Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

KEJANG DEMAM DIRUANG ANAK


RSUD CIBABAT

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Keperawatan Anak

Disusun oleh :

Bunga Nisrina Kusmajaya


Insan Bustami Guntoro
Ismi Apriani
Santi Novita Ariani
Siti Nurhanifah
Yana Yuliana
Yuspin Alpianita

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BUDI LUHUR
CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan pendidikan kesehatan tentang “Kejang Demam”. Kami berterima kasih
kepada ibu Ns. Mona Megasari, M.Kep selaku pembimbing akademik dan ibu Efi
Afrianti, S.Kep.,Ners selaku Ka Ruangan Anak.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
laporan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Cimahi, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kejang Demam .......................................................... 4


B. Penyebab Kejang Demam ............................................................ 4
C. Tanda Dan Gejala Kejang Demam ............................................... 5
D. Macam-Macam Kejang Demam ................................................... 6
E. Ciri-Ciri Kejang Demam ................................................................ 6
F. Cara Penanganan Kejang Demam ............................................... 7

BAB III SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Analisis Situasi ............................................................................... 9
B. Tujuan ............................................................................................ 9
C. Materi ............................................................................................ 10
D. Sasaran Dan Target ....................................................................... 10
E. Metode ........................................................................................... 10
F. Media Penyuluhan .......................................................................... 10
G. Kegiatan Penyuluhan ...................................................................... 11
H. Evaluasi ......................................................................................... 12
I. Referensi ....................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP
A. Simpulan......................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14


LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kejang Demam adalah kejang pada anak sekitar usia 6 bulan sampai

6 tahun yang terjadi saat demam yang tidak terkait dengan kelainan

intrakranial, gangguan metabolik, atau riwayat kejang tanpa demam

(American Academy of Pediatrics, 2008).

Penyebab demam pada pasien kejang demam biasanya adalah

gastroenteritis (38,1%), infeksi saluran nafas atas (20%), dan infeksi saluran

kencing (16,2%) (Aliabad, et al., 2013). Sementara menurut Chung & Wong

(2007), infeksi saluran nafas (79,5%), gastroenteritis (5,5%), roseola (2,9%),

infeksi saluran kencing (1,1%) dan bakteriemia (0,9%) merupakan penyebab

demam pada pasien kejang demam.

Hauser (1994) menyatakan bahwa insiden kejang demam di Amerika

dan Eropa terjadi pada 2-5% anak dan biasanya pada anak yang berumur

antara 3 bulan dan 5 tahun, dengan puncak kejadian pada 18 bulan. Di Asia

angka insidensi kejang demam lebih tinggi yakni 8,3% di Jepang (Tsuboi,

1984), 5-10% di India (Pal, 1999), dan 14% di Guam (Stanhope, 1972).

Kejang demam dibagi menjadi 2 golongan yaitu kejang demam

sederhana dan kejang demam kompleks. Dalam sebuah penelitian di Iran,

dari 302 anak yang menderita kejang demam didapatkan 221 kasus (73.2%)

kejang demam sederhana, 81 kasus (26.8%) kejang demam kompleks.

Selain itu, dari penelitian lain di Iran juga didapatkan rasio laki-laki dan

perempuan penderita kejang demam yakni 1,2:1 (Aliabad, et al., 2013).

Rasio jenis kelamin yang tidak jauh berbeda didapatkan pula pada penelitian
di Indonesia yang dilakukan oleh Lumbantobing pada tahun 1975 yaitu

1,25:1. Genetik memiliki pengaruh yang kuat dalam terjadinya kejang

demam. Insiden kejang demam pada orang tua penderita kejang demam

berkisar antara 8-22% dan pada saudara kandung antara 9-17% (Fishman,

2006).

