Anda di halaman 1dari 1

Banyak instrument yang bisa dipakai untuk menentukan resiko klien melakukan bunuh diri diantaranya dengan SAD

PERSONS. NO 1 SAD PERSONS Sex (jenis kelamin) Keterangan Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih tinggi dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan percobaan bunuh diri 2 3 4 5 6 7 Age ( umur) Depression Previous attempts (Percobaan sebelumnya) ETOH ( alkohol) Rational thinking Loss ( Kehilangan berpikir rasional) Sosial support lacking ( Kurang dukungan social) 8 9 10 Organized plan ( perencanaan yang teroranisasi) No spouse ( Tidak memiliki pasangan) Sickness Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko tinggi melakukan bunuh diri. Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu memahami petunjuk dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data yang akurat. Hal hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara adalah : 1. Tentukan tujuan secara jelas. Dalam melakukan wawancara, perawat tidak melakukan diskusi secara acak, namun demikian perawat perlu melakukannya wawancara yang fokus pada investigasi depresi dan pikiran yang berhubungan dengan bunuh diri. 2. Perhatikan signal / tanda yang tidak disampaikan namun mampu diobservasi dari komunikasi non verbal. Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun lebih. 35 79% oran yang melakukan bunuh diri mengalami sindrome depresi. 65- 70% orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah melakukan percobaan sebelumnya 65 % orang yang suicide adalah orang menyalahnugunakan alkohol Orang skizofrenia dan dementia lebih sering melakukan bunuh diri disbanding general populasi Orang yang melakukan bunuh diri biasanya kurannya dukungan dari teman dan saudara, pekerjaan yang bermakna serta dukungan spiritual keagaamaan Adanya perencanaan yang spesifik terhadap bunuh diri merupakan resiko tinggi Orang duda, janda, single adalah lebih rentang disbanding menikah

Hal ini perawat tetap memperhatikan indikasi terhadap kecemasan dan distress yang berat serta topic dan ekspresi dari diri klien yang di hindari atau diabaikan. 3. Kenali diri sendiri. Monitor dan kenali reaksi diri dalam merespon klien, karena hal ini akan Jangan terlalu tergesa gesa dalam melakukan wawancara. Hal ini perlu membangun hubungan

mempengaruhi penilaian profesional. 4.

terapeutik yang saling percaya antara perawat dank lien. 5. Jangan membuat asumsi. Jangan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu individu

mempengaruhi emosional klien. 6. Jangan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan membuat kabur penilaian

profesional.

Anda mungkin juga menyukai