Disusun Oleh:
-Afni Rahmayanti(2041040003)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “konsep dasar psikologi Abnormal”. Alhamdulillah
shalawat serta salam tidak hentinya kita haturkan untuk baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis bisa menyusun makalah
terkait dengan Konsep Dasar Konseling Individu ini tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Konseling
Individu ibu Risna Rogamelia,M.Pd Yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
penulis bisa menambah wawasan terkait dengan judul yang telah dipaparkan di atas. Yang kami
harapkan dengan makalah ini dibuat agar bisa bermanfaat bagi para pembaca atau bisa
menambahkan ilmu khusus nya untuk teman di kelas BKI A ini agar pola pikirnya semakin
bertambah dan tidak mati.
Dan kami sebagai penulis memohon maaf apabila dalam penulisan ataupun pemaparan materi
banyak kekurangannya, karena kita semua sama sama belajar untuk menjadi yang lebih baik
lagi dan dengan lapang hati menerima kritik dan sarat terkait makalah Konsep Dasar Konseling
Individu ini.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................. 14
A.Latar Belakang
Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang psikologi dalam bidang klinis dimana ia
mempelajari pola perilaku abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang
yang mengalami abnormalitas. Cakupan psikologi abnormal lebih luas dari sekedar gangguan
psikologi. Studi mengenai gangguan mental secara umum dikaitkan dengan perspektif model
medis (medical model). Model ini menganggap perilaku abnormal adalah efek dari gangguan
atau penyakit yang menjadi dasar dari model itu sendiri.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
Psikologi abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang dikhususkan dalam bidang
tertentu terutama membahas abnormalitas
Psikologi abnormal membahas bentuk gangguan dan kelainan baik itu proses
(penyebab, manifestasi serta akibat) maupun isi.
Konsep abnormalitas dapat ditinjau dari beberapa sisi, seperti berikut ini:
1. Statistical infrequency
2. Unexpectedness
Perilaku abnormal dengan pendekatan ini didefinisikan debagai suatu reflek atau bentuk
dari respon yang tidak diharapkan akan terjadi. Respon seperti cemas dengan tiba-tiba saat
berada dalam tengah suasana dimana keluarga berbahagia atau repon kekhawatiran akan
ekonomi keluarga sementara keadaan ekonomi keluarga tengah sangat baik. Respon-respon
ini tidak diharapkan terjadi masuk dalam perilaku abnormal.
3. Personal distress
Perilaku akan dianggap sebagai abnormal jika perilaku menimbulkan penderitaan bagi
individu atau perilaku tersebut menyengsarakan individu. Dalam konsep ini, tidak semua
kesakitan dan penderitaan dikatakan abnormal, seperti sakit karena suntikan.
4. Violation of norms
5. Disablitity
D.Konsep abnormalitas juga dapat ditinjau dari beberapa hal berikut ini:
Konsep ini sama dengan Statistical infrequency. Sesuatu gejala dikatakan abnormal jika
mengalami penyimpangan dari mayoritas atau kurva. Konsep ini menyatakan bahwa
simpangan dari kurva normal merupakan abnormal, seperti idiot dan jenius sama-sama
abnormal namun berbeda sisi.
Jika seseorang mampu menangani masalah atau berhasil dalam menangani masalah, maka
ia dikatakan memiliki penyesuaian yang baik.
Perilaku individu akan dinyatakan tidak normal jika ditemukan simptom-simptom klinis
tertentu. Simptom-simptom tersebut contohnya adalah obsesi, halusinasi, fobia dan
sebagainya.
Seseorang dikatakan normal dalam konsep ini jika individu menunjukkan kematangan
pribadi.
Menurut konsepsi Sosio-kultural
Masyarakat selalu memiliki norma dan nilai yang digunakan dalam mengatur perilaku
anggotanya.
Psikodinamika
Model Psikodinamika diajukan oleh Sigmund Freud. Model ini disebut juga sebagai
psychoanalyic theory atau teori psikoanalisis. Psikodinamika meyakini bahwa terdapat tiga
struktur dalam kepribadian yaitu id, ego dan superego. Ketiga struktur ini menjadi
kekuatan yang saling bertentangan.
Behaviorisme
Model behaviorisme disebut juga sebagai model belajar. Teori ini dikemukkan oleh John B.
