Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAN PADA KLIEN

ISOLASI SOSIAL

oleh :
Rehella Mayasari
NIM 202073041

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah saya dapat menyelesaikan tugas Keperawatan ini yang
disusun untuk memenuhi tugas individu keperawatan jiwa sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.Terima kasih saya sampaikan kepada dosen bidang studi
keperawatan jiwa bapak Dr. Imam Zainuri S,Kep,Ns.,M.Kes yang telah
memberikan kesempatan bagi saya untuk mengerjakan tugas individu profesi
dalam keprawatan jiwa ini, sehingga saya menjadi lebih mengerti dan memahami
kasus real pada keperawatan jiwa pada pasien halusinasi. Tak lupa saya
mengucapkan terimakasih kepada pihak –pihak yang sudah berkontribusi dalam
membuat tugas individu dalam keperawatan jiwa pada pasien halusinasi ini.Saya
menyadari bahwa masih banyak kesalahan,kekurangan dan kehilafan dalam tugas
individu ini. Untuk itu saran dan kritik tetap saya harapkan demi perbaikan tugas
individu keperawatan jiwa ini kedepan. Akhir kata saya berharap tugas ini dapat
bermanfaat bagi saya pribadi dan semua temen –teman sejawat.

Gresik, 21 oktober 2020

Rohella Mayasari
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................1
KATA
PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
TRIGER CASE........................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................5
ASUHA KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI.........................46
SPTK (STRATEGI PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN............71
API (ANALISIS PROSES KEPERAWTAN).......................................................83
1. Kasus
Isolasi Sosial
TRIGER CASE

KLIEN DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

Klien Nn. B, 24 tahun, anak ke-4 dari 7 bersaudara (3 orang adik lain ibu), dari
tiga keluarga Bpk. A (almarhum) dan Ibu I (almarhum), bertempat tinggal di
Jakarta Barat. Klien masuk rumah sakit tanggal 15 Oktober 2020, dirawat untuk
yang ketiga kalinya dengan keluhan utama klien sering merobek-robek bajunya,
telanjang, dan ingin lari dari rumah. Sejak kecil, klien dianggap mengalami
gangguan jiwa, dianggap bodoh sehingga klien tidak disekolahkan. Diumah selalu
dikucilkan dan tidak pernah diajak berkomunikasi, tidak mempunyai teman dekat,
tidak ada anggota keluarga yang dianggap teman dekat klien. Akibatnya, klien
sering menyendiri, melamun, dan mengatakan bahwa ada suara yang menyuruh
pergi. Karena klien tidak mau pergi, sebagai gantinya klien disuruh merobek-
robek bajunya dan menggores-gores tubuhnya dengan silet.
Keluarga merasa tidak mampu untuk merawat dan akhirnya membawa klien ke
rumah sakit jiwa (RSJ) dengan alasan mau diajak nonton film. Selama di RSJ, ibu
tiri klien tidak pernah menjenguk dan kadang kala kakak kandung klien datang ke
RSJ untuk membawakan pakaian serta membayar biaya obat-obatan, tetapi
kakaknya tidak mengakui klien sebagai adiknya. Dari hasil observasi didapat data
tentang klien, yaitu rambut kotor dan bau, banyak kutu, wajah lusuh, tatapan mata
kosong, gigi kuning, banyak kotoran, tercium bau yang tidak enak, telinga kotor,
kulit kotor banyak daki, kuku panjang dan kotor, tidak memakai alas kaki. Klien
mengatakan malas mandi. Gaya bicara klien hati-hati, bicara apabila ditanya,
jawaban singkat. Klien sering duduk sendiri dan banyak tidur.

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu
kebutuhan atau mengharapkan untuk melibatakan orang lain, akan tetapi
tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito, 2006). Isolasi sosial
adalah kondisi ketika individu atau kelompok mengalami, atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk lebih terlibat dalam aktivitas bersama orang
lain, tetapi tidak mampu mewujudkannya (Carpenito, 2009). Suatu sikap
dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang lain. Individu
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia
mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain
yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian
dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang,
2007). Isolasi sosial adalah kesendirian yang dialami oleh individu dan
dianggap timbul karena orang lain dan sebagai suatu pernyataan negatif atau
mengancam (Nanda, 2015).

b. Rentang Respon

c. Penyebab
1) Faktor Predisposisi
a) Faktor Perkembangan
Adanya gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan.
b) Faktor Biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respons sosial maladaptif.
Bukti terdahulu menunjukkan keterlibatan neurotransmitter
dalam perkembangan gangguan ini, namun tetap diperlukan
penelitian lebih lanjut.
c) Faktor Sosiokultural
Akibat dari adanya transiensi, norma yang tidak mendukung
pendekatan terhadap orang lain. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda dari
yang dimiliki budaya mayoritas.
2) Faktor Presipitasi
a) Stressor Sosiokultural
Hal ini dapat ditimbulkan oleh menurun nya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti.

b) Stressor Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya (Stuart, 2006).

