Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

KEPRIBADIAN
(Keperawatan Jiwa)
Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas di AKADEMIK KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO Tahun Ajaran 2016/2017

Disusun oleh:
Kelompok 4 (II B)
1. Ana Sulis Setiani (2015010)
2. Anang Herman S. (2015010)
3. Aurina Nur H.
(2015010)
4. Eka Widiawati
(201501060)
5. Emy Nurkolila M. (201501061)
6. Hesti Wahyu H. (201501070)
7. Indah Puspita A. (201501071)
8. Nur Susi Susanti (2015010)
9. Nurin Alifah
(2015010)
10. Risma Fristy F. (2015010)
11. Taufiq Mustakim (201501088)

AKADEMIK KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
Jl. Ciptomangunkusumo No.82A Ponorogo, Telp: (0352) 461792, Fax: (0352) 462819
Email:office@akperpemkabponorogo.ac.id, Website: akperpemkabponorogo.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
bertema

ASUHAN

KEPERAWATAN

PADA

KLIEN

DENGAN

GANGGUAN

KEPRIBADIAN. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi semakin
baiknya sajian makalah ini.
Semoga makalah ini memberi informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Ponorogo, 21 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................................

Tujuan Penulisan.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................

BAB IV PENUTUP...................................................................................................

41

Kesimpulan.........................................................................................................

41

Saran....................................................................................................................

41

DAFTAR PUASTAKA..............................................................................................

42

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah pola prilaku dan berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain
yang melekat dan terus ada, termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri tentang diri sendiri
dan dunia.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan
maladaptif dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsidalam
masyarakat atau menyebabkan distres emosional individu.
Gangguan kepribadian biasnya tidak didiagnosa sampai usia dewasa, saat
kepribadian individu lebih komplet , tetapi pola perilaku maladaptif tersebut sering kali
dapat terjadi pada masa remaja atau masa kanak-kanak awal.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengerti tentang gangguan kepribadian
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang:
a. Definisi gangguan kepribadian
b. Kategori gangguan kepribadiaan
c. Awitan dan proses klinis
d. Faktor
e. Sumber koping
f. Mekanisme koping
g. Disiosasi kepribadian
h. Kepribadian perawat
i. Rentang respon sosial
j. Penerapan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kepriadian

BAB ll
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Kepribadian adalah pola prilaku dan berhubungan dengan diri sendiri dan orang
lain yang melekat dan terus ada, termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri tentang diri
sendiri dan dunia.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku
dan maladaptif dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam
masyarakat atau menyebabkan distres emosional individu.
Gangguan kepribadian biasnya tidak didiagnosa sampai usia dewasa, saat
kepribadian individu lebih komplet , tetapi pola perilaku maladaptif tersebut sering kali
dapat terjadi pada masa remaja atau masa kanak-kanak awal.
a. Diagnosis ditegakkan saat individu terus memperlihatkan pola prilaku yang
menyimpang dari harapan budaya pada dua atau lebih area berikut: Cara
memersepsikan dan meintepretasikan diri sendiri, orang lain, dan peristiwa
(kognisi)
b. Rentang, intensitas, kelabilan, dan ketepatan respon emosional (afek)
c. Fungsi interpersonal
d. Kemampuan untuk mengendalikan impuls atau mengekspresikan perilaku pada
waktu dan tempat yang tepat (pengendalian impuls). Untuk alasan tersebut,
individu yang mengalami gangguan kepribadian sulit diobati; hal ini dapat
membuat frustrasi perawat dan pemberi perawatan lainnya, serta keluarga dan
teman.
B. Kategori gangguan kepribadian
Diagnostic and statistical manual of mental disorders text revision (DSM-IV-TR,
2000) memuat gangguan kepribadian dalam kategori yang terpisah dan berbeda dari
gangguan jiwa mayor lainnya. yaitu:
1. Kelompok A: individu yang perilakunya tampak aneh atau eksentrik ( gangguan
kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal )
2. Kelompok B: individu yang tampak dramatis, emosional, atau tidak lazim (gangguan
kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsisistik)
3. Kelompok C: individu yang tampak cemas atau ketakutan (gangguan kepribadian
menghindar, dependen, dan obsesif kompulsif)
4. Kategori gangguan kepribadian yang di usulkan: gangguan kepribadian depresif dan
pasif-agrresif
C. Gangguan kepribadian Gejala/karakteristik Intervensi keperawatan.
1. Paranoid dengan Ciri ciri:
2

1) Tidak percaya dan curiga pada orang lain


2) cenderung pendendam
3) sensitif terhadap kegagalan dan penolakan
4) curiga tanpa dasar dan berulang tentang kesetiaan seksuall dari pasangannya
5) merasa penting secara berlebihan
Gejala:
1) berhati-hati
2) kecemburuan patologis
3) hipersensitivitas
4) Tidak berperasaan dan kurang rasa humor Pendekatan serius dan terus
teraing;anjurkan klien memvalidas ide sebelum bertindak; libatkan klien dalam
perencanaan terapi
2. Skizoid (pemalu)
Memisahkan diri dari hubungan sosial;afek terbatas; lebih berkutat dengan benda
dari pada dengan orang-orang. Ciri-ciri:
1) Tidak banyak aktivitas yang memberi kesenangan
2) Emosi dingin, acuh
3) Kurang mampu mengekspresikan kehangatan
4) Tidak peduli pujian dan kecaman
5) Kurang tertarik untuk memperoleh pengalaman seksual dengan orang lain
6) Memiliki aktivitas sendiri
7) Tidak memiliki teman dekat atau akrab
Gejala:
1) Isolasi sosial
2) Tidak ada kehangatan
3) Perasaan-perasaan kelembutan terhadap orang lain
3. Tumpul(tampak jauh dan dingina)
Tingkatkan fungsi klien dalam masyarakat;bantu klien untuk mendapatkan manajer
kasus
4. Skizotipal Ketidaknyamanan akut dalam hubungan; gangguan kognitif atau persepsi;
perilaku eksentrik
Gejala/ciri:
1) Pikiran magic
2) Isolasi sosial
3) Ilusi
4) Pola bicara aneh
5) Dingin
6) Menjauhkan diri
7) Curiga
8) Ansietas sosial
Kembangkan keterampilan perawatan diri ; tingkatkan fungsi masyarakat;
latihan keterampilan sosial
5. Antisosial Tidak memperhatikan hak orang lain, aturan, dan hukum
Ciri:
1) Tidak loyal terhadap kelompok atau norma sosial
2) Egosentrik
3) Tidak bertanggung jawab
4) Impulsif
5) Tidak mampu mengubah diri baik karena pengalaman /hukuman
3

6) Toleransi rendah
7) Menyalahkan orang lain dengan alasan masuk akal Penetapan batasan;
konfrontasi; ajarkan klien untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan
mengatasi emosi marah atau frustrasi
6. Ambang Ketidak kesetabilan hubungan, citra diri, dan afek; impulsivitas; mencederai
diri. Ciri-ciri:
1) Alm perasaan sebagai suatu reaksi terhadap ketakutan atas pengabaian yang
2)
3)
4)
5)
6)

nyata atau imajinasi


Paranoid
Merendahkan orang
Mengisolasi orang lain secara ekstrim(soliting)
Suka mengutil di tokoh
Makan berlebih dalam pesta (pingekating)
Tingkatkan keamanan; bantu klien mengatasi dan mengendalikan emosi; teknik

restrukturisasi kognitif; pengaturan waktu; ajarkan keterampilan sosial


7. Histrionik Emosi dan mencari perhatian yang berlebihan
Ciri/gejala:
1) Membesarkan ekspresi dan emosi
2) Menarik perhatian untuk dirinya sendiri
3) Reaksi berlebih dalam kejadian kecil
4) Secara konstan mencari pengakuan dari orang lain
5) Egosentrik
6) Sombong
7) Minat pada penampilan fisik dan ketidak sesuaian penampilan atau perilaku
yang mengarahkan seksual.
Ajarkan keterampilan sosial;berikan umpan balik faktual tentang prilaku
8. Narsisistik Grandiositas; kurang empati; ingin dikagumi
1) Merasa dirinya penting
2) Fantasi-fantasi keberhasilan,kesuksesan, kecerdasan, kecantikan, citra ideal
3) Kurang simpatis
4) Hasrat diri
5) Pencemburu
6) Acuh terhadap kritik Pendekatan sesuai fakta; lakukan kerjasama dalam terapi
yang diperlukan; ajarkan klien keterampilan perawwatan diri yang diperlukan.
Menghindar Inhibisi sosial; perasaan tidak mampu; hipersensitif terhadap
evaluasi negatif
7) Ketidaknyamanan sosial
8) Perilaku tidak berani
9) Sensitifitas akut
10) Menarik diri meski ingin mengasihi dan menerima Dukungan dan tenangkan;
teknik restrukturisasi kognitif; tingkatkan harga diri
9. Dependen Perilaku tunduk dan patuh; kebutuhan yang berlebihan untuk dijaga:
1) Mengikuti orang lain
2) Tidak mandiri
3) Kurang percaya diri
4) Tidak bisa buat keputusan
4

5) Merasa tidak berdaya dan bodoh


6) Takut di tinggalkan
7) Takut menjadi diri sendiri Bantu perkembangan kepercayaan diri dan otonomi
klien; ajarkan keterampilan penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan;
10.

teknik restrukturisasi kognitif


Obsesif-kompulsif Preokupasi dengan keteraturan, kesempurnaan, dan
pengendalian:
1) Terokupasi
2) Ketaatan yang tidak fleksibel sehingga mengorbankan fleksibelitas dan
spontanitas
3) Hanya fokus pada kerjadan pencapaian tujuan
4) Menyampingkan persahabatan dan aktivitas yang menyenangkan
5) Pria lebihbanyak menderita gangguan ini Dorong untuk bernegosiasi dengan
orang lain; bantu klien untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu; teknik restrukturisasi kognitif


11. Depresif Pola kognisi dan prilaku depresif dalam berbagai konteks Kaji resiko
mencederai diri; berikan umpan balikfaktual; tingkatkan harga diri; tingkatkan
12.

keterlibatan dalam aktivitas


Pasif-agresif Pola sikap negatif dan perlawanan pasif atas tuntutan performa
yang adekuat dalam situasi sosial dan okupasional Bantu klien untuk
mengidentifikasi dan perasaan dan mengungkapkannya secara langsung; bantu klien
untuk mempelajari perasaan dan perilakunya sendiri secara realistis

D. Awitan dan proses klinis


1. Terjadi pada 10%-13% populasi umum.
2. Insiden pada sosekonomi rendah (cloninger & svrakic,2000)
3. Kematian lebih tinggi: bunuh diri,kecelakaan;perceraian
asuh(gunderson & philips,1995)
4. Berkaitan dengan kriminalitas (70-85%)
5. Alkoholisme(60-70%)
6. Penyalahgunaan obat (70-90%)/ (gunderson & philips)
E. Faktor
1) Berasal dari struktur biologis dan genetik
2) Perkembangan dan interaksi lingkungan dan orang lain.
3) Faktor predisposisi:
a. Faktor perkembangan(keluarga berperan)
b. Faktor biologis (neurotransmitter)
c. Faktor sosiokultur(isolasi sosial
4) Faktor pencetus:
a. Stresor sosialkultural
b. Stresor psikologis

dan

hukum

F. Sumber koping
Contoh sumber koping yang berhubungan dengan sosial maladaftif meliputi :
1) Keterlibatan dalam hubungan kulurga yang luas dan eman.
2) Hubungan dengan hewan peliharaan.
3) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan untuk krearivitas

setres

interpersonal ( misalnya : kesenian musik,atau tulisan ).