Watson dan Ivan Pavlov. Model ini meyakini adanya peran dari belajar untuk menjelaskan
perilaku baik itu perilaku normal maupun abnormal.
Kognitif-Sosial
Albert Bandura, Walter Mischel dan Julian B Rotter menjadi kontributor teori kognisi-sosial.
Teori ini berfokus pada peranan kognisi atau proses berpikir belajar dengan melalui
pengamatan ataupun modeling dari perilaku manusia lain.
Humanistik
Teori Humanistik dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers. Berdasarkan teori
ini, ada dorongan untuk mencapai self actualization atau aktualisasi diri.
Kognitif
Teori kognitif digunakan dalam pola perilaku abnormal adalah model yang dikembangkan
oleh Psikiater Aaron Beck dan Psikolog Albert Ellis. Model ini menggunakan pendekatan
pemrosesan informasi untuk menjelaskan pola perilaku abnormal.
Diatesis Stres
Diatesis merupakan suatu predisposisi atau kerentanan pada gangguan tertentu. Teori
diatesis stres menjelaskan bahwa masalah – masalah yang terjadi dari perilaku abnormal
meliputi interaksi antara peristiwa dan kerentanan.
F.Ruang Lingkup Psikologi Abnormal
Assesment
Asessment adalah suatu proses dimana informasi mengenai subyek atau klien dikumpulkan.
Assesmen bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan informasi yang mendetil tentang
seseorang. Informasi dari assesmen juga digunakan untuk mengambil keputusan yang akan
disampaikan. Assesmen dilakukan melalui beberapa langkah antara lain survey, riset,
observasi, eksperimen, pengembangan teori dan studi kasus klinis.
Intervensi
Intervensi adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah beberapa aspek dari seseorang
seperti pikiran, perilaku dan perasaan.
Penelitian
Penelitian dalam psikologi abnormal dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori serta
bagaimana praktek dari teori. Penelitian psikologi abnormal juga dilakukan untuk
memahami keunikan individu mulai dari perasaan, perilaku dan pikiran.
G.Perkembangan Abnormalitas
Penyebab Primer
Primary cause atau penyebab primer adalah kondisi dimana ada suatu gangguan yang
muncul dan menyebabkan abnormalitas.
Penyebab Predisposing
Penyebab Pencetus
Penyebab ini digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi yang tidak dapat ditahan oleh
individu sehingga gangguan muncul.
Reinforcing Cause
Reinforcing cause atau penyebab yang menguatkan digunakan untuk menyebutkan suatu
kondisi dimana seseorang mempertahankan perilaku maladatif.
H.Hubungan dari Faktor Penyebab
Biasanya gangguan perilaku tidak hanya disebabkan oleh penyebab tunggal. Ada serangkaia
faktor dan penyebab yang membuat kompleksitas. Menurut Sumber Asal:
Faktor Biologis
Keadaan fisik atau biologis dapat berpengaruh pada abnormalitas seseorang. Faktor
biologis dapat mempengaruhi segala aspek dalam diri individu seperti kecerdasan, daya
tahan dan sebagainya.
Faktor Sosiokultural
Faktor Psikososial
Faktor psikososial diklasifikasikan menjadi beberapa hal seperti adanya trauma pada masa
anak, deprivasi parental, struktur keluarga patogenik dan hubungan anak dan orang tua
yang patogenik.
Trauma psikologis pada masa kanak-kanak dapat menjadi pengalaman yang buruk.
Pengalaman ini dapat menghambat rasa mampu, harga diri serta rasa aman yang dapat
memunculkan luka psikologis. Bahkan trauma psikologi sdapat dibawa hingga dewasa oleh
anak-anak sehingga menimbulkan kondisi dan perilaku tertentu yang mengarah pada
abnormalitas.
Hubungan antara orang tua dengan anak yang tidak serasi dapat menimbulkan
abnormalitas terutama masalah atau gangguan tertentu pada anak.
3. Deprivasi parental
Deprivasi parental merupakan suatu kondisi dimana anak tidak mendapat kesempatan
merasakan rangsangan emosi orang tua.
4. Stres berat.
Stres sebenarnya dibutuhkan oleh semua orang, namun stres yang berlebihan dan menekan
secara psikologis dapat memicu berbagai gejala seperti konflik nilai, frustasi dan tekanan
hidup. Hal-hal ini dapat memunculkan perilaku yang abnormal pada individu.
5. Struktur keluarga patogenik.
Kecemasan merupakan sesuatu yang normal, kecemasan dikatakan sebagai gangguan jika
individu tidak mampu mengatasi kecemasan padahal mayoritas orang dapat menangani
kecemasan tersebut tanpa kesulitan.
Gangguan suasana perasaan mengacu pada gejala yang dapat menimbulkan perubahan
suasana perasaan seseorang dengan ekstrim, perubahan suasana perasaan ini dapat
bertahan dalam jangka waktu lama sehingga menganggu tanggungjawab normal. Beberapa
jenis gangguan perasaan adalah sebagai berikut:
Episode maniac.
Unipolar atau gangguan depresi.
Gangguan distimik.
Gangguan bipolar atau perubahan mood.
Gangguan siklotimik.
Kehilangan.
Bunuh diri.
c. Gangguan kepribadia
Gangguan kepribadian merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi dimana
cara memahami situasi, cara berpikir dan hubungan individu dengan oranglain tidak
berfungsi. Gangguan kepribadian memiliki potensi untuk merusak diri sendiri dan individu
dapat berperilaku acuh pada situasi disekitarnya. Berikut ini beberapa jenis gangguan
kepribadian:
Gangguan perkembangan kanak adalah gangguan yang dapat dialami di masa kanak-kanak,
dimana perkembangan anak tidak sesuai dengan usianya dan tidak seperti anak-anak
seusianya.
e. Penyalahgunaan Zat
f. Gangguan Schizophrenia
Gangguan somatoform adalah gangguan yang memberikan dampak pada gejala fisik. Orang
dengan gangguan somatoform dapat merasa pusing, mual, nyeri dan sebagainya namun
tidak ada penjelasan medis. Terkadang keluhan somatik bisa sangat parah dan mengganggu.
Jenis gangguan somatoform antara lain:
Somatization Disorder.
Pain Disorder.
Body Dysmorphic Disorder.
Conversion Disorder.
Hypochondriasis.
h. Gangguan Perilaku Makan dan Tidur
Pola makan yang terganggu adalah karakteristik gangguan makan. Pola makan menjadi
maladaptif. Jenis gangguan makan antara lain anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan
gangguan makan lainnya. Gangguan tidur mengacu pada pola tidur yang bermasalah.
Gangguan tidur dibagi menjadi dua katergori yaitu dissomnia dan parasomnia.
b.Metode Eksperimental
c. Metode Korelasional
Metode korelasi digunakan dengan melakukan pengukuran statistik antara dua atau lebih
variabel. Pada metode ini peneliti dapat melihat hubungan antara dua atau lebih variabel.
Kelemahan dari metode ini peneliti tidak dapat menyelidiki suatu gejala dengan mendetail
karena hanya sebatas menguji hubungan.
d. Metode Epidemiologik
Studi kasus banyak digunakan dalam penelitian psikologi abnormal. Metode studi kasus
bahkan dapat mempengaruhi perkembangan teori serta cara menangani perilaku yang
abnormal.
J.Manfaat Psikologi Abnormal
2. Psikologi abnormal dapat dimanfaatkan dalam bidang konseling dan psikiatri untuk
membantu memahami subyek atau klien.
4. Individu yang mengalami abnormalitas dapat melakukan fungsi sosial dengan normal
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belumlah sempurna, untuk itu kami
menyarankan kiranya pembaca bisa menambah materi dari referensi lain untuk
memperkaya isi makalah ini
.
DAFTAR PUSTAKA
http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/konsepsi-psikologi-
abnromal.htmlhttp://peearlss.blogspot.com/2012/02/normal-vs-
abnormal.htmlhttp://psychologious.blogspot.com/2012/02/ciri-ciri-
abnormal.html(Dyah Kusbiantari
dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 16 November
2012).(Dyah Kusbiantari dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses
tanggal 16 November 2012).(Dyah Kusbiantari
dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 16 November
2012).http://jainiyubmee.blogspot.com/2011/04/makalah-perilaku-
abnormal.htmlhttp://abdulanwarannur.blogspot.com/2013/01/makalah-kelompok-7-
psikologi-abnormal.htmlhttp://anzarallexander.blogspot.com/2013/01/normal-0-
false-false-false-en-us-x-none.html