Kejang demam merupakan salah satu kelainan neurologis yang

paling sering dijumpai pada bayi dan anak (Lumbantobing, 2007). Ketika

anak mengalami kejang, kebanyakan orang tua merasa khawatir dan

adapula yang mengira anak mereka akan mati, padahal sebagaian besar

dari kejang demam bersifat jinak, jarang menimbulkan kerusakan otak, dan

kematian akibat kejang demam tidak pernah dilaporkan (Jones & Jacobsen,

2007). Dari sebuah penelitian di Iran dengan menggunakan kuesioner yang

melibatkan 126 ibu pasien kejang demam didapatkan bahwa sebanyak 49

ibu (39%) mengira anaknya akan meninggal karena kejang demam. Hal

yang menjadi perhatian ibu pada saat anak kejang demam pertama adalah

kesehatan anak di masa depan, berulangnya kejang demam berulang,

terjadinya retardasi mental, paralisis, kecacatan fisik, dan gangguan belajar.

3 Kekhawatiran orangtua tersebut dapat berdampak buruk pada aktivitas

sehari-hari ibu (Kolahi & Shahrokh, 2009).

Secara teori, anak yang mengalami kejang demam sederhana

dengan pengobatan yang tidak efektif dapat terjadi dampak sebagai berikut:

(1) Penurunan IQ anak, namun dalam pelitian Nelson, et al. (1978) dan

Verity (1985) tidak didapatkan perbedaan kemampuan belajar pada anak

kejang demam dengan pembanding, kecuali jika anak tersebut memiliki

abnormalitas neurologis sebelumnya. (2) Epilepsi. Anak dengan kejang


demam sederhana mempunyai risiko terjadinya epilepsi yang sama jika

dibandingkan dengan populasi umum pada saat usia 7 tahun (American

Academy of Pediatrics, 2008). Risiko terjadinya epilepsi meningkat jika

terdapat abnormalitas neurologis sebelumnya, kejang demam kompleks,

memiliki riwayat epilepsi dalam keluarga, dan durasi demam yang singkat

untuk menimbulkan kejang (Seinfeld & Pellock, 2013). (3) Berulangnya

kejang demam. Adanya riwayat kejang demam dalam keluarga, usia kurang

dari 18 bulan, suhu tubuh kurang dari 400 C saat kejang pertama, kejang

kurang dari 1 jam setelah onset demam dapat meningkatkan risiko kejang

demam berulang (Seinfeld & Pellock, 2013). (4) Kematian. Anak yang

mengalami kejang demam dapat meninggal, oleh karena injury, aspirasi,

atau aritmia (American Academy of Pediatrics, 2008).


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada

anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun, gejala-gejala yang timbul dapat

bermacam-macam tergantung dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi

kejang demam yang terjadi pada anak adalah kejang umum.

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada saat bayi atau anak

mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat, tidak ada nilai ambang

batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang demam. Selama

anak mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai

gerakan lengan dan kaki atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya

(Putri & Baidul, 2009).

B. Penyebab Kejang Demam

Kejang demam terjadi karena aktivitas listrik di otak, terganggu oleh

suhu tubuh yang tinggi. Kejang demam dapat merupakan tanda pertama

penyakit. Sekalipun demam bukanlah satu-satunya penyebab timbulnya

kejang, namun kejang yang disebabkan oleh demam atau kejang demam

penyebab utamanya adalah demam akibat infeksi virus.

1. Faktor keturunan

2. Batuk pilek

3. Radang tenggorokan

4. Infeksi telinga

5. Trauma saat lahir

6. Trauma kepala
7. Infeksi atau radang otak

8. Tumor otak

9. Perdarahan otak

10. Kelainan bawaan pada otak atau susunan saraf pusat

11. Gangguan metabolisme dan elektrolit

12. Reaksi alergi

13. Keracunan obat atau bahan kimia

Penyebab dari kejang demam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu :

1. Obat – obatan

Racun, alkohol, obat yang diminum terlalu berlebihan.

2. Ketidakseimbangan kimiawi

Hiperkalemia, hipoglikemia dan asidosis

3. Demam

Paling sering terjadi pada anak balita

4. Patologis otak

Akibat cedera kepala, trauma, infeksi, peningkatan TIK

5. Eklampsia

Hipertensi prenatal, toksemia gravidarum

6. Idiopatik

Penyebabnya tidak diketahui

C. Tanda dan Gejala Kejang Demam

Menurut Eveline & Djamaludin (2010), tanda gejala anak yang

mengalami kejang demam adalah sebagai berikut :


1. Demam

2. Saat kejang, anak kehilangan kesadaran, kadang-kadang nafas berhenti

beberapa saat

3. Tubuh termasuk tangan dan kaki jadi kaku, kepala terkulai kebelakang,

disusul gerakan kejut yang kuat

4. Warna kulit berubah pucat, bahkan dapat membiru, dan bola mata naik

ke atas

5. Gigi terkatup dan kadang disertai muntah

6. Nafas dapat berhenti beberapa saat

7. Anak tidak dapat mengontrol buang air besar dan kecil.

D. Macam-Macam Kejang Demam

Kejang demam dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Kejang demam sederhana (KDS)

Jika kejang kurang dari 15 menit (<15 menit) bersifat umum (kejang

seluruh tubuh) dan tidak berulang dalam 24 jam

2. Kejang demam kompleks (KDK)

Jika kejang berlangsung lebih dari >15 menit, atau fokal & multipel (> 2 x

kejang dalam 24 jam)

E. Ciri – Ciri Kejang Demam

Terdapat 2 golongan kejang demam yaitu:

1. Kejang demam sederhana denga kriteria :

a. Usia antara 6 bulan hingga 4 tahun

b. Serangan kejang hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit

c. Kejang bersifat umum (seluruh tubuh)


d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama sesudah timbulnya demam/

panas tinggi

e. Pemeriksaan susunan saraf sebelum dan sesudah kejang tidak

menunjukkan kelainan

f. Pemeriksaan rekam otak (EEG) yang dilakukan minimal 1 minggu

setelah suhu tubuh normal tidak menunjukkan kelainan

g. Frekuensi bangkitan kejang tidak lebih dari 4 kali dalam 1 tahun

2. Bila satu atau lebih kriteria tersebut tidak terpenuhi atau timbulnya kejang

pada suhu yang lebih rendah, maka digolongkan dalam epilepsi yang

dicetuskan demam.

F. Penanganan Kejang Demam

1. Saat kejang berlangsung

a. Pertahankan sikap tenang

b. Lindungi anak dari kemungkinan kecelakaan dengan meletakkan

anak pada dasar lembut

c. Tempatkan badan dan kepala anak dalam posisi miring

d. Keluarkan sisa makanan yang mungkin ada dimulut anak

e. Lepaskan pakaian / ikatan pada tubuh supaya anak bisa bernafas

dengan leluasa

f. Jangan masukkan jari atau alat-alat pada mulut anak

g. Jangan menahan gerakan anak seperti memegang tangan dan kaki

yang terlalu kuat

h. Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke

rumah sakit
i. Setelah kejang demam berakhir, perlu konsultasi ke dokter untuk

mencari pemicu demam dan kejang serta mendapat saran dan obat

untuk pencegahan demam di masa yang akan datang

2. Turunkan suhu tubuh segera dengan kompres air hangat ruam-ruam

kuku secara efektif

a. Sediakan air hangat dalam baskom kecil serta handuk kecil

b. Letakkan handuk kecil yang sudah basah dan dingin terutama pada

daerah kepala, leher, dada, kedua ketiak dan lipat paha kanan dan

kiri

c. 1 handuk kecil disiapkan untuk mengganti secara telatur dan terus

menerus mulai dari kepala, leher dan seterusnya


BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEJANG DEMAM

Topik : Kejang Demam

Pokok Bahasan : Penanganan Kejang Demam

Target/sasaran : Keluarga pasien

Hari/tanggal : Jum’at, 18 Oktober 2019

Waktu : 10.00-10.30 WIB

Tempat : Ruang Anak RSUD Cibabat

A. ANALISA SITUASI

Dilakukan penyuluhan penanganan kejang demam karena

kebanyakan keluarga pasien kurang mengetahui tentang cara penanganan

kejang demam saat dirumah.

B. TUJUAN

a. Tujuan instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan tentang kejang demam diharapkan

keluarga pasien mengetahui tentang cara mengatasi kejang demam

pada anak.

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian kejang demam

2. Mengetahui penyebab kejang demam

3. Menyebutkan tanda dan gejala kejang demam

4. Mengetahui cara pencegahan kejang demam


5. Mengetahui penanganan secara tepat pada kejang demam

C. MATERI

Materi yang akan di sampaikan:

1. Pengertian kejang demam

2. Penyebab kejang demam

3. Tanda dan gejala kejang demam

4. Macam – macam kejang demam

5. Ciri – ciri kejang demam

6. Cara penanganan kejang demam

D. SASARAN DAN TARGET

Keluarga pasien

E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

F. MEDIA PENYULUHAN

1. Leaflet

2. Poster

3. X Benner
G. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Peserta


1. 5 Menit Kegiatan membuka
penyuluhan:
- Mengucap salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri - Mengenal petugas
- Menggali pengetahuan penyuluhan
tentang demam - Mengemukakan
berdarah dengue pendapat sesuai
- Menjelaskan tujuan yang dengan apa yang
akan dicapai berkaitan diketahui
dengan materi - Menyimak dengan
penyuluhan yang akan seksama
disampaikan
2. 15 menit Kegiatan inti:
- Menjelaskan - Mendengar dengan
pengertian kejang seksama
- Menyimak dengan
demam
seksama
- Menjelaskan penyebab - Pasien
kejang demam mendengarkan
penjelasan
- Menjelaskan tanda dan
- Menerima
gejala kejang demam reinforcemen
- Menjelaskan cara diberikan.
pencegahan kejang
demam
- Memberikan
reinforcemen positif atas
jawaban masyarakat

3. 5 menit Kegiatan menutup


penyuluhan:
- Mengajukan pertanyaan - Pasien menjawab
sebagai evaluasi pertanyaan yang
- Mengucapkan salam diberikan
penutup - Menjawab salam.
H. EVALUASI

a. Evaluasi hasil

1. Apa pengertian kejang demam ?

2. Apa saja yang bisa menyebabkan kejang demam ?

3. Sebutkan tanda dan gejala kejang demam ?

4. Bagaimana cara pencegahan kejang demam ?

5. Bagaimana cara penanganan kejang demam ?

I. REFERENSI

Eveline & Djamaludin, N. (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita.
Jakarta: Wahyu Media

Putri, Triloka & Baidul Hasniah. (2009). Menjadi Dokter Pribadi Bagi Anak
Kita. Jogjakarta: Katahati
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kejang demam adalah perubahan potensial listrik serebral yang

berlebihan akibat kenaikan suhu dimana suhu rectal diatas 38°C sehingga

mengakibatkan renjatan kejang yang biasanya terjadi pada anak dibawah 5

tahun.

B. Saran

1. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen

demam pada anak untuk mencegah kejang demam

2. Anjurkan orang tua untuk melakukan manajemen anak demam untuk

mencegah terjadinya kejang demam.k ibu dan bayi yang dikandungnya.


DAFTAR PUSTAKA

Eveline & Djamaludin, N. (2010). Panduan Pintar Merawat Bayi & Balita.
Jakarta: Wahyu Media

Putri, Triloka & Baidul Hasniah. (2009). Menjadi Dokter Pribadi Bagi Anak
Kita. Jogjakarta: Katahati

Anda mungkin juga menyukai