Disusun Oleh :
KELOMPOK I
B/KP/VI
YOGYAKARTA
2019
ANGGOTA KELOMPOK
NAMA NIM
Anita Yustika 04.16.4343
Afifah Izzati 04.16.4342
Ayu Larasati 04.16.4345
Lisa Oktaviani 04.15.4140
Maria Giovani Sa Longa 04.15.4141
Neti Sundari 04.15.4145
Sriwanti Fitriani S 04.15.4162
KATA PENGANTAR
2
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang TRAUMA MUSKULOSKELETAL. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal
dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyempaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca maupun penulis.
Penulis
BAB I
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma yang tidak diperkirakan, atau bunuh diri maupun akibat pembunuhan
merupakan penyebab kematian yang terbanyak antara umur 1 sampai 44 tahun dan
merupakan urutan ketiga dari angka kematian di Amerika bahkan urutan nomor satu di
Asia. Menurut penelitian pada tahun 1995 diperkirakan 150.000 kematian sebagai
akibat dari trauma dengan 2,6 juta penderita harus dirawat di rumah sakit dari 37 juta
orang yang datang berobat ke Bagian Gawat Darurat akibat trauma dan didominasi
oleh kecelakaan naik sepeda motor sebagai penyebab kematian serta merupakan
urutan kedua kecelakaan nonfatal.
4
Kecelakan nonfatal pada orang ini umumya terjadi fraktur pada sendi panggul
dan radius distal. Fraktur sendi panggul akan menurunkan kualitas hidup penderita
tersebut. Anda harus memikirkan faktor penderita seperti kelemahan otot, penglihatan
kabur ( gangguan visus ), status mental dan lingkungan seperti penerangan kurang,
lantai yang licin akan meningkatkan angka kejadian fraktur tersebut.
Perlu Anda diketahui bahwa trauma pada sistem muskuloskeletal dapat terjadi
pada tulang seperti fraktur, pada sendi sehingga menimbulkan subluksasidislokasi,
fraktur-dislokasi, fraktur intra-artikular dan instabilitas sendi, pada jaringan lunak otot,
tendo, ligamen, meniskus dan pada neuro-vaskular.
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh, kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang
(Reeves, Charlene, 2001: 248).
Tulang femur merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang
kerangka pada bagian pangkal yang berhubungan dengan asetabulum menbentuk
kepala sendi yang disebut kaput femoris (Syaifudin, 1992: 32).
Dari jenis-jenis fraktur yang sering terjadi adalah fraktur femur, fraktur femur
mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis-jenis patah tulang. Umumnya
fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3 tengah. Fraktur femur lebih sering terjadi
5
pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering
berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan (Masjoer, A, 2000).
B. Tujuan
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Tulang panjang
2. Tulang pendek
Misalnya karpal dan tarsal yang tidak memiliki axis yang panjang serta
berbentuk kubus.
3. Tulang pipih
Misalnya rusuk, kranium, skapula dan beberapa bagian dari pelvis girdle
dimana tulang ini melindungi bagian tubuh yang lunak dan memberikan
permukaan yang luas untuk melekatnya otot.
4. Tulang irregular
7
Ada beberapa jenis dari trauma muskuloskeletal dimana tergantung letak dari trauma.
Trauma muskuloskeletal yang umum terjadi yaitu fraktur, strain, sprain, dislokasi dan
amputasi.
1. Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut serta keadaan tulang dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
tidak lengkap. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu
tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak disekitarnya juga akan terganggu.
(Joyce M Black, 2014)
Fraktur terbuka
Fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang. Fraktur
terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar
melalui luka pada kulit dan jaringan lunak sehingga terjadi kontaminasi
bakteri
Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen
tulang. Jadi pada fraktur tertutup kulit masih utuh diatas lokasi cedera.
(Brunner, 2001)
2. Strain
Strain merupakan suatu puntiran atau tarikan, robekan otot dan tendon. Strain
adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan atau stres
yang berlebihan. (Brunner, 2001)
3. Sprain
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan mengepit
atau memutar. Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas namun masih
menmungkinkan mobilitas. Ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan
stabilitasnya. Sprain merupakan peregangan atau robekan ligamen, fibrosa dari
8
jaringan ikat yang menggabungkan ujung satu tulang dengan tulang lainnya.
