Disusun Oleh:
Kelompok 8
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah karya ilmiah yang berjudul "MEKANISME, KONSEP DAN BENTUK-BENTUK
GANGGUAN KEPRIBADIAN" tepat waktu.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Kesehatan Mental Program Studi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al- Hikmah Jakarta. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada dosen pengampu mata kuliah kesehatan mental Ibu Maftuhah,
M. Pd yang telah memebrikan materi serta arahannya dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Kelompok kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis pada khusunya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................................13
B. Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan mental tidak akan lepas dari gangguan kepribadian seseorang.
Kepribadian mewakili sesuatu yang unik dan menyatukan sifat stabil yang membntuk diri
seorang manusia. Setiap manusia memiliki kepribadian yang unik, berdasarkan pola
perilaku, perasaan dan cara menghadapi dunia. meskipun benar dasar- dasar kepribadian
terbentuk pada awal kehidupan seseorang, namun perubahan yang siginifikan juga bisa
terjadi di kemudian hari.
Untuk alasan ini, tentu akan menarik untuk memahami apa itu gangguan kepribadian
yang dialami oleh manusia, bagaimana cara bentuk- bentuk dan ciri- ciri manusia yang
kepribadiannya terganggu. Di sisi lain, mempelajari apa itu gangguan kepribadian
memungkinkan kita untuk lebih memahami tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga
untuk orang lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Bentuk- Bentuk Gangguan Kepribadian
1. Gangguan Kluster A adalah gangguan kepribadian yang di tandai dengan adanya
1
perilaku ganjil dan eksentrik. Gangguan kepribadian kluster A terdiri dari:
a. Paranoid.
b. Skizoid.
c. Skizotipe.
2. Gangguan Kluster B adalah gangguan kepribadian yang ditan dai dengan adanya
perilaku dramatis, emosional, aneh dan tidak beraturan. Gangguan kepribadian
kluster B dikelompokkan men jadi empat bagian, yaitu:
a. Antisosial.
b. Ambang.
c. Histrionik.
d. Narsistik.
3. Gangguan Kluster C adalah jenis gangguan kepribadian manusia yang ditandai
dengan kecemasan dan ketakutan abnormal. Gangguan kluster C dikelompokkan
menjadi:
a. Perilaku menghindar.
b. Obsesive compulsive.
1
Herri Zan Pieter & Namora Lumongga Lubis, Pengantar Psikologi Dalam Krperawatan, Jakarta:
Kencana, 2010, h. 96.
3
2
Ibid., h. 97.
4
3) Penuh dengan perasaan curiga dan selalu berulang- ulang.
4) Selalu tidak percaya atas norma- norma sehinga dia selalu menentang
norma- norma yang berlaku.
5) Interprestasi yang salah sehingga timbul perilaku agresi.
6) Penuh dengan kecurigaan yang bersifat argumentatif, keluhan, dan sikap
bermusuhan sehingga dia sensitif terhadap kritikan.
5
3
Ibid., h. 98
6
Adalah gangguan kepribadian berupa pelepasan diri dari hubungan sosial dan
ekspresi emosional yang tidak terbatas dalam hubungan interpersonal. Gejala-
4
gejala psikologis dari gangguan skizoid adalah:
1) Cenderung menyendiri dan perilaku pelepasan dalam hubungan sosial.
2) Perasaan dan sikap dingin secara emosional kepada orang lain.
3) Minimnya hubungan interpersonal dan keluarga.
4) Minat terhadap hubungan seksual sangat terbatas sekali.
5) Tidak bersahabat dan tak peduli pada pujian atau kritikan orang.
4
Teifon Davies & TKJ Craig, ABC Kesehatan Mental, Jakarta: Buku Kedokteran, 2009, h. 95
5
ilusi dan halusinasi. Sering mengalami distorsi perseptual, namun tidak
ekstrem.
6) Curiga yang berlebihan.
7) Adanya kecemasan sosial.
5
Ibid., h. 102
6
3. Merasa lebih hebat dari orang lain
4. Manipulatif
Beberapa faktor risiko yang mungkin bisa menyebabkan sikap antisosial yaitu:
7
Predisposisi turun temurun. Kamu mungkin berisiko lebih tinggi jika
kerabat dekat, ibu, ayah, saudara lelaki atau perempuan, memiliki kelainan
yang sama atau serupa.
Masa kecil yang penuh tekanan. Misalnya pengalaman dilecehkan atau
diabaikan selama masa kanak-kanak.
c. Gangguan Kepribadian Histrionik
Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan kepribadian yang
penderitanya terlalu mencemaskan penampilan, cenderung dramatis dalam
berbicara, dan selalu mencari perhatian
Adapun faktor-faktor penyebab gangguan kepribadian tipe histrionik yaitu:
1) Faktor biologis, yaitu adanya faktor genotipe dan perpaduan antara gen
antisosial terutama pada pria.
2) Faktor psikologis, yaitu adanya keangkuhan dari self-centered, kegusaran
jika dirinya diabaikan, bicara tak jelas dan cenderunghiperbola, impulsif,
dan sulit untuk menunda kepuasan diri, dan hampir mirip dengan
gangguan antisosial. Wanita lebih banyak mengalami penderita gangguan
ini.
3) Faktor sosiokultural, yaitu kecenderungan perilaku ang terlalu di dramatis,
suka mencari perhatian, mencari persetujuan orang lain, dan suka pada
hal- hal yang menggairahkan.
Sementara untuk menangani kasus gangguan kepribadian tipehistrionik yaitu
dengan cara:
1) Pembinaan hubungan interpersonal.
2) Mengajari pasien lebih realitas antara kebutuhan dan keinginan.
3) Berfokus pada hadiah dan denda terhadap perubahan tingkah laku.
d. Gangguan Kepribadian Narsistik
Gangguan kepribadian narsistik adalah suatu jenis gangguan yang
memiliki karakteristik perasaan yang berlebihan akan kepentingan diri.6
Disebut juga dengan narcistic personality disorder, adalah jenis gangguan
kepribadian yang ditandai dengan adanya perilaku:
1) Membayangkan bahwa dirinya orang penting secara berlebihan.
2) Sangat berkeinginan untuk mendapatkan perhatian.
3) Tidak memiliki perasaan iba terhadap orang.
6
Wisnu Catur Bayu, Psikologi Abnormal, Pekalongan: NEM, 2022, h. 107
8
4) Tidak memiliki perasaan sensitif terhadap orang lain.
5) Membuat atribut-atribut negatif.
6) Senang mengeksploitasi orang lain untuk kepentingan dirinya.
7) Suka iri hati atau arogan terhadap keberhasilan orang lain.
9
7
Herri Zan Pieter, dkk, Pengantar Psikopatologi Untu Keperawatan, Jakarta: Kencana 2011, h. 227
9
1) Kesulitan mengambil keputusan dalam hal sehari-hari. Mereka juga
cenderung selalu membutuhkan nasihat dan merasa perlu seseorang untuk
meyakinkan akan pilihan yang dibuatnya.
2) Sulit menunjukan rasa tidak setuju. Hal ini dikarenakan mereka cemas
akan kehilangan bantuan dan pengakuan dari orang lain.
3) Kurang inisiatif. Orang dengan gangguan kepribadian dependen biasanya
akan selalu menunggu orang lain untuk memintanya melakukan sesuatu
hal dan merasa tidak nyaman untuk melakukan sesuatu atas sukarela.
4) Merasa tidak nyaman saat sendiri. Mereka akan mengalami ketakutan
abnormal dan merasa tidak akan bisa melakukan sesuatu hal sendirian.
Kesendirian juga dapat membuat pengidap mengalami rasa gugup, cemas,
merasa tidak berdaya hingga memicu panic attack.
5) Sulit memulai sesuatu pekerjaan sendiri. Hal ini lebih cenderung
disebabkan oleh ketidakyakinan akan kemampuannya, dibandingkan oleh
rasa malas dan kurangnya motivasi.
6) Selalu berusaha mencari ikatan dengan orang lain, terutama ketika putus
dari suatu hubungan, karena memiliki pandangan bahwa suatu hubungan
merupakan sumber dari perhatian dan bantuan.
c. Obsesive Compulsive
Gangguan Obsesif- kompulsif (obsessive-compulsive / OCD) adalah
kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya
yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang
beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut
untuk menurunkan tingkat kecemasannya.
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan gangguan kecemasan dimana
dalam kehidupan individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran (obsesi)
yang ditindak lanjuti dengan perbuatan secara berulang-ulang (kompulsi)
untuk menurunkan kecemasannya. Gangguan obsesif kompulsif adalah
gangguan cemas, dimana pikiran seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan
yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan
tertentu berulangulang, sehingga menimbulkan stress dan mengganggu
fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. 8
8
Davison & Neale, J.M, Psikologi Abnormal, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, h.301
1
Gangguan Obsesif Kompulsif Obsesif kompulsif adalah suatu
gangguan cemas yang ditandai dengan adanya suatu ide yang mendesak dan
adanya dorongan yang tak dapat ditahan untuk melakukan sesuatu dan
dilakukan dengan berulang kali. Terdiri dari dua unsur yaitu obsesi yang
diartikan sebagai suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran serta kompulsi
yang diartikan sebagai dorongan yang tak dapat ditahan untuk melakukan
sesuatu. Dalam manifestasinya, setiap individu dapat berbeda-beda, sebagai
contoh perasaan cemas akan kebersihan dirinya, akan terwujud deengan
perilaku mencuci tangan yang berulang ulang, perasaan cemas akan keamanan
rumah tempat tinggalnya,terwujud dengan pengecekan pintu-pintu rumah
secara berulang.
Adapun gejala dari Obsesif Kompulsif adalah:
1) Disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.
2) Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan.
3) Bukan merupakan hal yang memberi kesenangan melainkan sebagai
pelepasan atau perasaan lega dari kecemasan jika tidak melakukan
tindakan tersebut.
4) Ada pengulangan-pengulangan baik itu pikiran maupun tindakan.
Berikut adalah penyebab gangguan Obsesif kompusilf, antara
lain:
1) Genetik (Keturunan). Mereka yang mempunyai anggota keluarga yang
mempunyai sejarah penyakit ini kemungkinan beresiko mengalami OCD
(Obsesif Compulsive Disorder).
2) Organik. Masalah organik seperti terjadi masalah neurologi dibagian -
bagian tertentu otak juga merupakan satu faktor bagi OCD. Kelainan saraf
seperti yang disebabkan oleh meningitis dan ensefalitis juga adalah salah
satu penyebab OCD.
3) Kepribadian. Mereka yang mempunyai kepribadian obsesif lebih
cenderung mendapat gangguan OCD. Ciri-ciri mereka yang memiliki
kepribadian ini ialah seperti keterlaluan mementingkan aspek kebersihan,
seseorang yang terlalu patuh pada peraturan, cerewet, sulit bekerja sama
dan tidak mudah mengalah.
4) Pengalaman masa lalu. Pengalaman masa lalu/lampau juga mudah
mencorakkan cara seseorang menangani masalah di antaranya dengan
1
menunjukkan gejala OCD.
1
5) Gangguan obsesif-kompulsif erat kaitan dengan depresi atau riwayat
kecemasan sebelumnya. Beberapa gejala penderita obsesif-kompulsif
seringkali juga menunjukkan.
6) Konflik. Mereka yang mengalami gangguan ini biasanya menghadapi
konflik jiwa yang berasal dari masalah hidup. Contohnya hubungan antara
suami-istri, di tempat kerja, keyakinan diri.
Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif
adalah:
1) Individu yang mengalami permasalahan dalam keluarga dari broken home,
kesalahan atau kehilangan masa kanak-kanaknya (teori ini masih dianggap
lemah namun masih dapat diperhitungkan).
2) Individu yang memilki intensitas stress yang tinggi.
3) Riwayat gangguan kecemasan.
4) Depresi.
5) Individu yang mengalami gangguan seksual.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian dapat di definisikan sebagai gabungan emosi dan tingkah laku yang
membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi kehidupan sehari-
hari. Kepribadian individu relatif stabil dan memungkinkan orang lain untuk
memprediksi pola pikir atau tindakan yang akan diambilnya. Gangguan kepribadian
merupakan salah satu bagian dalam ilmu psikologi, studi mengenai psikologi abnormal
atau menyimpang menghadapkan seseorang pada berbagai perilaku, pikiran, dan
perasaan yang tidak biasa terjadi atau tidak normal.
B. Saran
Demikianlah makalah kesehatan mental yang telah kami paparkan. Kami menyadari
makalah jauh dari kaa sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat
kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan pemakalah, semoga makalah ini dapat
memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.
1
DAFTAR PUSTAKA
Davison & Neale J.M, Psikologi Abnormal, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Herri Zan Pieter & Namora Lumongga Lubis, Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan,
Jakarta: Kencana, 2010
Teifon Davies & TKJ Craig, ABC Kesehatan Mental, Jakarta: Buku Kedokteran, 2009
Wisnu Catur Bayu, Psikologi Abnormal, Pekalongan: NEM, 2022