d. Tanda Gejala
1) Tanda Mayor
- Mengekpresikan perasaan kesepian, penolakan
- Keinginan untuk kontak lebih banyak dengan orang
- Melaporkan ketidakamanan dalam situasi sosial
- Menggambarkan kurang hubungan yang berarti
2) Tanda Minor
- Merasakan waktu berjalan lambat
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat
keputusan
- Perasaan tak berguna
- Perasaan penolakan
- Kurang aktivitas (fisik atau verbal)
- Tampak depresi, cemas, marah

e. Akibat
Risiko Bunuh Diri
3. Pohon Masalah
a. Bagan
Patofisiologis
Takut penolakan sekunder akibat: obesitas, kanker (kecacatan karena pembedahan kepala/leher,
bertahayul tentang orang lain), kecacatan fisik (paraplegia, amputasi, artritis, hemiplegia),
kecacatan emosional (ansietas ekstrem, depresi, paranoid, fobia, inkontinen (rasa malu, bau),
penyakit menular (AIDS, hepatitis), penyakit psikiatrik (scizhofrenia, gangguan afektif bipolar,
gangguan kepribadian)
Gangguan persepsi

Situasional (Personal, Lingkungan)


Kematian orang terdekat Penilaian negatif pada diri
Perceraian sendiri, hilang kepercayaan diri
Penampilan cacat
Takut penolakan sekunder akibat: obesitas, hospitalisasi atau penyakit terminal (proses
kematian), sangat miskin, pengangguran
Perpindahan ke budaya lain (misal bahasa yang tidak dikenal) Gangguan konsep diri:
Riwayat ketidakpuasan hubungan sekunder akibat: penyalahgunaan obat, penyalahgunaan harga diri rendah kronik
alkohol, perilaku tidak matang, perilaku sosial tidak dapat diterima, pikiran delusi
Kehilangan cara transportasi biasanya

Isolasi sosial: menarik


diri

Maturasional
Anak-anak : Isolasi perlindungan atau penyakit menular
Lansia : Kehilangan kontak sosial biasanya
b. Masalah atau Diagnose Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
Masalah atau Data Yang Perlu Dikaji
DS DO
Diagnose
Keperawatan
Isolasi sosial - Mengekspresikan - Tidak ada dukungan dari
perasaan kesendirian orang yang penting
- Mengekspresikan (keluarga, teman,
perasaan penolakan kelompok)
- Minat tidak sesuai umur - Perilaku bermusuhan
perkembangan - Menarik diri
- Tujuan hidup tidak ada - Tidak komunikatif
- Tidak mampu - Menunjukkan perilaku
memenuhi harapan tidak diterima oleh
orang lain kelompok kultur
- Ekspresi nilai sesuai dominan
dengan sub kultur tetapi - Mencari kesendirian
tidak sesuai dengan atau merasa diakui di
kultur dominan dalam sub kultur
- Ekspresi peminatan - Senang dengan
tidak sesuai umur pikirannya sendiri
perkembangan - Aktivitas berulang atau
- Mengekspresikan aktivitas yang kurang
perasaan berbeda dari berarti
orang lain - Kontak mata tidak ada
- Tidak merasa aman di - Aktivitas tidak sesuai
masyarakat dengan umur
perkembangan
- Keterbatasan
mental/fisik/perubahan
keadaan sejahtera
- Sedih, afek tumpul
4. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
5. Rencana Tindakan Keparawatan
Diagnosa Perencanaan Rencana Tindakan
Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Keperawatan
Isolasi Sosial TUM : Setelah ….x pertemuan 1. Bina hubungan saling
Klien dapat klien dapat menerima percaya dengan: a.Memberikan kesan awal
berinteraksi kehadiran perawat. Klien a. Sapa klien dengan yang baik
dengan orang dapat mengungkapkan ramah, baik verbal b. Untuk memperkenalkan
lain perasaan dan maupun non verbal diri perawat pada klien
TUK 1 : keberadaannya saat ini b. Perkenalkan diri sehingga tercapai
Klien dapat secara verbal dengan sopan
hubungan saling percaya
membina - Klien mau menjawab c. Tanyakan nama
c. Untuk mengenal klien dan
hubungan salam lengkap klien dan nama
saling - Ada kontak mata panggilan yang disukai membuat klien merasa
percaya - Klien mau berjabat klien nyaman
tangan d. Jelaskan tujuan d. Agar klien dapat
- Klien mau berkenalan pertemuan mengetahui maksud dan
- Klien mau menjawab e. Buat kontrak interaksi tujuan kedatangan perawat
pertanyaan yang jelas e. Agar klien dapat mengerti
- Klien mau duduk f. Jujur dan tepati janji dengan jelas pada kontrak
berdamping dengan g. Tunjukan sikap empati tersebut
perawat dan menerima klien apa f. Kejujuran dan rasa saling
- Mau mengungkapkan adanya membutuhkan
perasaannya h. Beri perhatian pada menimbulkan suatu
klien dan perhatikan
hubungan saling percaya.
kebutuhan dasar klien
g. Sikap menerima dari orang
lain akan meningkatkan
harga diri pasien dan
memfasilitasi rasa percaya
kepada orang lain
h. Untuk mengetahui apa saja
yang dibutuhkan klien
TUK 2: Setelah ….x interaksi klien 1. Tanyakan pada klien
Klien mampu dapat menyebutkan tentang
menyebutkan minimal satu penyebab a. Orang yang tinggal a. Untuk mengetahui
penyebab menarik diri dari yang serumah/ teman sekamar seberapa jauh klien
menarik diri berasal dari: klien mengenal orang disekitar
1. Diri sendiri b. Orang yang paling dekat klien
2. Orang lain dengan klien di b. Untuk mengetahui orang
3. Lingkungan rumah/diruang yang dirasa dapat
perawatan dipercaya oleh klien
c. Apa yang membuat klien c. Untuk mengetahui alas an
dekat dengan orang klien memilki kedekatan
tersebut dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat d. Untuk mengetahui orang
dengan klien di rumah/di yang tidak memilki
ruang perawatan kedekatan dengan orang
e. Apa yang membuat klien tersebut
tidak dekat dengan orang e. Untuk mengetahui alas an
tersebut klien tidak memilki
f. Upaya yang sudah kedekatan dengan orang
dilakukan agar dekat tersebut
dengan orang tersebut f. Agar klien dapat
berinteraksi dengan siapa
pun (orang yang berada
disekitarnya)
2. Kaji pengetahuan klien 2. Untuk mengkaji tingkat
tentang perilaku menarik pengetahuan tentang
diri dan tanda-tandanya perilaku menarik diri
dan tanda-tandanya
a. Diskusikan dengan klien a. agar klien dapat
penyebab menrik diri atau mengetahui tentang
tidak mau bergaul dengan penyebab menarik
orang lain diri atau tidak mau
b. Beri pujian terhadap bergaul dengan orang
kemampuan klien lain
mengungkapkan
perasaannya b. Untuk meningkatkan
harga diri klien dan
membuat klien
merasa percaya untuk
mengungkapkan
perasaannya
TUK 3: Setelah ….x interaksi klien 1. Kaji Pengetahuan klien 1. Untuk mengetahui
Klien dapat dapat menyebutkan tentang manfaat dan tingkat pengetahuan
menyebutkan keuntungan berhubungan keuntungan bergaul klien untuk tentang
keuntungan social, misalnya : dengan orang lian manfaat dan
berhubungan a. Banyak teman 2. Beri kesempatan pada keuntungan bergaul
dengan orang b. Tidak kesepian klien untuk dengan orang lian
lain dan c. Bisa diskusi mengungkapkan 2. untuk mengetahui
kerugian d. Saling menolong perasaannya tentang keuntungan klien
tidak keuntungan berhubungan ketika berhubungan
berhubungan Setelah …..x interaksi dengan orang lain dengan orang lain
dengan orang Klien dapat menyebutkan 3. Diskusikan bersama klien 3. untuk menambah
lain kerugian tidak tentang manfaat pengetahuan klien
berhubungan dengan orang berhubungan dengan orang tentang manfaat
lain missal: sendiri, tidak lain berhubungan dengan
punya teman, kesepian, 4. Beri reinforcement positif orang lain
tidak ada temannya untuk terhadap kemampuan 4. agar klien mampu
ngobrol mengungkapkan perasaan berinteraksi dengan
tentang keuntungan orang lain
berhubungan dengan orang 5. untuk mengetahui
lain tingkat pengetahuan
5. Kaji pengetahuan klien klien tentang
tentang kerugian bila tidak kerugian bila tidak
berhubungan dengan orang berhubungan dengan
lain orang lain
6. Beri kesempatan pada 6. agar klien dapat
klien untuk mengungkapkan
mengungkapkan perasaan tentang perasaannya
tentang kerugian bila tidak karena merasa rugi
berhubungan dengan orang bila tidak
lain berhubungan dengan
orang lain sehingga
7. Diskusikan bersama klien klien merasa ingin
tentang kerugian tidak lebih membuka
berhubungan dengan orang dirinya untuk
lain berinteraksi dengan
8. Beri reinforcement positif orang lain
terhadap kemampuan 7. untuk meningkatkan
mengungkapkan perasaan pengetahuan klien
tentang kerugian tidak tentang kerugian
berhubungan dengan orang tidak berhubungan
lain dengan orang lain
8. Untuk membuat klien
lebih terbuka untuk
mengungkapkan
perasaannya dan
untuk mengetahui
kerugian yang
dirasakan klien ketika
tidak berhubungan
dengan orang lain

TUK 4 :
Klien dapat Setelah …..x interaksi 1. Observasi perilaku klien 1. Untuk mengetahui
melaksanaka klien dapat melaksanakan saat berhubungan dengan respon klien ketika
n hubungan hubungan social secara orang lain berinteraksi dengan
social secara bertahap dengan : 2. Beri motivasi dan bantu orang lain
bertahap a. Klien-perawat klien untuk berkenalan/ 2. Untuk melatih dan
b. Klien- Perawat- berkomunikasi dengan
meningkatkan
perawat lain orang lain melalui
hubungan klien
c. Klien-Perawat-perawat a. Klien-perawat
lain-klien lain b. Klien-perawat- dengan lingkungan
d. Klien-kelompok kecil perawat lain sosialnya secara
e. Klien- c. Klien-perawat- bertahap
keluarga/kelompok/ma perawat lain-klien 3. Reinforcement positif
syarakat lain dapat meningkatkan
d. Klien-kelompok harga diri klien
kecil 4. agar klien dapat
e. Klien- mengetahui bahwa
keluarga/kelompok/ begitu pentingnya
masyarakat berinteraksi dengan
orang lain dan
3. Beri reinforcement
menyadarkan bahwa
terhadap keberhasilan
yang telah dicapai manusia merupakan
4. Bantu klien mengevaluasi makhluk social
manfaat berhubugan 5. untuk meningkatkan
dengan orang lain kemampuan klien
5. Motivasi dan libatkan bersosialisasi
klien untuk mengikuti 6. untuk memperoleh
kegiatan Terapi Aktivitas kesepakan bersama
Kelompok Sosialisasi dalam proses
6. Diskusikan jadwal pemberian tindakan
kegiatan harian yang dapat keperawatan dan agar
dilakukan untuk tercapai tujuan
meningkatkan dengan membuat
kemampuan klien jadwal tersebut
bersosialisasi 7. agar klien dapat
7. Beri motivasi klien untuk
kooperatif dalam
melakukan kegiatan sesuai
pemberian tindakan
dengan jadwal yang telah
dibuat keperawatan
8. Beri Pujian terhadap 8. agar klien lebih ingin
kemampuan klien meningkatkan lagi
memperluas pergaulannya dalam proses
melalui aktivitas yang berinteraksi dengan
dilaksanakan lingkungan sosialnya
tersebut dan dengan
lebih memperluas
lagi pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan

TUK 5 :
Klien mampu Setelah ….x interaksi klien 1. Dorong klien untuk 1. untuk mengetahui
mengungkap dapat menungkapkan mengungkapkan keefektifan dari
kan perasaan setelah perasaannya setelah tindakan keperawatan
perasaannya berhubungan dengan orang berhubungan dengan orang yang telah diberikan
setelah lain untuk : lain/kelompok pada klien
berhubungan a. Diri sendiri 2. Diskusikan dengan klien 2. untuk mengetahui
denga orang b. Orang lain manfaat berhubungan seberapa besar
lain c. Kelompok dengan orang lain manfaat yang klien
3. Beri reinforcement positif rasakan ketika
atas kemampuan klien berinteraksi dengan
mengungkapkan perasaan orang lain
manfaat berhubungan 3. agar klien lebih
dengan orang lain semangat lagi untuk
meningkatkan proses
berinteraksi dengan
orang yang berada
disekitarnya
TUK 6 :
Klien Setelah ….x pertemuan 1. Diskusikan pentingnya 1. untuk menghindari
mendapat keluarga dapat peran serta keluarga terjadinya perilaku
dukungan menjelaskan tentang : sebagai pendukung menarik diri yang
keluarga a. Pengertian menarik untuk mengatasi berlanjut dan agar
dalam diri perilaku menarik diri klien dapat terus
memperluas b. Tanda dan gejala 2. Diskusikan dengan berinteraksi dengan
hubungan c. Penyebab dan anggota keluarga orang yang berada
social akibat menarik diri a. Perilaku disekitar klien
d. Cara merawat klien menarik diri 2. agar keluarga
menarik diri b. tanda dan gejala mengetahui tentang
menarik diri perilaku menarik diri
Setelah ….x pertemuan c. penyebab dan cara
keluarga dapat perilaku mengatasinya
mempraktekkan cara menarik diri 3. untuk mengetahui
merawat klien menarik diri d. cara keluarga pengaruh keluarga
menghadapi untuk membantu
klien yang klien mengatasi
sedang menarik perilaku menarik diri
diri 4. agar keluarga dapat
3. Diskusikan potensi melakukan perawatan
keluarga untuk terhadap klien yang
membantu klien menarik diri
mengatasi perilaku 5. untuk mengetahui
menarik diri kesediaan keluarga
4. Latih keluarga cara dalam mengatasi
merawat klien menarik perilaku menarik diri
diri
5. Tanyakan perasaan
keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkan
DAFTAR PUSTAKA

Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor.

Capernito, Lnyda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi Pada Praktis Klinis Edisi 9. Jakarta:
EGC.

Dalimi, Ernawati (dkk). 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-1017. Edisi 10. Jakarta: EGC
Strategi Pelaksanaan (SP 1) Tindakan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial

Pertemuan 1

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
c. Klien merasa orang lain tidak selevel.
d. Klien tampak menyendiri
e. Klien terlihat mengurung diri
f. Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi social
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan social
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam
kegiatan harian

Strategi Pelaksanaan
Fase Orentasi
Salam terapeutik
“Selamat Pagi Bu! Perkenalkan nama saya kikianita. ibu bisa memanggil saya dengan nama kiki
saja. ibu hari ini Ibu terlihat segar. boleh saya berkenalan ini dengan ibu siapa ? iyaa saya kiki ibu saya
mahasiswa profesi ners dari universitas jember”

Evaluasi/validasi
“bagaimana kabarnya bu?
“Apakah yang ibu rasakan akhir-akhir ini?”

Kontrak
Topik
“Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini, bagaimana kalau kita berbincang-bincang untuk
lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan
orang lain?”
Tempat
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di ruangan ini saja kita berbincang-
bincang.
Waktu
Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit
saja?

Fase Kerja
“Ibu, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa? Menurut ibu apa keuntungann
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain? Kalau ibu tidak tahu
saya akan memberitahukan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain yaitu bapak punya banyak
teman, saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian. Sekarang saya akan mengajarkan ibu
berkenalan. Bagus... ibu dapat mempraktekkan apa yang saya ajarkan tadi. Bagaiman kalau kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?”

Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi subjektif (Klien)
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Coba ibu ceritakan kembali
keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain?”
b. Evaluasi Obyektif (Perawat)
“Tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain dan
cara berkenalan yang benar. Saya harap ibu dapat mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang
lain!“
2. Rencana Tindak Lanjut
“Kalau ada keluhan lagi hubungi perawat ya ibu!”

3. Kontrak yang akan datang


Topik
“Baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincang-bincang lagi tentang
jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain?
Waktu
“Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 15
menit saja?
Tempat
Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita
melakukannya di teras depan saja?”
Strategi Pelaksanaan (SP 2 Individu) Tindakan Keperawatan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial

Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan malas berinteraksi
b. Klien mengatakan cepat lelah kalau banyak jalan
c. Klien menyendiri di kamar
d. Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar
e. Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
3. Tujuan
a. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain
b. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
c. Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu
kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan
Fase Orentasi
Salam Terapeutik
“Selamat Pagi Bu! Masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya perawat kiki Bagaimana perasaan ibu
hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin saya ajarkan?”
Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan ibu hari ini?"
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?”
“Masih ingat yang diajarkan kemarin?

Kontrak
Topik
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara berkenalan
dengan satu.
Waktu
“Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit, bagaimana
menurut ibu?”
Tempat
“Kesepakatan kita kemarin! Kita akan melakukannya di teras depan... apakah ibu setuju?”

Fase Kerja
“Sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana cara
berkenalan dengan orang lain? Hebat...ibu dapat melakukannya dengan baik.Sekarang, mari kita
melakukannya dengan satu orang yang ibu belum kenal!! Bagus... ibu dapat mempraktekkan dengan baik
dan sesuai dengan apa yang saya ajarkan. Bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang
baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?

Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Siapa nama orang yang ibu ajak
berkenalan tadi?
Evaluasi Objektif
Klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 1 orang”

Rencana Tindak Lanjut


“Ibu, saat saya tidak ada ibu dapat melakukan hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan orang yang
belum ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku saat
berkenalan.”

Kontrak
Topik
“Baiklah...pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan melakukan interaksi/berkenalan
dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih?
Waktu
Berapa lama ibu punya waktu untuk interaksi dengan orang lain? Bagaimana kalau besok kita
melakukannya selama 15 menit?
Tempat
Dimana ibu bisa melakukannya besok? Ya sudah...bagaimana kalau besok kita melakukannya di
tempat ini lagi?... selamat siang ibu!!!”
Strategi Pelaksanaan (SP 3 Individu) Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Isolasi Sosial

Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Klien mengatakan sudah mengajak beberapa untuk berkenalan
c. Klien tampak sudah mau keluar kamar
d. Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
3. Tujuan
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

Strategi Pelaksanaan
Fase Orentasi

Salam terapeutik
“Selamat Pagi Bu! Masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya perawat kiki
Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin ibu lakukan?”

Kontrak
Topik
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini ibu akan melakukan interaksi dengan orang lain sebanyak
2 orang atau lebih pada orang yang tidak ibu kenal atau orang baru...”
Waktu
“Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15 menit... bagaimana
menurut ibu?
Tempat
Kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya di teras... apakah ibu setuju?”

Fase Kerja
“Sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada saya bagaimana cara
berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat melakukannya dengan baik... sekarang, mari kita
melakukannya dengan orang lain yang ibu tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus... ibu dapat
mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi dengan orang lain.. bagaimana
kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan
harian?

Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Siapa-siapa saja nama orang yang
ibu ajak berkenalan tadi?
Evaluasi objektif
Klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 3 orang”

Rencana Tindak Lanjut


“Nah..saat saya tidak ada, ibu dapat melakukannya hal seperti yang ibu lakukan tadi dengan orang
yang baru ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku
saat berkenalan.”

Kontrak
Topik
“Baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah kita pelajari dari kemarin
ya bu.. apakah ibu bersedia?
Waktu
Berapa lama ibu mau melakukannya? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15 menit?
Tempat
Dimana ibu bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini saja....selamat siang
ibu!!!”
Strategi Pelaksanaan (SP 4 Individu) Tindakan Keperawatan Pada Pasien dengan Isolasi Sosial

PERTEMUAN 4

I. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
 Data Subjektif
a. Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain.
 Data Objektif
a. Klien sudah mau keluar kamar.
b. Klien bisa melakukan aktivitas di ruangan.
2. Diagnosis Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Klien mampu berkenalan dengan dua orang atau lebih.
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
II. FASE ORIENTASI
a. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Ibu, apakah bapak/ibu masih kenal dengan saya? iyaa ibu/bapak masih ingat siapa saya.
iyaa saya kiki. ”
b. Evaluasi/validasi:
”Bagaimana dengan perasaan bapak/ibu hari ini? Apa masih ada perasaan kesepian, rasa enggan
berbicara dengan orang lain? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan? Dilakukan
sambil bercakap-cakap kan Pak/Bu? Sudah berapa orang baru yang bapak/ibu kenal? Dengan teman
kamar yang lain bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga? Bagaimana perasaan bapak/ibu
setelah melakukan semua kegiatan? Waah bapak/ibu memang luar biasa. ”
c. Kontrak
1) Topik
”Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi bapak/ibu dalam
menjemput pakaian ke laundry atau latihan berbicara saat melakukan kegiatan sosial. Apakah
bapak/ibu bersedia ?”
2) Waktu
“ Berapa lama bapak/ibu mau bercakap-cakap? Bagaimana kalau 20 menit?”
3) Tempat
“Bapak/ibu mau bercakap-cakap dimana? Bagaiamana kalau di ruang tamu?”

III. FASE KERJA


“Baiklah, apakah bapak/ibu sudah mempunyai daftar baju yang akan diambil? Baiklah bapak/ibu mari kita
berangkat ke ruangan laundry.”
“Nah, bapak/ibu caranya yang pertama adalah bapak/ibu ucapkan salam untuk Bu Siti yang bertugas di
ruangan laundry itu, setelah itu bapak/ibu tanyakan ke Bu Siti, apakah pakaian untuk ruangan Melati
sudah ada? Jika nanti jawaban dari Bu Siti ada, maka bapak/ibu minta saja sama Bu Siti untuk
menghitung total pakaian yang dipesan kemudian terima kasih pada Bu Siti. Nah sekarang bapak/ibu coba
mulai yang saya ajarkan tadi ke Bu Siti”.

IV. FASE TERMINASI


a. Evaluasi Subyektif:
“Bagaimana perasaan bapak/ibu sekarang setelah berbincang-bincang petugas ruangan laundry saat
menjemput pakaian?”
b. Evaluasi Obyektif:
“Adakah peristiwa yang menyenangkan bapak/ibuyang tadi sudah dialami? Coba bapak/ibu ceritakan
kembali kepada saya keuntungan berinteraksi dan kira-kira kerugian yang kita dapat kalau kita tidak
berinteraksi dengan orang lain.”

c. Rencana Tindak Lanjut:


“Baiklah, bapak/ibu bisa terus menambah orang yang bapak/ibu kenal dan melakukan kagiatan
menjemput pakaian ke ruang laundry”
d. Kontrak yang akan datang:
1. Topik:
“Baiklah bapak/ibu, besok kita bertemu dan berbincang bersama-sama kembali tentang kebersihan
diri. Apakah bapak/ibu bersedia?.”
2. Tempat:
“Bapak/ibu mau kita berbincang dimana? Di kamar atau bapak/ibu mau kita berbincang d taman?
Baiklah kalau bapak/ibu masih merasa nyaman di kamar, saya akan datang kembali ke kamar
bapak/ibu dan berbincang dengan bapak/ibu.”
3. Waktu:
“Lantas Bapak/ibu mau kita mulai berbincang-bincang jam berapa? Baiklah kalau bapak/ibu mau
kita berbincang-bincang pukul 09.00. Saya akan datang. Terima kasih untuk bapak/ibu yang sangat
luar biasa sekali hari ini. Selamat Pagi bapak/ibu”.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Dengan Pasien Isolasi sosial

1. Tujuan
Keluarga berperan serta merawat
2. Tindakan
a. Memberikan penjelasan mengenai pengertian isolasi sosial, tanda dan gejala isolasi sosial, jenis
isolasi sosial, serta proses terjadinya isolasi sosial
b. Menjelaskan bagaimana cara merawat keluarga dengan isolasi sosial
c. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
d. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial
e. Membuatkan perencanaan pulang pasien bersama keluarga

Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Keluarga (SP 1 Keluarga)

Tujuan: memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian isolasi sosial, jenis isolasi sosial yang
dialami pasien, tanda dan gejala isolasi sosial dan cara-cara merawat pasien isolasi sosial.

Fase Orientasi:
1. Salam Terapeutik
“Assalamuallaikum bapak/ibu, perkenalkan nama saya kikianita. bisa dipanggil kiki. saya mahasiswa
profesi ners universitas jember. saya perawat yang merawat keluarga bapak/ibu selama di rawat di rumah
sakit ini. ini dengan bapak/ ibu siapa yaa??? iyaa bapak/ibu W, salam kenal bapak/ibu.”
2. Evaluasi/validasi
“Bagaimana keadaan hari ini?

3. Kontrak
Topik
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah yang keluarga bapak/ibu alami saat ini dan
cara merawatnya?
Tempat
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang disini saja?
Waktu
Bagaimana kalau 30 menit?”
Fase Kerja:
“Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bpk/Ibu lakukan? Ya, gejala
yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan isolasi sosial, yaitu merasa sendiri dan tidak ingin
berbincang dengan orang lain. Tanda-tandanya sering mengurung diri di kamar dan tidak ingin berbincang
ataupun bersosialisasi dengan yang lain. Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa
cara. Ada cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengatasi isolasi sosial pada anak ibu dan
bapak. Cara-cara tersebut antara lain yakni berlatih berkenalan dengan orang lain untuk membiasakan
anak ibu berbincang dengan orang lain dan mampu bersosialisasi dengan orang lain. Tentang kegiatan,
saya telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari dan memasukkan cara
berkenalan ke dalam jadwal latihan harian. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan
pujian jika dia lakukan. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali dan tetap mengajak berkomunikasi
dengan bertahap dan perlahan. Sekarang, mari kita latihan berkenalan anak ibu dan bapak untuk
mengatasi masalah isolasi sosial anak Bapak/Ibu.

Fase Terminasi:
1. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan berkenalan untuk mengatasi masalah
isolasi sosial anak Bapak/Ibu?
2. Evaluasi Objektif
Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/Ibu. Bagus sekali Pak/Bu.
3. Kontrak
a. Topik
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara berkenalan langsung dihadapan
anak Bapak/Ibu.
b. Waktu
Jam berapa kita bertemu?
c. Tempat
Dimana kita bertemu besok?Baik, sampai Jumpa. Assalamu’alaikum.
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pada Keluarga (SP II Keluarga)

Tujuan:
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial dan meatih keluarga
melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial.

Fase Orientasi:
1. Salam terapeutik
“Assalammualaikum. bapak/ibu W. masih ingat dengan saya. iyaa betul saya kiki mahasiswa profesi ners
universitas jember yang sedang merawat keluarga bapak/ibu disini.”
2. Evaluasi/validasi
Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara berkenalan pada anak Bapak/Ibu yang sedang mengalami
isolasi sosial?Bagus!
3. Kontrak
a. Topik
Sesuai dengan perjanjian kita yang lalu, hari ini kita akan belajar cara berkenalan dengan orang
lain
b. Waktu
bagaimana kalau 20 menit kita berbincang-bincang bareng?
c. Tempat
Dimana kita berbincang bincang?

Fase Kerja:
” Bapak//Ibu sangat ingin membantu D untuk dapat berkomunikasi dan berkennalan dengan orang
lain. Untuk itu pagi ini Bapak/Ibu D datang untuk mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain.
”Sekarang, coba Bapak/Ibu peragakan cara berkenalan seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya.
(mempraktikan cara berkenalan dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, alamat, kesukaan,
dan memberikan pertanyaan yang sama kepada orang lain). Bagus sekali! Bagaimana D? Senang dibantu
Bapak/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian D. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang tua
memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan orang tua D ke ruang perawat dulu”(Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga”.

Fase Terminasi:
1. Evaluasi Respon
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan cara berkenalan langsung dihadapan anak
Bapak/Ibu? Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu.
b. Evaluasi Objektif
Keluarga dan klien terlihat mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain

2. Rencana Tindak Lanjut


“Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu bila anak Bapak/Ibu mengalami isolasi sosial.”
3. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian anak
Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah.
b. Waktu
Jam berapa Bapak/Ibu bisa datang?
c. Tempat
Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Pada Keluarga (SP III Keluarga)

Tujuan
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum Pak/Bu, masih ingat dengan saya? iyaaa benar saya kiki mahasiswa keperawatan
universitas jember.”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana pak/Bu selama Bapak/Ibu menjenguk apakah sudah terus dilatih cara merawat D?”
3. Kontrak
a. Topik
“ besok D sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadual D
selama dirumah. Nah sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah? bagaimana apakah setuju?”
b. Waktu
“Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
c. Tampat
“Mari kita duduk di ruang perawat!”

Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di rumah. Coba Bapak/Ibu
lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan? Pak/Bu
jadwal yang telah dibuat selama D di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah mengenai jadwal aktivitas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak
selama di rumah. Misalnya kalau D terus menerus mengurung kamar dan tidak ingin bicara sedikit pun.
Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster B di Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor
telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau
perkembangan D selama di rumah.
Fase Terminasi
1. Evaluasi Respon
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat D di rumah!
b. Evaluasi Objektif
Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat).

2. Rencana Tindak Lanjut


Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan ibu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan.
Kami akan siapkan D untuk p

Analisa Proses Keperawatan (API)


Nama Mahasiswa : Rohella mayasari
Tanggal : 15 Oktober 2020
Waktu : 12.00 –selesai WIB
Tempat : RSJ lawang
Nama klien :Nn.B
Interaksi ke I
Lingkungan : Di ruangan klien berdampingan dengan klien, suasana tenang atau
tidak gaduh. Deskripsi pasien : penampilan cukup ekspresi wajah datar.
Tujuan : klien dapat mengungkapkan apa yang menjadi masalah dalam hidupnya

Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional


verbal non verbal berpusat pada berpusat pada
perawat klien
- Selamat pagi - Perawat - Merasa - Merasa - Kalimat
Nn.B memandang tenang dan gelisah dan pembuka
- Bagaimana klien dengan siap untuk tampak dalam
perasaan tersenyum berbicara sedikit memulai
Nn.B hari ini - Memandang dengan klien murung suatu
- Biasa saja klien dan - Perawat - Merasa ingin percakapan
- Bagaimana tersenyum merasa mengatakan merupakan
kalau kita memandang senang atas sesuatu salah satu
berbicara perawat tanggapan cara membina
tentang - Klien tidak klien hubungan
perasaan memandang - Perawat saling
Nn.B saat perawat merasa percaya
ini? .klien senang - Perhatian
Nn.B ingin tertunduk karena klien merupakan
berbicara menyetujui salah satu
dimana ? untuk sikap untuk
bagaimana berbicara meningkatka
kalau kita n hubungan
berbicara 15 saling
menit? percaya
- Baiklah antara
perawat dan
klien

Apa yang P: memandang Perawat merasa Klien tampak Mengkaji


P:
menyeba klien dengan bingung dengan datar tindakan klien
kontak mata respon klien terhadap
bkan
K: menundukkan diagnosa isolasi
Nn.B
kepala sosial
di
bawa
kemari?

K: karena saya
sering
mengurung diri
.
P: Apakah Nn.B Perawat Perawat merasa Klien tampak awal proses

sering memandang senang atas datar kedekatan

menyendiri klien dengan respon klien dengan klien


penuh perhatian
K: iya saya
Klien menunduk
sering
menyendiri

P: Apakah terus Perawat Perawat Klien Mengetahui


memandang mencoba menjelaskan penyebab isolasi
–menerus
klien dengan menanggapi lebih rinci sosial
menyendiri?
penuh perhatian klien
K:iya setelah saya
di PHK Klien tidak
melihat
mata perawat
P: Apa yang Perawat merasa Perawat Klien tampak Mengetahui

Nn.B rasakan kasihan kepada mencoba sedikit emosi perasaan klien

pada saat klien memahami klien untuk penyebab

menyendiri? Klien tidak awal isolasi


memandang sosial
K: saya merasa
perawat
tenang

Perawat Klien tampak Memahami


yang Perawat apa
P: Apa
mencoba untuk gelisah dan yang
lakukan memandang ingin di
bapak
klien lebih memahami bingung sampaikan klien
saat menyendiri?
klien tidak klien
K: saya
memandang
Duduk diam
sekitarnya
dipojok meratapi
nasib dan
memikirkan
ekonomi
keluarga
Bagaimana Perawat Perawat merasa Klien tampak Memberikan
P:
kalau kita belajar memandang senang tenang pandangan
klien untuk mulai
berinteraksi
berinteraksi
dengan orang Klien
lain memandang

? perawat dan
mengangguk
K: baiklah
P: ada cara untuk Perawat Perawat merasa Klien merasa

meningkatkan memandang senang dengan termotivasi

interaksi sosial klien jawaban klien


Klien
Yaitu dengan
mengangguk dan
cara berkenalan
tersenyum
dengan 2 orang,
kepada perawat
tidak menyendiri,
mau berbagi
cerita masalah
yang dialami

K: baiklah akan
saya coba

bagaimana Perawat Perawat merasa Klien tampak Menegaskan dan


P:
Nn.B memandang senang melihat tenang menunjukkan
perasaan
kita klien dengan klien lebih perawat tetap
setelah
bercakap-cakap? tersenyum tenang perhatian kepada
Klien klien
K: saya merasa
memandang
lega saya akan
perawat dengan
mencoba
tenang dan
tersenyum
melakukan saran
telah anda
berikan

Perawat tampak Klien tampak Menegaskan


P: Nn.B masih Perawat
ingat bagaimana memandang tenang tenang dan kembali tindakan

untuk klien dan tersenyum yang dilakukan


cara
mengajungkan klien saat
meningkatkan
jempol interaksi
interaksi sosial?
Klien
K: tentu saya memandang
masih ingat perawat
dengan cara
berkenalan
dengan 2 orang,
tidak menyendiri,
mau berbagi
cerita masalah
yang dialami

P: saya harap Perawat Perawat merasa Klien tampak

jika berinteraksi memandang senang tenang


sosial
pasien dan

Nn.B dapat tersenyum


mempratikkan Klien

cara yang telah mengangguk dan


tersenyum
kita sepakati tadi.

K: baiklah,akan
saya coba.
P: baiklah, kita Perawat Perawat merasa Klien tampak
sudah bercakap- memandang senang tenang dan
cakap selama 15 klien dan senang
menit sementara mengulurkan
itu dulu yang kita tangan.
berbicarakan hari Klien
ini. Bagaimana memandang
kalau besok kita perawat dan
berbicara tentang menjabat tangan
cara mengatasi lalu tersenyum
masalah bapak.
Kalau besok jm
09.00 seperti hari
ini dan di tempat
yang sama ?
K: tentu baiklah.

Anda mungkin juga menyukai