G. Mekanisme koping
Individu yang mengalami respon sosial maladaftif menggunakan berbagai
mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut bnerkaitan
dengan dua jenis hubungan yang sepesifik.
1) Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisocial:
a. Proyeksi
b. Splitting
c. Merendahkan orang lain
2) Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang.
a. Splitting
b. Formasi reaksi
c. Proyeksi
d. Isolasi
e. Idealisasi
f. Idealisasi orang lain
g. Merendahkan orang lain
h. Identifikasi proyeksi
H. Disosiasi kepriadian
Disosiasi kepribadian adalah pemisah suatu pola psikologis yang kompleks
sebagai satu kesatuan struktur kepriadian. Beberapa disosiasi kepriadian:
1. Tugas adalah keinginan keps untuk menggambar
2. Samnabulisms (sleep walking) adalah berjalan pada waktu yidur atau melakukan
aktifitas kompleks pada waktu kesadaran menurun
3. Multiple personality (pluraliasi, ambrivalen) adalah priadi majemuk atau terbelah

BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
Sosiopat atau psikopat adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan
individu dengan kepribadian antisosial. Bohong dan manipulasi adalah ciri-ciri utama
gangguan, hal ini sangat sulit untuk diobati. Pengurangan merupakan metode utama yang
dilakukan untuk mengendalikan perilaku yang paling berbahaya.
TEORI ETIOLOGIS
Psikodinamika
Secara psikodinamis, individu ini tetap terikat dalam tahap perkembangan awal.
Karena penolakan atau pengabaian orang tua, kebutuhan pemuasan dan keamanan tetap tidak
terpenuhi dan ego terbelakang. Karena kurangnya kekuasaan ego, perilaku diarahkan id dan
mengakibatkan pemuasan segera kebutuhan tersebut. Superego yang tidak matur membuat
individu ini mengejar pemuasan tersebut dengan berbagai cara dan tanpa mengalami perasaan
bersalah.
Biologis
Keterlibatan genetic ditunjukkan dalam penelitian yang menggambarkan bahwa
individu dengan kepribadian antisosial dan orangtuanya menunjukkan abnormalitas EEG
yang berlebihan jika pemeriksaan dilakukan pada kedua kelompok ini. Beberapa penelitian
mengemukakan bahwa varian gen reseptor dopamine D4 (D4DR) tampaknya lebih sering
pada individu yang melaporkan tingkat pencarian kesenangan baru yang tinggi. Orang
dengan nilai tinggi pada karakteristik ini sering kali disebut sebagai orang yang
eksitabel.,cepat marah dan mencari sensasi/situasi yang mendebarkan, ciri-ciri dikaitkan
dengan gangguan kepribadian antisosial. Akan tetapi, tidak ada efek yang jelas pada
kepribadian yang terlihat pada saat ini. Disamping factor genetic atau lingkungan, sosiopat
memilih gaya hidupnya sendiri : oleh Karena itu, bergantung pada mereka untuk
mengubahnya.
Dinamika Keluarga
1

Fungsi keluarga terlibat sebagai factor yang penting dalam menentukan apakah
individu mengalami atau tidak mengalami gangguan ini. Situasi berikut dapat merupakan
predisposisi. Gangguan ini orangtua tidak disiplin,sangat miskin,pindah dari rumah,besar
tanpa figure ayah/ibu,penentuan batasan tidak teratur. Terselamatkan tiap kali orang tersebut
dalam kesulitan(tidak pernah merasa menderita akibat perilakunya).
DASAR DATA PENGKAJIAN KLIEN
Sirkulasi
Denyut jantung terlihat sedikit peningkatan saat mengantisipasi stress.

Intregitas Ego
Kurang motivasi untuk berubah, sering kali tidak mencari terapi secara sukarela. Tidak
ada perasaan bersalah atau malu.
Neurosensory
Status mental : kepribadian tampak mengagumkan,menarik dan biasanya pandai;
sikapnya seringkali cenderung berpura-pura untuk menipu atau memfasilitasi eksploitasi
oranglain ; cara kerjanya manipulasi, tingkat toleransi rendah mengakibatkan perasaan frustasi
saat keinginannya tidak segera dipuaskan
Alam perasaan : adaptif terhadap tujuan individu yang diharapkan, alam perasaan
mungkin dalma rentang mengagumkan dan menyenangkan sampai marah yang sangat.
Afek : reaksi emosi mungkin aneh dan ekstrem dengan kurangnya perhatian pada
perasaan oranglain.
Proses piker : klien terobsesi dengan minatnya sendiri dan ekspresi berlebihan
terhadap kepentingannya sendiri,wawasan atau penilaian buruk dan impulsivitas atau gagal
merencanakan ke depan.
Tanda-tanda distress pribadi mungkin tampak. Kurangnya sentuhan emosi dengan
orang lain bahkan dari orangtua menunjukkan keinginan terhadap stimulus bukan isolasi.
Keamanan
Mengalami tingkatan bangkit otonomik rendah dan berespon terhadap stimulus yang
berbahaya atau menyakitkan dengan sedikit ansietas. Berani mengakibatkan keselamatan diri
sendiri/oranglain. Mungkin tidak memiliki tempat tinggal di jalan atau santunan orang lain.
2

Seksualitas
Menunjukkan perilaku seksual terlalu awal atau agresif.
Interaksi Sosial
Terjadi paling sering pada populasi social ekonomi rendah.
Keluarga mungkin mengalami disfungsi dengan interkasi positif yang sedikit, mungkin
dengan kekerasan riwayat kekerasan di rumah. Menunjukkan perilaku anti social kronis yang
tidak sesuai dengan system nilai masyarakat umum. Berulang melakukan kekerasan terhadap
hak-hak orang lain tanpa penyesalan. Menolak autoritas ,melanggar moralitas,tidak belajar
dari masalalu dan tidak peduli tentang masa depan. Kerusakan segnifikan dalam fungsi
social,pernikahan,dan okupasi/militer.
Pengajaran atau pembelajaran
Prevalensi lebih tinggi pada pria dari pada wanita. Riwayat ganguan perilaku sebelum
usia 15 dengan perilaku anti social terjadi sejak usia 15 dan biasanya menghilang setelah usia
30, saat invidu tampak mellow out atau merasa letih terhadap situasi yang ada.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
EEG : secara abnormal jumlah aktivitas gerak lambat lebih tinggi, merefleksikan
kemungkinan deficit dalam mekanisme inhibitor, yang mungkin sebagian kecil dampak dari
hukuman.
Stimulus Aversif : cenderung lebih lambat dalam belajar menghindari syok, dikaitkan dengan
tingakt kebangkitan fisiologis lebih rendah daripada normal : peningkatan kemampuan untuk
menghilangkan stimulus aversif.
Daftar Periksa Psikopati : baru-baru ini dikembangkan skala peringkat yang
mengidentifikasi 2 set karakteristik yang berguna memprediksi akibat pada klien dan
kecenderungan aktivitas criminal kekerasan di masa depan.
Skrining Obat : menentukan adanya penggunaan zat.
PRIORITAS KEPERAWATAN
3

1.
2.
3.
4.
5.

Membatasi perilaku agresif : peningkatan respons yang dapat diterima secara social.
Membentuk hubungan saling percaya
Membantu klien belajar cara yang sehat dalam menghadapi ansietas
Meningkatkan harga diri
Meningkatkan perkembangan metode konstruktif,alternative dalam berinteraksi
dengan orang lain.

TUJUAN PEMULANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mempertahankan pengendalian diri


Menggunakan perilaku asertif untuk memperoleh respon yang diharapkan
Memulai hubungan saling percaya
Mengenali ansietas dan menghilangkan/mengatasinya
Melibatkan klien/keluargas dalam perjalanan terapi
Melaksanakan rencana untuk memenuhi kebutuhan setelah pulang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Faktor resiko meliputi :
1. Pelanggaran otoritas/hak orang lain
2. Ketidakmampuan menoleransi frustasi : kebutuhan pemuasan segera, mudah
agitasi
3. Harga diri rentan ketidakmampuan mengungkapkan perasaan
4. Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai, termasuk pengunaan zat
5. Model peran negative : curiga terhadap oranglain
Indicator yang mungkin :
1. Bahasa tubuh, peningkatan aktivitas motoric,iritabilitas,agitasi
2. Permusuhan,ungkapan mengancam,menguasai cara-cara destruktif
3. Menyerang saat marah : memilih agresi untuk memenuhi kebutuhan : bertindak
berlebihan berlebihan dan agresif
4. Penyalahgunaan zat

Hasil yang diinginkan/kriteria evaluasi-klien akan :


1. Mengungkapkan pemahaman alas an terjadinya perilaku,akibatnya dan bagaimana
hasil yang dipengaruhi perilaku tersebut.
2. Mengembangkan dan menggunakan perilaku asertif/tidak agresif dan diterima secara
social untuk memuaskan kebutuhan dan interaksi dengan orang lain.
3. Menunjukkan pengendalian diri yang ditandai dengan postur dan sikap yang rileks.
TINDAKAN/INTERVENSI

RASIONAL
Jika perasaan penolakan terhadap klien tidak

Mandiri
4

Tunjuk sikap menerima klien. Lakukan dengan diragukan lagi, sikap menerima meningkatkan
membangun rasa percaya. Jujur, tepati janji dan perasaan harga diri. Rasa percaya adalah dasar
sampaikan pesan bahwa yang tidak diterima hubungan terapeutik. Catatan : hambatan
adalah perilaku klien bukan diri klien

utama dalam bekerja sama dengan klien ini


terletak

pada

sifat

ketidakmampuan

membentuk rasa percaya,membuka hubungan


Pertahankan

tingkat

stimulus

lingkungan

klien(cahaya

rendah

dengan ahli terapi.


di Stimulus lingkungan

dapat

meningkatkan

remang,sedikit agitasi dan perilaku agresif

orang,dekorasi sederhana,tingkat kebisingan


rendah)
Sediakan lingkungan terstruktur, buat batas Individu
yang

tegas(jadwal

dengan

gangguan

kepribadia

konsisten,peraturan antisosial sering kali berfungsi lebih baik

ruangan,permintaan kerja sama terhadap klien. dalam lingkungan yang terkendali


Libatkan klien dalam proses dan menghadapi
akibatnya)
Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan Meningkatkan kesadaran diri klien terhadap
beri penyaluran untuk mengekspresikannya.
perasaan dan stressor.
Bantu
klien
mengidentifikasi
objek Karena lemahnya perkembangan ego, klien
permusuhan yang sebenarnya

mungkin

salah

menggunakan

mekanisme

pertahanan displacement. Membantu klien


mengenalinya

dengan

cara

yang

tidak

mengancamkan dapat memunculkan masalah


Perhatikan

adanya

distorsi

tersebut dikonfrontasi.
kebenaran, Mengonfrontasi perilaku yang tidak diterima

manipulasi. Hadapi klien dengan perilaku ini membantu

meningkatkan

kesadaran

klien

dalam cara yang tenang tetapi tegas, jelaskna terhadap perasaan dan efek perasaannya
ketidaksesuaian dalam pernyataan dan perilaku. sendiri dan perilaku ini terhadap orang lain.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat dihungkan dengan :

Toleransi yang sangat rendah terhadap stress sksterna


Kurangnya pengalamann ansietas interna seperti rasa bersalah atau malu
5

Pribadi rentan terhadap harapan tidak terpenuhi, konflik kesulitan menunda

pemuasan
System pendukung tidak adekuat
Berbagai perubahan hidup

Kemungkinan ditandai oleh :

Ketidakmampuan koping penyelesaian masalah : pilihan agresi dan manipulasi

untuk mengatasi masalah dan konflik


Penggunaan mekanisme pertahanan tidak sesuai
Kekhawatiran, ansietas, depresi kronis, harga diri buruk
Angka kecelakaan tinggi : perilaku destruktif terhadap diri

Hasil yang diinginkan/kriteria evaluasi :

Mengidentifikasi perilaku koping maladaktif dan akibatnya


Mengungkapkan kesadaran kemampuan koping positif dalam diri
Menunjukkan peningkatan toleransi terhadap stress eksternal dan memenuhi

kebutuhan dengan perilaku asertif


Mengungkapkan perasaan sesuai dengan perilaku

TINDAKAN/INTERVENSI

INTERVENI
Individu perlu mengetahui perasaannya sendiri,

Mandiri

Berikan penyaluran ekspresi perasaan/masalah. menerima


Bantu

klien

mengenali

adanya

perasaan

tersebut

dan

ansietas

dengan bertanggung jawab pada perasaan tersebut

menggambarkan tingkat perasaan


Bantu
mengidentifikasi/mengenali

sebelum ia dapat mengubah perilaku.


tanda Waspada terhadap adanya perasaan memberi

peringatan awal peningkatan ansietas

kesempatan

bagi

klien

menerapkan

keterampilan baru yang membantu dalam


mengendalikan/mengurangi

ansietas

dan

tindakan impulsive
Diskusikan pola koping perasaan saat ini dan Klien perlu menyadari bahwa pola yang
keefektifan mekanisme ini.

digunakan saat ini adalah merusak diri dan

juga berbahaya untuk orang lain


Eksplorasi situasi yang menimbulkan ansietas. Klarifikasi dasar perasaan ansietas dapat
Bantu merumuskan penyebab perasaan yang membantu menghilangkan kekhawatiran yang
mungkin
tidak perlu.
Sedikit pola usaha mengendalikan lingkungan Meningkatkan kesadaran klien tentang model
selama klien marah dan intimidasi serta interaksi yang tidak sesuai dan akibatnya
penggunaan penyangkalan dan projeksi
Hadapi
klien
saat
muncul
perilaku Membantu
manipulative dan intimidasi

menguatkan

menghentikan pola ini


6

kebutuhan

untuk

Eksplorasi

implikasi/akibat

bila Secara konstan klien perlu menyadari tujuan

mempertahankan aktivitas antisosial.

hidup yang dipilih ddan efek perilaku ini


terhadap masyarakat dan diri sendiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan :
1. Disorganisasi keluarga dan perubahan peran
2. Klien membeli sedikit dukungan pada individu utama
3. Progresif ketidakmampuan jangka panjang yang menghabiskan kapasitas
dukungan orang terdekat
4. Hubungan keluarga sangat ambivalen : riwayat penganiayaan pengobatan di rumah
Kemungkinan ditandai oleh :
1. Ekspresi masalah atau keluhan tentang respons orang terdekat terhadap masalah
klien
2. Orang terdekat melaporkan preakupasi pada reaksi personal mengenal kondisi
klien
3. Orang terdekat menunjukkan perilaku protekstif yang tidak seimbang.
Hasil yang diinginkan/kriteria evaluasi-keluarga akan :
1. Mengidentifikasi/hasil/mengungkapkan sumber daya dalam setiap anggota
keluarga untuk menghadapi situasi
2. Berinteraksi secara tepat dengan klien/satu sama lain, memberi dukungan dari
bantuan sesuai indikasi
3. Memeberi kesempatan bagi klien untuk mengantar situasi dengan caranya sendiri
4. Mengekspresikan perasaan secara terbuka dan jujur.
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
Identifikasi
keluarga.

perilaku/interaksi
Perhatikan

factor-faktor

Memberi

RASIONAL
informasi tentang

pola

dalam

anggota keluarga dan apakah pola inu bermanfaat untuk


yang menyelesaikan masalah saat ini. Gangguan

memengaruhi kemampuan anggota keluarga kepribadian/penyakit mental pada salah satu


untuk memberi dukungan yang dibutuhkan

anggota keluarga menghambat kemampuan

koping.
Dengarkan komentar dan ekspresi masalah Memberi petunjuk terhadap perasaan yang
klien/orang terdekat, perhatikan nonverbal dan melatarbelakangi,motivasi/pertahankan
atau respons
Diskusikan dasar perilaku klien

secara

tidak sadar.
Membantu keluarga untuk mulai memahami
dan menerima/menghadapi tindakan yang tidak

dapat diterima
Anjurkan ekspresi perasaan secara bebas, Ekspresi perasaan dapat merupakan permulaan
7

meliputi frustasi,marah,permusuhan dan putus pengenalan dan menyelesaikan masalah tanpa


asa

mengharapkan orang lain mengambil alih


darinya.

KOLABORASI
Rujuk

pada

sumber

penunjang

jika

diperlukan(mis

terapi

keluarga,konseling

finansial,penasihat spiritual,pelayanan sosial).


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan :
1. Factor

yang

berperan

terhadap

tidak

adanya

hubungan

pribadi

yang

memuaskan(mis. Sumber pribadi tidak adekuat [perasaan dangkal] minat tidak


matur, hati nurani tidak berkembang nilai social tidak diterima)
Kemungkinan ditandai oleh :
1. Kesulitan memenuhi harapan orang lain, kurang yakin bahwa peraturan berlaku
juga padanya
Hasil yang diinginkan :
1.
2.
3.
4.

Mengidentifikasi penyebab dari tindakan untuk memperbaiki isolasi


Mengekspresikan peningkatan harga diri
Ingin berpartisipasi dalam aktivitas/program tanpa menggunakan manipulasi
Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan ekspresi verbal

TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri : perhatikan ekspresi putus asa atau

RASIONAL
Hal ini mungkin hanya emosi yang dirasakan

tidak berguna(mis. Saya seorang pecundang)

individu dan mungkin diekspresikan dalam


cara halus jika kegagalan tidak dapat dihindari.
Meskipun perasaan ini mungkin hilang dengan
cepat mungkin pada saat ini klien paling

mudah untuk diubah


Dengan ekspresi perasaan dan pemahaman Klien mungkin sangat baik saat berkata apa
menunjukkan

ketidak

sesuaian/berlawanan yang ingin didengar orang lain. akan tetapi

antara yang dikatakan dan perilaku.

perilaku

ini

adalah

determinan

terkahir

perubahan yang nyata. Hamper tidak mungkin


Hadapi

ekspresi

tidak

berdaya,

orang ini memahami perasaan orang lain.


ketidak Konfrontasi konsisten terhadap realitas tentang

mampuan mengendalikan situasi atau membuat bagaimana


perbedaan dalam hubungan/komitmen

perilaku

klien

mempengaruhi

interaksi dan kepercayaan orang lain dapat


mendorong
8

klien

untuk

mulai

melihat

tanggung jawab sendiri terhadap masalah


dalam area ini.
Anjurkan klien membuat permintaan atau Jika kebutuhan terpenuhi dengan tindakan
meminta apa yang diinginkan dengan cara yang langsung, klien dapat mulai melihat nilai dari
jelas dan terus terang serta mengekspresikan pendekatan ini.
perasaan dengan jelas pada orang lain
Eksplorasi kebutuhan klien untuk pemuasan Klien perlu memahami perasaannya sendiri
segera
Minta

klien

menjelaskan

perasaan

untuk menyelesaikan masalah


saat Klien sering mengalami kesenangan melalui

seseorang mengatakan TIDAK. Tinjau ulang perilaku antisosial dan perlu memperoleh
perasaan klien tentang otoritas dan pelanggaran pemahaman tentang motivasi
hak-hak orang lain.
Kolaborasi
1. Libatkan

dalam

aktivitas

okupasi/kejuruan,psikoterapi,program

kelompok(mis.
pendidikan

Terapi

lapangan,pertemuan

kodepedensi)
2. Menguatkan nilai atau sikap potensial dan membuka area masalah dalam proses
piker. Hal ini penting untuk restruktur kognitif
3. Individu ini memiliki kesulitan menginterpretasikan perasaan orang lain dan perlu
bimbingan pada area ini.
4. Memberi kesempatan berinteraksi dengan orang lain untuk belajar perilaku baru.
Mendapatkan dukungan untuk berubah, mengurangi ketergantungan pada
manipulasi terhadap orang lain.
Evaluasi
Keefektifan terapi di evaluasi berdasarkan pencapaian hasil atau kemajuan pada area
tersebut. Jika klien dapat mempertahankan pekerjaan dengan performa yang dapat diterima,
memenuhi tanggung jawab keluarga, dan menghindari melakukan tindakan pelanggaran atau
tidak bermoral, terapi dapat dikatakan berhasil.
GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
DSM-IV
301.83 GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
Ambang (borderline) telah digunakan untuk mebgidentifikasi klien yang tampaknya
jatuh pada batas antara kategori standart neurosis atau psikosis. Istilah ini diperhalus untuk
9

menunjukkan klien dengan pola ketidakstabilan yang pervasive terhadap hubungan


interpersonal, cita diri, afek, pengendalian impuls yang bermula pada masa deqasa awal, dan
meliputi faktor-faktor, seperti perasaan terbuang, impulsivitas, reaktivitas alam perasaan,
perasaan kosong kronis, dan masalah kemarahan.
TEORI ETIOLOGIS
Psikodinamika
Proses secara tidak sadar yang diyakini membentuk kepribadian yang bergerak karena
paksaan atau secara insting dipengaruhi oleh konflik diantara insting tersebut dan juga
harapan serta tuntutan realitas insting. Maneuver pertahanan (defensive) terbentuk secara
tidak sadar untuk melindungi diri dari ansietas yang muncul dari konflik ini. Kepribadian ini
tampaknya sungguh-sungguh, tetapi membentuk pertahan yang buruk.
Tampaknya juga sebagai sebab akibat dari fiksasi libido pada tahap perkembangan
psikoseksual yang dikaitkan dengan bagian tubuh tertentu. Walaupun sulit menyetujui
bagaimana kepribadian terbentuk, gangguan kepribadian berat diyakini bermula pada masa
kanak-kanak awal dan bentuk yang lebih ringan diperkirakan dipengaruhi faktor-faktor
selama perkembangan selanjutnya.
Biologis
Kepribadian diyakini memiliki dasar herediter yang dikenal dengan temperamen dan
disposisi biologis yang mempengaruhi alam perasaan dan tingkat aktivitas (mis. Mudah
tersinggung, tenang, pertahanan diri, ramah, impulsive, berhati-hati). Terdapat sedikit
persetujuan tentang bagaimana hal ini memengaruhi perkembangan gangguan kepribadian.

Dinamika Keluarga
Lingkungan social anak, khususnya dalam keluarga, diperkirakan sebagai kekuatan
utama yang membentuk kepribadian. Teori hubungan objek mengemukakan dasar
perkembangan kepribadian ambang mungkin terikat dalam fase penyesuaian perkembangan
(usia 18-25 bulan). Pada fase ini anak yang mengalami peningkatan otonomi, sambil tetap
memerlukan pengisian emosi dari figure ibu. Karena ibu merasa terancam dengan usaha
anak untuk mandiri, ia berusaha mengekang ketergantungan anak. Dukungan perawatan dan
emosi menjadi alat tawar-menawar. Dukungan ini ditunda, ketika anak menunjukkan perilaku
mandiri dan digunakan sebagai penghargaan pada perilaku bergantung dan tidak mandiri. Hal
10

ini menyebabkan ketakutan tentang pengabaian yang mendalam pada anak yang menetap
sampai masa dewasa sehingga ia merasa sebagai anak yang terus memandang objek
(seseorang) sebagai bagian dari dirinya baik orang baik maupun jahat. Hal ini disebut
memecah kepribadian (skizofrenia), yang merupakan dinamika primer kepribadian ambang
borderline.
Penelitian baru-baru ini mengemukakan bahwa gangguan kepribadian ambang
mempunyai kaitan kuat dengan adanya riwayat penganiayaan fisik atau seksual oleh anggota
keluarga, dan inses mungkin alas an utama rasio yang tidak seimbang (2:1) terjadi pada klien
wanita
DATA DASAR PENGKAJIAN KLIEN
Intergritas Ego
Gangguan / distorsi perasaan diri secara nyata.
Mengalami ambivalen saat bersikap mandiri; tidak suka berada sendirian (perasaan takut
membuatnya berusaha untuk menghindari pengabaian secara nyata atau hanya
khayalannya)
Melaporkan perasaan kosong dan bosan; depresi, kesedihan
Dapat menyesuaikan diri dengan temannya setiap saat, membagi nilai dan kenyakinan
berdasarkan imitasi.
Makan atau minum
Mungkin dilaporkan makan berlebihan (impulsivitas)
Neurosensori
Status mental;
Perilaku : mungkin aneh, impulsive, bersemangat, bergantung pada orang lain; perilaku
sesuka hati tidak terduga / perilaku impulsive (mis. Belanja tidak bijaksana, mengemudi
ugal-ugalan, berjudi, penyalahgunaan zat)
Alam perasaan : reaktivitas alam perasaan yang nyata (mis. Episode ansietas terusmenerus, iritabillitas, disforia)
Emosi : emosi meningkat dengan perubahan alam perasaab yang cepat, tidak terduga, kuat;
cepat marah (mungkin meningkat, tidak sesuai), kurangnya kemampuan untuk
mengendalikan; mungkin menunjukkan sikap permusuhan.
Afek : mungkin tampak bersungguh-sungguh, tetapi tidak perlu sesuai dengan situasi yang
ada
11

Proses pikir : menunjukkan dasar realitas buruk secara keseluruhan dengan kesulitan
membuat keputusan; terikat dalam pemikiran konkretsemua atau tidak sama sekali /
hitam atau putih; kurang pemahaman dan tidak belajar dari pengalaman masa lalu; tidak
mampu menentukan tujuan atau nilai-nilai jangka panjang, Berpikir magis, sulit mengenali
diri sendiri; kerusakan konsep diri berat, Kebiasaan berbohong dan menipu, hampir delusi,
Berpusat pada diri sendiri, sering hampir bersikap narsisisme (mencitai diri sendiri),
hipersensitif, dan tidak supel; hubungan mungkin sementara dangkal, dan/atau menuntut,
dengan ploitasi orang lain; kurang empati terhadap orang lain. Mekanisme pertahanan
utama yang digunakan adalah proyeksi (melihat perilaku tersebut pada orang lain dan gagal
untuk melihat pada dirinya sendiri). Mungkin terbatas pada neurosis dan psikosi,
menunjukkan gejala psikotik sementara jika mengalami stress yang sangat; episode
gagasan paranoid sementara atau gejala disosiatif berat. Mungkin dikaitkan dengan
gangguan kepribadian lain dengan ciri-ciri histrionic, narsisistik, skizotip, atau antisocial
Keamanan
Mungkin menunjukkan tanda-tanda tindakan mutilasi diri, biasanya tindakan nonletal
(mis. Memotong-motong, membakar) Riwayat perilaku, dan sikap ancaman bunuh diri
berulang
Seksualitas
Mungkin menunjukkan gangguan besar pada identitas gender
Berhubungan seksual dengan siapa saja
Kemungkinan riwayat inses/penyalahgunaan seksual
Interaksi Sosial
Kerusakana signifikan pada fungsi social, pernikahan, dan okupasi
Hubungan interpersonal tidak stabil dan intens, perubahan antara idealisasi dan devaluasi
yang berlebihan
Seringnya usaha untuk menimbulkan perasaan bersalah pada orang lain, menuntut terusmenerus
Riwayat perkelahian fisik berulang
Pengajar atau Pembelajaran
Prevalensi lebih sering pada wanita
Penyalahgunaan zat (terutama alkohol)mungkin dilaporkan
12

Insiden lebih tinggi ditemukan pada keluarga dengan riwayat baik skizofrenia kronis maupun
gangguan afektif mayor
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
P-300 : Perubahan pada aktivitas elektris otak yang terjadi pada kebanyakan orang sekitar 300
milidetik setelah menerima nada, cahaya, atau sinyal lain yang mengindikasikan bahwa
mereka telah melakukan tugasnya; mungkin abnormal, lebih kecil daripadda rata-rata, dan
sedikit melambat.
CSF5- HIAA(asam 5- hidroksindoleasetat) : menurun pada beberapa klien
Respons Prolacting : menghilangnya respons terhadap serotonin pelepas fenfuramin
Skrinning Obat : mengidentifikasi penggunaan zat
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membatasi perilaku agresif, meningkatkan respons yang dapat diterima secara social
2. Mendorong perilaku asersif untuk memperoleh pengendalian
3. Membantu
klien
belajar
cara
yang
sehat
untuk
mengendalikan
ansietas/mengembangkan konsep diri positif
4. Meningkatkan pengembangan keterampilan koping yang efektif
5. Membantu klien belajar metode alternative, konstruksi untuk berinteraksi dengan
orang lain
TUJUAN PEMULANGAN
1. Mengenali dan mengendalikan perilaku impuls
2. Menentukan tujuan dan menegaskan pengendalian pada kehidupannya sendiri
3. Menggunkan teknik penyelesaian masalah secara konstruktif untuk menyelesaikan
konflik
4. Berinteraksi dengan orang lain dalam cara dalam cara yang sesuai secara social
5. Klien/keluarga terlibat dalam terapi perilaku/program pendukung
6. Melaksanakan rencana untuk memenuhi kebutuhan setelah pulang

Diagnosis keperawatan
Factor resiko meliputi :

Membahayakan diri/orang lain,


resiko/MUTILASI DIRI,risiko
1. Penggunaan proyeksi sebagai mekanisme
pertahanan utama
2. Masalah pervasive dengan pemindahan
negative
3. Perasaan

rasa

menghukumdirinya
perasaan diri
13

bersalah/perlunya
sendiri,

distorsi

4. Ketidakmampuan

koping

peningkatan
Indicator yang memungkinkan:

dengan
ketegangan

psikologis/fisiologis dengan cara sehat


1. Harga diri rentan
2. Mudah agitasi, marah jika frustasi (mungkin
menyerang orang)
3. Perilaku
provokatif;

argutatmentatif,

ketidakpuasan, terlalu reaktif, hipersensitif,;


penggunaan

marah

yang

tiak

ada

penyebabnya, permusushan dengan orang


lain
4. Pilihan cara yang tidak sesuai dalam
memperoleh

pemenuhan

kebutuhannya

(mis. Memecah kepribadian [skizofrenia],


proyeksi, provokasi, depresi)
1. Mengungkapkan
pemahaman mengapa

Hasil yang diinginkan /criteria


evaluasi-klien akan

perilaku tersebut terjadi


2. Mengenali factor pencetus
3. Menunjukkan
pengendalian

diri,

penggunaan keterampilan kopig sesuai,


asersif
4. Mengklarifikasi

perasaan

negative

dan

menghilangkan penggunaan proyeksi


Tindakan / Intervensi
Mandiri
1. Bentuk

hubungan

perawat/klien,

Rasional
1. Membangun hubungan kepercayaan

teraupetik
pertahankan

pendekatan tegas dan konsisten


2. Tentukan perasaan negative dan
klarifikasi sumber actual marah
dan permusuhan
3. Bantu dalam mengidentifikasi
berapa

banyak

adalah

hal

yang

penting

sekali,

meskipun sulit, pada klien hal ini


2. Mengkatkan kesadaran diri terhadap
adanya

perasaan

ini

agar

dapat

membantu menghilangkannya
3. Mewaspadai penggunaan proyeksi
membantu memutuskan pola yang

marah

tidak sesuai ini. Catatan : perasaan

orang

marah dan permusuhan , bukan depresi,

terdekat dan berapa banyak

lebih sering sebagai dasar perilaku

akibat perasaan sendiri yang

destruktif/ tindakan bunuh diri


4. Intervensi segera sangat penting untuk

didapatkan

oleh

belum dapat dihilangkan


4. Tangani segera dengan cara

mencegah situasi yang berbahaya pada


14

yang tidak defensive jika terjadi

klien atau orang lain. Linkungan

sikap

teraupetik membantu pengendalian diri.

menyimpang.

Buat

batasan tegas, konsistensi


5. Anjurkan
klien
untuk
mengevaluasi
muncul

situasi

perasaan

Diskusikan

apakah

apa

yang

lingkungan

merupakan

karena

pengendalian internal diperoleh klien


5. Perlu
mendengar
untuk

marah.

mengenali/mengkaji marah yang tidak

jumlah

sesuai dan tidak beralasan terhadap

marah sesuai dengan situasi


actual
6. Eksplorasi

Keamanan

orang lain
6. Membantu

klien

belajar

klien

mendefinisikan peran dan mengenali

harapkan dari orang lain dan

tanggung jawabnya dalam situasi


7. Strukturisasi menurunkan ambiguitas

diri sendiri, dalam hubungan

dan

interpersonal
7. Jelaskan harapan dan peraturan
terhadap suatu situasi secara
jelas dan nyatakan bahwa klien

keamanan

klien

perasaan

meminimalkan

difusi

kemarahan,

memberi

pemahaman

bagaimana

perilaku

agresif

dan

memengaruhi

orang

lain,

negative

dalam sesi terapi kelompok


oleh sebayanya
9. Dukungan
pemutusan

dan

meningkatkan

berpartisipasi

dengan umpan balik yang diberi

memberi

peningkatan perilaku kekerasan


8. Situasi
kelompok
memantu

dapat/tidak dapat melakukannya


Kolaborasi
8. Minta

ansietas,

seperti

membuat umpan balik mudah dicerna


9. Memberi
bantuan
untuk
memungkinkan

zat

klien

penggunaan

meempertahankan pemantangan untuk

zat). Rujuk pada kelompok

tidak menggunakan zat lgi


10. Dapat menurunkan frekuensi tindakan

(menghentikan

pendukung
10. Beri obat sesuai indikasi, mis.
Karbamazepin

impulsive/destruktif

diri

selama

melakukan intervensi teraupetik.

(tegretol),

tranilsipromin(parnate)

Diagnosis keperawatan
Dapat dihubungkan dengan :

Ansietas (berat samapai panik)


1. Konflik secara tidak sadar (mengalami
strs yang sangat berat)
2. Merasakan ancaman terhadap konsep

Kemungkinan ditandai oleh :

diri kebutuhan tidak terpenuhi


1. Mudah frustasi dan merasa sakt hati
2. Penyalahgunaan alcohol/obat lain
3. Gejala
psikotik
sementara
15

(disorganisasi
interpretasi

pemikiran;

kesalahan

lingkungan,

gangguan

kemampuan berpikir secara jernih dan

Hasil

yang

diinginkan/

criteria

logis)
4. Melakukan tindakan mutilasi diri
1. Mengungkapkan kesadaran adanya

evaluasi-klien akan :

perasaan ansietas dan cara yang sehat


untuk menghadapinya
2. Mengenali
tanda

peringatan

peningkatan ansietas dan memvalidasi


persepsi menggambarkan kesimpulan
3. Mengembangkan
dan
mengimplementasikan

metode

yang

efektif dalam menurunkan ansietas


4. Melaporkan ansietas menurun pada
tingkat yang dapat ditangani
5. Menggunakan sumber secara efektif
Tindakan / Intervensi
Mandiri

Rasional
1. Memberi informasi yang akurat dan

1. Pertahankan

komunikasi

terbuka dan beri perawatan


secara konsisten
2. Perhatikan perubahan

mengurangi ansietas
2. Perlu
pemuasan

segera

dapat

menyebabkan frustasi dan perubahan


yang

perilaku, yang dapat mengindikasikan

cepat pada perilaku (mis. Dari

hilangnya sentuhan realitas


3. Dapat menyamarkan simtomatologi,

kooperatif

menjadi

marah,

menimbulkan

menuntut, argumentatif)
3. Pantau adanya penggunaan zat;
perhatikan

gejala

penyalahgunaan

(mis.

disik
Biara

aneh,

dan

mengganggu kemajuan, memerlukan


intervensi teraupetik
4. Instruksi spesifik dan harapan tentang
apa yang terjadi membantu klien

tidak jelas, perubahan alam


perasaan,

perilaku

mempertahankan

dilates/konstriksi

kontak

dengan

pupil, tanda vital abnormal,

realitas
5. Stimulasi pendengaran dan visual dapat

bekas penusukan jarum)


4. Beri informasi dengan cara

meningkatkan afek labil ndan potensi

yang singkat, jelas, tenang


5. Pertahankan lingkungan yang
tenang,

sunyi,

tidak

sikap menyimpang
6. Membantu membentuk

hubungan

sebab akibat, meningkatkan keasadan

ada

dan meningkatkan perubahan

stimulasi
16

6. Dorong

klien

untuk

7. Memberi

mengidentifikasi kejadian yang

hubungan

mencetuskan

stress/perasaan

cemas (mis. Ansietas nyata atau


antisipasi terhadap hubungan

perasaan

meliputi

waktu

tersebut

digunakan

menghilangan
ansietas
8. Bantu

konstan.

dan

pembentukan

(klien

mungkin

merasa

dan mempunyai perasaan bahwa orang

zat

tersebut

akan

mengunjunginya).

ketegangan,

dapat
belajar

mengidentifikasi

ansietas

diabaikan jika ahli terapi meninggalkan

untuk

dalam

tentang

pengendalian internal
9. Membantu klien mencapai objek secara

ini,

kapan

antara

penggunaan obat
8. Meningkatkan

dengan orang lain)


7. Eksplorasi bagaimana klien telh
menghadapi

pemahaman

dihindari

memulai

tanda-tanda

berhenti
Ketergantungan

dan

klien

mengembangkan

dapat

aktivitas

secara mandiri dalam situasi ini.

peringatan awal ketika ansietas


meningkat

dan

memerlukan

intervensi

sebelum

hal

ini

menjadi lebih meningkat lagi.


9. Anjurkan
klien
untuk
mengembangkan

hubungan

dengan lebih dari 1 orang


Kolaborasi
10. Beri obat sesuai indikasi:
Antibiotic,

10. Dapat membantu mengurangi ansietas,


permusuhan, gagasan pemisahan diri,
mis.

ilusi,

Haloperidol(haldol),
tioridazine(mellaril)
Antidepresan

Dapat dihubungkan dengan:

penerimaan

terhadap pendekatan teraupetik lain.


Sejumlah agen telah digunakan dengan

tiotiksin(navane),

Diagnosis keperawatan

meningkatkan

beragam hasil untuk menghilangkan


gejala depresi berat.

HARGA DIRI, rendah kronis/Gangguan


IDENTITAS PRIBADI
1. Kurangnya umpan balim
kebutuhan
17

ketergantungan

positif;
tidak

terpenuhi
2. Retardasi perkembangan ego/fiksasi pada
tahap perkembangan awal
1. Kesulitan mengidentifikasi

Kemungkinan ditandai oleh :

mendefinisikan

batas

diri;

diri

atau

perasaan

depersonalisasi, derealisasi
2. Perubahan alam perasaan yang sangat;
kurangnya toleransi terhadap penolakan
atau menyendiri
3. Tidak
bahagia

dengan

dirinya,

menyerang orang lain


4. Penmapilan ritualistic,tindakan merusak
diri,seperti

memotong

vena

atau

,memandangi darah mengalir sampai


meninggal;

keyakinan

perlunya

menghukum dirinya sendiri


1. Mengungkapkan perasaan berguna
2. Menunjukkan
peningkatan
harga

Hasil yang diinginkan :

diri/menghargai

penurunan

frekuensi

perilaku menghukum/mutilatif
3. Penggunaan cita diri saya

untuk

meningkatkan hubungan interpersonal


yang baik
Tindakan
Mandiri
1. Anjurkan

Rasional
1. Membantu dalam mengkaji ketika area

klien

untuk

menggambarkan

dan

mengungkapakan

hubungan

perasaan

diri
2. Eksplorasi kebutuhan klien
untuk

perasaan negative yang paling kuat


2. Mungkin membantu untuk membentuk

menghukum

belajar

perasaan

mengimplementasikan

tidak

ketidakadekuatan,

menyebabkan
Eksplorasi

dan

untuk

aitan depresi dan tindakan destruktif


4. Indikatif usaha untuk mengompensasi

mencetuskan rindakan ini?


3. Diskusikan stressor apa yang
marah/depresi.

terhadap

metode yang efektif untuk mencegah

sendiri. Kapan hal ini mulai

biasanya

akibat

perasaan harga diri rendah


3. Informasi dapat digunakan

dirinya

terjadi dan kejadian apa yang

sebab

berguna,
dan

ketidakberdayaan
5. Memberi pemahaman tentang sumber

cara menghadapi perasaan ini


18

sebelum menjadi berlebihan


4. Perhatikan sikap superioritas,
perilaku

arogan

perasaan

diri

(angkuh),

citra diri sebagai individu yang berguna


6. Memberi klien pesan bahwa hidup

berlebihan,

tidak semata-mata mencoba memenuhi

kebencian dan marah


5. Anjurkan
klien
mengungkapan
tidak

aman

ketidak amanan yang mempengaruhi

dan

untuk

tuntutan orang lain


7. Pola hubungan sering kali adalah salah

perasaan,

satu pendekatan konflik penginderaan

perlunya

yang

penenangan dari diri orang


lain
6. Diskusikan

dengan

peningktana

perasaan, krisis dan episode keributan.


Diliputi perasaan takut, klien mengusir

perasaan

berharga

dan

perasaan

ini

tidak

orang lain, kemudian takut diabaikan,

bagaimana
berhubungan

dengan

penerimaan

oleh

orang lain.
7. Pastikan

situasi

klien

mengusir orang lain. Bantu

tanggung

jawab

area

menimbulkan

apa
konfusi

perilaku

ini

dan

mereka

adanya

pola

dinamika

yang

membuat

diharapkan

memuaskan
9. Meningkatkan

untuk

perubahan
memenuhi

kesadaran

tentang

kemungkinan adanya pesan kedua yang


mungk8in diberikan klien
10. Penggunaan proyeksi memungkinkn
klien menyalahkan orang lain karena
masalahnya sendiri atau akibat perilaku
11. Membantu
klien
mengkaji
kemungkinan kebutuhan belajar atau

yang

mengarahkan apa yang harus diambil

dan

ketakutan
12. Kaji pengetahuan seksualitas

menarik

kebutuhan dengan cara yang lebih

terhadap

perilakunya sendiri.
11. Pastikan indentitas seksual

Kesadaran

yang

klien
9. Beri umpan balik berdasarkan
rasa

kembali.

kemungkinan,

ini.
8. Identifikasi perilaku positif

perilaku nonverbal
10. Dorong peningkatan

untuk

untuk berubah.
8. Membantu klien mulai melihat pada

perilaku dalam konteks situasi

dan realistic yang dimiliki

berusaha

melatarbelakangi memberi kesempatan

klien untuk melihat realitas

dan

ditandai

dalam menghilangkan ansietas


12. Memberi informasi yang sesuai untuk
mempelajari kebutuhannya.

manusia dan beri informasi


yang dibutuhkan
Diagnosis keperawatan
Dapat dihubungkan dengan:

1. Gaya
19

Ketidakberdayaan
hidup
ketidakberdayaan;

kebutuhan pengendalian atau riwayat


penyalahgunaan/ inses semasa anakanak
1. Menjadi amuk dan sakit hati
2. Perilaku manipulative; berpusat pada

Kemungkinan ditandai oleh :

diri sendiri dan sikap hipersensitif


1. Provokasi perasaan bersalah pada

Hasil yang diinginkan :

orang lain; menuntuk terus menerus;


penggunaan dan eksploitasi orang lain
2. Ambivalen terhadap perilaku mandiri;
perubahan perilaku tergantung dan
memberi jarak
3. Mengekspresikan

perasaan

pengendalian terhdapa situasi saat ini


dan hasil yang diperoleh
4. Mengembangkan perasaan bertanggung
jawab terhadap hidupnya sendiri
5. Berinteraksi dengan orang lain tanpa
menganiaya atau melakukan kekerasan
terhadap hak-hak orang lain
6. Membuat pilihan berkaitan dengan dan
terlibat dalam perawatan

Tindakan
Mandiri
1. Bentuk

Rasional
1. Individu ini umumnya takut dengan

hubungan

dengan

hubungan dekat; terbentuk hubungan

mengatasi

dekat dengan klien mendemonstrasikan

ketakutan terhadap kedekatan

bahwa hubungan ini dapat dipercaya.

klien dan bantu

dan keintiman
2. Identifikasi perilaku
digunakan
mengendalikan

Catatan:
yang

mempengaruhi, intimidasi)
3. Eksplorasi area hidup ketika

akibat yang buruk dan tingginya angka


bunuh diri/ kejahatan, kekerasan
2. Meningkatkan
modal
kesadaran
interaksi

klien tidak adekuat atau tidak


memiliki pengendalian diri.
4. Anjurkan
pengungkapan

mengindikasi

kanak-kanak berkaitan erat dengan

lain

(mis. Manipulasi usaha untuk

yang

inses/ penganiayaan fisik pada masa

untuk
orang

tanda

yang

digunakan

untuk

berinteraksi dengan caranya sendiri dan


merasa mengendalikan situasi
3. Memberi
pemahaman
terhadap
20

perasaan marah, sakit hati,


dan

kehilangan

kendali

berkaitan dengan keinginan


menyerang orang lain
5. Hadapi pernyataan yang tidak
konsisten;

diskusikan

kebutuhan

apa

perlunya

pernyataan

sikap

ini

secara

berbeda
7. Beri kesempatan untuk belajar
bagaimana

manipulasi adalah perilaku maladaptif


dan menyebabkan perasaan harga diri
rendah
6. Pengarahan

adaptif dalam diri


8. Dengan membandingkan
klien

orang

lain

dalam

kehidupannya
menurutnya

yang
berpusat

dapat

memahami

perilaku,
bagaimana

orang lain menerima perilaku yang

cara yang diterima dan tulus


8. Minta
klien
untuk
tentang

menghentikan

sesuai
7. Meningkatkan kekuatan dan fungsi

pemenuhan kebutuhan dalam

perasaan

kembali

manipulasi, komunikasi searah dan

mendapatkan

mendiskusikan

mengapa

pervasif
5. Menguatkan bahwa berbohong dan

tersebut
6. Kenali manipulasi klien dan
respon

belajar

penggunaan proyeksi menajdi pola

klien

memberikan

untuk

perilaku adaptif
4. Meingkatkan pemahaman

yang

menyebabkan

perasaan

berpusat pada diri sendiri dan perasaan


terhadap perilaku ini
9. Meningkatkan
perasaan
terhadap orang lain
10. Membantun

empati

meningkatkan

pada

pengendalian diri dalam hidupnya dan

dirinya sendiri. Bandingkan

membantu klien memikul tanggung

dengan perilakunya
9. Bantu klien untuk belajar

jawab kehidupannya sendiri yang lebih

mendengarkan orang lain dan

besar
11. Menghindari

konfrontasi

mempertimbangkan perasaan

mempertahankan

mereka dengan menempatkan

membantu

diri pada posisi orang lain


10. Anjurkan
klien
untuk
partisipasi

rencana

terapi
11. Mainkan peran perilaku yang
diharapkan

(marah

mengakui

klien

pengendalian yang baru

dalam

mengembangkan

rasa

sesuai,

kesalahan,

membagi humor)
21

belajar

marah,
humor,
cara

Diagnosis keperawatan
Dapat dihubungkan dengan:

Koping Individu, ketidakefektifan


1. Penggunaan mekanisme pertahanan
yang

tidak

sesuai(mis.

Proyeksi,

penyangkalan, eksternalisasi)
2. Perasaan kosong dan bosan kronis
3. Penggunaan strategi koping yang tidak
Kemungkinan ditandai oleh :

efektif secara berulang


1. Ketidak stabilan koping, penyelesaian
masalah, atau permintaan bantuan
2. Tidak belajar dari pengalaman
sebelumnya
3. Penggunaan mekanisme pertahanan
tidak

adekuat

(mis.

Proyeksi,

melalui

tindakan

(berhubungan

seksual

manipulasi)
4. Ansietas hilang
destruktif

dengan siapa saja, belanja secara


Hasil yang diinginkan :

implusif, berjud, penggunaan zat)


1. Mengidentifikasi perilakun koping
yang efektif dan akibatnya
2. Mengungkapkan kesadaran tentang
kemampuan kopingnya sendiri
3. Memenuhi kebutuhan psikilogis yang
ditandai dengan ekspresi perasaan
yang sesuai, mengidentifikasi pilihan,
dan

menggunakan

efektif
4. Mengungkapkan

sumber
perasaan

secara
sesuai

dengan perilaku
Tindakan /Intervensi
Rasional
Mandiri
1.Minta klien menjelaskan pola koping 1. Mengenali pertahanan mana yang tidak
saat ini dan akibatnya.
2.Minta klien mengidentifikasi masalah
dan persepsi penyebabnya.
3.Tingkatkan perkembangan cara yang

sesuai,

tidak

efektif,

dan

destruktif,

memberi kesempatan untuk prubahan.


2. Memaparkan area masalah daam proses

pikir dan kemungkinan distrosi kognitif.


efektif untuk menghadapi marah, 3. Klien memerlukan bantuan dalam
stress, dan frustasi.

mempelajari perilaku baru, misal ekspresi


22

4.Buat

dengan

klien/

minta

klien

menyetujui kontrak perilaku dengan


memasukkan
perilaku

standart

yang

minimum

diterima

dan

management marah.
5.Diskusikan
cara
menghilangkan

marah tidak sesuai, pesan saya.


4. Memaksakan huungan kolaboratif antara
perawat

dengan

digeneralisasikan

kepada

dapat

orang

lain

sehingga terdapat kemajuan. Mendorong


klien

untuk

perasan bosan dan bantu klien

terhadap

memahami bahwa perasaan ini dapat

pencapaian

dikendalikan.
6.Waspada terhadap usaha memisahkan

klien

menerima

perilakunya
hasil

pengendalian

sendiri,
yang

seiring
spesifik,

meningkatkan perasaan harga diri dan


mendorong

pengulangan

keberhasilan

diri dari staf. Hindari permainan

perilaku.
manipulatif dan konsisten dalam 5. Klien
perlu
menghadapi klien.
7.Hadapi perilaku manipulatif

berhubungan

dengan

perasaannya sendiri dan diri sendiri/


dan

perilaku mal adaptif lain.


8.Beri umpan balik pada seberapa
efektif klien menangani situasi dan
diskusikan anjuran perbaiakan
9.Berikan umpan balik positif jika klien

pertanggung jawab pada perilaku ini


sebelum dapat dihilangkan.
6. Memisahkan diri dari staf dapat menjadi
masalah utama. Klien mungkin dapat
perilaku

dengan

satu

cara

penggunaan

(diam/kooperatif) pada staf lain.


7. Konfrontasi konsisten menghilangkan

perilaku konstruktif dan sesuai.


10. Evauasi perilaku anti sosial dan

penghargaan terhadap perilaku ini dan

mendemonstrasikan

akibat masalah (rujuk pada MK:


Kepribadian Antisosial)
11. Anjurkan klien untuk mendiskusikan
masalah

yang

keluargalibatkan

menguatkan kebutuhan bagi klien untuk


mengadopsi

prilaku

dan

menghentikan marah pada orang lain.

berkaitan

dengan

Pendekatan yang konsisten menciptkakan

keluarga

dalam

lingkungan yang stabil dan menguatkan

proses terapeutik jika mungkin.


rasa percaya.
12. Kolaborasi : libatkan seluruh tim 8. Mungkin memerlukan
dalam

baru

merencanakan

mengevaluasi perawatan

dan

bantuan

dan

bimbingan dalam memodifikasi prilaku


yang tidak berguna.
9. Menguatkan penggunaan teknik positif,
meningkatkan harga diri.
10. Perilaku destruktif dapat menyebabkan
keterlibatan hukum dan masalah lain yang
klien perlu mempelajari perilaku baru.
11. Insiden inses / penganiayaan fisik yang
tinggi banyak dikaitan dengan diagnosis
23

gangguan kepribadian ambang. Selain itu,


klien yang diterima dan didukung oleh
keluarga akan menghasilkan respon yang
lebih positif.
12. Jika tim melakukan pendekatan dan
informasi disebarkan pada anggota team ,
masalah

pemisahan

emosidan

staf

pada

dan

pemindahan

klien

dapat

di

minimalkan

Diagnosis Keperawatan
Dapat dihubungkan dengan:

Isolasi Sosial
1. Minat tidak matur; perilaku yang tidak
diterima secara sosial.
2. Sumber pribadi tidak adekuat
3. Ketidakmampuan
terlibat
hubungan

personal

dalam

yang

tidak

bergantung

dan

memuaskan
Kemungkinan ditandai oleh :

1. Perubahan

perilaku

memberi jarak.
2. Kesulitan memenuhi harapan orang lain.
3. Mengalami perasaan berbeda dari orang
lain.
4. Mengekspresikan minat yang tidak sesuai
dengan perkembangan usia.
5. Menunjukkan perilaku yang

tidak

diterima oleh kelompok budaya dominan


(termasuk berhubungan seksual dengan
siapa saja)
Hasil yang diinginkan :

1. Mengidentifikasi penyebab dan


tindakan

untuk

memperbaiki

isolasi
2. Mengungkapkan keinginan untuk
terlibat dengan orang lain
3. Berpartisipasi dalam aktivitas pada
tingkat yang diharapkan
4. Mengekspresikan
peningkatan
harga diri.
24

Tindakan/Intervensi
Mandiri

Rasional
1. Identifikasi faktor individu dilakukan

1. Tentukan adanya faktor yang

untuk mengembangkan perencanaan

berperan terhadap perasaan /

perawatan / intevensi yang sesuai.


2. Solitude dan kesepian dapat di terima

pilihan isolasi
2. Bedakan
isolasi

dengan

atau dengan pilihan, dan perbedaan ini

menyendiri dan kesepian


3. Bantu klien mengetahui bahwa

membantu klien mengidentifikasi apa

perawat

tidak

yang terjadi pada dirinya sehingga

akan

mengabaikanya
4. Minta
klien

untuk

dapat

Jika

tidak

ada

satupun,

pastikan bahwa hal ini dapat


terjadi
5. Tentukan
orang

teapi marah atau menghentikan terapi


dan menyerah.
4. Membantu dalam

melihat

pola

interaksi yang tidak efektif


5. Klien mungkin memiliki perasaan
bersalah yang tidak realistik yang

yang

melibatkan

perlu dihilangkan sebelum memulai

terdekat.

Diskusikan

bagaimana perasaan ini terjadi


6. Diskusikan definisi ketakutan
karena merasa seorang diri.
Buat

untuk

perasaan

bersalah

adanya

langkah

mengatasi langkah ini.


3. Klien sering kali ketakutan jika ahli

mengidetifikasi orang terdekat


yang dapat di ajak berbicara.

diambil

jadwal

berlatih

membentuk suatu hubungan.


6. Memberi
pengetahuan

mengembangkan ketrampilan koping


adaptif dan desensitisasi.
7. Menguatkan
perasaan
hubungan yang timbang.
8. Strukturisasi
rencana

waktu secara bertahap.


7. Identifikasi
bagaimana

dukungan

kualitas

kedalama

dan

hubungan

dipercaya

mencari peilaku yang menciptakan

( misal mencari sumber yang

masalah

dalam

Memberi

suatu

berhubungan.
awal

untuk

engembangkan cara yang lebih sesuai

ada, dukung perilaku yang


untuk

yang

baru.
9. Jika di setujui, klien terlibat dan ingin

interpersonal
8. Buat rencana dengan klien

mengandung resiko )
9. Diskusikan
cara

orang

dengan

membantu klien mencoba perilaku

ketakutan atau asientas telah


mempengaruhi

yang

proyeksinya memang menyebabkan

menyendiri selama beberapa


menit setiap hari, tingkatkan

untuk

dalam berinteraksi dengan orang lain.


10. Jika klien mengenali bahwa telah
25

mengidentifikasi
menghadapi

perilaku

untuk

perilaku positif untuk dibangun akan

yang

menigkatkan percaya diri, dan klien

tidak sesuai. Bicara tentang

mungkin

bagaimana orang lain berespon

resiko.

terhadap

perilaku

sarankan

cara

ini,

klien

menghadapinya.

lebih

ingin

mengambil

dan
dapat

Gunakan

bermain peran untuk melatih


letrampilan baru.
10. Anjurkan
klien
mengidentifikasi
positif

dan

untuk
perilaku

realistik

yang

sedang digunakan
Kolaborasi

1. Memberi

kesempatan

untuk

belajar

1. Anjurkan keterlibatan dalam

ketrampilan sosial, meningkatkan perasaan

kelas / kelompok terapi ( mis.

harga diri, dan meningkatkan keterlibatan

Edukasi

sosial yang sesuai.

asertif,

pendidikan

kejujuran,

seksual

),

psikoterapi.

Evaluasi
Seperti gangguan kepriadian yang lain, perubahan mungkin sedikit dan terjadi secara
perlahan sepanjang waktu. Tingkat gangguan fungsional klien yang mengalami gangguan
kepriadian amband dapat sangat bervariasi. Klien dengan gangguan yang berat dapat di
evaluasi dalam hal kemampuan mereka untuk menjadi aman dan menahan diri dari
mencioderai diri. Klien lain dapat bekerja dan mempunyai hubungan interpersonal yang
cukup setabil. Terapi biasanya efektif ketika klien mengalami krisis yang lebih sedikit dan
jarang sepanjang waktu.

26

GANGGUAN KEPRIBADIAN PASIF-AGRESIF


Gangguan ini ditandai dengan pola pervasive pertahanan pasif, diekspresikan secara
tidak langsung bukan secara langsung, untuk menuntut penampilan sosial/ okupasi yang
adekuat, individu memandang masa depan secara negatif seperti mereka memandang saat ini.
TEORI ETIOLOGIS
Psikodinamika
Klien ini tidak menyadari kesulitan yang terus menerus adalah akibat dari perilakunya
sendiri. Mereka mengalami permusuhan secara sadar terhadap figur otoritas, tetapi tidak
menghubungkannya dengan perilaku resisten-pasif pada dirinya sendiri dengan permusuhan
atau dendam. Mereka tidak mempercayai orang lain, tidak asertif, secara sengaja tidak efisien,
dan mencoba untuk membuat marah orang lain dengan mengganggu. Marah dan
permusuhan dilepaskan melalui orang lain, yang menjadi marah dan mungkin menderita
karena ketidakefisiensian klien. Gangguan ini dapat menyebabkan disfungsi psikologis yang
lebih serius seperti depresi mayor, gangguan distimia, dan penyalah gunaan/ ketergantungan
alcohol dan obat lain.
Perilaku ini, merskipun tidak mengganggu klien, mengganggu orang lain
dilingkungannya yang berinteraksi dengan klien. Biasanya klien tidak mencarai
pengobatannya, tetapi klien secara umum dirujuk oleh anggota keluarga untuk mendapatkan
pertolongan.
Biologis
Gangguan kepribadian dikaitkan dengan abnormalitas yang bersifat dasar. Mungkin
terdapat dasar biologis deviasi (penyimpanagan) perilaku dan emosi, dan para peneliti
berharap dapat menunjukkan korelasi antara abnormalitas kromosom dan neuron dengan
perilaku seseorang.
Dinamika Keluarga
Teori perkembangan melibatkan faktor lingkungan yang terjadi dalam masa awal
kehidupan anak. Perasaan ditolak atau asuhan yang tidak adekuat oleh pemberi asuhan primer
mengakibatkan kemarahan yang kemudian diarahkan ke dalam dirinya. Depresi umum
ditemukan.
DASAR DATA PENGKAJIAN KLIEN
Integritas Ego
27

Merasa ditipu, tidak dihargai, salah paham. Mengelu pada orang lain secara kronis
(terus menerus). Menyalahkan orang lain karena kegagalannya.
Neurosensori
Menyamarkan perilaku agresif yang dipilihnya dengan perilaku asertif diri. Resistensi
pasif terhadap tuntutan (untuk meningkatkan atau mempertahankan tingkat penampilan
tertentu) melalui perilaku, seperti membuang waktu, keras kepala, menunda, dan pikun.
Status mental:
1. Perilaku: memungkinkan tidak tampak nyaman dalam situasi sosial, tetapi bersikap
dingin dan tak acuh, merefleksikan perfeksionisme yang kaku; terlihat besar mulut.
2. Alam perasaan dan afek: menunjukkan keseriusan adanya kesulitan mengekspresikan
perasaan kehangatan, merajuk dan mencibir orang lain, tidak protes/ menyesuainkan
diri secara pasif; menyimpan dendam yang tidak dikatakan.
3. Emosi: menunjukkan/ melaporkan ansietas, depresi; mengekspresikan perasaan harga
diri rendah; kurang percaya diri; mungkin bergantung pada orang lain dan pasif.
4. Proses pikir: memandang dunia dengan cara negatif, tetapi gagal menghubungkan
perilaku terhadap reaksi orang lain; perasaan benci, yakin bahwa orang lain tidak adil;
melihat dunia sebagai musuh dan lingkungan yang tidak adil.
Ambivalen tersembunyi.
Interaksi sosial
Biasanya melipakan janji, datang terlambat pada pertemuan. Figure otoritas (mis.
Orang tua, guru, atasan ditempat kerja) mungkin berfokus pada kritik yang tidak ada isinya/
penggungkapan permusuhan dengan provokasi minimal. Tuntutan penampilan adekuat
terpenuhi dengan resistensi yang diekspresikan secara tidak langsung (mis. Menunda, mudah
melupakan, sengaja tidak efisien). Ketidakefektifan sosial/ okupasi pervasif. Ketegangan
hubungan inter personal, kesulitan menyesuainkan hubungan dekat. Cemburu/ dendam pada
sebaya (teman) yang berhasil.
PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
Skrining obat: identifikasi.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu

klien

mempelajari

metode

untuk

mengendalikan

mengkspresikan marah secara sesuai.


2. Meningkan strategi koping yang efektif dan memuaskan.
3. Meningkatkan peningkatan diri positif.
28

ansietas

dan

4. Mendorong klien / keluarga untuk terlibat dalam program terapi / pendukung.


TUJUAN PEMULANGAN
1.
2.
3.
4.
5.

Menghulangkan perasaan marah.


Mempelajari dan menggunakan teknik arestif.
Meningkatkan harga diri.
Klien/ keluarga terlibat dalam program terapi.
Melakukan rencana untuk memenuhu kebutuhan setelah pulang

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:

ANSIETAS [sedang sampai berat]


Konflik yang tidak disadari; kebutuhan tidak
terpenuhi; ancaman terhadap konsep diri.
Kesulitan menyatakan diri secara langsung;
perasaan dendam terhadap figure otoritas.
Kesulitan menghilangkan perasaan/ percaya

Kemungkinan ditandai oleh:

terhadap orang lain.


Resistensi pasif terhadap tuntutan yang
dibuat oleh orang lain.
Gerakan

eksternal:

menyeret

kaki,

menggerakkan tangan /lengan.


Iritabilitas, suka berargumentasi.
Hasil yang diinginkan/kriterian evaluasi/ Mendefinisikan dan menggunakan metode
klien akan:

yang efektif untuk menurunkan ansietas.


Menunjukakan keterampilan penyelesaian
masalah yang efektif.
Melaporkan penurunan ansietas pada tingkat
yang dapat diatasi.
Menggunakan

sumber-sumber

dengan

efektif.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Anjurkan ekspresi perasaan secara langsung. Klien telah membentuk

pola

ekspresi

Bantu klien mengenali saat tidak dapat perasaan secara tidak langsung melalui
mengekspresikan perasaan secara terbuka dan agresi
jujur
Eksplorasi

termar.

mengekspresikan
situasi

yang

Perlunya
perasan

secara

belajar
tidak

langsung jika perasaan muncul.


menyebabkan Klien perlu memperoleh pemahaman
29

perasaan marah atau permusuhan. Diskusikan tentang penyebab dendam dan marah dalam
penyebab yang mungkin.
rangka merencanankan penyelesaiannya.
Tentukan perasaan terhadap figur otoritas. Figure otoritas adalah sasaran umum agresi
Diskusikan bagaimana perasaan ini muncul.

klien. Mungkin pada masa kanak-kanak


awal, meninggalkan berbagai konflik yang

tidak diselesaikan.
Bantu klien berhubungan dengan perasaanya Klien sering kali tidak menyadari bahwa
sendiri

dan

mengetahui

meningkatnya responsnya

mengakibatkan

ansietas.

ansietas internal. Anjurkan klien membuat Menulis terapeutik dapat membantu klien
catatan tentang perasaannya.
Diskusikan ketakutan tentang

menyadari dan mengidentifikasi perasakan.


hubungan Ketidakmampuan mempercayai adalah

intimasi klien. Apakah klien dikhianati oleh masalah yang signifikan pada klien ini.
orang terdekat?

Menentukan situasi dibasa lalu memberi

kesempatan klien untujkk memahaminya.


Tinjau ulang bagaimana ketidakmampuan Pentingnya untuk menetapakan hubungan
mengekspresikan

perasaan

mengakibatkan antara permusuhan dan maneuver tersamar.

perilaku menyimpang yang tersembunyi.


Bantu klien membentuk hubungan sebab- Penting untuuk meningkatkan kesadaran
akibat yang mungkin pada perilaku mudah terhadap perasaannya sendiri dan perilaku
melupakan, membuang waktu, menunda dan yang ditunjukan.
lain-lain, sampai dendam terhadap orang yang
membuat tuntutan.
Anjurkan klien mengenali kebutuhan untuk Klien tidak selalu menyadari perasaan /
ekspresi dengan menyamarkan agresi untuk kebutuhannya sendiri dan bantuan dalam
membuat marah orang lain. Bersama-sama mengarahkan
mengembangkan

metode

agresi

membantu

klien

efektif mengubah perilaku.

untukmengubah respons.
Dukungan pengungkapan perasaan dengan Klien perlu belajar untuk menghadapi
cara yang asertif disamping penggunaan masalah secara langsung, menggunakan
respons flight.
teknik asertif.
Diskusikan kekuatan klien terhadap perilaku Penegasan diri adalah pengalaman baru bagi
asertif yang baru. Bantu menegaskan cara klien ini. Dengan mendiskusikan ketakutan
untu menghilangkan ketakutan ini. Mainkan tentang penegasan diri dan berpartisipasi
peran untuk mengantisipasi situasi.

dalam

bermain

peran

membantu

menghasilkan ketakutan ini.


Eksplorasi dengan klien berapa sering marah Menguatkan kebutuhan bagi klien untuk
diarahkan pada orang lain karena klien menghadapi
menyakini bahwa sasaran marah sebenarnya langsung.
30

sasaran

perasaan

secara

tidak dapat didekati.


Jelaskan pengaruh pressure cooker dari Individu ini biasanya membentuk pola
pengisian perasaan.

internalisasi perasaan selama hidup, dan


pada

akhirnya

pelepasan

hal

yang

ini

tidak

menyebabkan

sesuai.

Edukasi

penting untuk memahami hubungan antara


pemikiran, perasaan, dan perilaku.
Tegaskan metode ekspresi yang secara efektif Hal ini adalah pendekatan baru bagi klien,
mengendalikan

ansietas

(mis.

Relaksi, yang oleh karena itu perlu bimbingan dalam

penggunaan pesan saya).

mempelajari

pengendalian

efektif.
Bri umpan balik positif untuk perilaku baru Memberi

jaminan

yang ditunjukkan klien. Diskusikan setiap pengulangan


modifikasi yang diperlukan.

dipelajari.

ansietas

dan

keterampilan
Klien

yan

mendorong
yang

memiliki

baru

kesulitan

mempercayai penilaiannya sendiri.


Libatkan keluarga / orang terdekat dalam Pola interaksi yang sudah berlangsung lama
rencana pengobatan dan sesi latihan (bermain perlu diubah untuk memungkinkan kliendan
peran).

orang

terdekat

mengembangkan

pola

komunikasi/ perilaku baru.


DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:

KOPING INDIVIDU,ketidak efektifan


Kerentangan kepribadian.
Persepsi

tidak

realistik;harapan

tidak

terpenuhi.
Kurangnya pengenalan hubungan antara
prilaku pasif-agresif, dan ansietas internal.
Ketidak mampuan koping, menyelesaikan
masalah; metode koping tidak adekut (tisak
menggunakan prilaku asertif diri).
Penggunakaan
perilaku
maladaptif,

Kemungkinan ditandai oleh:

pemulihan sementara yang tidak lama atau


benar-benar

memuaskan;

kurangnya

perilaku asertif.
Masalah yang nyata tidak diatasi dan
diselesaikan.
Manufer

seperti

membuang

waktu,

menunda, keras kepala, mudah meluapkan,


31

kebiasaan lamban.
Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Partisipasi sosial.
Hasil yang diinginkan/kriteria evaluasi- Mengidentifikasi perilaku
klien akan:

koping

tidak

efektif dan akibatnya mengembangkan dan


mengimplementasi strategi koping berulang
yang merupakan dasar teknik penyelesaian
masalah dan memberi pemulihan konflik
secara efektif.

INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Diskusikan pola koping saat ini dan evaluasa Klien perlu mengenali pola dan melihat
keefektifannya.
Bantu

klien

bahwa metode
mengidentifikasi

koping

saat

ini

tidak

menghasilkan akibat yang positif.


bagaimana Perlu mengaitkan perilaku dengan usaha

perilaku pasif-resisten merupakan perilaku memperoleh

pemulihan

pemulihan maladaptif.
permusuhan.
Konfrontasi klien tentang kebutuhan apa yang Konfrontasi

meningkatkan

benar-benar harus dipenuhi dengan perilaku adanya


ini saat menggunakan perilaku melupakan perubahan

masalah,
untuk

ansietas

dan

kesadaran

memberi

stimulasi

memenuhi

kebutuhan

atau menunda.
dengan cara yang lebih konstruktif.
Tinjau ulang kebutuhan apa yang tidak Memperjelas bahwa kebutuhan klien benarterpenuhi dan mengapa memunculkan pola benar tidak dapat dipuaskan.
perilaku yang tidak memberi pemulihan yang
lama.
Hentikan

klien

dari

menilai

perilaku Klien kesulitan mengubah perilaku lama dan

pemulihan secara otomatik pada saat itu. menghabiskan sepanjang hidupnya dengan
Tunjukkan ketidak adekuatan perilaku ini.
menilai dirinya sendiri.
Anjurkan klien mengindentifikasi contoh Meningkatkan
pemahaman

bahwa

situasi saat klien merasa diperdaya atau marah penghindaran menghadapi marah secara
tetapi tidak mengungkapkannya. Diskusikan langsung sering kali menyebabkan akibat
cara

alternatif

tersebut.
Sarankan

untuk

klien

keluarga/orang

mengatasi
meminta

terdekat

situasi yang negatif. Realisasi sangat penting untuk


mempelajari keterampilan koping bari.
anggota Bembantu mengembangkan kesadaran baru
untuk dan kesempatan untuk mengubah cara

mengungkapkan saat mereka terpedaya atau berrespon lama yang tidak efektif.
marah karena perilaku klien.
32

Minta

klien

mendiskusikan

bagaimana Mengembangkan empati dapat membantu

perasaanya saat orang lain terbiasa melupakan memutuskan pola ini.


dan tidak menepati janji.
Diskusikan pentingnya mengikuti apa yang Klien perlu menyadari bagaimana perilaku
dijanjikan. Beri umpan balik pada bagaimana dapat menjadi destruktif dan bagaimana
perilaku pasif-resisten mempengaruhi orang sulitnya mempertahankan hubungan intimasi
lain.
dengan keluarga/orang dekat.
Beri informasi tentang penyelesaian masalah Membantu klien belajar berfikir melalu
sebagai dasar perilaku koping yang efektif masalah dan sampai pada pemikiran solusi
dan memuaskan.
Beri umpan balik

positif

saat

yang baik dan akan berhasil.


klien Membantu menguatkan perilaku positif.

mendemonstrasika penggunaan keterampilan


adaptif

dan

membuat

sugesti

untuk

kemajuannya
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:

HARGA DIRI, rendah kronis


Retradasi perkembangan ego.
Kebutuhan ketergantungan tidak terpenuhi;
penolakan awal oleh orang terdekat.
Kurangnya umpan balik positif.
Kurangnya percaya diri; perasaan tidak

Kemungkinan ditandai oleh:

adekuat , takut menerima diri sendiri.


Ketergantungan pada orang lain.
Mengarahkan frustasi terhadap orang lain
dengan menggunakan taktik agresif yang
tersamar.
Tidak menerima tanggung jawab sendiri
terhadap apa yang terjadi sebai perilaku
maladaptif.
Tidak mengungkapkan perasaan negatif dan
bekerja dengan perasaan tersebut.
Hasil yang diinginkan/kriterian evaluasi/ Menggungkapkan perasaan berguna.
klien akan:

Menggunakan perilaku asertif dan efektif


untuk berinteraksi dengan orang lain.
Berpartisipasi secara aktif dalam program
mengembangkan harga diri positif.
33

INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Anjurkan klien untuk menggambarkan diri Citra diri negatif sering kali datang dari
ketidakadekuatan

yang

di

rasakan

dan membandingkan dirinya tidak sebanding

bagaimana hal ini berkaitan dengan orang orang lain.


lain.perhatikan

apahkah

klien

membandingkan diri dengan orang lain dan


jika benar dalam hal apa.
Kaji konsep diri klien.tentukan

apakah Mungkin tidak memiliki persepsi akurat

kekuatan dan batasan klien realistik.


pada kekuatan dan kekurangan diri.
Anjurkan klien membuat penyesuan dalam Tidak dapat meningkatkan harga diri jika
berpikir jika harapan diri dan orang lain tidak harapan tidak realistik atau tidak dapat
realistik.
tercapai.
Diskusikan bagaimana evaluasi orang lain Individu seringkali hipersensitif terhadap
mengkun telah secara negatif mempengaruhi orang lain dan membuat mereka terletak
klien.
pada suatu label.
Eksplorasi hubungan masalalu.tentukan jika Klien mungkin menghubungkan

pada

klien merasa di kecewakan atau di sakiti kepedihan lama yang perlu diselesaikan atau
hatinya oleh orang terdekat.
Bantu
klien
belajar
mengekspresikan
(misal

perasaan

:saya

dibiarkan berlalu.
bagaiman Mengekspresikan perasaan secara asertif
secara

merasa

asertif meningkatkan

membolehkan

orang

Cara

interaksi

ini

sakit meningkatkan hubungan yang lebih nyaman.

hati,marah,ditolak,di abaikan,dll)
Jelaskan bahwa keinginan mengambil resiko Mengambil
dengan

diri.

lain

resiko

dan

mengalami

dekat keberhasilan dapat meningkatkan harga diri.

dengannya jika perlu,meskipun mungkin akan Demikian juga, pengetahuan yang dapat
menyakiti hatinya.

menyelamatkan seorang dari kegagalan


dapat

meningkatkan

kepercayaan

pada

kemampuan dalam mengatasi munculnya


situasi sulit.
Diskusikan objektif spesifik perbaikan diri Klien perlu melakukan tindakan berdasarkan
dari dan meningkatkan hubungan

pengetahuan baru yang diperolehnya dalam

rangka mencapai keberhasilan.


Anjurkan klien lebih banyak bejalar tentang Klien menggunakan mekanisme pertahanan
orang lain untuk mendapatkan perspektif yang proyeksi perasaannya sendiri pada orang
jelas tentang motivasi dan perasaannya.

lain. Marah dan permusuhan dapat mereda


dengan memperoleh informasi yang lebih
tentang orang lain dan situasinya.
34

Minta

klien

menggambarkan

apa

yang Mungkin sudah memiliki kualitas untuk

didefinisikan orang lain tentang keberhasilan berhasil, tetapi tertutup dengan perasaan
dan persepsi apa yang membuat mereka negatif.
berhasil,

dan

membandingkan

dengan

keberhasilannya sendiri.
Eksplorasi bagaimana sifat yang diharapkan Membantu klien menerapkan tujuan pada
dapat diadopsi dan dimasukkan dilatihan.
situasi sehari-hari.
Anjurkan klien untuk menerima diri sendiri Penerimaan diri sangat

penting

untuk

dengan kekuatan dan kekurangannya dan membangun harga diri dan memperbaiki
belajar menyukai diri sendiri.

hubungan dengan orang lain.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:

KETIDAKBERDAYAAN
Interaksi interpersonal.
Pola hidup putus asa; perasaan bergantung
pada orang lain.
Kesulitan menghubungkan perilaku pasifresisten dengan permusuhan atau dendam.
Mengalami permusuhan secara sadar

Kemungkinan ditandai oleh:

terhadap figur otoritas.


Melepaskan marah dan permusuhan melalui
orang lain, yang mungkin marah atau
menderita karena ketidakefisienan klien.
Menyerang

orang

menjengkelkan.
Hasil yang diinginkan/kriterian evaluasi/ Mengekspresikan
klien akan:

lain

melalui

pengendalian

sikap

terhadap

hasil sekarang/masa depan .


Mengungkapkan

hilangnya

perasaan

permusuhan.
Menggunakan

perilaku

asertif

(selain

agresif) untuk menghadapi perasaan, situasi


yang mengakibatkan ansietas, dan interaksi
dengan orang lain.
INTERVENSI
Mandiri
Tentukan adanya

RASIONAL
perasaan

permusuhan Dinamika utama gangguan kepribadian ini

terhadap figur otoritas. Tentukan kapan adalah dendam pada otoritas dan akibat
35

permusuhan

ini

mulai

dan

pengalam perasaan tidak berdaya. Perawat akan

menyakitkan apa yang pernah terjadi karena membantu dengan mengetahui apa yang
otoritas tersebut.

pernah dialami klien yang menyebabkan


situasi ini, terutama hubungan dengan
pengasuh primer pada masa kehidupan awal,
saat lain mungkinpaling merasakan perasaan

tidak berdaya.
Eksplorasi ke area kehidupan ketika klien Memberi pemahaman terhadap perasaan
merasa

tidak

adekuat

atau

tidak

ada yang perlu dipelajari perilaku adaptifnya.

pengendalian.
Identifikasi pelaku agresif tersamar yang Meningkatkan kesadaran model interaksi
digunakan untuk mengendalikan orang lain.

yang

digunakan

dan

berusaha

untuk

mempertahankan perasaan kendali diri.


Anjurkan pengungkapan perasaan marah , Meningkatkan
pemahaman
bagaimana
sakit hati, dan hilang kendali berkaitan pengguanaan agresi tersamar dapat menjadi
dengan keinginan menyerang orang lain.
pola pervasif.
Beri
kesempatan
belajar
bagaimana Meningkatkan kekuatan dan fungsi adaptif
memenuhi kebutuhan dengan cara yang dalam diri,meningkatkan perasaan kendali
asertif dan dapat diterima.
diri.
Bantu klien belajar mendengarkan orang lain Meningkatkan empati pada orang lain dan
dan mempertimbangkan perasaan mereka perasaan harga diri.
dengan menempatkan diri pada posisi mereka.
Minta klien membantu mengembangkan Membatu dalam meningkatkan perasaan
rencara pengobatan.

kendali dan keterlibatan dalam perawatan


/masa depannya sendiri. Perasaan partisipasi
meningkatkan kooperatif klien.

36

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh
dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan
dalam konteks hubungan personal yg luas.
Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak
fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.
Kepribadian sehat gangguan ciri kepribadian psikologis :
1. Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan
tanpa mengganggu integritas dirinya.
2. Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal
adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
3. Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai
gangguan kemampuan daya nilai realitas.
Pembeda individu normal dengan gangguan kepribadian yaitu :
1. Adaptasi yang tidak fleksibel.
2. Lingkaran setan antara cara persepsi.
3. Kemampuan yang lemah.
B. Saran
Bermutu atau tidaknya pelayanan Keperawatan di suatu Rumah Sakit sangat
bergantung pada kerjasama antar Perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya suatu
hubungan yang baik antara sesama anggota dan klien maka akan sulit membangun
kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan.
Agar kinerja dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat juga
perlu memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan Keperawatan juga dapat dilakukan
dengan lancar.

37

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, Pedoman penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di Indonesia III
Kaplan and Saddock.(1997). Sinopsis Psikiatrik jilid I dan II. Alih bahasa dr. Wijaya. Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Keliat at al. (1998). Proses Keperawatan Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.W., Sundeen, S.J.(1995). Buku Saku : Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Towsend, M.C. (1995). Buku Saku : Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC
Maslim, Rusdi (Editor). 1998, Diagnosa Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ III
Towsend, M.C. (1996). Psychiatric Mental Health Nursing : Concept of Care. Philadelphia :
Davis company

38

Anda mungkin juga menyukai