Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PENYEBABNYA

DisusunOleh :

Nelvi Ramadhani

SofianaMutia Sani

Sy. Nadia Marwah

Sri Duwi Wulandari

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 20222
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu banyak
limpahan nikmat sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini secara maksimal.
Shalawat dan salam taklupa pula kita junjungkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW yang telah begitu banyak mengajarkan kebaikan dan menyebarkan ilmu
yang bermanfaat kepada semua umatnya.

Alhamdulillah saya telah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul


“Gangguan Kecemasan Dan Penangananya ”. Ucapan terimakasih juga kami
sampaikan kepada kepada dosen pembimbing kami (Ibu Rahma Hidayati S.Psi.
CHT. M.Psi. Psikologi) yang telah tersedia membimbing kami.

Selain itu, terimakasih juga saya ucapkan kepada keluarga dan teman-
teman yang telah mendukung dan memotivasi dalam menyelesaikan laporan ini.
Berkat bantuan dan dorongan tersebut, saya dapat menyelesaikan tugas ini secara
lancar dan maksimal.

Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini, untuk itu
saya mengharapkan krirtik dan saran demi tercapainya kualitas saya ini yang lebih
baik di kemudian hari. Dan saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pembaca.

Aceh Besar, 24 Okt 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

A. Latar belakang......................................................................................................4

B. Rumusan masalah.................................................................................................5

C. Tujuan..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

A. Pengertian Gangguan Kepribadian ......................................................................6


B. Faktor Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadian..........................................6
C. Klasifikasi Gangguan Kepribadian.......................................................................8
D. Jenis gangguan kepribadian..................................................................................8

BAB IIIPENUTUP....................................................................................................13

KESIMPULAN........................................................................................................13

SARAN......................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam
berhubungan dengan orang lain. Beberapa dari kita adalah tipe teratur,
yang lain ceroboh. Beberapa dari kita lebihmemilih mengerjakan tugas
sendiri, yang lain lebih social. Beberapa dari kita tipe pengikut , yang lain
pemimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal terhadap penolakan dari orang
lain, sementara yang lain menghindari insiatif social karena takut
dikecewakan. saat pola perilaku menjadi begitu tidak refleksibel atau
maladaptive sehingga dapat menyebabkan distress personal yang
signifikan atau mengganggu fungsi social dan pekerjaan, maka pola
perilaku tersebut dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan
tingkah laku yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk
menghadapi kehidupan sehari-hari. Kepribadian individu relatif stabil dan
memungkinan orang lain untuk memprediksi pola pikir atau tindakan yang
akan diambilnya.
Individu dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri
kepribadiannya menampakkan pola perilaku maladaptif dan telah
berlangsung untuk jangka waktu yang lama. Pola tersebut muncul pada
setiap situasi serta menganggu fungsi kehidupannya sehari-hari.
Pada individu ini, ciri kepribadian maladaptif itu tampak begitu
melekat pada dirinya. Biasanya mereka menolak untuk mendapatkan
pertolongan dari terapis dan menolak atau menyangkal bahwa dirinya
memiliki suatu masalah. Individu dengan gangguan kepribadian lebih
tidak menyadari masalah mereka, mereka tidak merasa cemas tentang
perilakunya yang maladaptif sehingga mereka pun tidak memiliki motivasi
untuk mencari pertolongan dan sulit sekali untuk mendapatkan perbaikan
atau kesembuhan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Gangguan kepribadisn dan penyebabnya

C. Tujuan

a. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang apa itu gangguan kepribadian

b. Tujuan khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian
b. Mengetahui faktor penyebab ganguan kepribadian
c. Mengetahui Klasifikasi ganguan kepribadian
d. Mengetahui Jenis gangguan kepribadian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk


pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III)
adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan
borderline, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock
adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang
ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak
fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional
yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas
gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian adalah gangguan yang sangat heterogen,
diberi kode pada Aksis II dalam DSM dan dianggap sebagai pola perilaku
dan pengalaman internal yang bertahan lama, pervasif, dan tidak fleksibel
yang menyimpang dari ekspetasi budaya orang yang bersangkutan dan
menyebabkan hendaya dalam keberfungsian sosial dan pekerjaan
(Gerald,2004).

B. Faktor Penyebab Munculnya Gangguan Kepribadian


1. Faktor Genetika
Salah satu bukti bahwa faktor genetic berpengaruh terhadap
munculnya gangguan kepribadian berasal dari penelitian gangguan
psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar di Amerika Serikat. Diantara
kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian
adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik.
Selain itu menurut suatu penelitian, tentang penilaian multiple
kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan waktu luang, dan
sikap social, kembar monozigotik yang dibesarkan terpisah adalah
kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-
sama.

