Anda di halaman 1dari 14

GANGGUAN PERILAKU

ABNORMAL

Dosen Pengajar :

Ernawati, S.Psi., M.Si

Anggota Kelompok 8:
1. Dinda Juwita (232313008)
2. Jhovan Hery Prasetyo (232313031)
3. Meta (232313015)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNGPINANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
‘‘Gangguan Perilaku Abnormal’’ tepat pada waktunya. Adapun pembuatan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi.

Penyusun memahami jika makalah ini masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami. Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi pembaca maupun
penyusun.

Tanjungpinang, 25 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................6
2.1 Gangguan Perilaku Abnormal....................................................................................... 6
2.2 Berbagai Perspektif tentang Perilaku Abnormal............................................................6
2.3 Faktor Penunjang Perilaku Abnormal............................................................................7
2.4 Faktor Sosiokultural dalam Assessment Perilaku Abnormal......................................... 7
2.5 Penggolongan Perilaku Abnormal................................................................................. 8
2.6 Ciri-ciri DSM................................................................................................................ 10
2.7 Macam-Macam Kepribadian yang Abnormal.............................................................. 10
2.8 Assessment Neuropsikologi........................................................................................ 11
2.9 Usaha Pencegahan Abnormalitas............................................................................... 12
BAB III PENUTUP................................................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikologi abnormal merupakan salah satu cabang dalam ilmu psikologi yang
berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang
yang mengalaminya, sehingga para ahli kesehatan mental menggunakan berbagai
kriteria dalam membuat keputusan tentang apakah suatu perilaku dapat dikatakan
abnormal atau tidak. Sistem klasifikasi yang paling umum digunakan saat ini adalah
pengembangan dan perluasan dari Kraepelin : Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiantric Association.
DSM ini menggolongkan pola perilaku abnormal sebagai gangguan mental atas dasar
kriteria diagnostik yang spesifik.

Psikologi abnormal dipelajari dengan harapan dapat diperoleh pengetahuan dan


pemahaman tentang seluk beluk kelainan jiwa (jenis, gejala, penyebab, cara mencegah
dan menanganinya). Pengetahuan dan pemahaman mengenai hal tersebut diperlukan
dalam bidang psikiatri dan bimbingan dan konseling. Dengan memiliki pengetahuan
dan pemahaman mengenai seluk belukkelainan jiwa diharapkan dapat bermanfaat bagi
upaya pencegahan dan penanganan gangguan jiwa yang mungkin terjadi pada peserta
didik dan dibahas secara ringkas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu gangguan perilaku abnormal?


2. Bagaimana perspektif tentang perilaku abnormal?
3. Faktor apa saja yang menjadi penunjang perilaku abnormal?
4. Bagaimana faktor sosiokultural dalam assessment perilaku abnormal?
5. Bagaimana penggolongan perilaku abnormal?
6. Apa saja ciri-ciri DSM?
7. Apa saja macam-macam perilaku abnormal?
8. Bagaimana penjelasan tentang assessment neuropsikologi?
9. Bagaimana cara mencegah terjadinya perilaku abnormal?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian gangguan perilaku abnormal.


2. Mengetahui bagaimana perspektif perilaku abnormal.
3. Mengetahui faktor penunjang perilaku abnormal.
4. Memahami faktor sosiokultural dalam assessment abnormal.
5. Memahami penggolongan perilaku abnormal.
6. Mengetahui ciri-ciri DSM.
7. Mengetahui macam-macam perilaku abnormal.

4
8. Mengetahui penjelasan tentang assessment neuropsikologi.
9. Memahami cara mencegah terjadinya perilaku abnormal.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gangguan Perilaku Abnormal

Gangguan Perilaku adalah suatu kondisi kejiwaan yang menyerang anak-anak


dan remaja yang melibatkan pola perilaku agresif dan tidak patuh yang konsisten.
Penyakit ini menyerang anak-anak dan remaja dan dapat diobati dengan berbagai
bentuk psikoterapi (terapi bicara). Gangguan perilaku adalah suatu kondisi kesehatan
mental yang melibatkan pola berpikir, perilaku, suasana hati, dan hubungan dengan
orang lain yang berlangsung lama dan mengganggu. Kebanyakan gangguan
kepribadian dimulai pada masa remaja ketika kepribadian semakin berkembang dan
matang. Akibatnya, hampir semua orang yang terdiagnosis gangguan kepribadian
berusia di atas 18 tahun.

Perilaku abnormal adalah perilaku yang tidak biasa, berbeda dari norma sosial,
dan dapat menyebabkan gangguan dalam kehidupan seseorang. Berikut adalah
pemaparan mengenai pengertian perilaku abnormal menurut para ahli.

1. Sigmund Freud : Menurut Freud, perilaku abnormal adalah hasil dari konflik antara
bagian-bagian individu, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku abnormal dapat
timbul akibat mekanisme pertahanan yang tidak sehat, seperti represi atau sublimasi.
2. B.F. Skinner : Skinner memandang perilaku abnormal sebagai produk dari
pembelajaran dan lingkungan. Ia berpendapat bahwa perilaku yang tidak diinginkan
bisa diubah melalui penguatan atau negatif, serta proses pembelajaran yang tepat.
3. Carl Rogers : Rogers berfokus pada konsep-konsep psikodinamika. Menurutnya,
perilaku abnormal terjadi ketika individu mengalami ketidaksesuaian antara
pengalaman diri (self-concept) dan kenyataan. Terapi rogersian, seperti terapi
konseling, berusaha membantu individu mencapai kongruensi antara kedua hal
tersebut.
4. David Rosenhan : Rosenhan mengajukan pandangan baru tentang perilaku abnormal
melalui eksperimen terkenalnya yang disebut "On Being Sane in Insane Places." Ia
menyatakan bahwa label perilaku abnormal sering kali dapat menimbulkan stereotip
dan bias dalam masyarakat.

2.2 Berbagai Perspektif tentang Perilaku Abnormal

- Menurut perspektif Biologis, gangguan neurotransmitter dalam otak diketahui


memiliki peran penting dalam munculnya pola perilaku abnormal.
- Menurut perspektif Psikodinamika : Orang dengan gangguan psikologis, tidak ada
keseimbangan di antara struktur psikisnya. Beberapa impuls bawah sadar mungkin
bocor atau membuat perlindungan pada diri dengan sangat kuat.
- Menurut perspektif Behaviorisme : Perilaku abnormal, terjadi karena individu
mempelajari perilaku yang tidak adaptif dan tidak sesuai.

6
- Perspektif Humanistik : Perilaku abnormal adalah perkembangan konsep self yang
terganggu, Konsep self yang terdistorsi membuat individu menjadi asing dengan diri
mereka yang sebenarnya.
- Perspektif kognitif menganggap terdapat hambatan atau distorsi / kesalahan
penyimpanan, pengambilan atau manipulasi informasi.
- Perspektif Sosiokultural : Penyebab perilaku abnormal adalah kegagalan masyarakat
bukan kegagalan individu, dan lain-lain.

2.3 Faktor Penunjang Perilaku Abnormal

Para peneliti tidak yakin apa sebenarnya yang menyebabkan gangguan perilaku
(CD), tapi mereka berpendapat bahwa ini adalah kombinasi kompleks antara faktor
genetik/biologis, faktor lingkungan.

Faktor genetik/biologis :

1. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ciri-ciri CD tertentu dapat diturunkan,


termasuk perilaku antisosial, impulsif, temperamen, agresi, dan ketidakpekaan
terhadap hukuman.
2. Kadar testosteron yang tinggi berhubungan dengan agresi.
3. Cedera otak traumatis , kejang , dan kerusakan saraf dapat menyebabkan agresi.

Faktor orang tua, keluarga dan lingkungan :

1. Orang tua dari remaja penderita CD sering kali terlibat dalam penggunaan narkoba
dan perilaku antisosial. Mereka juga sering didiagnosis menderita ADHD, gangguan
mood , skizofrenia , atau gangguan kepribadian antisosial.
2. Lingkungan rumah yang tidak memiliki struktur dan pengawasan yang memadai
serta seringnya konflik antar orang tua dapat menyebabkan perilaku maladaptif pada
anak yang dapat berujung pada CD.
3. Anak-anak yang sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga lebih mungkin
mengembangkan CD.
4. Hidup di lingkungan sosial dan ekonomi yang rendah dengan kepadatan penduduk
dan pengangguran menyebabkan tekanan ekonomi dan sosial karena kurangnya pola
asuh yang memadai. CD mempengaruhi lebih banyak anak-anak yang tinggal di
lingkungan ekonomi rendah dibandingkan tidak.
5. Ketersediaan obat-obatan dan meningkatnya kejahatan di lingkungan tempat tinggal
anak meningkatkan risiko mereka terkena CD.

2.4 Faktor Sosiokultural dalam Assessment Perilaku Abnormal

Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang
dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan
berbagai bentuk gangguan seperti :

a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan.

7
b. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti
menjaditentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan
tertentu sepertiberdasarkan agama, ras, suku dll.

2.5 Penggolongan Perilaku Abnormal

● Hippocrates : penggolongan perilaku abnormal atas dasar teori cairan tubuh.


● Emil Kraepelin : penggolongan atas dasar simptom atau karakteristik pembeda.
● DSM : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders I-IV th 2000 TR
(American Psychiatric Association)
● PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa I-III (1993)

Berdasarkan 4 metode diatas, terdapat beberapa golongan perilaku abnormal, yaitu :

1. Gangguan Kecemasan

Suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa


sesuatu yang buruk akan terjadi. Termasuk gangguan kecemasan umum, fobia,
gangguan panik, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD). Penderita mengalami
kecemasan yang berlebihan dan mengganggu dalam situasi tertentu.

Tipe - Tipe Gangguan Kecemasan :

1. Agorafobia : Ketakutan di tempat umum


2. Gangguan panic tanpa agoraphobia
3. Gangguan panic dengan agoraphobia
4. Gangguan kecemasan menyeluruhFobia Spesifik
5. Fobia Sosial
6. Gangguan Obsesif Kompulsif
7. Gangguan Stress pasca Trauma
8. Gangguan Stress Akut

2. Gangguan Mood

Kondisi keadaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita.
Orang dengan gangguan mood akan mengalami gangguan mood yang luar biasa
parah atau berlangsunglama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi
dalam memenuhi tanggung jawab secara normal. Gangguan mood seperti depresi
mayor dan gangguan bipolar, di mana perubahan mood menjadi sangat ekstrem dan
memengaruhi suasana hati dan energi.

Tipe – Tipe Gangguan Mood :

1. Gangguan Depresi Mayor


2. Gangguan Distimik

8
3. Gangguan Bipolar
4. Gangguan Siklotimik

3. Gangguan Makan

Gangguan makanan ini seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge
eating disorder (gangguan makan berlebihan).

4. Gangguan Kepribadian

Pola Perilaku atau cara berhubungan dengan orang lainyang benar-benar kaku.
Kekakuan mereka menghalangi untukmenyesuaikan diri dengan ketentuan eksternal.
Seperti gangguan kepribadian borderline, antisosial, dan narsistik, yang
memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dan merespons situasi
tertentu.

Tipe – Tipe Gangguan Kepribadian

1. Gangguan kepribadian yang ditandai dengan perilaku aneh.


2. Gangguan kepribadian paranoid.
3. Gangguan kepribadian schizoid.
4. Gangguan kepribadian antisocial.
5. Gangguan kepribadian ambang.
6. Gangguan kepribadian histronik.
7. Gangguan kepribadian Narsistik.
8. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif

5. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Zat

Penyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang menghasilkan


konsekuensi yang merusak. Penyalahgunaan zat dapat berlangsung untuk periode
waktu yang panjang dan meningkat menjadi ketergantungan zat.

6. Gangguan Identitas Gender

Bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah seorang pria atau wanita.


Identitas gendersecara normal didasarkan pada anatomi gender. Namun pada
gangguan identitas gender terjadikonflik antara anatomi gender seseorang dengan
odentitas gendernya.

7. Skizofrenia

Gangguan psikologis yang berhubungan dengan gila atau sakit mental. Hal ini
seringmenimbulkan rasa takut. Skizofrenia menyerang jati diri seseorang, memutus
hubungan yangerat antara pemikiran dan perasaan serta mengisinya dengan persepsi
yang terganggu, ide yangsalah dan konsepsi yang tidak logis. Skizofrenia biasanya
berkembang pada masa remaja akhiratau dewasa awal tepat pada saat orang mulai

9
keluar dari keluarga menuju dunia luar. Orang yang mengidap skizofrenia semakin
lama semakin terlepas dari masyarakat.

8. Gangguan Abnormal Pada Anak dan Remaja

Gangguan Perkembangan Pervasif. Menunjukkan gangguan fungsi dari


berbagai area perkembangan. Gangguan ini menjadi tampaknyata pada tahun –
tahun pertama kehidupan.

Autisme

1. ADHD
2. Retardasi Mental
3. Gangguan Belajar
4. Gangguan komunikasi
5. Gangguan Eliminasi

2.6 Ciri-ciri DSM

1. Menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik.


- Klinisi mendiagnosis dengan cara mencocokkan menggambarkan pola perilaku
abnormal tertentu.
- Kriteria diagnostik di deskripsikan melalui ciri-ciri esensial (kriteria yang harus
ada supaya diagnosis dapat ditegakkan) dan ciri-ciri asosiatif (kriteria yang
sering diasosiasikan dengan gangguan tapi tidak esensial dalam penegakkan
diagnostik.
2. Pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dikelompokkan
menjadi satu.
- Tidak berdasarkan spekulatif teoritis tentang penyebabnya
- Pola perilaku yang ditandai dengan kecemasan digolongkan sebagai gangguan
kecemasan (GAD), dsb
3. Sistem Multiaksial

DSM memakai suatu sistemmemakai suatu sistem assessment yang assessment


yang multiaksial multiaksial atau multidimensional yang menyediakan jangkauan
informasi yang luas tentang fungsi individu, tidak hanya suatu diagnosis saja.

2.7 Macam-Macam Kepribadian yang Abnormal

Ada pula gangguan perilaku abnormal yang dapat tergolong ke dalam macam –
macam abnormalitas dalam psikologi sebagai berikut:

1. Gangguan kecemasan atau anxiety disorder

Merasa cemas pada suatu waktu adalah suatu hal yang wajar, namun beberapa
orang akan mengalami kecemasan yang abnormal apabila terjadi dalam satu situasi

10
yang dapat diatasi oleh kebanyakan orang dengan mudah. Dalam gangguan ini
seseorang tidak dapat melakukan cara menghilangkan kecemasan atau cara
mengatasi anxiety disorder dengan proporsional, dan juga cara mengatasi kecemasan
menurut psikologi. Perasaan cemas akan menjadi fokus utama dan juga serangan
panik.

2. Gangguan panik atau panic attacks

Keadaan ini berupa rasa prihatin atau teror yang meluap – luap dan perasaan
tidak berdaya bahwa dirinya akan mampu menangani situasi tersebut dan merasa
bahwa akan terjadi sesuatu yang mengerikan. Gejala serangan panik berupa jantung
berdebar, kehabisan nafas, berkeringat banyak, gemetaran, pusing dan mual, akibat
aktifnya bagian simpatetik dari saraf otonomik.

3. Gangguan obsesif kompulsif

Obsesi adalah gangguan terus menerus yang berasal dari suatu pikiran yang
tidak diinginkan, sedangkan kompulsi adalah desakan yang kuat dan tidak tertahan
untuk melakukan hal tertentu. Orang yang mengalami gangguan obsesif kompulsif
biasanya merasa sangat terganggu tapi tidak dapat menghentikan hal tersebut atau
menghilangkannya dari pikirannya. Misal, ketakutan terhadap kuman membuatnya
mencuci tangan berkali – kali sampai merasa bersih.

2.8 Assessment Neuropsikologi

Assessment neuropsikologis (neuropsychological) digunakan untuk mengevaluasi


apakah problem psikologis merefleksikan kerusakan neurologis atau defek otak yang
mendasarinya. Neuropsikologi berhubungan dengan relasi antara otak dan perilaku.

Ketika diduga adanya hendaya neurologis,suatu evaluasi neurologis mungkin


diajukanoleh seorang neurolog (seorang dokter yang mengkhususkan
gangguan-gangguan pada sistem saraf). Seorang neuropsikolog klinis mungkin pula
dimintai konsultasi untuk mengadministrasikan teknik assessment neuropsikologis,
sepertiobservasi perilaku dan tes psikologis, untuk mengungkapkan tanda-tanda
kemungkinanadanya kerusakan otak.

