Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN TALI PUSAR PADA BAYI BARU LAHIR


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Klinik Keperawatan II

OLEH :

NAMA : HANIFA NUR AZIZAH


NIM : C.0105.15.011

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
CIMAHI
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Perawatan Tali Pusar Bayi


Mata Ajaran : Praktek Klinik Keperawatan II
Pokok Bahasan : Perawatan Tali Pusar Bayi
Sub Pokok Bahasan : 1. Definisi Perawatan Tali Pusar
2. Tujuan Perawatan Tali Pusar
3. Penatalaksanaan Tali Pusar Yang Benar
4. Dampak Negatif dan Positif Perawatan Tali Pusar
5. Cara Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusar
Sasaran : Seluruh Orang Tua Bayi Di Ruang Nifas C4
Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Juni 2018
Waktu : 30 Menit
Tempat : RS Cibabat

A. Tujuan
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien dapat mengethui
tentang Perawatan Tali Pusar Bayi.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Sasaran dapat memahami Definisi Perawatan Tali Pusar
2. Sasaran dapat memahami Tujuan Perawatan Tali Pusar
3. Sasaran dapat memahami Penatalaksanaan Tali Pusar Yang Benar
4. Sasaran dapat memahami Dampak Negatif dan Positif Perawatan Tali Pusar
5. Sasaran dapat memahami Cara Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusar

B. Materi
1. Definisi Perawatan Tali Pusar
2. Tujuan Perawatan Tali Pusar
3. Penatalaksanaan Tali Pusar Yang Benar
4. Dampak Negatif dan Positif Perawatan Tali Pusar
5. Cara Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusar

C. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah persentasi, ceramah dan Diskusi (Tanya
jawab)

D. Strategi penyuluhan
a. Persiapan ( 5 menit)
b. Pembukaan ( 5 menit)
b. Pelaksaan ( 15 menit)
c. Evaluasi ( 5 menit)
d. Penutup (5 menit)
E. Media
 Leaflet
A. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap / Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran


Pembukaan : - Memberi salam pembuka - Menjawab salam
1.
5 menit - Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan penyuluhan - Memahami tujuan
yang disampaikan

2. Pelaksanaan : - Menyampaikan isi materi - Mendengarkan dan


20 menit 1. Sasaran dapat memahami memperhatikan
Definisi Perawatan Tali materi yang di
Pusar sampaikan
2. Sasaran dapat memahami
Tujuan Perawatan Tali Pusar
3. Sasaran dapat memahami
Penatalaksanaan Tali Pusar
Yang Benar
4. Sasaran dapat memahami
Dampak Negatif dan Positif
Perawatan Tali Pusar
5. Sasaran dapat memahami
Cara Pencegahan Infeksi
Pada Tali Pusar

3. Evaluasi : - Menanyakan kepada peserta - Menjawab


10 menit tentang kejelasan materi yang pertanyaan
telah disampaikan - Peserta aktif
- Membuka sesi tanya jawab bertanya dengan
tentang materi Perawatan Tali pembicara
Pusar Bayi yang telah - Peserta
disampaikan mendengarkan
- Menyimpulkan materi materi yang telah
disimpulkan

4. Terminasi : - Mengucapkan terimakasih atas - Mendengarkan


5 menit peran serta peserta - Menjawab salam
- Mengucapkan salam penutup

F. Evaluasi
a. Prosedur :
b. Jenis :
c. Pertanyaan :
G. Sumber
Cimahi, 1 Juni 2018

Mengetahui

Dosen Pembimbing Praktikan

………………………. ………………………
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Perawatan Tali Pusar


Perawatan tali pusar adalah perbuatan merawat atau memelihara pada tali pusar bayi
setelah tali pusar dipotong atau sebelum puput (Paisal, 2008).
Perawatan tali pusar adalah pengobatan dan pengikatan tali pusar yang menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusar dirawat dalam keadaan steril,
bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusar (Hidayat,2005).

2. Tujuan Perawatan Tali Pusar


Tujuan perawatan tali pusar adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru
lahir, agar tali pusar tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi
pada tali pusar bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali pusar, karena perawatan
atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2001).
Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusar bertujuan untuk menjaga agar tali pusar tetap
kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan tali pusar terkena
udara agar cepat kering dan lepas.