2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak
mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa
dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan
mungkin mengalami kepribadian menghindar.

3. Faktor Biologis
- Hormon : Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga
menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.
- Neurotransmitter : Penilaian sifat kepribadian dan system
dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi
mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan
kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu
seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada
beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi,
impulsivitas.
- Elektrofisiologi : Perubahan konduktansi elektrik pada
elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan
gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan
borderline, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan
dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual.
Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada
pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat
teliti

C. Klasifikasi Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian digolongkan menjadi tiga kelompok dalam DSM-
IV TR sebagai berikut:
1. Para individu dalam kelompok A adalah individu yang aneh atau
eksentrik. Gangguan kepribadian yang termasuk kelompok A yaitu
paranoid, Schizoid, dan Schizotypal.
2. Mereka yang berada dalam kelompok B adalah individu yang
dramatis, emosional, atau eratik. Gangguan kepribadian yang termasuk
dalam kelompok B yaitu Anti Social, borderline, Histrionic, dan
narsistik.
3. Mereka yang berada dalam kelompok C adalah individu yang
pencemas atau ketakutan. Gangguan kepribadian yang termasuk dalam
kelompok C yaitu avoidant, dependent, dan Obsessive-Compulsive.

D. Jenis gangguan kepribadian


1. Gangguan Kepribadian Paraniod
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan
terhadap orang lain dan kecurigaan yang terus-menerus bahwa orang di
sekitar Anda memiliki motif jahat. Orang dengan gangguan ini
cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan
dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari
hubungan dekat. Mereka mencari maksud tersembunyi dalam segala
hal dan membaca niat bermusuhan pada tindakan orang lain. Mereka
mudah mempertanyakan kesetiaan teman dan orang yang dicintai dan
sering bersikap dingin dan menjaga jarak dengan orang lain.
Mereka biasanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan
cenderung menyimpan dendam dalam waktu yang lama. Gangguan
kepribadian paranoid sulit diobati, karena paranoid seringkali sangat
mencurigai para profesional medis. Kombinasi obat-obatan dan terapi
bicara dapat efektif untuk memerangi gejala yang lebih merusak
akibat gangguan ini.

2. Gangguan kepribadian schizoid


gangguan kepribadian schizoid menghindari menjalin hubungan
dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants,
schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam
menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang
membutuhkan sedikit kontak sosial.
Keterampilan sosial mereka sering lemah dan mereka tidak
menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap
tidak humoris dan menjaga jarak oleh orang lain dan sering disebut
“penyendiri.”

3. Gangguan kepribadian antisosial


Kesalah pahaman yang umum adalah bahwa gangguan
kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki
keterampilan sosial yang buruk. Namun, seringkali yang terjadi adalah
hal sebaliknya. Alih-alih karena kurangnya keterampilan sosial,
gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani.
Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya
bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan.
Antisocial cenderung untuk berbohong dan mencuri. Sering kali,
mereka ceroboh dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir
tentang konsekuensinya. Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli
dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.

4. Gangguan kepribadian borderline


Gangguan kepribadian borderline ditandai oleh ketidak stabilan
suasana hati dan perasaan rendah diri. Orang dengan gangguan ini
rentan terhadap perubahan mood yang terus menerus dan kemunculan
rasa marah. Sering kali, mereka akan marah pada pada diri mereka
sendiri, menyebabkan luka pada tubuh mereka sendiri.
Ancaman dan tindakan bunuh diri biasa ditemui pada penderita
borderline. Borderline berpikir dengan cara yang sangat hitam-putih
dan seringkali sarat konflik dan ketegangan dalam berhubungan.
Mereka juga cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi.
Gangguan kepribadian borderline dinamakan demikian karena
pada awalnya dianggap berada di “perbatasan” gangguan jiwa.
Kelainan ini relatif umum, mempengaruhi 2% dari seluruh orang
dewasa. Perempuan lebih mungkin untuk menderita borderline
daripada pria. Hampir 20% pasien rawat inap psikiatri adalah penderita
borderline. Dengan pengobatan, pasien sering mendapati gejala mereka
membaik.

