Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini
dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Terima kasih
kepada keluarga, dosen, sahabat yang selalu setia, tak pernah lelah, dan tak
pernah bosan-bosannya untuk mengajari, mengingatkan maupun memberi nasehat
kepada kami.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan. Dalam makalah ini masih begitu
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur penulisan maupun
hal-hal lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
positif yang membangun dari pembaca sekalian untuk perbaikan dikemudian hari.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat digunakan
sebagai literatur tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa lain.

i
2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Psikotik
1. Definisi psikotik
2. Kriteria atau ciri-ciri diagnosis psikotik
3. Penyebab psikotik
4. Jenis psikotik
B. Gangguan Neuropsikologis
1. Pengertian neuropsikologis
2. Fungsi dan tujuan neuropsikologis
3. Bentuk gangguan neuropsikologis
4. Penyebab gangguan neuropsikologis
C.Langkah Penanganan Gangguan, Teknik Penanganan Gangguan, Upaya
Pencegahan Gangguan serta Hal yang Harus Diperhatikan dalam
Penanganan Gangguan
1. Langkah-langkah dalam penanganan gangguan
2. Teknik penanganan gangguan
3. Upaya pencegahan gangguan
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan gangguan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada berbagai macam faktor penyebab gangguan dan masalah psikis
yang terjadi pada anak. Semua itu dilatarbelakangi oleh gen, pola asuh,
pemeliharaan janin dalam perut dll. Kemajuan zaman dan teknologi turut
menyumbang pengaruh besar dalam mendukung terjadinya gangguan-
gangguan dan masalah-masalah psikis pada anak. Seperti contoh, radiasi
dari barang elektronik, makanan instan/cepat saji yang mengandung banyak
bahan yang tidak baik bagi kesehatan, obat-obatan atau vaksin yang
mengandung zat negatif bagi syaraf otak maupun pengaruh atau dampak
negatif dari tonton anak di televisi.
Beberapa contoh tersebut dapat menyebabkan berbagai macam
gangguan pada anak seperti anak menjadi mudah takut, gelisah, tidak bisa
tenang, berhalusinasi dan masih banyak lagi.
Dari berbagai macam gangguan penyakit psikis pada anak, disini
kami akan membahas dua jenis gangguan yaitu mengenai Psikotik dan
Gangguan Neuropsikologis.

B. Fokus

1. Bagaimana definisi, ciri, penyebab serta jenis dari gangguan psikotik?


2. Bagaimana definisi, peranan, bentuk serta penyebab dari gangguan
neuropsikologis?
3. Bagaimana langkah, tekhnik, pencegahan serta hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menghadapi anak dengan gangguan psikis?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui, mengerti serta memahami definisi, ciri, penyebab serta
jenis dari gangguan psikotik.
2. Mengetahui, mengerti serta memahami definisi, peranan, bentuk serta
penyebab dari gangguan neuropsikologis.
3. Mengetahui, mengerti serta memahami langkah, tekhnik, pencegahan
serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam menghadapi anak dengan
gangguan psikis.
9

BAB II
PEMBAHASAN
A.Psikotik
1. Definisi psikotik
Psikotik merupakan suatu kumpulan gejala gangguan
jiwa/mental/sindrom yang respon perasaan, daya nilai realitas,
komunikasi dan hubungan antara individu dengan lingkungannya, seperti
yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The
International Statistical Classification of Diseases) atau menggunakan
kriteria diagnostik PPDGJ- III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa).
Sedangkan gangguan psikotik adalah kumpulan penyakit yang
sangat mempengaruhi proses otak dan berpikir. Orang-orang ini
mengalami kesulitan berpikir rasional dan penilaian mereka
terganggu. Hidup kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit. 
Hasil dari gangguan itu mengakibatkan ketidakmampuan
seseorang menilai dan membedakan realita dengan fantasi dirinya,
sehingga terdapat realita baru versi orang psikotik tersebut.
2. Kriteria atau ciri-ciri diagnosis psikotik
a. Mengalami disorganisasi proses pikiran.
b. Gangguan emosional/perubahan suasana hati
c. Disorientasi waktu, ruang, dan orang.Terkadang disertai juga dengan
halusinasi dan delusi.
d. Bicara kacau.
e. Merasa curiga.
f. Penarikan diri dari lingkungan social (social withdrawl).
g. Perilaku aneh (mungkin berbahaya untuk diri sendiri atau orang
lain).
h. Kurangnya kebersihan pribadi.
9

i. Penurunan minat dalam melakukan hal-hal.


j. Lambat atau gerakan-gerakan aneh. 
3. Penyebab psikotik
Disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai contohnya, suatu
tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya, phencyclidine). Kondisi
fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah oksipitalis dan
temporalis dapat menyebabkan halusinasi.
Pemutusan sensorik, seperti yang terjadi pada orang buta dan tuli,
juga dapat menyebabkan pengalaman halusinasi. Zat psikoaktif adalah
penyebab yang umum dari sindroma psikotik.
Zat yang paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen indol
sebagai contohnya, lysergic acid diethylamid (LSD) – amfetamin,
kokain. Mescalin, phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak zat lain,
termasuk steroid dan thyroxine, dapat disertai dengan halusinasi akibat
zat.
4. Jenis psikotik1
a. Schizophrenia: gejala seperti delusi, dan halusinasi yang ditandai
dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian yang terjadi
selama enam bulan atau lebih.
b. Schizophreniform: orang-orang yang menderita gangguan ini juga
memiliki gejala Schizophrenia, namun tidak sampai enam bulan.
Schizoafektif: orang-orang ini memiliki keduanya skizofrenia dan
suasana hati lain atau gangguan afektif seperti gangguan bipolar. 
c. Penyalahgunaan obat: gangguan psikotik-psikotik yang disebabkan
oleh konsumsi alkohol atau obat-obatan, gejala-gejala ini biasanya
bingung dan gagap dalam bicara, delusi, dan halusinasi.
d. Paranoia: gila kebesaran atau merasa bahwa dirinya orang yang
sangat penting dan lebih dari segalanya.

1
http://makalahpsikologi.blogspot.co.id/2010/01/gangguan-psikotik-dan-
skizofrenia.html (diakses pada taggal 10 MEI 2016, jam 19:52).
9

e. Maniac depressive psychosis: perasaan benar atau gembira yang


mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih.
f. Erotomania: delusi bahwa orang lain adalah orang penting yang
sangat mencintai dirinya, ada simtom depresi atau mania.
g. Gangguan delusi iri: ada delusi bahwa pasangannya tidak setia.
h. Persekutori: merasa bahwa dirinya akan dianiaya, disakiti ataupun
dibunuh.
i. Somatic: merupakan sauatu kepercayaan atau perasaan yang ekstrim
dan tidak dapat diubah semisal penyakit membahayakan yang dapat
merengggut nyawanya.

B. Gangguan Neuropsikologis
1. Definisi neuropsikologis
Neuropsikologi merupakan suatu ilmu di bidang studi
psikologi klinis dan eksperimental yang berupaya mempelajari
hubungan antara struktur, fungsi dan disfungsi otak dengan proses
dan perilaku psikologis2.
Istilah neuropsikologi telah digunakan untuk penelitian pada
manusia dan hewan yang diterapkan untuk upaya mencatat aktivitas
listrik dari sel-sel individual (atau sekelompok sel) pada primata-primata
(termasuk manusia). Pendekatan neuropsikologi bersifat ilmiah,
menggunakan neurosains, dan memiliki sudut pandang
mengenaipemrosesan informasi yang sejalan dengan psikologi
kognitif dan sains kognitif3.
Dibadingkan dengan bidang kajian yang lain, neuropsikologi
adalah yang paling aplikatif4. Neuropsikologi adalah cabang psikologi
yang bertujuan mendeteksi dan mendiagnosis proses neurologi,

2
http://makalahpsikologi.blogspot.co.id/2010/09/neuropsikologi-alzheimer.html
(diakses pada taggal 10 MEI 2016, jam 19:57).
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Neuropsikologi (diakses pada taggal 12 mei 2016, jam
13:56).
4
http://catatanpsikologii.blogspot.co.id/2013/11/psikofarmakologi.html (diakses pada
taggal 10 mei 2016, jam 20:07).
9

neuropatologi dan menjembatani antara neurologi dengan ilmu-ilmu


perilaku. Neuropsikologi melakukan evaluasi kekuatan dan kelemahan
aspek kognitif, aspek prilaku dan aspek psikologis, serta menentukan
hubungan dengan fungsi otak.
Neuropsikolog (orang yang berkecimpung dalam ilmu
Neuropsikologi) berasumsi bahwa perilaku manusia, kepribadiannya,
proses psikopatologi dan strategi kognitif semua sangat bergantung
dengan kinerja otak. Sehingga saat ditemukan tanda-tanda disfungsi
pada otak melalui diagnosis maka perlu dilakukan asesmen
dan treatment .
Asesmen merupakan sebuah metode untuk menggambarkan
fungsi otak berdasarkan kinerja pasien melalui test-test yang
distandarisasi, yang telah terbukti memiliki indicator akurat mengenai
hubungan otak dan perilaku. Sedangkan treatment merupakan segala
sesuatu maupun upaya yang dilakukan oleh ahlinya guna mencapai
kesembuhan dan kesehatan pada diri pasien. Kerusakan otak dapat
dideteksi melalui teknik pemeriksaan kedokteran neurologi, antara lain
MRI (magnetic resonance imaging), EEG (electro encephalography),
serta PET (pository emmision tomography).
Neuropsikolog biasanya bekerja di tempat penelitian (seperti
universitas, laboratorium, atau institusi penelitian), klinik, forensik, atau
industri (sebagai konsultan untuk desain produk yang terkait dengan
pengetahuan neuropsikologis atau manajemen percobaan klinis
padaperusahaan farmasi untuk obat-obatan yang mungkin berdampak
pada fungsi sistem saraf pusat).
2. Fungsi dan tujuan neuropsikologis
Para ahli neuropsikologi memiliki fungsi dalam sejumlah peran
yang berbeda. Peran-peran para neurology adalah:
a. Mambantu menegakkan peraturan dalam melakukan
diagnosis  tertentu.
b. Membuat prediksi mengenai prognosis maupun penyembuhannya.
9

c. Neurology meiliki peran utama dalam memberikan intervensi dan


rehabilitasi.
Terdapat empat peranan atau fungsi neuropsikolog5:
a. Membantu neuropsikologis atau dokter lainnya untuk memberikan
keterangan diagnosis yang khas menyangkut persyarafan dan
gangguan-gangguannya.
b. Neuropsikolog membuat prognosis (peristiwa yang akan terjadi)
untuk penyembuhan.
c. Melibatkan diri dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi. Tes
neuropsikologis bisa menentukan lokasi gangguan dalam otak yang
dapat membantu mempercepat pertumbuhan.
d. Neuropsikolog dapat diminta mengevaluasi pasien gangguan mental
untuk membantu meramalkan kondisi penyakit maupun merancang
strategi penanganan bersangkutan dengan kekuatan dan kelemahan
pasien.
3. Bentuk gangguan neuropsikologis6
a. Gangguan orientasi: ketidak mampuan untuk mengetahui orang-
orang disekitarnya, nama hari dalam seminggu dan lain-lain.

5
http://www.kompasiana.com/banan0005/empat-peranan-fungsineuropsikologis_
54f765a4a33311d6338b4805 (diakses pada taggal 10 mei 2016, jam 20:02).
6
http://wafiqel-husna.blogspot.co.id/2013/07/neuropsikologi.html (diakses pada taggal
12 Mei 2016, jam 13:54).
11

b. Gangguan ingatan: lupa kejadian-kejadian khususnya yang terbaru,


terkadang juga menunjukkan gangguan kemampuan belajar dan
mengingat informasi baru.
c. Gangguan fungsi intelektual: pemahaman, berhitung,
mengungkapkan kalimat, dan mungkin juga pengetahuan umumnya.
d. Gangguan penilaian: sulit mengambil keputusan bahkan yang
sederhana sekalipun misalnya untuk tidur,makan, dan lain-lain.
e. Memiliki emosi/mood yang labil: terlalu mudah tertawa atau
menangis.
f. Kehilangan daya tahan emosi dan mental, pasien mungkin berfungsi
dibawah kondisi normal.
g. Sindrom lobus frontal, ketidakmampuan merencanakan, apatis.
h. Menurunnya beberapa fungsi seperti: pengendalian impuls, penilaian
sosial, kemampuan membuat rencana, kepedulian akan akibat
perilaku, apatis, curiga.
4. Penyebab gangguan neuropsikologis
a. Trauma, mulai dari yang paling parah (tabrakan mobil) hingga yang
paling ringan (jatuh dari tempat tidur). Ada 3 istilah untuk trauma
pada otak, yaitu gegar otak (concussion), pendarahan otak
(contusion), dan robek otak (laceration)7.
b. Vascular accidents, yaitu terjadinya penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah otak.
c. Tumor di otak, gejala yang tampak kadang terkesan ringan (sakit
kepala, gangguan penglihatan), tapi kalau memang ada, akibatnya
dapat fatal.
d. Penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang menyebabkan terjadinya
kemunduran, misalnya Alzheimer, dan lain – lain.
e. Defisiensi nutrisi (kurang gizi). Keracunan, yang dapat menyebabkan
seseorang mengigau (delirium).

7
http://kumpulan-materi.blogspot.co.id/2015/07/neuropsikologi.html (diakses pada
taggal 10 mei 2016, jam 20:01).
11

f. Peristiwa-peristiwa kehidupan yang berakibat stressor (problem


keuangan, perkawinan, pekerjaan).
g. Faktor kepribadian, genetik, dan biologik.

C. Langkah Penanganan Gangguan, Teknik Penanganan Gangguan, Upaya


Pencegahan Gangguan serta Hal yang Harus Diperhatikan dalam
Penanganan Gangguan
1. Langkah-langkah dalam penanganan gangguan8
a. Identifikasi kasus, yakni upaya untuk menandai subjek (anak) yang
diperkirakan mengalami masalah.
b. Identifikasi masalah, yakni upaya mengetahui inti permasalahan
yang dihadapi anak.
c. Diagnosis, merupakan langkah untuk mengidentifikasi karakteristik
serta faktor penyebab masalah yang dialami anak.
d. Prognosis, merupakan langkah untuk merumuskan alternatif upaya
bantuan sesuai dengan karakteristik permasalahan yang dialami.
e. Treatment, merupakan upaya pemberian bantuan itu sendiri.
f. Tindak lanjut, dilakukan sebagai bentuk evaluasi terhadap upaya
pemberian bantuan yang telah dilakukan serta kemungkinan
penggunaan langkah-langkah berikutnya.
2. Teknik penanganan gangguan
a. Latihan. Model stres hidup (life stress model), latihan orangtua
(parent training).
b. Pengulangan kembali. pendidikan remedial (remedial education).
c. Saran dan nasihat.

8
http://umprodipaud.blogspot.co.id/2010/12/permasalahan-anak-dan-upaya.html
(diakses pada taggal 12 Mei 2016, jam 02.15).
13

d. Pengkondisian (conditioning). Penempatan di rumah (in


homeplacement) dan penempatan di luar rumah (out of
homeplacement).
e. Model dan peniruan (modeling and imitation).
f. Konseling. (Lembaga pendidikan khusus atau umum).
g. Memberikan pelajaran tambahan.
h. Terapi. Terapi bermain (play therapy), Terapi berorientasi kesadaran
(insight-oriented therapy), Terapi tingkah laku (behavioral therapy),
terapi kelompok (group therapy), terapi keluarga (family training)9.
i. Psikoterapi. Psikoterapi perorangan (individual psychotherapy),
Psikoterapi kognitif (cognitive psychotherapy).
3. Upaya pencegahan gangguan
a. Pemeliharaan sejak dini (mulai dari anak di dalam kandungan,
kesehatan, konsumsi anak, lingkungan/sosial, perkembangan,
kognitif, dll).
b. Beri perhatian lebih terhadap rangsangan dan pengalaman.
c. Pengembangan secara keseluruhan.
d. Latihan indra, latihan koordinasi, latihan konsentrasi, latihan
keseimbangan.
e. Orangtua maupun pengasuh harus lebih peduli, jeli, tanggap, dan
cepat merespon segala pertumbuhan dan perkembangan anak baik
itu yang berupa kelebihan maupun kekurangannya.
f. Terapkan ketegasan dan kedisiplinan bukannya malah penindasan
dan kekerasan.
g. Sadarlah bahwa anak merupakan titipan yang harus dijaga dan
dipelihara bukan malah di siksa dan di hina.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan gangguan
a. Jangan memberikan stigma negatif dan membanding-bandingkannya
dengan orang lain dan Jangan memberi tekanan  berlebihan.
b. Jangan merencanakan pelajaran yang terlampau banyak.
9
http://rohmatulummah19.blogspot.co.id/p/masalah-masalah-psikologi-pada-
anakyang.html (diakses pada taggal 12 Mei 2016, jam 01.00).
13

c. Beri dukungan moril.


d. Orangtua maupun pendidik harus bisa bersifat lebih sabar dalam
segala hal.
e. Asuh, dampingi, bimbing dan ajarkan anak dengan penuh perhatian,
ketulusan, keikhlasan, cinta, kasih sayang, keramahan dan
kehangatan.
f. Tumbuhkan sifat toleransi, empati, simpati, pemaaf dan dapat
menghargai serta menerima segala kekurangan anak dengan apa
adanya.
g. Sadarilah bahwa perbedaan si anak bukanlah hal terakhir penutup
mimpinya.
h. Berikan anak keadilan dan kebebasan yang terkontrol.
i. Selalu ciptakan hubungan yang akrab dengan anak dan tumbuhkan
rasa aman dan nyaman pada diri anak saat dia berada di samping
kita.
j. Disiplin dan terarah dalam membimbing, memperbaiki, mengobati si
anak, jangan bimbing anak untuk sembuh dengan cara yang salah
dan instan.
k. Lakukan latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai
kemajuan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Psikotik merupakan suatu kumpulan gejala gangguan
jiwa/mental/sindrom yang respon perasaan, daya nilai realitas,
komunikasi dan hubungan antara individu dengan lingkungannya. Ciri
dari psikotik yaitu emosi labil, curiga, halusinasi, bicara kacau dan
penurunan minat. Penyebab psikotik ialah karena adanya zat
mengandung psikoaktif dan halusinasi yang masuk ke dalam tubuh,
kondisi kesehatan.medis umum, pemutusan sensrik serta ingesti zat. Jenis
gangguan psikotik sangat banyak seperti, schizophrenia,
schizophreniform, schizoafektif, penyalahgunaan obat, paranoia, maniac
depressive psychosis, erotomania, gangguan delusi iri, persekutori dan
somatic.
2. Neuropsikologi merupakan suatu ilmu di bidang studi psikologi klinis
dan eksperimental yang berupaya mempelajari hubungan antara struktur,
fungsi dan disfungsi otak dengan proses dan perilaku psikologis.Peranan
dari ilmu ini ialah untuk membantu neuropsikologis atau dokter lainnya
untuk memberikan keterangan diagnosis yang khas menyangkut

14
16

persyarafan dan gangguan-gangguannya, untuk penyembuhan dan


rehabilitasi, peramalan dan perancangan pengobatan. Bentuk
gangguannya yaitu gangguan orientasi, gangguan ingatan, gangguan
fungsi intelektual, gangguan penilaian, memiliki emosi/mood yang labil,
kehilangan daya tahan emosi dan mental, menurunnya beberapa fungsi
seperti sindrom lobus frontal. Ada 8 penyebab yaitu keracunan, peristiwa
kehidupan, faktor kepribadian atau genetik dan bilogik, kurang gizi,
penyakit, vascular accidents dan terakhir trauma.
3. Langkah-langkah dalam penanganan gangguan yaitu adanya identifikasi
kasus, identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, treatment serta tindak
lanjut. Teknik penanganan gangguan seperti dengan melakukan latihan
model stres hidup (life stress model), latihan orangtua (parent training),
pendidikan remedial (remedial education), pemberian saran dan nasihat,
pengkondisian (conditioning), model dan peniruan (modeling and
imitation), konseling (lembaga pendidikan khusus atau umum),
memberikan pelajaran tambahan, terapi, psikoterapi. Upaya pencegahan
gangguan yaitu memberi perhatian dan penjagaan ekstra dari anak masih
di dalam kandungan hingga ia berada pada tahap usia dini, hindari
kekerasan, terapkan ketegasan, terus beri anak latihan dan rangsangan
positif dan terus tingkatkan perhatian pada tiap tahap tumbuh kembang
anak. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan gangguan yaitu
jangan memberikan tekanan  berlebihan;stigma negatif;perbandingan
pada anak, beri dukungan moril dan bersifat lebih sabar dalam segala hal,
asuh;dampingi;bimbing dan ajarkan anak dengan penuh perhatian;
ketulusan;keikhlasan;cinta;kasih sayang;keramahan dan kehangatan,
tumbuhkan sifat toleransi;empati;simpati;pemaaf dan dapat menghargai
serta menerima segala kekurangan anak dengan apa adanya, sadarilah
bahwa perbedaan si anak bukanlah hal terakhir penutup mimpinya,
berikan anak keadilan dan kebebasan yang terkontrol, selalu ciptakan
hubungan yang akrab dengan anak dan tumbuhkan rasa aman dan
nyaman pada diri anak saat dia berada di samping kita, disiplin dan
16

terarah dalam membimbing;memperbaiki; mengobati si anak, jangan


bimbing anak untuk sembuh dengan cara yang salah dan instan, lakukan
latihan secara sistematis dan bertahap sehingga mencapai kemajuan.
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, J. W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010,


hal. 224.)

Zigler, E. F. Looking Back 40 Years and Seeing the Person with


Mental Retardation as a Whole Person, Personality and Motivational Differences
in Persons with Mental Retardation. Mahwah: Erlbaum, hal. 5.

https://id.wikipedia.org/wiki/Neuropsikologi (diakses pada


taggal 12 mei 2016, jam 13:56).

https://www.dokter.id/berita/perbedaan-antara-autisme-dan-
retardasi-mental (diakses pada taggal 10 Mei 2016, jam 18:11).

http://catatanpsikologii.blogspot.co.id/2013/11/psikofarmakolog
i.html (diakses pada taggal 10 mei 2016, jam 20:07).

http://kumpulanmateri.blogspot.co.id/2015/07/neuropsikologi.ht
ml (diakses pada taggal 10 mei 2016, jam 20:01).

http://makalahpsikologi.blogspot.co.id/2010/01/gangguan-
psikotik-dan-skizofrenia.html (diakses pada taggal 10 MEI 2016, jam 19:52).

http://makalahpsikologi.blogspot.co.id/2010/09/neuropsikologi-
alzheimer.html (diakses pada taggal 10 MEI 2016, jam 19:57).

http://rohmatulummah19.blogspot.co.id/p/masalah-masalah-
psikologi-pada-anakyang.html (diakses pada taggal 12 Mei 2016, jam 01.00).

http://umprodipaud.blogspot.co.id/2010/12/permasalahan-anak-
dan-upaya.html (diakses pada taggal 12 Mei 2016, jam 02.15).

http://wafiqel-husna.blogspot.co.id/2013/07/neuropsikologi.html
(diakses pada taggal 12 Mei 2016, jam 13:54).

http://www.kompasiana.com/banan0005/empat-peranan-
fungsineuropsikologis_ 54f765a4a33311d6338b4805 (diakses pada taggal 10 mei
2016, jam 20:02).

17

Anda mungkin juga menyukai