3. Penatalaksanaan Perawatan Tali Pusar Yang Benar


(Panduan APN, 2010)
a. Peralatan Yang Dibutuhkan:
1). 2 Air DTT, hangat : - 1 untuk membasahi dan menyabuni
- 1 untuk membilas
2). Washlap kering dan basah
3). Sabun bayi
4). Kassa steril
5). 1 set pakaian bayi
b. Prosedur Perawatan Tali Pusar:
1). Cuci tangan.
2). Dekatkan alat.
3). Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang sudah
digelar.
4). Buka bedong bayi.
5). Lepas bungkus tali pusar.
6). Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/ atas ke bawah.
7). Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8). Bersihkan tali pusar, dengan cara:
a). Pegang bagian ujung
b). Basahi dengan washlap dari ujung melingkar ke batang
c). Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d). Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e). Keringkan sisa air dengan kassa steril
f). Tali pusar tidak dibungkus.
9). Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusar, dan talikan di pinggir.
Keuntungan
Tali pusarnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai tali pusar, tetapi ke
bagian
popok dulu.
10). Bereskan alat.
11). Cuci tangan.
Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusar yaitu cukup membersihkan
bagian pangkal tali pusar, bukan ujungnya, dibersihkan menggunakan air dan sabun, lalu
kering anginkan hingga benar-benar kering. Untuk membersihkan pangkal tali pusar,
dengan sedikit diangkat (bukan ditarik). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tali
pusar yang dibersihkan dengan air dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dibanding
tali pusar yang dibersihkan menggunakan alkohol.
Selama sebelum tali pusar puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat. Tali pusar harus dibersihkan
sedikitnya 2x sehari selama balutan atau kain yang bersentuhan dengan tali pusar tidak
dalam keadaan kotor atau basah. Tali pusar juga tidak boleh dibalut atau ditutup rapat
dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya
tali pusar, juga dapat
menimbulkan resiko infeksi. Intinya adalah membiarkan tali pusar terkena udara agar cepat
mengering dan terlepas.
4. Dampak Positif Dan Dampak Negatif
Dampak positif dari perawatan tali pusar adalah bayi akan sehat dengan kondisi tali
pusar bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusar pupus lebih cepat yaitu antara hari ke
5-7 tanpa ada komplikasi (Hidayat, 2005).
Dampak negatif perawatan tali pusar adalah apabila tali pusar tidak dirawat dengan baik,
kuman-kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus
neonatorum.
Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar di Asia Tenggara
dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih banyak masyarakat yang belum
mengerti tentang cara perawatan tali pusar yang baik dan benar (Dinkes RI, 2005). Cara
persalinan yang tidak steril dan cara perawatan tali pusar dengan pemberian ramuan
tradisional meningkatkan terjadinya tetanus pada bayi baru lahir (Retniati, 2010;11).

5. Cara Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusar


Cara penanggulangan atau pencegahan infeksi pada tali pusar meliputi:
a). Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusar
b). Memberikan latihan tentang perawatan tali pusar pada ibu pasca persalinan.
c). Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.
d). Lakukan perawatan tali pusar setiap hari dan setiap kali basah atau kotor. (Arin & Akbar,
2009).
Hasil penelitian Sri Mutia Batu Bara (2009) di desa Kota Datar Kecamatan
Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang menyebutkan bahwa jumlah infeksi pada tali
pusar pada tahun 2008 berjumlah 65% kemudian meningkat menjadi 80% pada tahun 2009,
kondisi ini menunjukkan bahwa angka infeksi tali pusar semakin meningkat. Rendahnya
pengetahuan tentang perawatan tali pusar diduga turut menjadi faktor penyebab tingginya
angka kematian akibat infeksi tali pusar, (Iis Sinsin, 2008).
Infeksi tali pusar pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali
pusar yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih. Pemakaian
antimicrobial topikal pada perawatan tali pusar dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali
pusar, yaitu merusak flora normal sekitar tali pusar sehingga memperlambat pelepasan tali
pusar (Retniati, 2010;4). Pemberian antiseptik pada tali pusar tidak diperlukan, karena
resiko terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga kebersihannya. Berbeda
dengan bayi yang dirawat di rumah sakit, penggunaan antiseptik mungkin diperlukan untuk
mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusar (Ratri Wijaya, 2006;12).
Perawatan praktis lainnya yang mungkin dapat mengurangi timbulnya resiko
terjadinya infeksi tali pusar adalah dengan cara rawat gabung dan kontak langsung kulit
bayi dan ibunya mulai lahir agar bayi mendapatkan pertumbuhan flora normal dari ibunya
yang sifatnya patogen. Pemberian air susu ibu yang dini dan sering akan memberikan
antibodi kepada bayi untuk melawan infeksi. Pemberian antiseptik pada tali pusar tidak
diperlukan, karena resiko terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang penting terjaga
kebersihannya. Berbeda dengan bayi yang dirawat di rumah sakit, penggunaan antiseptik
mungkin diperlukan untuk mengurangi terjadinya infeksi pada tali pusar (Retniati, 2010;12).
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta,


Erlangga.

2. Irene Bobak, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, Jakarta, EGC

3. Notoatmodjo, 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan , Jakarta, Rineka Cipta

4. Sarwono Prawiharhardjo, 2008, Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT. Bina Pustaka

5. Sodikin, 2009, Perawatan Tali Pusat, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai