa Inggris: analitycal psychology) dan “psikologi individu” (bahasa
Inggris: individual psychology) untuk ajarannya masing-masing.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan:
1. Metode penelitian dari pikiran
2. Suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
3. Suatu metode perlakuan terhadap psokologi atau emosional.

Dalam bidang psikoanalisis yang luas, setidaknya terdapat 20 orientasi


teoritis yang mendasari teori terkait pemahaman aktivitas mental dan
perkembangan manusia. Pendekatan yang berbeda terhadap apa yang disebut
pengobatan “psikoanalitik” sama beragamnya dengan teori yang berbeda.
Psikoanalisis Freudian, baik secara teoritis maupun terapeutik berdasarkan
ide-ide Freud, telah menjadi landasan terapi modern dan merupakan salah satu
arus terpenting dalam psikologi. Lebih lanjut, istilah psikoanalisis juga
merujuk pada metode mempelajari perkembangan anak.

Dari sudut pandang medis, psikoanalisis adalah jenis pengobatan pasien


yang didasarkan pada teori bahwa apa yang terjadi pada seseorang di masa
kini dibentuk oleh masa lalunya. Kurangnya pemahaman tentang bagaimana
pengalaman pribadi mempengaruhi suasana hati dan perilaku dapat
menyebabkan masalah dalam hubungan, tempat kerja, dan kepercayaan diri.

2
B. Pengertian Psikoanalisis/Psikoanalisa

Psikoanalisis adalah metode pengobatan penyakit psikologis dengan


menggunakan metode fisik. Menurut Oldido, psikoanalisis merupakan cara baru
dalam memandang manusia, di mana alam bawah sadar memainkan peran sentral.
Psikoanalisis ditemukan dalam upaya menyembuhkan pasien histeris. Hanya
dengan begitu kita dapat menarik kesimpulan teoritis dari temuan kita di lapangan
praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya, lahirlah hipotesis tentang
perilaku manusia.

Corey mengatakan bahwa psikoanalisis merupakan teori pertama yang


muncul dalam psikologi, khususnya yang berkaitan dengan gangguan kepribadian
dan perilaku neurotik, disusul oleh behaviorisme dan humanisme. Ketika pertama
kali muncul, teori Freud menimbulkan banyak kontroversi, eksplorasi, dan
penelitian serta menjadi landasan bagi aliran lain yang muncul kemudian.
Awalnya, Freud menggunakan teknik hipnosis untuk merawat pasiennya. Namun
teknik ini tidak bisa diterapkan pada semua pasien. Dalam perkembangannya,
Freud menggunakan teknik asosiasi bebas (Free Association). yang kemudian
menjadi landasan psikoanalisis. Teknik ini ditemukan ketika Freud menemukan
bahwa beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak merespon sugesti atau
pertanyaan yang mengungkap masalah kliennya. Selanjutnya, Freud
mengembangkan teknik baru lainnya yang disebut analisis mimpi.

Menurut willis, pengertian psikoanalisis mencakup tiga aspek penting, yaitu:

1. Sebagai metode mempelajari proses psikis.


2. Teknik pengobatan gangguan psikis.
3. Sebagai teori kepribadian

Menurut Freud, keunggulan psikoanalisis dalam konseling terletak pada


sangat efektif dalam menangani klien atau pasien neurotik yang histeris, cemas,
atau obsesif. Namun kasus sehari-hari juga dapat digunakan untuk melampaui
pendekatan psikoanalitik ini.
C. Prinsip dan Tujuan Psikoanalisis/Psikoanalisa
Di dalam gerakannya, psikonoslisis mempunyai bebrapa prinsip yaitu:

1. Prinsip konstansi artinya bahwa kehidupan psikis cenderung untung


mempertahankan kualitas ketegangan psikis pada taraf yang serendah
mungkin atau setidaknya taraf yang stabil, atau dengan kata lain kondisi
psikis manusia cenderung dalam konflik yang permanen.

3
2. Prinsip kesenangan artinya kehidupan psikis cenderung untuk
menghindarkan ketidak senangan dan sebanyak mungkin memperoleh
kesenangan.
3. Prinsip realitas yaitu prinsip kesenangan yang di sesuaikan dengan
keadaan nyata.
Kemudian psikoanalisis sendiri bertujuan untuk:
1. Menolong individu memperoleh pengertian yang terus menerus tentang
mekanisme penyesuaian dirinya.
2. Membentuk kembali struktur penyesuaian kepribadian konseling dengan
mengembalikan hal-hal yang tidak disadari ke dalam kesadaran,
memusatkan perhatian pada pemahaman dan pencatatan pengalaman masa
kanak-kanak, terutama pada usia 2-5 tahun, untuk Menyelenggarakan
diskusi, analisis, dan interpretasi agar kepribadian dewan dapat lebih
memahami. dibangun kembali lagi.

D. Teknik Konseling Psikoanalisis


Teknik spesifik yang digunakan Freud dalam psikoterapiadalah asosiasi
bebas, interpretasi mimpi, analisistransference, dan analisis resistens
1. Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas mengacu pada teknik yang memungkinkan klien
untuk secara bebas mengungkapkan perasaan dan pikiran apa pun yang
terlintas dalam pikirannya, baik menyenangkan maupun tidak
menyenangkan. Penyelarasan ini dimaksudkan untuk membantu konsultan
memahami dinamika psikologis yang dihadirkan kepada mereka dengan
lebih mudah, sehingga dapat membimbing klien mengenali pengalaman
bawah sadarnya dan menjalin hubungan antara kecemasannya saat ini
dengan pengalaman masa lalunya.
2. Interpretasi mimpi(Penguraian mimpi)
Tafsir mimpi merupakan suatu teknik dimana klien memperlihatkan
seluruh mimpinya kepada terapis, karena fungsi mimpi adalah untuk
mengungkapkan segala kebutuhan, dorongan dan keinginan bawah sadar
yang akan ditekan oleh represi dan ekspresi dalam mimpi.

Tafsir mimpi artinya klien diminta oleh konselor untuk menafsirkan


mimpi sehubungan dengan dorongan bawah sadarnya.
3. Analisis Tranferensi
Transferensi merupakan suatu bentuk pengalihan seluruh
pengalaman masa lalu terkait orang-orang berpengaruh kepada terapis

4
selama proses konsultasi. Selama pemindahan ini, perasaan benci, takut,
cemas, dan lain-lain yang ditekan akan diungkapkan kembali, dengan
target penasihat menjadi sasarannya. Dalam konteks ini, konselor
menganalisis pengalaman masa kecil klien, terutama yang menghambat
perkembangan kepribadiannya melalui analisis transfer diharapkan
pelanggan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama ini.
4. Analisis Resistensi
Resistensi adalah sikap dan tindakan klien yang menolak
melanjutkan terapi atau mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan
kecemasan. Perilaku tersebut dilakukan sebagai bentuk pembelaan diri.
Dalam saran, Konsultan membantu klien mengidentifikasi alasan
penolakannya, dimulai dari faktor yang paling jelas, untuk menghindari
penolakan interpretasi konsultan. Teknik khusus ini tidak umum
digunakan dalam konseling hubungan tetapi lebih banyak digunakan
dalam psikoterapi untuk membantu pasien dengan penyakit mental.

5
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikoanalisis adalah metode yang menyenangkan untuk mengobati
penyakit mental. Psikoanalisis adalah visi baru tentang kemanusiaan di
mana alam bawah sadar memainkan peran sentral. Psikoanalisis
ditemukan dalam upaya menyembuhkan pasien histeris. Hanya dengan
begitu kita dapat menarik kesimpulan teoritis dari temuan kita di lapangan
praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya, lahirlah hipotesis tentang
perilaku manusia.
2. Prinsip dan tujuan konseling psikoanalisis
a. Dalam geraknya, psikoanalisis mempunyai beberapa prinsip, yaitu
prinsip kekekalan, prinsip kesenangan, dan prinsip realitas.
b. Konseling psikoanalisis bertujuan untuk membantu individu mencapai
pemahaman berkelanjutan tentang mekanisme koping mereka dan
membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan membawa
ketidak sadaran ke dalam kesadaran.
3. pandangan psikoanalitik tentang kepribadian manusia
a. Memiliki. Topografi kepribadian domain sadar (sadar/cs) dan alam
bawah sadar (bawah sadar/The), dan alam bawah sadar (tidak
sadar/UCS)
b. Struktur kepribadian: Id , Ego dan superego
c. Perkembangan kepribadian : fase oral, fase anal, fasefalik, fase laten,
dan fase genital.
d. Motivasi kepribadian: naluri, kecemasan, dan mekanisme pertahanan
ego.
4. Teknik konseling psikoanalisis : asosiasi bebas, interpretasi mimpi,
analisis tranferensi, dan analisis resistensi.

B. Contoh Konseling Psikoanalisis

“Mira adalah seorang gadis kecil yang lucu dan ceria. Dia hidup bersama
kedua orangtuanya dan kedua kakaknya, namun diusianya yang beranjak 6
tahun ada kejadian yangmembuatnya sering sekali ketakutan apalagi pada saat
dekat ayahnya, karena dia sering melihat perlakuan ayahnya yang tidak
senonoh pada kedua kakaknya dan juga terlebih-lebih padaibunya. Karena
kejadian itu, ada banyak rasa kekecewaan hingga membuatnya sering
mengalamiketakutan yang berlebihan. Dia tidak menyangka sesosok pria yang
selama ini dia banggakanhanya dapat menyakiti seorang wanita. Karena rasa
sakit yang timbul dalam hatinya mulaimerasuk kedalam jiwa dan menjadikan
dia trauma atau ketakutan yang berlebihan dibawah alamsadar akan sesuatu
hal. Semenjak kejadian itu akhirnya mira mulai menutup dirinya terlebihlebih

6
pada seorang pria. Dan setiap ada pria yang mencoba mendekatinya, mira
selalu bersikap cuek dan seakan tak peduli pada perasaan mereka. Karena
masih sering terbayang-bayang akanmasa lalu yang dialami oleh ibu dan
kedua kakaknya, sehingga ia takut untuk menjalin hubungandengan seorang
pria. Dan lebih memilih untuk dekat dan menjalin hubungan dengan seorang
wanita, karena dia merasa adanya kepuasan dan kenyaman batin bila bersama
seorang wanita”
Dari sudut pandang psikoanalisis, penyebab seseorang menjadi lesbian
adalah trauma masa lalu yang kemudian dalam perkembangan selanjutnya
berdampak pada kepribadian seseorang, terutama struktur kepribadian yang
mencakup naluri, ego, dan superego. Naluri merupakan komponen biologis
yang prinsipnya mendatangkan kegembiraan. Ego sendiri merupakan
komponen psikologis yang berbasis realitas dan superego memiliki fungsi dan
mekanisme tersendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Refererensi 1, https://www.academia.edu/31408039/
Referensi 2, https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
Contoh kasus psikoanalisis,
https://www.scribd.com/document/330797975/contoh-kasus-
psikoanalisis

Anda mungkin juga menyukai