Anda di halaman 1dari 15

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Dosen Pengampu:
Ns. Dwin Seprian, M. Kep

Di Susun Oleh :
Arvinod Febian : (841214016)
Fitra Erdiansyah : (841214003)
Putri Nadia : (841214014)
Riska : (841214013)
Della Nur Afriani : (841211012)
Reza Mahendra : (841211014)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH
SAKIT ISLAM PONTIANAK
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan Kepribadian”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi di
Prodi D3 Keperawatan. Dalam menyusun makalah ini, kelompok kami banyak
memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kelompok kami ingin meyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Ns. Dwin Seprian, M. Kep, selaku dosen pengampu di mata kuliah Psikologi;
2. Kepada orang tua kami, yang selalu mendoakan;
3. Kepada teman-teman yang selalu mendukung dan membantu dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan segala bentuk saran dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua
terutama di dunia pendidikan.

Pontianak, 02 November 2021

Kelompok V

i
ii
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Pengertian gangguan kepribadian.......................................................5
B. Tipe – tipe gangguan kepribadian......................................................6
C. Penatalaksanaan gangguan kepribadian.............................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................12
B. Saran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan tingkah laku
yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi
kehidupan sehari-hari. Kepribadian individu relatif stabil dan memungkinan
orang lain untuk memprediksi pola pikir atau tindakan yang akan diambilnya
(Nevid, Rathus, & Greene, 2011).
Individu dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri
kepribadiannya menampakkan pola perilaku maladaptif dan telah berlangsung
untuk jangka waktu yang lama. Pola tersebut muncul pada setiap situasi serta
menganggu fungsi kehidupannya sehari-hari seperti dalam relasi sosial dan
pekerjaan. (Nevid, Rathus, & Greene, 2011).
Pada individu ini, ciri kepribadian maladaptif itu tampak begitu melekat
pada dirinya. Bahkan mereka tidak menyadari masalah mereka. Biasanya
mereka menolak untuk mendapatkan pertolongan dari terapis dan menolak
atau menyangkal bahwa dirinya memiliki suatu masalah. Mereka tidak merasa
cemas tentang perilakunya yang maladaptif sehingga mereka pun tidak
memiliki motivasi untuk mencari pertolongan dan sulit sekali untuk
mendapatkan perbaikan atau kesembuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gangguan kepribadian ?
2. Apa saja jenis-jenis gangguan kepribadian ?
3. Bagaimana penanganan gangguan kepribadian ?
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dari gangguan
kepribadian

iv
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar gangguan
kepribadian
b. Agar mahasiswa mampu menjelaskan tipe – tipe gangguan
kepribadian
c. Agar mahasiswa mampu menerapkan teori kepada pasien gangguan
kepribadian baik di rumah sakit maupun di masyarakat
D. Manfaat penulisan
Manfaat yang terdapat dari makalah ini adalah kita dapat menambah
pengetahuan tentang Konsep dasar Gangguan kepribadian dan mampu
mengaplikasikan teori gangguan kepribadian

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian (personality disorder) adalah pola perilaku atau
cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Kekakuan
tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan
eksternal; sehingga pola tersebut pada akhirnya bersifat self-defeating (Birrell,
2018).
Individu dikatakan mengalami gangguan kepribadian apabila ciri
kepribadiannya menampakkan pola perilaku maladaptif dan telah berlangsung
untuk jangka waktu yang lama. Pola tersebut muncul pada setiap situasi serta
mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari (misalnya, dalam relasi sosial
dan pekerjaan) (Supinganto, 2021).
Orang yang mengalami gangguan ini tidak merasa cemas tentang
perilakunya yang maladaptif (ego-sintonik) sehingga mereka pun tidak
memiliki motivasi untuk mencari pertolongan dan sulit sekali untuk
mendapatkan perbaikan atau kesembuhan.

B. Tipe – Tipe Gangguan Kepribadian


Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-IV) gangguan kepribadian dibagi ke dalam 3 kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok A
Orang yang dianggap aneh atau eksentrik. Kelompok ini mencakup
gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal.
2. Kelompok B
Orang dengan prilaku yang terlalu dramatis, emosional, atau eratik (tidak
menentu). Kelompok ini terdiri dari gangguan kepribadian antisosisal,
ambang, histrionik, narsistik.

vi
3. Kelompok C
Orang yang sering kali tampak cemas dan ketakutan. Kelompok ini
mencakup gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-
konpulsif.
Berikut ini akan dijelaskan menurut Safari (2021) satu persatu tipe-
tipe gangguan kepribadian yaitu, sebagai berikut :
1. Gangguan kepribadian Paranoid
Biasanya diatandai dengan adanya kecurigaan dan
ketidakpercayaan yang sangat kuat kepada orang-orang di lingkungan
sekitarnya. Ia juga hypersensitive, rigid (kaku), anxious (pecemburu)
dan argumentatif (suka berdebat). Mereka cenderung melihat diri
sendiri sebagai yang baik, yang tidak memiliki cacat, dan jarang
mampu melihat kekurangan dirinya, meskipun dia tahu.
Gejala lain yaitu keterbatasan kehidupan afektif yaitu penampakan
yang dingin dan tanpa emosi, merasa bangga dirinya selalu obyektif,
rasional dan tidak mudah terangsang secara emosional. Ia juga tidak
ada rasa humor yang wajar, pasif, tidak lembut, tidak hangat, dan
sentimental. Mereka juga sangat sensitif terhadap kritikan, baik itu
nayata maupun yang dibayangkan. mereka cenderung tidak
mempercayakan rahasia pribadi pada orang lain karena mereka yakin
bahwa informasi pribadi akan digunakan untuk menyerang mereka.
Gangguan ini bisa ditemukan dari anggota para imigran atau kelompok
etnik minoritas, tahanan politik, atau orang budaya lain yang
berprilaku sangat hati-hati atau defensive.
2. Gangguan kepribadian Skizoid
Ciri utamanya adalah isolasi sosial dan sering kali digambarkan
sebagai penyendiri atau eksentrik, ia juga kehilangan minat pada
hubungan sosial. Mereka tampak jauh, menjaga jarak, dan sikap acuh
tak acuh terhadap pujian, kritikan atau perasaan orang lain. Wajah

vii
mereka cenderung tidak menampilkan ekspresi emosional, dan mereka
jarang bertukar senyum sosial atau salam.
Mereka biasanya memberikan tampilan bahwa mereka “dingin”
dan penyendiri. Ia juga menyukai aktifitas atau pekerjaan yang tidak
melibatkan orang lain (aktivitas mandiri/bekerja seorang diri). Kaum
pria biasanya tidak menikah karena mereka tidak dapat melakukan
hubungan yang intim dan kaum wanita biasanya secara pasif akan
menyetujui untuk menikah dengan kaum pria yang agresif dan sangat
menginginkan mereka menikah dengannya
3. Gangguan kepribadian Skizotipal
Biasanya tampak aneh secara mencolok. Mereka sensitif terhadap
perasaan atau reaksi orang lain terhadap dirinya, terutama reaksi yang
negatif seperti marah atau tidak senang. Gangguan ini merupakan pola
pikir yang khas (dalam arti tidak baik); dalam berbicara dan dalam
persepsi, sehingga merusak komunikasi dan interaksi sosial.
4. Gangguan kepribadian ambang (borderline)
Ditandai adanya gejala-gejala afek, mood, tingkah laku dan self-
image (identitas diri) yang tidak stabil serta impulsiveness, berlebih-
lebihan, perubahan suasana hati (mood-nya selalu berubah-ubah) yang
drastis (tiba-tiba), perasaan mengganggu yang sifatnya kronis, dan 
adanya upaya-upaya untuk mutilasi (sell-mutilation) atau menyakiti
diri sendiri, untuk mendapatkan sesuatu atau dengan tujuan mencari
pertolongan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan
mereka, atau menumpulkan afek-afek yang mereka rasakan. Mereka
merasa bergantung pada orang lain, namun mereka juga memiliki
perasaan bermusuhan terhadap orang lain.  OKI, individu dengan
gangguan ini memiliki hubungan interpersonal yang “hiruk-pikuk”.
Mereka juga tidak tahan atau tidak dapat hidup apabila berada
sendirian. Ketika kesepian dan kebosanan melanda mereka, walaupun
hanya untuk waktu yang singkat (karena moodnya mudah berubah)
mereka akan berusaha mencari teman, walaupun cuma teman duduk

viii
5. Gangguan kepribadian histrionic
Yaitu melibatkan emosi yang berlebihan dan kebutuhan yang besar
untuk menjadi pusat perhatian serta cenderung dramatis dan
emosional, namun emosi mereka tampak dangkal, dibesar-besarkan
dan mudah berubah. Ditandai juga dengan tingkah laku yang
bersemangat (colorful), dramatis atau suka menonjolkan diri dan
ekstrovert pada individu yang emosional dan mudah terstimulasi oleh
lingkungan. Di samping penampilan yang cemerlang tidak mampu
menciptakan hubungan yang mendalam dan menjaga hubungan dalam
jangka waktu panjang. Mereka selalu berusaha mencari perhatian dari
lingkungan, cenderung untuk melebih-lebihkan pikiran atau perasaan
mereka dan membuat segala sesuatunya tampak lebih penting dari
yang sesungguhnya.
6. Gangguan kepribadian narsistik
Yaitu orang yang memiliki rasa bangga atau keyakinan yang
berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan kebutuhan yang ekstrem
akan akan pemujaan. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan
berharap orang lain menghujani mereka dengan pujian. Mereka merasa
bahwa dirinya spesial dan berharap mendapatkan perlakukan khusus
pula.  OKI, mereka sangat sulit atau tidak dapat menerima kritik dari
orang lain. Mereka juga tidak mampu untuk menampilkan empati,
kalaupun mereka memberi empati dan simpati, biasanya mereka
memiliki tujuan tertentu untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Masalah-masalah yang  biasanya muncul adalah sulit membina
interpersonal, penolakan dari orang lain, kehilangan sesuatu atau
masalah dalam pekerjaan dan tidak mampu mengatasi stres yang
mereka rasakan dengan baik.

ix
7. Gangguan kepribadian menghindar (Avoidant)
Kunci gangguan ini adalah sangat sensitif terhadap penolakan,
sehingga akhirnya yang tampak adalah tingkah laku menarik diri.
Mereka sebenarnya sangat ingin berelasi dengan orang lain, namun
mereka malu dan sangat takut jika tidak diterima. Mereka juga
memiliki perasaan rendah diri (inferiority complex), tidak percaya diri,
takut berbicara di depan public atau meminta sesuatu dari orang lain.
Mereka sering kali menyalah artikan komentar dari orang lain sebagai
menghina atau mempermalukan dirinya. Mereka tidak mau, lebih tepat
tidak berani ikut dalam suatu gerakan di lingkungan sosial. Perilakunya
sering diwarnai oleh kemurungan, rasa tidak aman (insecurity) dalam
berinteraksi sosial, dan dalam memulai suatu relasi sosial.
8. Gangguan kepribadian dependen
Yaitu menggambarkan orang yang memiliki kebutuhan yang
berlebihan untuk  diasuh oleh orang lain. Hal ini membuat mereka
sangat patuh dan melekat dalam hubungan mereka serta sangat takut
akan perpisahan. Mereka juga sangat sulit melakukan segala sesuatu
sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Mereka mencari saran dalam
membuat keputusan yang paling kecil sekalipun. Karena takut akan
penolakan atau takut berakhirnya suatu hubungan dekat, maka mereka
sering menomerduakan keinginan dan kebutuhan mereka demi orang
lain. Mereka setuju akan pernyataan yang aneh tentang diri mereka
sendiri dan melakukan hal-hal yang merendahkan diri untuk
menyenangkan orang lain
9. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Yaitu sebuah gangguan yang ditandai oleh cara berhubungan
dengan orang lain yang kaku, kecenderungan perfeksionis, kurangnya
spontanitas, dan perhatian yang berlebihan akan detail. Mereka sangat
terpaku pada kebutuhan akan kesempurnaan sehingga mereka tidak

x
dapat menyelesaikan segala sesuatu tepat waktu. Apa yang mereka
lakukan pasti gagal memenuhi harapan mereka, dan mereka memaksa
diri untuk mengerjakan ulang pekerjaan mereka. Mereka juga sulit
mengekspresikan perasaan, sulit untuk bersantai dan menikmati
aktivitas yang menyenangkan, mereka khawatir akan biaya dari
aktivitas senggang tersebut.

C. Penatalaksanaan Gangguan Kepribadian


Adapun menurut Pieter (2011) penatalaksanaan gangguan kepribadian
sebagai berikut :
1. Terapi obat
Obat antidepresan atau antikecemasan dapat digunakan untuk
mengendalikan simtom namun tidak dapat mengubah pola perilaku yang
mendasarinya.
2. Teori kognitif – behavioral
Untuk mendorong tingkah laku yang adaptif, untuk mengembangkan
keterampilan sosial yang lebih efektif, dan untuk menggantikan cara
berfikir yang salah dengan alternatif rasional.
3. Terapi psikodinamika
Dengan menemukan asal mula penyebab masalah, serta memberikan
dukungan dan bimbingan yang diperlukan individu untuk keluar dari
masalahnya.Metode yang digunakan salah satunya adalah dengan asosiasi
bebas yaitu di mana seorang klien diberi pelajaran untuk menceritakan
apa saja yang hadir dalam pikirannya, mencoba untuk tidak menyaring
pikiran apapun. Kemudian terapis mencatat tema-tema apa yang terjadi
dalam asosiasi bebas klien. Bersikap empatik dan mendengarkan tidak
menilai, terapis membangun hubungan saling percaya dengan klien.
Terapis secara berhati-hati melakukan penafsiran dan konfrontasi,
sehingga klien dapat menerima dan berespons terhadap hal itu tanpa
cemas.
4. Terapi secara islami

xi
menurut Psikiater Dadang Hawari, pada gangguan kepribadian diatas ini
diberikan terapi psikofarmaka (obat-obatan anti-psikotik, anti-cemas dan
anti-depresi) juga diberikan terapi psikoreligi.

a. Paranoid
Jangan berburuk sangka ataupun dngki dg orang lain & melakukn
sholat, berdo’a dan berdzikir.
b. Schizoid
Banyak melakukan silaturahmi (sosialisasi) agar kehidupannya
emosinya tidak menjadi dingin atau acuh tak acuh dan melakukan
sholat,berdo’a & dzikir.
c. Skizotipal
Orang dengan gangguan keprbadian ini hendaknya banyak
melakukan sholat, berdo’a, berdzikir dan puasa.
d. Ambang
Orang dengan gangguan keprbadian ini hendaknya banyak
melakukan sholat, berdo’a, berdzikir, dan sabar.
e. Histerionik
Orang dengan gangguan keprbadian ini hendaknya banyak
melakukan sholat, berdo’a, berdzikir, dan sabar.
f. Narsistik
Orang dengan gangguan keprbadian ini hendaknya banyak
melakukan sholat, berdo’a, berdzikir, dan sabar serta tidak sombong.
g. Menghindar
Orang dengan gangguan keprbadian ini hendaknya banyak
melakukan sholat, berdo’a, berdzikir, dan sabar serta perbanyak
silaturahmi.
h. Dependen
Orang dengan gangguan keprbadian ini hendaknya banyak
melakukan sholat, berdo’a, berdzikir, dan sabar

xii
i. Obsesif – kompulsif
Banyak melakukan sholat,berdo’a,berdziki, dan sabar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Gangguan kepribadian adalah karakteristik-karakteristik yang
bersifat menetap dan maladiptif yang menyebabkan penderitaan dan
ketidakmampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Orang-orang yang
biasa mengalami gangguan kepribadian merasa tidak perlu berubah, karena
adanya ego syntonic pada diri mereka. Gangguan kepribadian dikelompokkan
menjadi tiga dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual for Mental).
Yang pertama adalah kelompok A terdiri dari paranoid, skizoid, dan
skizotipal. Kedua, kelompok B yang terdiri dari antisosial, ambang
(borderline), histrionik dan narsistik. Dan terakhir, kelompok C terdiri dari
menghindar, dependen dan obsesif-kompulsif.
B. Saran
Saran Jika kita menemukan atau mengetahui ada seseorang di sekitar kita
yang mengalami gangguan kepribadian, maka kita harus selalu menjaga
hubungan yang baik, berinteraksi tanpa memandang mereka sebelah mata, dan
mengajaknya pergi berobat. Pada intinya, jangan sampai orang yang
mengalami gangguan kepribadian itu merasa terasingkan, sampai-sampai
mengisolasikan diri dari lingkungannya.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Birrell, Marwik, (2018). Psikiatri. Singapore : ELSAVIER

Nevid, S.F, Rathus, A.S., Greene, B. 2003. Psikologi Abnormal Edisi Kelima,
Erlangga: Jakarta.

Pieter Zan Herri, (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta :


Prenada Media Group

Safari Triantoro, (2021). Psikologi Abnormal : Dasar – Dasar, Teori, Dan


Aplikasinya. Yogyakarta : UAD PRESS

Supinganto Agus, (2021). Keperawatan Jiwa Dasar. Yogyakarta : Yayasan Kita


Menulis

xiv

Anda mungkin juga menyukai