KEPRIBADIAN
(Keperawatan Jiwa)
Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas di AKADEMIK KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO Tahun Ajaran 2016/2017
Disusun oleh:
Kelompok 4 (II B)
1. Ana Sulis Setiani (2015010)
2. Anang Herman S. (2015010)
3. Aurina Nur H.
(2015010)
4. Eka Widiawati
(201501060)
5. Emy Nurkolila M. (201501061)
6. Hesti Wahyu H. (201501070)
7. Indah Puspita A. (201501071)
8. Nur Susi Susanti (2015010)
9. Nurin Alifah
(2015010)
10. Risma Fristy F. (2015010)
11. Taufiq Mustakim (201501088)
AKADEMIK KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
Jl. Ciptomangunkusumo No.82A Ponorogo, Telp: (0352) 461792, Fax: (0352) 462819
Email:office@akperpemkabponorogo.ac.id, Website: akperpemkabponorogo.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang
bertema
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
KLIEN
DENGAN
GANGGUAN
KEPRIBADIAN. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi semakin
baiknya sajian makalah ini.
Semoga makalah ini memberi informasi dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang....................................................................................................
Tujuan Penulisan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
41
Kesimpulan.........................................................................................................
41
Saran....................................................................................................................
41
DAFTAR PUASTAKA..............................................................................................
42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepribadian adalah pola prilaku dan berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain
yang melekat dan terus ada, termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri tentang diri sendiri
dan dunia.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku dan
maladaptif dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsidalam
masyarakat atau menyebabkan distres emosional individu.
Gangguan kepribadian biasnya tidak didiagnosa sampai usia dewasa, saat
kepribadian individu lebih komplet , tetapi pola perilaku maladaptif tersebut sering kali
dapat terjadi pada masa remaja atau masa kanak-kanak awal.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mengerti tentang gangguan kepribadian
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang:
a. Definisi gangguan kepribadian
b. Kategori gangguan kepribadiaan
c. Awitan dan proses klinis
d. Faktor
e. Sumber koping
f. Mekanisme koping
g. Disiosasi kepribadian
h. Kepribadian perawat
i. Rentang respon sosial
j. Penerapan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kepriadian
BAB ll
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Kepribadian adalah pola prilaku dan berhubungan dengan diri sendiri dan orang
lain yang melekat dan terus ada, termasuk persepsi, sikap, dan emosi diri tentang diri
sendiri dan dunia.
Gangguan kepribadian didiagnosis saat sifat kepribadian individu menjadi kaku
dan maladaptif dan secara signifikan mengganggu cara individu melakukan fungsi dalam
masyarakat atau menyebabkan distres emosional individu.
Gangguan kepribadian biasnya tidak didiagnosa sampai usia dewasa, saat
kepribadian individu lebih komplet , tetapi pola perilaku maladaptif tersebut sering kali
dapat terjadi pada masa remaja atau masa kanak-kanak awal.
a. Diagnosis ditegakkan saat individu terus memperlihatkan pola prilaku yang
menyimpang dari harapan budaya pada dua atau lebih area berikut: Cara
memersepsikan dan meintepretasikan diri sendiri, orang lain, dan peristiwa
(kognisi)
b. Rentang, intensitas, kelabilan, dan ketepatan respon emosional (afek)
c. Fungsi interpersonal
d. Kemampuan untuk mengendalikan impuls atau mengekspresikan perilaku pada
waktu dan tempat yang tepat (pengendalian impuls). Untuk alasan tersebut,
individu yang mengalami gangguan kepribadian sulit diobati; hal ini dapat
membuat frustrasi perawat dan pemberi perawatan lainnya, serta keluarga dan
teman.
B. Kategori gangguan kepribadian
Diagnostic and statistical manual of mental disorders text revision (DSM-IV-TR,
2000) memuat gangguan kepribadian dalam kategori yang terpisah dan berbeda dari
gangguan jiwa mayor lainnya. yaitu:
1. Kelompok A: individu yang perilakunya tampak aneh atau eksentrik ( gangguan
kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal )
2. Kelompok B: individu yang tampak dramatis, emosional, atau tidak lazim (gangguan
kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsisistik)
3. Kelompok C: individu yang tampak cemas atau ketakutan (gangguan kepribadian
menghindar, dependen, dan obsesif kompulsif)
4. Kategori gangguan kepribadian yang di usulkan: gangguan kepribadian depresif dan
pasif-agrresif
C. Gangguan kepribadian Gejala/karakteristik Intervensi keperawatan.
1. Paranoid dengan Ciri ciri:
2
6) Toleransi rendah
7) Menyalahkan orang lain dengan alasan masuk akal Penetapan batasan;
konfrontasi; ajarkan klien untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan
mengatasi emosi marah atau frustrasi
6. Ambang Ketidak kesetabilan hubungan, citra diri, dan afek; impulsivitas; mencederai
diri. Ciri-ciri:
1) Alm perasaan sebagai suatu reaksi terhadap ketakutan atas pengabaian yang
2)
3)
4)
5)
6)
dan
hukum
F. Sumber koping
Contoh sumber koping yang berhubungan dengan sosial maladaftif meliputi :
1) Keterlibatan dalam hubungan kulurga yang luas dan eman.
2) Hubungan dengan hewan peliharaan.
3) Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan untuk krearivitas
setres
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
Sosiopat atau psikopat adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan
individu dengan kepribadian antisosial. Bohong dan manipulasi adalah ciri-ciri utama
gangguan, hal ini sangat sulit untuk diobati. Pengurangan merupakan metode utama yang
dilakukan untuk mengendalikan perilaku yang paling berbahaya.
TEORI ETIOLOGIS
Psikodinamika
Secara psikodinamis, individu ini tetap terikat dalam tahap perkembangan awal.
Karena penolakan atau pengabaian orang tua, kebutuhan pemuasan dan keamanan tetap tidak
terpenuhi dan ego terbelakang. Karena kurangnya kekuasaan ego, perilaku diarahkan id dan
mengakibatkan pemuasan segera kebutuhan tersebut. Superego yang tidak matur membuat
individu ini mengejar pemuasan tersebut dengan berbagai cara dan tanpa mengalami perasaan
bersalah.