(Joyce M Black, 2014)
B. Etiologi
1. Fraktur
Etiologi atau penyebab dari fraktur adalah kelebihan beban mekanis pada suatu tulang,
saat tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak dibandingkan yang mampu
ditanggunya. (Joyce M Black, 2014)
Trauma langsung
Tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan
misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang
radius dan ulna.
Trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur dimana
pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. Misalnya, jatuh
bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius
distal patah.
2. Strain
Penyebab dari strain bisa dari trauma langsung maupun tidak langsung misalnya (jatuh
dan tumbukan pada badan) yang mendorong sendi keluar dari posisinya kemudian
meregang. (Joyce M Black, 2014)
3. Sprain
Penyebab sprain sama dengan strain yaitu trauma langsung dan trauma tidak langsung.
(Joyce M Black, 2014)
C. Manifestasi klinis
9
1. Fraktur
Deformitas
Nyeri
Edema terjadi akibat akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta
ekstravasasi cairan serosa pada lokasi fraktur ekstravasi darah ke jaringan
sekitar.
2. Strain
Nyeri
Kelemahan otot
Pada sprain parah, otot atau tendon mengalami ruptur secara parsial atau
komplet bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan pasien akibat hilangya
fungsi otot. (Joyce M Black, 2014)
3. Sprain
Nyeri
10
Hematoma atau memar. (Joyce M Black, 2014)
D. Patofisiologi
1. Fraktur
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkan fraktur, jika
ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang mungkin hanya
retak saja dan bukan patah. Jika gayanya sangat ekstrem, seperti tabrakan mobil,
maka tulang dapat pecah berkeping-keping. Saat terjadi fraktur, otot yang
melekat pada ujung tulang akan terganggu. Otot dapat mengalami spasme dan
menarik fragmen fraktur keluar posisi. Kelompok otot yang besar dapat
menciptakan spasme yang kuat dan bahkan mampu menggeser tulang besar,
seperti femur. Perdarahan terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada
tulang itu sendiri. Pada saluran sumsum (medula), hemotoma terjadi diantara
fragmen-fragmen tulang dan dibawah periosteum. Jaringan tulang disekitar
lokasi fraktur akan mati dan menciptakan respon peradangan yang hebat. Akan
terjadi vasodilatasi, edema, nyeri, kehilangan fungsi, esudasi plasma dan
leukosit. (Joyce M Black, 2014)
2. Strain
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung maupun trauma tidak
langsung, cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi
otot yang berlebihan, otot yang belum siap terjadi pada bagian groin muscles
(otot pada kunci paha) dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa
menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
3. Sprain
E. Pathway
11
PATHWAY TRAUMA MUSKULOSKELETAL
FRAKTUR
Diskontinuitas tulang pergeseran fragmen tulang
Nyeri akut
Perubahan fragmen tulang peningkatan Tek. kapiler tek. summsum tulang lebih tinggi
Gangguan mobilitas
F. Edema metabolism asam lemak
fisik
G.
Penekana pem. Buluh darah bergabung dgn trombosit
Purus vena/arteri Kerusakan
intregritas
perdarahan kulit kulit penurunan perfusi jaringan emboli
F. Pemeriksaan Penunjang
12
1. X-ray menentukan lokasi atau luasnya fraktur
5. Profil koagulas : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi darah
atau cedera. (Amin Huda Nurarif, 2015)
G. Penatalaksanaan
1. Fraktur
a. Imobilisasi
Bidai
Gips
13
Gips merupakan alat fiksasi untuk penyembuhan tulang. Gips memiliki
sifat menyerap air dan bila itu terjadi akan timbul reaksi eksoterm dan
gips akan menjadi keras.
