DisusunOleh :
Nelvi Ramadhani
SofianaMutia Sani
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu banyak
limpahan nikmat sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini secara maksimal.
Shalawat dan salam taklupa pula kita junjungkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW yang telah begitu banyak mengajarkan kebaikan dan menyebarkan ilmu
yang bermanfaat kepada semua umatnya.
Selain itu, terimakasih juga saya ucapkan kepada keluarga dan teman-
teman yang telah mendukung dan memotivasi dalam menyelesaikan laporan ini.
Berkat bantuan dan dorongan tersebut, saya dapat menyelesaikan tugas ini secara
lancar dan maksimal.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini, untuk itu
saya mengharapkan krirtik dan saran demi tercapainya kualitas saya ini yang lebih
baik di kemudian hari. Dan saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
A. Latar belakang......................................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................5
BAB IIIPENUTUP....................................................................................................13
KESIMPULAN........................................................................................................13
SARAN......................................................................................................................14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam
berhubungan dengan orang lain. Beberapa dari kita adalah tipe teratur,
yang lain ceroboh. Beberapa dari kita lebihmemilih mengerjakan tugas
sendiri, yang lain lebih social. Beberapa dari kita tipe pengikut , yang lain
pemimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal terhadap penolakan dari orang
lain, sementara yang lain menghindari insiatif social karena takut
dikecewakan. saat pola perilaku menjadi begitu tidak refleksibel atau
maladaptive sehingga dapat menyebabkan distress personal yang
signifikan atau mengganggu fungsi social dan pekerjaan, maka pola
perilaku tersebut dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan
tingkah laku yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk
menghadapi kehidupan sehari-hari. Kepribadian individu relatif stabil dan
memungkinan orang lain untuk memprediksi pola pikir atau tindakan yang
akan diambilnya.
Individu dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri
kepribadiannya menampakkan pola perilaku maladaptif dan telah
berlangsung untuk jangka waktu yang lama. Pola tersebut muncul pada
setiap situasi serta menganggu fungsi kehidupannya sehari-hari.
Pada individu ini, ciri kepribadian maladaptif itu tampak begitu
melekat pada dirinya. Biasanya mereka menolak untuk mendapatkan
pertolongan dari terapis dan menolak atau menyangkal bahwa dirinya
memiliki suatu masalah. Individu dengan gangguan kepribadian lebih
tidak menyadari masalah mereka, mereka tidak merasa cemas tentang
perilakunya yang maladaptif sehingga mereka pun tidak memiliki motivasi
untuk mencari pertolongan dan sulit sekali untuk mendapatkan perbaikan
atau kesembuhan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Gangguan kepribadisn dan penyebabnya
C. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang apa itu gangguan kepribadian
b. Tujuan khusus
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan kepribadian
b. Mengetahui faktor penyebab ganguan kepribadian
c. Mengetahui Klasifikasi ganguan kepribadian
d. Mengetahui Jenis gangguan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak
mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa
dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan
mungkin mengalami kepribadian menghindar.
3. Faktor Biologis
- Hormon : Orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga
menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.
- Neurotransmitter : Penilaian sifat kepribadian dan system
dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi
mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan
kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu
seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada
beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi,
impulsivitas.
- Elektrofisiologi : Perubahan konduktansi elektrik pada
elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan
gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan
borderline, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan
dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual.
Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada
pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat
teliti
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk
pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III)
adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan
borderline, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas
lainnya yang tidak tergolongkan.
Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock
adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang
ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak
fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional
yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas
gangguan kepribadian.
Ada beberapa factor yang menyebabkan gangguan kepribadian
yaitu sebagi berikut :
Faktor Genetika
Faktor Temperamental
Faktor Biologis
Faktor Psikoanalitik
Adapun jenis-jenis Jenis-jenis gangguan kepribadian yaitu sbg :
gangguan kepribadian paraniod, gangguan kepribadian schizoid,
gangguan kepribadian antisosial, gangguan kepribadian borderline,
gangguan kepribadian histrionik, gangguan kepribadian narsistik,
gangguan kepribadian avoidant, gangguan kepribadian dependent,
gangguan kepribadian obsesif kompulsif (ocpd).
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah yang telah ditulis ini dapat memberikan
pengetahuan dan sajian informasi kepada pembaca. Dan kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan, saya mengharapkan ada
masukkan dan kritik yang dapat melengkapi makalah kami, serta saran
yang membangun
DARTAR PUSTAKA
Wiramihardja, Prof. Dr. Sutardjo A., psi. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal.
Bandung: PT. Refika Aditama