Biologis
Keterlibatan genetic ditunjukkan dalam penelitian yang menggambarkan bahwa
individu dengan kepribadian antisosial dan orangtuanya menunjukkan abnormalitas EEG
yang berlebihan jika pemeriksaan dilakukan pada kedua kelompok ini. Beberapa penelitian
mengemukakan bahwa varian gen reseptor dopamine D4 (D4DR) tampaknya lebih sering
pada individu yang melaporkan tingkat pencarian kesenangan baru yang tinggi. Orang
dengan nilai tinggi pada karakteristik ini sering kali disebut sebagai orang yang
eksitabel.,cepat marah dan mencari sensasi/situasi yang mendebarkan, ciri-ciri dikaitkan
dengan gangguan kepribadian antisosial. Akan tetapi, tidak ada efek yang jelas pada
kepribadian yang terlihat pada saat ini. Disamping factor genetic atau lingkungan, sosiopat
memilih gaya hidupnya sendiri : oleh Karena itu, bergantung pada mereka untuk
mengubahnya.
Dinamika Keluarga
1
Fungsi keluarga terlibat sebagai factor yang penting dalam menentukan apakah
individu mengalami atau tidak mengalami gangguan ini. Situasi berikut dapat merupakan
predisposisi. Gangguan ini orangtua tidak disiplin,sangat miskin,pindah dari rumah,besar
tanpa figure ayah/ibu,penentuan batasan tidak teratur. Terselamatkan tiap kali orang tersebut
dalam kesulitan(tidak pernah merasa menderita akibat perilakunya).
DASAR DATA PENGKAJIAN KLIEN
Sirkulasi
Denyut jantung terlihat sedikit peningkatan saat mengantisipasi stress.
Intregitas Ego
Kurang motivasi untuk berubah, sering kali tidak mencari terapi secara sukarela. Tidak
ada perasaan bersalah atau malu.
Neurosensory
Status mental : kepribadian tampak mengagumkan,menarik dan biasanya pandai;
sikapnya seringkali cenderung berpura-pura untuk menipu atau memfasilitasi eksploitasi
oranglain ; cara kerjanya manipulasi, tingkat toleransi rendah mengakibatkan perasaan frustasi
saat keinginannya tidak segera dipuaskan
Alam perasaan : adaptif terhadap tujuan individu yang diharapkan, alam perasaan
mungkin dalma rentang mengagumkan dan menyenangkan sampai marah yang sangat.
Afek : reaksi emosi mungkin aneh dan ekstrem dengan kurangnya perhatian pada
perasaan oranglain.
Proses piker : klien terobsesi dengan minatnya sendiri dan ekspresi berlebihan
terhadap kepentingannya sendiri,wawasan atau penilaian buruk dan impulsivitas atau gagal
merencanakan ke depan.
Tanda-tanda distress pribadi mungkin tampak. Kurangnya sentuhan emosi dengan
orang lain bahkan dari orangtua menunjukkan keinginan terhadap stimulus bukan isolasi.
Keamanan
Mengalami tingkatan bangkit otonomik rendah dan berespon terhadap stimulus yang
berbahaya atau menyakitkan dengan sedikit ansietas. Berani mengakibatkan keselamatan diri
sendiri/oranglain. Mungkin tidak memiliki tempat tinggal di jalan atau santunan orang lain.
2
Seksualitas
Menunjukkan perilaku seksual terlalu awal atau agresif.
Interaksi Sosial
Terjadi paling sering pada populasi social ekonomi rendah.
Keluarga mungkin mengalami disfungsi dengan interkasi positif yang sedikit, mungkin
dengan kekerasan riwayat kekerasan di rumah. Menunjukkan perilaku anti social kronis yang
tidak sesuai dengan system nilai masyarakat umum. Berulang melakukan kekerasan terhadap
hak-hak orang lain tanpa penyesalan. Menolak autoritas ,melanggar moralitas,tidak belajar
dari masalalu dan tidak peduli tentang masa depan. Kerusakan segnifikan dalam fungsi
social,pernikahan,dan okupasi/militer.
Pengajaran atau pembelajaran
Prevalensi lebih tinggi pada pria dari pada wanita. Riwayat ganguan perilaku sebelum
usia 15 dengan perilaku anti social terjadi sejak usia 15 dan biasanya menghilang setelah usia
30, saat invidu tampak mellow out atau merasa letih terhadap situasi yang ada.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
EEG : secara abnormal jumlah aktivitas gerak lambat lebih tinggi, merefleksikan
kemungkinan deficit dalam mekanisme inhibitor, yang mungkin sebagian kecil dampak dari
hukuman.
Stimulus Aversif : cenderung lebih lambat dalam belajar menghindari syok, dikaitkan dengan
tingakt kebangkitan fisiologis lebih rendah daripada normal : peningkatan kemampuan untuk
menghilangkan stimulus aversif.
Daftar Periksa Psikopati : baru-baru ini dikembangkan skala peringkat yang
mengidentifikasi 2 set karakteristik yang berguna memprediksi akibat pada klien dan
kecenderungan aktivitas criminal kekerasan di masa depan.
Skrining Obat : menentukan adanya penggunaan zat.
PRIORITAS KEPERAWATAN
3
1.
2.
3.
4.
5.
Membatasi perilaku agresif : peningkatan respons yang dapat diterima secara social.
Membentuk hubungan saling percaya
Membantu klien belajar cara yang sehat dalam menghadapi ansietas
Meningkatkan harga diri
Meningkatkan perkembangan metode konstruktif,alternative dalam berinteraksi
dengan orang lain.
TUJUAN PEMULANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Faktor resiko meliputi :
1. Pelanggaran otoritas/hak orang lain
2. Ketidakmampuan menoleransi frustasi : kebutuhan pemuasan segera, mudah
agitasi
3. Harga diri rentan ketidakmampuan mengungkapkan perasaan
4. Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai, termasuk pengunaan zat
5. Model peran negative : curiga terhadap oranglain
Indicator yang mungkin :
1. Bahasa tubuh, peningkatan aktivitas motoric,iritabilitas,agitasi
2. Permusuhan,ungkapan mengancam,menguasai cara-cara destruktif
3. Menyerang saat marah : memilih agresi untuk memenuhi kebutuhan : bertindak
berlebihan berlebihan dan agresif
4. Penyalahgunaan zat
RASIONAL
Jika perasaan penolakan terhadap klien tidak
Mandiri
4
Tunjuk sikap menerima klien. Lakukan dengan diragukan lagi, sikap menerima meningkatkan
membangun rasa percaya. Jujur, tepati janji dan perasaan harga diri. Rasa percaya adalah dasar
sampaikan pesan bahwa yang tidak diterima hubungan terapeutik. Catatan : hambatan
adalah perilaku klien bukan diri klien
pada
sifat
ketidakmampuan
tingkat
stimulus
lingkungan
klien(cahaya
rendah
dapat
meningkatkan
tegas(jadwal
dengan
gangguan
kepribadia
mungkin
salah
menggunakan
mekanisme
dengan
cara
yang
tidak
adanya
distorsi
tersebut dikonfrontasi.
kebenaran, Mengonfrontasi perilaku yang tidak diterima
meningkatkan
kesadaran
klien
dalam cara yang tenang tetapi tegas, jelaskna terhadap perasaan dan efek perasaannya
ketidaksesuaian dalam pernyataan dan perilaku. sendiri dan perilaku ini terhadap orang lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat dihungkan dengan :
pemuasan
System pendukung tidak adekuat
Berbagai perubahan hidup
TINDAKAN/INTERVENSI
INTERVENI
Individu perlu mengetahui perasaannya sendiri,
Mandiri
klien
mengenali
adanya
perasaan
tersebut
dan
ansietas
kesempatan
bagi
klien
menerapkan
ansietas
dan
tindakan impulsive
Diskusikan pola koping perasaan saat ini dan Klien perlu menyadari bahwa pola yang
keefektifan mekanisme ini.
menguatkan
kebutuhan
untuk
Eksplorasi
implikasi/akibat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan :
1. Disorganisasi keluarga dan perubahan peran
2. Klien membeli sedikit dukungan pada individu utama
3. Progresif ketidakmampuan jangka panjang yang menghabiskan kapasitas
dukungan orang terdekat
4. Hubungan keluarga sangat ambivalen : riwayat penganiayaan pengobatan di rumah
Kemungkinan ditandai oleh :
1. Ekspresi masalah atau keluhan tentang respons orang terdekat terhadap masalah
klien
2. Orang terdekat melaporkan preakupasi pada reaksi personal mengenal kondisi
klien
3. Orang terdekat menunjukkan perilaku protekstif yang tidak seimbang.
Hasil yang diinginkan/kriteria evaluasi-keluarga akan :
1. Mengidentifikasi/hasil/mengungkapkan sumber daya dalam setiap anggota
keluarga untuk menghadapi situasi
2. Berinteraksi secara tepat dengan klien/satu sama lain, memberi dukungan dari
bantuan sesuai indikasi
3. Memeberi kesempatan bagi klien untuk mengantar situasi dengan caranya sendiri
4. Mengekspresikan perasaan secara terbuka dan jujur.
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri
Identifikasi
keluarga.
perilaku/interaksi
Perhatikan
factor-faktor
Memberi
RASIONAL
informasi tentang
pola
dalam
koping.
Dengarkan komentar dan ekspresi masalah Memberi petunjuk terhadap perasaan yang
klien/orang terdekat, perhatikan nonverbal dan melatarbelakangi,motivasi/pertahankan
atau respons
Diskusikan dasar perilaku klien
secara
tidak sadar.
Membantu keluarga untuk mulai memahami
dan menerima/menghadapi tindakan yang tidak
dapat diterima
Anjurkan ekspresi perasaan secara bebas, Ekspresi perasaan dapat merupakan permulaan
7
KOLABORASI
Rujuk
pada
sumber
penunjang
jika
diperlukan(mis
terapi
keluarga,konseling
yang
berperan
terhadap
tidak
adanya
hubungan
pribadi
yang
TINDAKAN/INTERVENSI
Mandiri : perhatikan ekspresi putus asa atau
RASIONAL
Hal ini mungkin hanya emosi yang dirasakan
ketidak
perilaku
ini
adalah
determinan
terkahir
ekspresi
tidak
berdaya,
perilaku
klien
mempengaruhi
klien
untuk
mulai
melihat
klien
menjelaskan
perasaan
seseorang mengatakan TIDAK. Tinjau ulang perilaku antisosial dan perlu memperoleh
perasaan klien tentang otoritas dan pelanggaran pemahaman tentang motivasi
hak-hak orang lain.
Kolaborasi
1. Libatkan
dalam
aktivitas
okupasi/kejuruan,psikoterapi,program
kelompok(mis.
pendidikan
Terapi
lapangan,pertemuan
kodepedensi)
2. Menguatkan nilai atau sikap potensial dan membuka area masalah dalam proses
piker. Hal ini penting untuk restruktur kognitif
3. Individu ini memiliki kesulitan menginterpretasikan perasaan orang lain dan perlu
bimbingan pada area ini.
4. Memberi kesempatan berinteraksi dengan orang lain untuk belajar perilaku baru.
Mendapatkan dukungan untuk berubah, mengurangi ketergantungan pada
manipulasi terhadap orang lain.
Evaluasi
Keefektifan terapi di evaluasi berdasarkan pencapaian hasil atau kemajuan pada area
tersebut. Jika klien dapat mempertahankan pekerjaan dengan performa yang dapat diterima,
memenuhi tanggung jawab keluarga, dan menghindari melakukan tindakan pelanggaran atau
tidak bermoral, terapi dapat dikatakan berhasil.
GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
DSM-IV
301.83 GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
Ambang (borderline) telah digunakan untuk mebgidentifikasi klien yang tampaknya
jatuh pada batas antara kategori standart neurosis atau psikosis. Istilah ini diperhalus untuk
9
Dinamika Keluarga
Lingkungan social anak, khususnya dalam keluarga, diperkirakan sebagai kekuatan
utama yang membentuk kepribadian. Teori hubungan objek mengemukakan dasar
perkembangan kepribadian ambang mungkin terikat dalam fase penyesuaian perkembangan
(usia 18-25 bulan). Pada fase ini anak yang mengalami peningkatan otonomi, sambil tetap
memerlukan pengisian emosi dari figure ibu. Karena ibu merasa terancam dengan usaha
anak untuk mandiri, ia berusaha mengekang ketergantungan anak. Dukungan perawatan dan
emosi menjadi alat tawar-menawar. Dukungan ini ditunda, ketika anak menunjukkan perilaku
mandiri dan digunakan sebagai penghargaan pada perilaku bergantung dan tidak mandiri. Hal
10
ini menyebabkan ketakutan tentang pengabaian yang mendalam pada anak yang menetap
sampai masa dewasa sehingga ia merasa sebagai anak yang terus memandang objek
(seseorang) sebagai bagian dari dirinya baik orang baik maupun jahat. Hal ini disebut
memecah kepribadian (skizofrenia), yang merupakan dinamika primer kepribadian ambang
borderline.
Penelitian baru-baru ini mengemukakan bahwa gangguan kepribadian ambang
mempunyai kaitan kuat dengan adanya riwayat penganiayaan fisik atau seksual oleh anggota
keluarga, dan inses mungkin alas an utama rasio yang tidak seimbang (2:1) terjadi pada klien
wanita
DATA DASAR PENGKAJIAN KLIEN
Intergritas Ego
Gangguan / distorsi perasaan diri secara nyata.
Mengalami ambivalen saat bersikap mandiri; tidak suka berada sendirian (perasaan takut
membuatnya berusaha untuk menghindari pengabaian secara nyata atau hanya
khayalannya)
Melaporkan perasaan kosong dan bosan; depresi, kesedihan
Dapat menyesuaikan diri dengan temannya setiap saat, membagi nilai dan kenyakinan
berdasarkan imitasi.
Makan atau minum
Mungkin dilaporkan makan berlebihan (impulsivitas)
Neurosensori
Status mental;
Perilaku : mungkin aneh, impulsive, bersemangat, bergantung pada orang lain; perilaku
sesuka hati tidak terduga / perilaku impulsive (mis. Belanja tidak bijaksana, mengemudi
ugal-ugalan, berjudi, penyalahgunaan zat)
Alam perasaan : reaktivitas alam perasaan yang nyata (mis. Episode ansietas terusmenerus, iritabillitas, disforia)
Emosi : emosi meningkat dengan perubahan alam perasaab yang cepat, tidak terduga, kuat;
cepat marah (mungkin meningkat, tidak sesuai), kurangnya kemampuan untuk
mengendalikan; mungkin menunjukkan sikap permusuhan.
Afek : mungkin tampak bersungguh-sungguh, tetapi tidak perlu sesuai dengan situasi yang
ada
11
Proses pikir : menunjukkan dasar realitas buruk secara keseluruhan dengan kesulitan
membuat keputusan; terikat dalam pemikiran konkretsemua atau tidak sama sekali /
hitam atau putih; kurang pemahaman dan tidak belajar dari pengalaman masa lalu; tidak
mampu menentukan tujuan atau nilai-nilai jangka panjang, Berpikir magis, sulit mengenali
diri sendiri; kerusakan konsep diri berat, Kebiasaan berbohong dan menipu, hampir delusi,
Berpusat pada diri sendiri, sering hampir bersikap narsisisme (mencitai diri sendiri),
hipersensitif, dan tidak supel; hubungan mungkin sementara dangkal, dan/atau menuntut,
dengan ploitasi orang lain; kurang empati terhadap orang lain. Mekanisme pertahanan
utama yang digunakan adalah proyeksi (melihat perilaku tersebut pada orang lain dan gagal
untuk melihat pada dirinya sendiri). Mungkin terbatas pada neurosis dan psikosi,
menunjukkan gejala psikotik sementara jika mengalami stress yang sangat; episode
gagasan paranoid sementara atau gejala disosiatif berat. Mungkin dikaitkan dengan
gangguan kepribadian lain dengan ciri-ciri histrionic, narsisistik, skizotip, atau antisocial
Keamanan
Mungkin menunjukkan tanda-tanda tindakan mutilasi diri, biasanya tindakan nonletal
(mis. Memotong-motong, membakar) Riwayat perilaku, dan sikap ancaman bunuh diri
berulang
Seksualitas
Mungkin menunjukkan gangguan besar pada identitas gender
Berhubungan seksual dengan siapa saja
Kemungkinan riwayat inses/penyalahgunaan seksual
Interaksi Sosial
Kerusakana signifikan pada fungsi social, pernikahan, dan okupasi
Hubungan interpersonal tidak stabil dan intens, perubahan antara idealisasi dan devaluasi
yang berlebihan
Seringnya usaha untuk menimbulkan perasaan bersalah pada orang lain, menuntut terusmenerus
Riwayat perkelahian fisik berulang
Pengajar atau Pembelajaran
Prevalensi lebih sering pada wanita
Penyalahgunaan zat (terutama alkohol)mungkin dilaporkan
12
Insiden lebih tinggi ditemukan pada keluarga dengan riwayat baik skizofrenia kronis maupun
gangguan afektif mayor
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
P-300 : Perubahan pada aktivitas elektris otak yang terjadi pada kebanyakan orang sekitar 300
milidetik setelah menerima nada, cahaya, atau sinyal lain yang mengindikasikan bahwa
mereka telah melakukan tugasnya; mungkin abnormal, lebih kecil daripadda rata-rata, dan
sedikit melambat.
CSF5- HIAA(asam 5- hidroksindoleasetat) : menurun pada beberapa klien
Respons Prolacting : menghilangnya respons terhadap serotonin pelepas fenfuramin
Skrinning Obat : mengidentifikasi penggunaan zat
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membatasi perilaku agresif, meningkatkan respons yang dapat diterima secara social
2. Mendorong perilaku asersif untuk memperoleh pengendalian
3. Membantu
klien
belajar
cara
yang
sehat
untuk
mengendalikan
ansietas/mengembangkan konsep diri positif
4. Meningkatkan pengembangan keterampilan koping yang efektif
5. Membantu klien belajar metode alternative, konstruksi untuk berinteraksi dengan
orang lain
TUJUAN PEMULANGAN
1. Mengenali dan mengendalikan perilaku impuls
2. Menentukan tujuan dan menegaskan pengendalian pada kehidupannya sendiri
3. Menggunkan teknik penyelesaian masalah secara konstruktif untuk menyelesaikan
konflik
4. Berinteraksi dengan orang lain dalam cara dalam cara yang sesuai secara social
5. Klien/keluarga terlibat dalam terapi perilaku/program pendukung
6. Melaksanakan rencana untuk memenuhi kebutuhan setelah pulang
Diagnosis keperawatan
Factor resiko meliputi :
rasa
menghukumdirinya
perasaan diri
13
bersalah/perlunya
sendiri,
distorsi
4. Ketidakmampuan
koping
peningkatan
Indicator yang memungkinkan:
dengan
ketegangan
argutatmentatif,
marah
yang
tiak
ada
pemenuhan
kebutuhannya
diri,
perasaan
negative
dan
hubungan
perawat/klien,
Rasional
1. Membangun hubungan kepercayaan
teraupetik
pertahankan
banyak
adalah
hal
yang
penting
sekali,
perasaan
ini
agar
dapat
membantu menghilangkannya
3. Mewaspadai penggunaan proyeksi
membantu memutuskan pola yang
marah
orang
didapatkan
oleh
sikap
menyimpang.
Buat
situasi
perasaan
Diskusikan
apakah
apa
yang
lingkungan
merupakan
karena
marah.
jumlah
Keamanan
orang lain
6. Membantu
klien
belajar
klien
dan
interpersonal
7. Jelaskan harapan dan peraturan
terhadap suatu situasi secara
jelas dan nyatakan bahwa klien
keamanan
klien
perasaan
meminimalkan
difusi
kemarahan,
memberi
pemahaman
bagaimana
perilaku
agresif
dan
memengaruhi
orang
lain,
negative
dan
meningkatkan
berpartisipasi
memberi
ansietas,
seperti
zat
klien
penggunaan
(menghentikan
pendukung
10. Beri obat sesuai indikasi, mis.
Karbamazepin
impulsive/destruktif
diri
selama
(tegretol),
tranilsipromin(parnate)
Diagnosis keperawatan
Dapat dihubungkan dengan :
(disorganisasi
interpretasi
pemikiran;
kesalahan
lingkungan,
gangguan
Hasil
yang
diinginkan/
criteria
logis)
4. Melakukan tindakan mutilasi diri
1. Mengungkapkan kesadaran adanya
evaluasi-klien akan :
peringatan
metode
yang
Rasional
1. Memberi informasi yang akurat dan
1. Pertahankan
komunikasi
mengurangi ansietas
2. Perlu
pemuasan
segera
dapat
kooperatif
menjadi
marah,
menimbulkan
menuntut, argumentatif)
3. Pantau adanya penggunaan zat;
perhatikan
gejala
penyalahgunaan
(mis.
disik
Biara
aneh,
dan
perilaku
mempertahankan
dilates/konstriksi
kontak
dengan
realitas
5. Stimulasi pendengaran dan visual dapat
sunyi,
tidak
sikap menyimpang
6. Membantu membentuk
hubungan
ada
stimulasi
16
6. Dorong
klien
untuk
7. Memberi
hubungan
mencetuskan
stress/perasaan
perasaan
meliputi
waktu
tersebut
digunakan
menghilangan
ansietas
8. Bantu
konstan.
dan
pembentukan
(klien
mungkin
merasa
zat
tersebut
akan
mengunjunginya).
ketegangan,
dapat
belajar
mengidentifikasi
ansietas
untuk
dalam
tentang
pengendalian internal
9. Membantu klien mencapai objek secara
ini,
kapan
antara
penggunaan obat
8. Meningkatkan
pemahaman
dihindari
memulai
tanda-tanda
berhenti
Ketergantungan
dan
klien
mengembangkan
dapat
aktivitas
dan
memerlukan
intervensi
sebelum
hal
ini
hubungan
ilusi,
Haloperidol(haldol),
tioridazine(mellaril)
Antidepresan
penerimaan
tiotiksin(navane),
Diagnosis keperawatan
meningkatkan
ketergantungan
positif;
tidak
terpenuhi
2. Retardasi perkembangan ego/fiksasi pada
tahap perkembangan awal
1. Kesulitan mengidentifikasi
mendefinisikan
batas
diri;
diri
atau
perasaan
depersonalisasi, derealisasi
2. Perubahan alam perasaan yang sangat;
kurangnya toleransi terhadap penolakan
atau menyendiri
3. Tidak
bahagia
dengan
dirinya,
memotong
vena
atau
keyakinan
perlunya
diri/menghargai
penurunan
frekuensi
perilaku menghukum/mutilatif
3. Penggunaan cita diri saya
untuk
Rasional
1. Membantu dalam mengkaji ketika area
klien
untuk
menggambarkan
dan
mengungkapakan
hubungan
perasaan
diri
2. Eksplorasi kebutuhan klien
untuk
menghukum
belajar
perasaan
mengimplementasikan
tidak
ketidakadekuatan,
menyebabkan
Eksplorasi
dan
untuk
terhadap
biasanya
akibat
dirinya
sebab
berguna,
dan
ketidakberdayaan
5. Memberi pemahaman tentang sumber
arogan
perasaan
diri
(angkuh),
berlebihan,
aman
dan
untuk
perasaan,
perlunya
yang
dengan
peningktana
perasaan
berharga
dan
perasaan
ini
tidak
bagaimana
berhubungan
dengan
penerimaan
oleh
orang lain.
7. Pastikan
situasi
klien
tanggung
jawab
area
menimbulkan
apa
konfusi
perilaku
ini
dan
mereka
adanya
pola
dinamika
yang
membuat
diharapkan
memuaskan
9. Meningkatkan
untuk
perubahan
memenuhi
kesadaran
tentang
yang
dan
ketakutan
12. Kaji pengetahuan seksualitas
menarik
terhadap
perilakunya sendiri.
11. Pastikan indentitas seksual
Kesadaran
yang
klien
9. Beri umpan balik berdasarkan
rasa
kembali.
kemungkinan,
ini.
8. Identifikasi perilaku positif
perilaku nonverbal
10. Dorong peningkatan
untuk
untuk berubah.
8. Membantu klien mulai melihat pada
berusaha
dan
ditandai
1. Gaya
19
Ketidakberdayaan
hidup
ketidakberdayaan;
perasaan
Tindakan
Mandiri
1. Bentuk
Rasional
1. Individu ini umumnya takut dengan
hubungan
dengan
mengatasi
dan keintiman
2. Identifikasi perilaku
digunakan
mengendalikan
Catatan:
yang
mempengaruhi, intimidasi)
3. Eksplorasi area hidup ketika
mengindikasi
lain
yang
untuk
orang
tanda
yang
digunakan
untuk
kehilangan
kendali
diskusikan
kebutuhan
apa
perlunya
pernyataan
sikap
ini
secara
berbeda
7. Beri kesempatan untuk belajar
bagaimana
orang
lain
dalam
kehidupannya
menurutnya
yang
berpusat
dapat
memahami
perilaku,
bagaimana
menghentikan
sesuai
7. Meningkatkan kekuatan dan fungsi
perasaan
kembali
mendapatkan
mendiskusikan
mengapa
pervasif
5. Menguatkan bahwa berbohong dan
tersebut
6. Kenali manipulasi klien dan
respon
belajar
klien
memberikan
untuk
perilaku adaptif
4. Meingkatkan pemahaman
yang
menyebabkan
perasaan
empati
meningkatkan
pada
dengan perilakunya
9. Bantu klien untuk belajar
besar
11. Menghindari
konfrontasi
mempertimbangkan perasaan
mempertahankan
membantu
rencana
terapi
11. Mainkan peran perilaku yang
diharapkan
(marah
mengakui
klien
dalam
mengembangkan
rasa
sesuai,
kesalahan,
membagi humor)
21
belajar
marah,
humor,
cara
Diagnosis keperawatan
Dapat dihubungkan dengan:
tidak
sesuai(mis.
Proyeksi,
penyangkalan, eksternalisasi)
2. Perasaan kosong dan bosan kronis
3. Penggunaan strategi koping yang tidak
Kemungkinan ditandai oleh :
adekuat
(mis.
Proyeksi,
melalui
tindakan
(berhubungan
seksual
manipulasi)
4. Ansietas hilang
destruktif
menggunakan
efektif
4. Mengungkapkan
sumber
perasaan
secara
sesuai
dengan perilaku
Tindakan /Intervensi
Rasional
Mandiri
1.Minta klien menjelaskan pola koping 1. Mengenali pertahanan mana yang tidak
saat ini dan akibatnya.
2.Minta klien mengidentifikasi masalah
dan persepsi penyebabnya.
3.Tingkatkan perkembangan cara yang
sesuai,
tidak
efektif,
dan
destruktif,
4.Buat
dengan
klien/
minta
klien
standart
yang
minimum
diterima
dan
management marah.
5.Diskusikan
cara
menghilangkan
dengan
digeneralisasikan
kepada
dapat
orang
lain
untuk
terhadap
pencapaian
dikendalikan.
6.Waspada terhadap usaha memisahkan
klien
menerima
perilakunya
hasil
pengendalian
sendiri,
yang
seiring
spesifik,
pengulangan
keberhasilan
perilaku.
manipulatif dan konsisten dalam 5. Klien
perlu
menghadapi klien.
7.Hadapi perilaku manipulatif
berhubungan
dengan
dengan
satu
cara
penggunaan
mendemonstrasikan
yang
keluargalibatkan
prilaku
dan
berkaitan
dengan
keluarga
dalam
baru
merencanakan
mengevaluasi perawatan
dan
bantuan
dan
pemisahan
emosidan
staf
pada
dan
pemindahan
klien
dapat
di
minimalkan
Diagnosis Keperawatan
Dapat dihubungkan dengan:
Isolasi Sosial
1. Minat tidak matur; perilaku yang tidak
diterima secara sosial.
2. Sumber pribadi tidak adekuat
3. Ketidakmampuan
terlibat
hubungan
personal
dalam
yang
tidak
bergantung
dan
memuaskan
Kemungkinan ditandai oleh :
1. Perubahan
perilaku
memberi jarak.
2. Kesulitan memenuhi harapan orang lain.
3. Mengalami perasaan berbeda dari orang
lain.
4. Mengekspresikan minat yang tidak sesuai
dengan perkembangan usia.
5. Menunjukkan perilaku yang
tidak
untuk
memperbaiki
isolasi
2. Mengungkapkan keinginan untuk
terlibat dengan orang lain
3. Berpartisipasi dalam aktivitas pada
tingkat yang diharapkan
4. Mengekspresikan
peningkatan
harga diri.
24
Tindakan/Intervensi
Mandiri
Rasional
1. Identifikasi faktor individu dilakukan
pilihan isolasi
2. Bedakan
isolasi
dengan
perawat
tidak
akan
mengabaikanya
4. Minta
klien
untuk
dapat
Jika
tidak
ada
satupun,
melihat
pola
yang
melibatkan
terdekat.
Diskusikan
untuk
perasaan
bersalah
adanya
langkah
diambil
jadwal
berlatih
dukungan
kualitas
kedalama
dan
hubungan
dipercaya
masalah
dalam
Memberi
suatu
berhubungan.
awal
untuk
yang
baru.
9. Jika di setujui, klien terlibat dan ingin
interpersonal
8. Buat rencana dengan klien
mengandung resiko )
9. Diskusikan
cara
orang
dengan
yang
untuk
mengidentifikasi
menghadapi
perilaku
untuk
yang
mungkin
resiko.
terhadap
perilaku
sarankan
cara
ini,
klien
menghadapinya.
lebih
ingin
mengambil
dan
dapat
Gunakan
dan
untuk
perilaku
realistik
yang
sedang digunakan
Kolaborasi
1. Memberi
kesempatan
untuk
belajar
Edukasi
asertif,
pendidikan
kejujuran,
seksual
),
psikoterapi.
Evaluasi
Seperti gangguan kepriadian yang lain, perubahan mungkin sedikit dan terjadi secara
perlahan sepanjang waktu. Tingkat gangguan fungsional klien yang mengalami gangguan
kepriadian amband dapat sangat bervariasi. Klien dengan gangguan yang berat dapat di
evaluasi dalam hal kemampuan mereka untuk menjadi aman dan menahan diri dari
mencioderai diri. Klien lain dapat bekerja dan mempunyai hubungan interpersonal yang
cukup setabil. Terapi biasanya efektif ketika klien mengalami krisis yang lebih sedikit dan
jarang sepanjang waktu.
26
Merasa ditipu, tidak dihargai, salah paham. Mengelu pada orang lain secara kronis
(terus menerus). Menyalahkan orang lain karena kegagalannya.
Neurosensori
Menyamarkan perilaku agresif yang dipilihnya dengan perilaku asertif diri. Resistensi
pasif terhadap tuntutan (untuk meningkatkan atau mempertahankan tingkat penampilan
tertentu) melalui perilaku, seperti membuang waktu, keras kepala, menunda, dan pikun.
Status mental:
1. Perilaku: memungkinkan tidak tampak nyaman dalam situasi sosial, tetapi bersikap
dingin dan tak acuh, merefleksikan perfeksionisme yang kaku; terlihat besar mulut.
2. Alam perasaan dan afek: menunjukkan keseriusan adanya kesulitan mengekspresikan
perasaan kehangatan, merajuk dan mencibir orang lain, tidak protes/ menyesuainkan
diri secara pasif; menyimpan dendam yang tidak dikatakan.
3. Emosi: menunjukkan/ melaporkan ansietas, depresi; mengekspresikan perasaan harga
diri rendah; kurang percaya diri; mungkin bergantung pada orang lain dan pasif.
4. Proses pikir: memandang dunia dengan cara negatif, tetapi gagal menghubungkan
perilaku terhadap reaksi orang lain; perasaan benci, yakin bahwa orang lain tidak adil;
melihat dunia sebagai musuh dan lingkungan yang tidak adil.
Ambivalen tersembunyi.
Interaksi sosial
Biasanya melipakan janji, datang terlambat pada pertemuan. Figure otoritas (mis.
Orang tua, guru, atasan ditempat kerja) mungkin berfokus pada kritik yang tidak ada isinya/
penggungkapan permusuhan dengan provokasi minimal. Tuntutan penampilan adekuat
terpenuhi dengan resistensi yang diekspresikan secara tidak langsung (mis. Menunda, mudah
melupakan, sengaja tidak efisien). Ketidakefektifan sosial/ okupasi pervasif. Ketegangan
hubungan inter personal, kesulitan menyesuainkan hubungan dekat. Cemburu/ dendam pada
sebaya (teman) yang berhasil.
PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
Skrining obat: identifikasi.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu
klien
mempelajari
metode
untuk
mengendalikan
ansietas
dan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:
eksternal:
menyeret
kaki,
sumber-sumber
dengan
efektif.
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Anjurkan ekspresi perasaan secara langsung. Klien telah membentuk
pola
ekspresi
Bantu klien mengenali saat tidak dapat perasaan secara tidak langsung melalui
mengekspresikan perasaan secara terbuka dan agresi
jujur
Eksplorasi
termar.
mengekspresikan
situasi
yang
Perlunya
perasan
secara
belajar
tidak
perasaan marah atau permusuhan. Diskusikan tentang penyebab dendam dan marah dalam
penyebab yang mungkin.
rangka merencanankan penyelesaiannya.
Tentukan perasaan terhadap figur otoritas. Figure otoritas adalah sasaran umum agresi
Diskusikan bagaimana perasaan ini muncul.
tidak diselesaikan.
Bantu klien berhubungan dengan perasaanya Klien sering kali tidak menyadari bahwa
sendiri
dan
mengetahui
meningkatnya responsnya
mengakibatkan
ansietas.
ansietas internal. Anjurkan klien membuat Menulis terapeutik dapat membantu klien
catatan tentang perasaannya.
Diskusikan ketakutan tentang
intimasi klien. Apakah klien dikhianati oleh masalah yang signifikan pada klien ini.
orang terdekat?
perasaan
metode
agresi
membantu
klien
untukmengubah respons.
Dukungan pengungkapan perasaan dengan Klien perlu belajar untuk menghadapi
cara yang asertif disamping penggunaan masalah secara langsung, menggunakan
respons flight.
teknik asertif.
Diskusikan kekuatan klien terhadap perilaku Penegasan diri adalah pengalaman baru bagi
asertif yang baru. Bantu menegaskan cara klien ini. Dengan mendiskusikan ketakutan
untu menghilangkan ketakutan ini. Mainkan tentang penegasan diri dan berpartisipasi
peran untuk mengantisipasi situasi.
dalam
bermain
peran
membantu
sasaran
perasaan
secara
akhirnya
pelepasan
hal
yang
ini
tidak
menyebabkan
sesuai.
Edukasi
ansietas
(mis.
mempelajari
pengendalian
efektif.
Bri umpan balik positif untuk perilaku baru Memberi
jaminan
dipelajari.
ansietas
dan
keterampilan
Klien
yan
mendorong
yang
memiliki
baru
kesulitan
orang
terdekat
mengembangkan
pola
tidak
realistik;harapan
tidak
terpenuhi.
Kurangnya pengenalan hubungan antara
prilaku pasif-agresif, dan ansietas internal.
Ketidak mampuan koping, menyelesaikan
masalah; metode koping tidak adekut (tisak
menggunakan prilaku asertif diri).
Penggunakaan
perilaku
maladaptif,
memuaskan;
kurangnya
perilaku asertif.
Masalah yang nyata tidak diatasi dan
diselesaikan.
Manufer
seperti
membuang
waktu,
kebiasaan lamban.
Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Partisipasi sosial.
Hasil yang diinginkan/kriteria evaluasi- Mengidentifikasi perilaku
klien akan:
koping
tidak
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Diskusikan pola koping saat ini dan evaluasa Klien perlu mengenali pola dan melihat
keefektifannya.
Bantu
klien
bahwa metode
mengidentifikasi
koping
saat
ini
tidak
pemulihan
pemulihan maladaptif.
permusuhan.
Konfrontasi klien tentang kebutuhan apa yang Konfrontasi
meningkatkan
masalah,
untuk
ansietas
dan
kesadaran
memberi
stimulasi
memenuhi
kebutuhan
atau menunda.
dengan cara yang lebih konstruktif.
Tinjau ulang kebutuhan apa yang tidak Memperjelas bahwa kebutuhan klien benarterpenuhi dan mengapa memunculkan pola benar tidak dapat dipuaskan.
perilaku yang tidak memberi pemulihan yang
lama.
Hentikan
klien
dari
menilai
pemulihan secara otomatik pada saat itu. menghabiskan sepanjang hidupnya dengan
Tunjukkan ketidak adekuatan perilaku ini.
menilai dirinya sendiri.
Anjurkan klien mengindentifikasi contoh Meningkatkan
pemahaman
bahwa
situasi saat klien merasa diperdaya atau marah penghindaran menghadapi marah secara
tetapi tidak mengungkapkannya. Diskusikan langsung sering kali menyebabkan akibat
cara
alternatif
tersebut.
Sarankan
untuk
klien
keluarga/orang
mengatasi
meminta
terdekat
mengungkapkan saat mereka terpedaya atau berrespon lama yang tidak efektif.
marah karena perilaku klien.
32
Minta
klien
mendiskusikan
positif
saat
dan
membuat
sugesti
untuk
kemajuannya
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
Anjurkan klien untuk menggambarkan diri Citra diri negatif sering kali datang dari
ketidakadekuatan
yang
di
rasakan
apahkah
klien
pada
klien merasa di kecewakan atau di sakiti kepedihan lama yang perlu diselesaikan atau
hatinya oleh orang terdekat.
Bantu
klien
belajar
mengekspresikan
(misal
perasaan
:saya
dibiarkan berlalu.
bagaiman Mengekspresikan perasaan secara asertif
secara
merasa
asertif meningkatkan
membolehkan
orang
Cara
interaksi
ini
hati,marah,ditolak,di abaikan,dll)
Jelaskan bahwa keinginan mengambil resiko Mengambil
dengan
diri.
lain
resiko
dan
mengalami
dengannya jika perlu,meskipun mungkin akan Demikian juga, pengetahuan yang dapat
menyakiti hatinya.
meningkatkan
kepercayaan
pada
Minta
klien
menggambarkan
apa
didefinisikan orang lain tentang keberhasilan berhasil, tetapi tertutup dengan perasaan
dan persepsi apa yang membuat mereka negatif.
berhasil,
dan
membandingkan
dengan
keberhasilannya sendiri.
Eksplorasi bagaimana sifat yang diharapkan Membantu klien menerapkan tujuan pada
dapat diadopsi dan dimasukkan dilatihan.
situasi sehari-hari.
Anjurkan klien untuk menerima diri sendiri Penerimaan diri sangat
penting
untuk
dengan kekuatan dan kekurangannya dan membangun harga diri dan memperbaiki
belajar menyukai diri sendiri.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dapat dihubungkan dengan:
KETIDAKBERDAYAAN
Interaksi interpersonal.
Pola hidup putus asa; perasaan bergantung
pada orang lain.
Kesulitan menghubungkan perilaku pasifresisten dengan permusuhan atau dendam.
Mengalami permusuhan secara sadar
orang
menjengkelkan.
Hasil yang diinginkan/kriterian evaluasi/ Mengekspresikan
klien akan:
lain
melalui
pengendalian
sikap
terhadap
hilangnya
perasaan
permusuhan.
Menggunakan
perilaku
asertif
(selain
RASIONAL
perasaan
terhadap figur otoritas. Tentukan kapan adalah dendam pada otoritas dan akibat
35
permusuhan
ini
mulai
dan
menyakitkan apa yang pernah terjadi karena membantu dengan mengetahui apa yang
otoritas tersebut.
tidak berdaya.
Eksplorasi ke area kehidupan ketika klien Memberi pemahaman terhadap perasaan
merasa
tidak
adekuat
atau
tidak
pengendalian.
Identifikasi pelaku agresif tersamar yang Meningkatkan kesadaran model interaksi
digunakan untuk mengendalikan orang lain.
yang
digunakan
dan
berusaha
untuk
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepribadian : Sikap dan perilaku yang menggambarkan diri individu secara utuh
dan digunakan untuk menanggapi, berhubungan dan berpikir tentang diri dan lingkungan
dalam konteks hubungan personal yg luas.
Gangguan kepribadian dapat diidentifikasi dgn sikap dan perilaku yg tidak
fleksibel, mal adapatif, fungsi sosial dan pekerjaan terganggu.
Kepribadian sehat gangguan ciri kepribadian psikologis :
1. Kepribadian sehat : sikap dan perilaku individu yang dapat diterima oleh lingkungan
tanpa mengganggu integritas dirinya.
2. Gangguan ciri kepribadian : Suatu sikap dan perilaku yang tidak fleksibel, mal
adaptif yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
3. Psikosis : suatu kondisi yang menunjukkan gangguan berat dengan ditandai
gangguan kemampuan daya nilai realitas.
Pembeda individu normal dengan gangguan kepribadian yaitu :
1. Adaptasi yang tidak fleksibel.
2. Lingkaran setan antara cara persepsi.
3. Kemampuan yang lemah.
B. Saran
Bermutu atau tidaknya pelayanan Keperawatan di suatu Rumah Sakit sangat
bergantung pada kerjasama antar Perawat itu sendiri. Apabila tidak adanya suatu
hubungan yang baik antara sesama anggota dan klien maka akan sulit membangun
kepercayaan masyarakat dalam Asuhan Keperawatan yang diberikan.
Agar kinerja dalam keperawatan berjalan dengan efektif maka seorang perawat juga
perlu memahami setiap karakter yang berbeda dari setiap klien. Selain dapat memberikan
hasil kerja yang terbaik, dalam memberikan Asuhan Keperawatan juga dapat dilakukan
dengan lancar.
37
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, Pedoman penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di Indonesia III
Kaplan and Saddock.(1997). Sinopsis Psikiatrik jilid I dan II. Alih bahasa dr. Wijaya. Jakarta:
Bina Rupa Aksara.
Keliat at al. (1998). Proses Keperawatan Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, G.W., Sundeen, S.J.(1995). Buku Saku : Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Towsend, M.C. (1995). Buku Saku : Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC
Maslim, Rusdi (Editor). 1998, Diagnosa Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ III
Towsend, M.C. (1996). Psychiatric Mental Health Nursing : Concept of Care. Philadelphia :
Davis company
38