b. Reduksi
Reduksi tertutup
Reduksi terbuka
c. Traksi
Traksi adalah pemberian gaya tarik terhadap bagian tubuh yang cedera,
sementara kontratraksi akan menarik ke arah yang berlawanan. Traksi dapat
digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya trasi
disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. (Brunner, 2001)
2. Strain
14
Istirahan, kompres dengan air dingin dan elevasi (RICE) untuk 24-48
jam pertama
3. Sprain
Kompres air dingin, diberikan secara intermiten 20-30 menit selama 24-48
jam pertama setelah cedera. Kompres air dingin menyebabkan
vasokontriksi akan mengurangi perdarahan dan edema (Jangan berlebihan
nanti akan mengakibatkan kerusakan kulit). (Brunner, 2001)
Konsep Keperawatan
A. Pengakjian
1. Anamnesa
Keluhan nyeri
2. Pemeriksaan fisik
Insepksi
15
Edema
Hematoma
Deformitas
Palpasi
Nyeri tekan
Krepitasi
B. Diagnosa
1. Nyeri akut
Definisi
Penyebab
Tampak meringis
Bersikap protektif
Gelisah
Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri
16
Penyebab
Gangguan musculoskeletal
Nyeri
Subjektif :
Objektif :
Sendi kaku
Batas karakteristik
Eksternal : faktor mekanik mis. daya gesek, tekanan dan imobilitas fisik
17
Internal : Tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit dan fraktur terbuka. (T
Heather Herderman, 2015)
C. Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (mis. Amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Kriteria hasil :
Intervensi
Pain management
18
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan
interpersonal)
Tingkatkan istirahat
Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Analgesik manajemen
Pilih rute secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara teratur
19
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang, penurunan
kekuatan otot, gangguan muskuloskeletal dan nyeri
Kriteria hasil :
Intervensi :
Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasie
saat latihan
Bantu pasien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
pasien
20
3. Kerusakan integritas kulit b.d tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit dan
fraktur terbuka
Tujuan : Tissue integrity (skin and mucous), membranes and hemodyalis akses
Kriteria hasil :
Intervensi :
Pressure management
21
Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril
dan gunakan preparat antiseptic sesuai program
Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap
terbuka (tidak dibalut) sesuai program.
22
BAB III
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Fraktur Terbuka
No MR : 5556213
23
4. Disability
a. GCS 15
b. keadaan umum komposmetis
c. skala nyeri 6
5. Exposure
a. tampak patah terbuka di bagian tungkai bawah
b. luka robek di bagian tungkai bawah ± 2 cm
Pengkajian skunder:
1) Data Subyektif
a. Riwayat Penyakit Sekarang
− Keluhan Utama
Nyeri
− Mekanisme Cedera
Klien masuk ke IGD RS Wirosaban tanggal 3 April 2018 pukul 15.00 wib dengan
keluhan nyeri pada kaki dan terdapat pendarahan pada kaki bagian kanan bawah ,
setelah terjadinya kecelakan sepeda motor.
b. Riwayat pengobatan sebelumnya
− Riwayat trauma/Injuri
Keluarga klien mengatakan pasien belum pernah mengalami cidera tulang pada kaki.
c. Riwayat penyakit dahulu
− Penyakit yang pernah diderita
Keluarga mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit lain, sepeti hipertensi,
DM.
d. Therapi alternatif lain
Keluarga mengatakan klien belum pernah dirawat sebelumnya
e. Riwayat Psikososial
− Perilaku yang berisiko
Dari keterangan keluaraga pasien, pasien selalu menggunakan kendaraan bermotor
jika akan beraktifitas dengan jarak tempuh dekat maupun jauh dan klien terkadang
buru-buru tidak menggunakan helm.
− Pekerjaan
Klien mengatakan bekerja sebagai petani di kampungnya
24
− Dukungan
Dari keluarga berharap keaadaan pasien membaik, sembuh dan bisa berkumpul
kembali bersama keluarga.
2) Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
− Tingkat Kesadaran
Dimana klien dengan keadaan composmetis karena memiliki kesadaran yang
baik dengan GCS (15) E,4:V,5:M,6
− Fungsi motorik
Pasien dapat melakukan gerakan fleksi jika dilakukan respon nyeri
− Membrane mukosa/kulit (warna, turgor, suhu)
Membran mukosa kering, warna kulit pucat, tugor kulit tidak elastis
− Tanda-tanda vital
Td: 100/70 mmHg
Nadi: 84x/menit
Suhu 37,5 ‘C
RR 20 x/menit
− Bau
Mulut klien bau karena belum dibersihkan
25
tidak di periksa
e. Ekstremitas
Ektremitas bawah sebelah kanan lecet (2cm) dan patah terbuka di tungkai kanan
Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Gambaran complete fracture os tibia & libula dextra 1/3 distal di sertai disposisi
talokrinalist join & fraktur os calcaneus dextra
3) Therapy obat-obatan
a. Terapi cairan
Rl 20 tetes/menit
b. Terapi obat
Schelto 1 amp
Keterolak 1 amp
Lidocain 1 amp
Analisa Data
D: - GCS 15
- Keadaan umum
composmetis
- skala nyeri 6
26
E : Tampak Patah Terbuka
Di Tungkai Bawah
Dengan Luka Robek ±2
Cm
27
BAB IV
PEMBAHASAN EBN JURNAL INTERVENSI
Problem:
Kelompok sampel terdiri dari 48 pasien yang mengalami patah tulang akibat kecelakaan
lalulintas maupun kecelakaan tertimpa alat berat saat melakuan pekerjaan bangunan.
Intervention:
Penagruh pemberian kunyit dan jahe terhadap tingkat nyeri pada pasien fraktur yang berobat
di dukun kecamatan jeumpa kabupaten bantul bireun. Menjelaskan bahwa jahe merupakan
keluarga zingeberaceae. Jahe yang mengandung zat antioksidan dan antiinflamsi yaitu
gingerol. Suatu Phytochemical yang membntu mengurangi inflamsi. Sejak dahulu jahe telah
digunakan untuk menghilangkan nyeri otot.
Comparison:
Jurnal: Pemberian Campuran Kunyit Dan Jahe Dengan Tingkat Nyeri Pada Psien Fraktur:
dalam penelitian dkk: ada pengaruh pemberian campuran kunyit dan jahe terhadap tingkat
nyeri pada psien fraktur yang berobat di dukun patah kecamatan jeumpa kabupaten bireuen.
Masyarakat alternatif teruama dalam penggunaan campuran kunyit dan jahe sebagai salahsatu
obat anti inflamasi dan analgetik untul mengatasi nyeri, jenis tumbuhan ini juga mudah
didapat di masyarakat.
Jurnal: Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Fraktur di RSUD
UNGARAN: kompres dingin merupakan metode yang menggunakan cairan atau alat yang
dapat menimbulkan sensasi dingin pada bagian tubuh yang memerlukan, (Asmadi,2008, hlm
159) dalam penelitian yang di lakukan oleh Khusniyah dan Elia Purnamasari dkk, ada
efetifitas kompres dingin terhadap penurunan intensitas nyeri pada psien fraktur di RSUD
Unggaran,
Out Come:
Pemberian campuran kunyit dan jahe terhadap tingkat nyeri pada pasien fraktur yang berobat
di dukun patah Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen. Dianjurkan kepada dukun patah dan
masyarakat luas untuk menggunakan kunyit dan jahe sebagai alternatif pengobatan untuk
menghilangkan nyeri.
28
2. Mengisi tabel dibawah ini :
·
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh dari campuran kunyit dan jahe terhadap
29
tingkat nyeri sebelum dan sesudah penggunaan kunyit
dan jahe pada pasien fraktur yang berobat pada dukun
patah tulang di Kecamatan Jeumpa Kabupaten
Bireuen.
- Suatu fraktur dapat menimbulkan nyeri yang
ekstrim dan lembut pada area yang cedera,
pembengkakan, tonjolan tulang atau darah di
bawah kulit, mati rasa, kesemutan atau
paralisis pada bagian di bawak fraktur
(Chhavi, Sushma, Ravinder, Anju, & Asha,
2011).
- Dalam praktik sehari-hari, untuk pengobatan
pasien dukun patah banyak menggunakan
campuran ramuan herbal yang dioleskan pada
Kerangka Teori
2. Dimensi Penelitian ini menggunakan desain eksperimental-
Desain semu (quasi-ekspertmental research) dengan
Metodologi rencangan yang digunakan oleh penelitian dalam
penelitian ini adalah one group pretest-posttest desain.
Pengukuran dengan mengunakan alat ukur berupa
kuisioner dan obeservasi
Penelitian
Kelompok sampling 48 orang di ambil secara total
pada pasien yang mengalami kecelakaan lalulintas
dan ada juga pasien akibat tertimpanya barang berat.
