Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR PSIKOLOGI ABNORMAL

Dosen Pengampu:Risna Rogamelia,M.Pd

Disusun Oleh:

-Afni Rahmayanti(2041040003)

-Annisa Putri Laraati(2041040014)

-Febriani Rahma Safitri(2041040042)

-Muhammad Naufal Azam(2041040086)

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “konsep dasar psikologi Abnormal”. Alhamdulillah
shalawat serta salam tidak hentinya kita haturkan untuk baginda kita Nabi Muhammad SAW.
Yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis bisa menyusun makalah
terkait dengan Konsep Dasar Konseling Individu ini tepat pada waktunya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Konseling
Individu ibu Risna Rogamelia,M.Pd Yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
penulis bisa menambah wawasan terkait dengan judul yang telah dipaparkan di atas. Yang kami
harapkan dengan makalah ini dibuat agar bisa bermanfaat bagi para pembaca atau bisa
menambahkan ilmu khusus nya untuk teman di kelas BKI A ini agar pola pikirnya semakin
bertambah dan tidak mati.

Dan kami sebagai penulis memohon maaf apabila dalam penulisan ataupun pemaparan materi
banyak kekurangannya, karena kita semua sama sama belajar untuk menjadi yang lebih baik
lagi dan dengan lapang hati menerima kritik dan sarat terkait makalah Konsep Dasar Konseling
Individu ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
D. Metode Penelitian ............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian psikologi abnormal ........................................................................................ 5


B. ruang lingkup ............................................................................... 6
C. macam-macam gejala abnormal pada anak dan remaja ........................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 14
B. Saran .............................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15


BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang psikologi dalam bidang klinis dimana ia
mempelajari pola perilaku abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang
yang mengalami abnormalitas. Cakupan psikologi abnormal lebih luas dari sekedar gangguan
psikologi. Studi mengenai gangguan mental secara umum dikaitkan dengan perspektif model
medis (medical model). Model ini menganggap perilaku abnormal adalah efek dari gangguan
atau penyakit yang menjadi dasar dari model itu sendiri.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola perilaku abnormal ?


2. Apa tujuan adanya psikologi abnormal?
3. Apa tujuan adanya psikolgi abnormal?
4. Apa konsep abnormalitas?
5. Apa saja ruang lingkup psikologi abnormal?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui psikolgi abnormal


2. Untuk Mengetahui teknik psikologi abnormal.
3. Untuk Mengetahui Perkembangan psikologi abnormal.
4. Untuk Mengetahui metode psikologi abnormal .
5. Untuk Mengetahui teori psikologi abnormal
BAB II

PEMBAHASAN

A.perilaku abnormal dalam psikologi abnormal


adalah mentaldisorder, perilaku maladaptive, emotional discomfort, mental illness,
psikopatology dan gangguan mental.Pengertian Psikologi Abnormal menurut Para Ahli:

 Menurut Singgih Dirgagunarsa, Psikologi abnormal atau disebut juga psikopatologi


merupakan bidang psikologi yang kaitannya dengan hambatan atau kelainan
kepribadian, dimana ini menyangkut isi dan proses kejiwaan.
 Menurut Kartini Kartono, Psikologi abnormal merupakan cabang ilmu psikologi yang
menyelidiki bentuk abnormalitas jiwa dan gangguan mental.

B. Terdapat dua pokok definisi psikologi abnormal, yaitu:

 Psikologi abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang dikhususkan dalam bidang
tertentu terutama membahas abnormalitas
 Psikologi abnormal membahas bentuk gangguan dan kelainan baik itu proses
(penyebab, manifestasi serta akibat) maupun isi.

C.Pendekatan Psikologi Abnormal

Konsep abnormalitas dapat ditinjau dari beberapa sisi, seperti berikut ini:

1. Statistical infrequency

Perspektif ini menggunakan pengukuran statistik dalam mendefinisikan konsep


abnormalitas.Abnormalitas menurut konsepsi statistik biasanya digunakan dalam bidang
psikologi atau bidang medis. Sebagai contoh dalam pengukuran intelegensi, ketrampilan
membaca, tekanan darah, berat badan dan sebagainya.

2. Unexpectedness

Perilaku abnormal dengan pendekatan ini didefinisikan debagai suatu reflek atau bentuk
dari respon yang tidak diharapkan akan terjadi. Respon seperti cemas dengan tiba-tiba saat
berada dalam tengah suasana dimana keluarga berbahagia atau repon kekhawatiran akan
ekonomi keluarga sementara keadaan ekonomi keluarga tengah sangat baik. Respon-respon
ini tidak diharapkan terjadi masuk dalam perilaku abnormal.
3. Personal distress

Perilaku akan dianggap sebagai abnormal jika perilaku menimbulkan penderitaan bagi
individu atau perilaku tersebut menyengsarakan individu. Dalam konsep ini, tidak semua
kesakitan dan penderitaan dikatakan abnormal, seperti sakit karena suntikan.

4. Violation of norms

Konsep ini mendefinisikan perilaku abnormal dengan mengkaitkannya dengan konteks


sosial di lingkungan perilaku tersebut. Konsep ini mempertimbangkan relatifitas perilaku
dengan norma masyarakat dan budaya yang ada dalam lingkungan dan pada saat yang sama.

5. Disablitity

Abnormalitas dapat menyebabkan individu kesulitan dalam mencapai tujuan. Abnormalitas


dapat mengakibatkan kesulitan mengoptimalkan fungsi akademik bagi pemakai
narkoba.Ketidakmampuan ini menyebabkan pemakaian narkoba disebut sebagai
abnormalitas. Konsep ini tidak menjelaskan dengan gamblang apakah orang abnormal akan
mengalami disability.

D.Konsep abnormalitas juga dapat ditinjau dari beberapa hal berikut ini:

 Menurut konsep statistic

Konsep ini sama dengan Statistical infrequency. Sesuatu gejala dikatakan abnormal jika
mengalami penyimpangan dari mayoritas atau kurva. Konsep ini menyatakan bahwa
simpangan dari kurva normal merupakan abnormal, seperti idiot dan jenius sama-sama
abnormal namun berbeda sisi.

 Menurut konsepsi penyesuaian diri

Jika seseorang mampu menangani masalah atau berhasil dalam menangani masalah, maka
ia dikatakan memiliki penyesuaian yang baik.

 Menurut konsepsi patologis

Perilaku individu akan dinyatakan tidak normal jika ditemukan simptom-simptom klinis
tertentu. Simptom-simptom tersebut contohnya adalah obsesi, halusinasi, fobia dan
sebagainya.

 Menurut kematangan pribadi

Seseorang dikatakan normal dalam konsep ini jika individu menunjukkan kematangan
pribadi.
 Menurut konsepsi Sosio-kultural

Masyarakat selalu memiliki norma dan nilai yang digunakan dalam mengatur perilaku
anggotanya.

E.Teori Psikologi Abnormal

 Psikodinamika

Model Psikodinamika diajukan oleh Sigmund Freud. Model ini disebut juga sebagai
psychoanalyic theory atau teori psikoanalisis. Psikodinamika meyakini bahwa terdapat tiga
struktur dalam kepribadian yaitu id, ego dan superego. Ketiga struktur ini menjadi
kekuatan yang saling bertentangan.

 Behaviorisme

Model behaviorisme disebut juga sebagai model belajar. Teori ini dikemukkan oleh John B.
Watson dan Ivan Pavlov. Model ini meyakini adanya peran dari belajar untuk menjelaskan
perilaku baik itu perilaku normal maupun abnormal.

 Kognitif-Sosial

Albert Bandura, Walter Mischel dan Julian B Rotter menjadi kontributor teori kognisi-sosial.
Teori ini berfokus pada peranan kognisi atau proses berpikir belajar dengan melalui
pengamatan ataupun modeling dari perilaku manusia lain.

 Humanistik

Teori Humanistik dikemukakan oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers. Berdasarkan teori
ini, ada dorongan untuk mencapai self actualization atau aktualisasi diri.

 Kognitif

Teori kognitif digunakan dalam pola perilaku abnormal adalah model yang dikembangkan
oleh Psikiater Aaron Beck dan Psikolog Albert Ellis. Model ini menggunakan pendekatan
pemrosesan informasi untuk menjelaskan pola perilaku abnormal.

 Diatesis Stres

Diatesis merupakan suatu predisposisi atau kerentanan pada gangguan tertentu. Teori
diatesis stres menjelaskan bahwa masalah – masalah yang terjadi dari perilaku abnormal
meliputi interaksi antara peristiwa dan kerentanan.
F.Ruang Lingkup Psikologi Abnormal

 Assesment

Asessment adalah suatu proses dimana informasi mengenai subyek atau klien dikumpulkan.
Assesmen bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan informasi yang mendetil tentang
seseorang. Informasi dari assesmen juga digunakan untuk mengambil keputusan yang akan
disampaikan. Assesmen dilakukan melalui beberapa langkah antara lain survey, riset,
observasi, eksperimen, pengembangan teori dan studi kasus klinis.

 Intervensi

Intervensi adalah upaya yang dilakukan untuk mengubah beberapa aspek dari seseorang
seperti pikiran, perilaku dan perasaan.

 Penelitian

Penelitian dalam psikologi abnormal dilakukan untuk membuktikan kebenaran teori serta
bagaimana praktek dari teori. Penelitian psikologi abnormal juga dilakukan untuk
memahami keunikan individu mulai dari perasaan, perilaku dan pikiran.

G.Perkembangan Abnormalitas

 Penyebab Primer

Primary cause atau penyebab primer adalah kondisi dimana ada suatu gangguan yang
muncul dan menyebabkan abnormalitas.

 Penyebab Predisposing

Penyebab predisposing digunakan untuk menyebutkan kondisi yang dapat memicu


terjadinya gangguan.

 Penyebab Pencetus

Penyebab ini digunakan untuk menyebutkan suatu kondisi yang tidak dapat ditahan oleh
individu sehingga gangguan muncul.

 Reinforcing Cause

Reinforcing cause atau penyebab yang menguatkan digunakan untuk menyebutkan suatu
kondisi dimana seseorang mempertahankan perilaku maladatif.
H.Hubungan dari Faktor Penyebab

Biasanya gangguan perilaku tidak hanya disebabkan oleh penyebab tunggal. Ada serangkaia
faktor dan penyebab yang membuat kompleksitas. Menurut Sumber Asal:

 Faktor Biologis

Keadaan fisik atau biologis dapat berpengaruh pada abnormalitas seseorang. Faktor
biologis dapat mempengaruhi segala aspek dalam diri individu seperti kecerdasan, daya
tahan dan sebagainya.

 Faktor Sosiokultural

Faktor sosiokultural berhubungan dengan tuntutan masyarakat yang menimbulkan tekanan


bagi diri individu. Tekanan ini selanjutnya dapat menimbulkan gangguan.

 Faktor Psikososial

Faktor psikososial diklasifikasikan menjadi beberapa hal seperti adanya trauma pada masa
anak, deprivasi parental, struktur keluarga patogenik dan hubungan anak dan orang tua
yang patogenik.

1. Adanya trauma pada masa anak-anak.

Trauma psikologis pada masa kanak-kanak dapat menjadi pengalaman yang buruk.
Pengalaman ini dapat menghambat rasa mampu, harga diri serta rasa aman yang dapat
memunculkan luka psikologis. Bahkan trauma psikologi sdapat dibawa hingga dewasa oleh
anak-anak sehingga menimbulkan kondisi dan perilaku tertentu yang mengarah pada
abnormalitas.

2. Hubungan anak dan orangtua yang patogenik

Hubungan antara orang tua dengan anak yang tidak serasi dapat menimbulkan
abnormalitas terutama masalah atau gangguan tertentu pada anak.

3. Deprivasi parental

Deprivasi parental merupakan suatu kondisi dimana anak tidak mendapat kesempatan
merasakan rangsangan emosi orang tua.

4. Stres berat.

Stres sebenarnya dibutuhkan oleh semua orang, namun stres yang berlebihan dan menekan
secara psikologis dapat memicu berbagai gejala seperti konflik nilai, frustasi dan tekanan
hidup. Hal-hal ini dapat memunculkan perilaku yang abnormal pada individu.
5. Struktur keluarga patogenik.

Struktur keluarga juga dapat memicu kemunculan abnormalitas. Keluarga menentukan


corak komunikasi antar anggota keluarganya. Jika pola komunikasi dalam keluarga kurang
sehat maka pola gangguan perilaku dapat muncul di sebagian anggotanya.

I. Obyek Kajian Psikologi Abnormal

a. Gangguan Kecemasan dan Peristiwa Traumatis

Kecemasan merupakan sesuatu yang normal, kecemasan dikatakan sebagai gangguan jika
individu tidak mampu mengatasi kecemasan padahal mayoritas orang dapat menangani
kecemasan tersebut tanpa kesulitan.

Berdasarkan DSM IV gangguan kecemasan, meliputi:

 Gangguan panik dengan agoraphobia.


 Gangguan panik tanpa agoraphobia.
 Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik.
 Phobia sosial.
 Phobia spesifik.
 Gangguan stres pasca traumatik.
 Gangguan stres akut.
 Gangguan obsesif-kompulsif.
 Gangguan kecemasan umum.
 Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi.

b. Gangguan Suasana Perasaan

Gangguan suasana perasaan mengacu pada gejala yang dapat menimbulkan perubahan
suasana perasaan seseorang dengan ekstrim, perubahan suasana perasaan ini dapat
bertahan dalam jangka waktu lama sehingga menganggu tanggungjawab normal. Beberapa
jenis gangguan perasaan adalah sebagai berikut:

 Episode maniac.
 Unipolar atau gangguan depresi.
 Gangguan distimik.
 Gangguan bipolar atau perubahan mood.
 Gangguan siklotimik.
 Kehilangan.
 Bunuh diri.

c. Gangguan kepribadia
Gangguan kepribadian merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kondisi dimana
cara memahami situasi, cara berpikir dan hubungan individu dengan oranglain tidak
berfungsi. Gangguan kepribadian memiliki potensi untuk merusak diri sendiri dan individu
dapat berperilaku acuh pada situasi disekitarnya. Berikut ini beberapa jenis gangguan
kepribadian:

 kepribadian paranoid, skizoid, skizotipe.


 kepribadian histrionik, narcisistik, antisosial.
 kepribadian aviodan, tergantung, kompulsif, agresif pasif.

d. Gangguan Perkembangan Anak

Gangguan perkembangan kanak adalah gangguan yang dapat dialami di masa kanak-kanak,
dimana perkembangan anak tidak sesuai dengan usianya dan tidak seperti anak-anak
seusianya.

e. Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunaan zat digunakan untuk menyebutkan perilaku dengan mengkonsumsi zat


tertentu yang beresiko membahayakan diri sendiri dan orang lain. Penyalahgunaan zat
adalah pola berulang yang bersifat merusak.

f. Gangguan Schizophrenia

Schizophrenia merupakan gangguan psikologis yang membuat penderita mengalami


beberapa hal seperti perubahan perilaku, halusinasi, delusi dengan membuat pikirannya
kacau. Penderita schizophrenia kesulitan dalam membedakan pikirannya sendiri dan
kenyataan.

g. Gangguan Somatoform dan Disasosiatif

Gangguan somatoform adalah gangguan yang memberikan dampak pada gejala fisik. Orang
dengan gangguan somatoform dapat merasa pusing, mual, nyeri dan sebagainya namun
tidak ada penjelasan medis. Terkadang keluhan somatik bisa sangat parah dan mengganggu.
Jenis gangguan somatoform antara lain:

 Somatization Disorder.
 Pain Disorder.
 Body Dysmorphic Disorder.
 Conversion Disorder.
 Hypochondriasis.
h. Gangguan Perilaku Makan dan Tidur

Pola makan yang terganggu adalah karakteristik gangguan makan. Pola makan menjadi
maladaptif. Jenis gangguan makan antara lain anoreksia nervosa, bulimia nervosa dan
gangguan makan lainnya. Gangguan tidur mengacu pada pola tidur yang bermasalah.
Gangguan tidur dibagi menjadi dua katergori yaitu dissomnia dan parasomnia.

Metode dalam Psikologi Abnormal

a. Metode Observasi Naturalistik

Metode observasi naturalistik merupakan metode yang digunakan untuk mengamati


perilaku di tempat dimana perilaku terjadi dan secara natural. Peneliti mengamati perilaku
subyek secara alami dan tanpa ada situasi yang dibuat-buat.

b.Metode Eksperimental

Metode eksperimental memungkinkan peneliti untuk menyelidiki hubungan kausal.

c. Metode Korelasional

Metode korelasi digunakan dengan melakukan pengukuran statistik antara dua atau lebih
variabel. Pada metode ini peneliti dapat melihat hubungan antara dua atau lebih variabel.
Kelemahan dari metode ini peneliti tidak dapat menyelidiki suatu gejala dengan mendetail
karena hanya sebatas menguji hubungan.

d. Metode Epidemiologik

Metode epidemiologik memungkinkan peneliti untuk menganalisis perilaku dari berbagai


kelompok populasi atau berbagai setting.

e. Metode Studi Kasus

Studi kasus banyak digunakan dalam penelitian psikologi abnormal. Metode studi kasus
bahkan dapat mempengaruhi perkembangan teori serta cara menangani perilaku yang
abnormal.
J.Manfaat Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Mempelajari psikologi abnormal, maka individu akan mendapatkan pemahaman dan


pengetahuan mengenai jenis, gejala, pencegahan, penyebab dan penanganan dari perilaku
abnormal.

2. Psikologi abnormal dapat dimanfaatkan dalam bidang konseling dan psikiatri untuk
membantu memahami subyek atau klien.

3. Bagi konselor, pemahaman mengenai psikologi abnormal dapat membantu dalam


melakukan penanganan dan pencegahan gangguan psikologis pada peserta didik.

4. Individu yang mengalami abnormalitas dapat melakukan fungsi sosial dengan normal

5. Psikologi abnormal juga memiliki manfaat bagi keilmuannya, antara lain


mengembangkan metode intervensi, penelitian serta berbagai alat bantu untuk
memudahkan intervensi klinis pada subyek yang teridentifikasi mengalami abnormalitas.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Makalah psikologi abnormal dalam model-model bentuk abnormalitas yang khusus


membahas perilaku-perilaku abnormal manusia. Karenabanyak yang harus
dipertimbangkan antara lain dari sudut pandang penyebab perilaku
abnormal,pencegahan dan penanganannya.
B.Saran

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belumlah sempurna, untuk itu kami
menyarankan kiranya pembaca bisa menambah materi dari referensi lain untuk
memperkaya isi makalah ini

.
DAFTAR PUSTAKA

http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/konsepsi-psikologi-
abnromal.htmlhttp://peearlss.blogspot.com/2012/02/normal-vs-
abnormal.htmlhttp://psychologious.blogspot.com/2012/02/ciri-ciri-
abnormal.html(Dyah Kusbiantari
dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 16 November
2012).(Dyah Kusbiantari dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses
tanggal 16 November 2012).(Dyah Kusbiantari
dalam http://kusbiantari.blogspot.com/2012 diakses tanggal 16 November
2012).http://jainiyubmee.blogspot.com/2011/04/makalah-perilaku-
abnormal.htmlhttp://abdulanwarannur.blogspot.com/2013/01/makalah-kelompok-7-
psikologi-abnormal.htmlhttp://anzarallexander.blogspot.com/2013/01/normal-0-
false-false-false-en-us-x-none.html

Anda mungkin juga menyukai