Hasil pengujian neuropsikologis selaindapat menunjukkan bahwa


pasienmenderita kerusakan otak dapat juga menunjukkan bagian-bagian dari otak yang
terkena.

Salah satu tes neuropsikologis yang pertama dikembangkan adalah Bender Visual
Motor Gestalt Tes. “Tes Bender” terdiri dari figur geometris yang menggambarkan
berbagai prinsip persepsi Gestalt. Klien diminta untuk menyalin sembilan
desaingeometris. Tanda-tanda kerusakan otak mencakup rotasigambar, distorsi bentuk
dan ketidak tepatan dalam menilai ukuran gambar dalam hubungannya satu sama lain.

11
2.9 Usaha Pencegahan Abnormalitas

Usaha Pencegahan Terjadinya Abnormalitas Kepribadian :

1. Hindari konflik batin yang berasal dari diri sendiri maupun lingkungan
2. Upayakan untuk selalu memelihara kebersihan jiwa, hati nurani yaitu dengan
kejujuran, tidak iri dengki dan tidak berfikir negatif
3. Upayakan segala tingkah laku sesuai dengan norma dan etika yang ada di
masyarakat
4. Dalam kehidupan berusaha melatih, membiasakan dan menegakkan disiplin dalam
segala hal
5. Melatih berfikir positif dan berbuat wajar tanpa menggunakan mekanisme
pertahanan diri dan pelarian negatif
6. Berani dan mampu mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi dengan kemauan dan
usaha konkrit dan rasional

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gangguan perilaku adalah suatu kondisi kesehatan mental yang melibatkan pola
berpikir, perilaku, suasana hati, dan hubungan dengan orang lain yang berlangsung
lama dan mengganggu. Perilaku abnormal adalah perilaku yang tidak biasa, berbeda
dari norma sosial, dan dapat menyebabkan gangguan dalam kehidupan seseorang.
Menurut perspektif Biologis, gangguan neurotransmitter dalam otak diketahui memiliki
peran penting dalam munculnya pola perilaku abnormal. Menurut perspektif
Behaviorisme : Perilaku abnormal, terjadi karena individu mempelajari perilaku yang
tidak adaptif dan tidak sesuai. Para peneliti berpendapat bahwa perilaku abnormal
adalah kombinasi kompleks antara faktor genetik/biologis, faktor lingkungan.
Berdasarkan 4 metode diatas, terdapat beberapa golongan perilaku abnormal. Ciri-ciri
DSM adalah menggunakan kriteria diagnostik yang spesifik, pola perilaku abnormal
yang mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dikelompokkan menjadi satu, dan Sistem
Multiaksial. Ada pula gangguan perilaku abnormal yang dapat tergolong ke dalam
macam – macam abnormalitas dalam psikologi. Assessment neuropsikologis
(neuropsychological) digunakan untuk mengevaluasi apakah problem psikologis
merefleksikan kerusakan neurologis atau defek otak yang mendasarinya.
Neuropsikologi berhubungan dengan relasi antara otak dan perilaku. Adapun beberapa
usaha pencegahan terjadinya abnormalitas kepribadian.

13
DAFTAR PUSTAKA

Donsu, J. D. T. (2019). Psikologi Keperawatan: Aspek-aspek Psikologi, Konsep Dasar


Psikologi, Teori Perilaku Manusia.

Kumparan. 2023. Pengertian Perilaku Abnormal dan Jenis-Jenisnya yang Bisa Dikenali.
https://kumparan.com/info-psikologi/pengertian-perilaku-abnormal-dan-jenis-jenisnya-
yang-bisa-dikenali-20uZuXW6TR9

Laelatus, Syifa. 2019. Perspektif Kontemporer tentang Perilaku Abnormal & Metode
Penanganannya. https://spada.uns.ac.id/

Zez, Oz. 2011. Penggolongan dan Assessment Perilaku Abnormal. id.scrib.com/

Universitas Indonesia. 2022. PSIKOLOGI ABNORMAL. studocu.com/id/document/

14

Anda mungkin juga menyukai