Sampel
· skala nyeri
- Quisioner
Instrumen - Pretest-postest
Penelitian
Analisis Statik Berdasarkan hasil uji normalitas data, didapatkan
30
hasil p value=0.000<0.05 baik untuk kelompok data
sebelum maupun sesudah pemberian campuran kunyit
dan jahe. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
data berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, maka
selanjutnya, pengaruh pemberian campuran kunyit
dan jahe pada pasien fraktur diuji dengan
menggunakan rumus uji non parametrik Wilcoxon
signed rank test pada derajat kemaknaan 95%. Pada
bagian akhir analisa data, didapatkan nilai Z=-2.694
dan p value= 0.007 <α=0.05. Hasil penelitian ini
terdapat pengaruh pemberian campuran kunyit dan
jahe terhadap tingkat nyeri pada pasien fraktur yang
berobat di dukun patah Kecamatan Jeumpa
Kabupaten Bireuen. Dianjurkan kepada dukun patah
dan masyarakat luas untuk menggunakan kunyit dan
jahe sebagai alternatif pengobatan untuk
menghilangkan nyeri.
Dalam kedua jurnal yang di analisis tentang
menangani nyeri pada pasien denga fraktur efektif
dalam menurunkan nyeri, pada pasien yang
menggunakan kompres dingin dapat di simpulkan
dapat mengurangi nyeri pada pasien fraktur.
Sedangkan mengunakan racikan kunyit dan jahe
terhadap tingkat nyeri pada pasien farktur yang
berobat di dukun patahh tulang kecamatan kabupaten
Bireuen. Dari hasil ini menjelaskan bahwa jahe
Dimensi mengandung zat antioksidan an antiinfalamsi yang
Interpretasi dapat membantu mengurangi inflamasi.
3. Pembahansan
4. Dimensi Etik Subjek penelitian · sebanyak 48 orang di ambil secara total psien
yang mengalami fraktur akibat kecelakaan lalu
maupun akibat kecelakaan akibat tertimpanya barang
berat.
31
Dilema Etik dan
Hukum –
Pelanggaran
Prinsip Etik –
Presentasi dan Kejelasan Informasi
Penulisan
5. Teknik Penulisan
· Nanda Fitria, Kartini Hasballah, Endang
Mutiawato. 2016. Pemeberian Campuran Kunyit dan
Jahe denga Tingkat Nyeri pad Pasien Farktur. Jurnal
Ilmu Keperawatan 4:1 ISSN:2338-6371.
· Elia Purnamasari, Ismonah, Supriyadi. 2014.
Efektifitas Kompres Dingin Terhadap Penurunan
Intensitas Nyeri Pada Pasien Frektur Di RSUD
Unggaran. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan
DAFTAR (JKK).
6. PUSTAKA
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika terjadi trauma muskuloskeletal harus segera di tangani karena jika tidak
ditangani secara dini maka akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Imobilisasi, reduksi dan traksi untuk fraktur merupakan penatalaksanaan untuk pasien
fraktur. Imobilisasi dini harus dilakukan untuk mencegah deformitas dan sebagai
penyangga tulang yang patah. Ketika dicurigai adanya fraktur cervical, maka pasang
neck collar untuk membatasi gerakkan leher sehingga tidak memperburuk keadaan
leher. Jika fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk
mencegah kontaminasi bakteri.
B. Saran
32
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Burner dan Sudarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah. Jakarta; EGC
Herdman Heather T dan Shigemi Kamitsuru. 2015. Nanda Internasional Defining The
Knowledge Of Nursing Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015- 2017. Edisi 10.
Jakarta: EGC
M Black Joyce dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medical Bedah Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. Jakarta; CV Pentasada Media Edukasi
Nuririf Huda Amin dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 2.
33
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi
Indikatator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia
Yanti Ruly Hutabarat dan Chandra syah Putra. 2016. Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan.
Bogor; IN MEDIA
Smeltzer, S.C & Bare, B.G.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Jakarta : EGC
Potter. P.A & Perry. A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktik Edisi A Volume 2. Jakarta : EGC
34