5. Gangguan kepribadian histrionik


adalah pencari perhatian konstan. Mereka perlu menjadi pusat
perhatian setiap waktu, sering menginterupsi orang lain untuk
mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa yang muluk-
muluk untuk menjelaskan kejadian sehari-hari dan mencari pujian
terus-menerus. Mereka mungkin mengenakan pakaian yang provokatif
atau membesar-besarkan penyakit untuk mendapatkan perhatian.
Histrionik juga cenderung membesar- besarkan persahabatan dan
hubungan, percaya bahwa semua orang mengasihi mereka. Mereka
sering manipulatif.

6. Gangguan kepribadian narsistik


Ditandai oleh keegoisan. Seperti gangguan histrionic, orang
dengan gangguan ini mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-
besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk
menganggap mereka superior. Mereka cenderung pilih-pilih teman,
karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang layak menjadi
teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik,
namun memiliki kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka
umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat
memanfaatkan orang lain.

7. Gangguan kepribadian avoidant


Ditandai oleh kecemasan sosial ekstrem. Orang dengan gangguan
ini sering merasa tidak memadai, menghindari situasi sosial, dan
mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidants
takut ditolak dan takut memperlakukan diri mereka di depan orang
lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan situasi yang baru
untuk membenarkan menghindari situasi baru tersebut. Sering kali,
mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk menggantikan dunia
nyata. Tidak seperti gangguan kepribadian schizoid, avoidants
merindukan hubungan sosial, namun mereka merasa mereka tidak
dapat memperolehnya. Mereka sering mengalami depresi dan
memiliki kepercayaan diri rendah.

8. Gangguan kepribadian dependent


ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan gangguan
ini cenderung melekat pada orang lain dan takut kehilangan mereka.
Mereka rawan melakukan aksi bunuh diri saat terancam putus dengan
orang yang digantunginya. Mereka cenderung untuk membiarkan
orang lain membuat keputusan penting bagi mereka dan sering
melompat dari suatu hubungan ke hubungan yang lain. Dependent
sering berada dalam hubungan yang kasar. Kepekaan berlebihan
terhadap penolakan (dalam berbagai hal, tidak hanya dalam masalah
asmara) adalah lazim. Dependent sering merasa tak berdaya dan
tertekan.
9. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD)
Gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (Obsesseive
Compulsive Personality Disorder / OCPD) terdengar mirip dengan
gangguan kecemasan obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive
Anxiety Disorder / OCAD), keduanya adalah gangguan yang sangat
berbeda. Orang OCPD terlalu fokus pada keteraturan dan
kesempurnaan. Kebutuhan mereka untuk melakukan segalanya “benar”
sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk
terjebak dalam rincian dan kehilangan gambaran yang lebih besar.
Mereka menetapkan standar terlalu tinggi bagi dirinya dan orang lain,
dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika orang lain tidak
mampu mengikuti standarnya yang tinggi. Mereka menghindari
bekerja dalam tim, mempercayai orang lain terlalu ceroboh atau tidak
kompeten. Mereka juga menghindari membuat keputusan karena
mereka takut membuat kesalahan dan jarang bersikap dermawan
dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan
mengekspresikan emosi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk
pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III)
adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan
borderline, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock
adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang
ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak
fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional
yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas
gangguan kepribadian.
Ada beberapa factor yang menyebabkan gangguan kepribadian
yaitu sebagi berikut :
 Faktor Genetika
 Faktor Temperamental
 Faktor Biologis
 Faktor Psikoanalitik
Adapun jenis-jenis Jenis-jenis gangguan kepribadian yaitu sbg :
gangguan kepribadian paraniod, gangguan kepribadian schizoid,
gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian borderline,
gangguan kepribadian histrionik, gangguan kepribadian narsistik,
gangguan kepribadian avoidant, gangguan kepribadian dependent,
gangguan kepribadian obsesif kompulsif (ocpd).

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah yang telah ditulis ini dapat memberikan
pengetahuan dan sajian informasi kepada pembaca. Dan kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, saya mengharapkan ada
masukkan dan kritik yang dapat melengkapi makalah kami, serta saran
yang membangun
DARTAR PUSTAKA

Barlow, David H. 2007. Psikologi Abnormal Edisi Keempat (Terjemahan).


Jakarta : Pustaka Pelajar.

Nevid Jeffrey S. Rathus Spencer A. Green Beverly. 2005. Psikologi Abnormal


penerjemah, Tim Fakultas Psikologi UI-Ed.5, Jilid.1. Jakarta: Penerbit
Erlangga

Prahara Sowanya. 2014. Peran Kecenderungan-Kecenderungan Kepribadian


Narsistik terhadap Kecenderungan Anorexia Nervosa pada Model
Perempuan.

Wiramihardja, Prof. Dr. Sutardjo A., psi. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal.
Bandung: PT. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai