Kep,Ns
Mata Kulia
: SISTEM MUSKULOSKELETAL
KELOMPOK I
Misnah
Nurrahmah
Asrijal
Rahayu Salama
(142050)
(142067)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga
penulis dapat menyusun makalah dengan judul Fraktur dan macam-macam fraktur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penulis
banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan
penulis sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka
penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaikbaiknya.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan
datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
Definisi fraktur...................................................................................
Etiologi...............................................................................................
Patofisiologi.......................................................................................
Manifestasi klinis...............................................................................
Klasifikasi..........................................................................................
Proses penyembuhan fraktur..............................................................
Pengobatan.........................................................................................
Komlikasi...........................................................................................
Pemeriksaan penunjang ....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan masyarakat
diseluruh dunia, khususnya di negara berkembang.Menurut World Health
Organization (WHO), kecelakaan lalu lintas menelan korban jiwa sekitar 2,4
juta jiwa manusia setiap tahunnya.Sementara di Indonesia, kecelakaan lalu
lintas merupakan pembunuh nomor tiga setelah penyakit jantung dan stroke.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, tahun 2008
jumlah korban meninggal akibat kecelakaan 20.188 jiwa dari 59.164 kasus
kecelakaan, tahun 2009 terdapat 19.979 jiwa dari 62.960 kasus kecelakaan
dan tahun 2010 terdapat 19.873 jiwa dari 66.488 kasus kecelakaan (BPS RI,
2012).Adapun kerugian-kerugian dari kecelakaan lalu lintas, selain kematian
juga harta benda dan fisik. Kerusakan fisik yang paling sering terjadi dalam
sebuah kecelakaan adalah fraktur. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer, 2001).
Hasil survey tim Depkes RI (2007), dari 8 juta pasien fraktur
didapatkan 25% pasien mengalami kematian, 45% mengalami kecacatan fisik,
15% mengalami stres psikologis karena cemas dan bahkan depresi, dan hanya
10% yang mengalami kesembuhan dengan baik. Berdasarkan data dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2009 didapatkan sekitar 2.700
orang mengalami insiden fraktur, 56% penderita mengalami kecacatan fisik,
24% mengalami kematian, 15% mengalami kesembuhan, dan 5% mengalami
gangguan psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur (Dinkes
Pemrov Sumbar, 2009). Prevalensi fraktur yang cukup tinggi yaitu insiden
fraktur pada ekstremitas yakni sekitar 46,2% dari insiden.
Menurut Masjoer A,2005 Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah
terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
penyebabnya dapat dikarenakan penyakit pengeroposan tulang diantaranya
penyakit yang sering disebut osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa.
Dan dapat juga disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga.
Fraktur adalah setiap patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh
rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, dan krepitasi
(Doenges, 2000)
Menurut carpenito,2000 Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang
diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiridan
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap (Price, A dan L. Wilson, 2005)
Menurut anatominya, patella adalah tempurung lutut. Dari pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa fraktur patella pextra merupakan suatu
gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan yang berlebihan yang terjadi
pada tempurung lutut pada kaki kanan.
Fraktur adalah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis
dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari
yang dapat diabsorbsinya biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
(Smelter & Bare, 2002).
Menurut Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001 Fraktur atau patah
tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang
satu sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari: Tulang kepala: 8
buah; Tulang kerangka dada: 25 buah; Tulang wajah: 14 buah; Tulang
belakang dan pinggul: 26 buah; Tulang telinga dalam: 6 buah; Tulang lengan:
64 buah dan Tulang lidah: 1 buah Tulang kaki: 62 buah.
Fungsi kerangka antara lain:
meningkatkan
kecenderungan
terjadinya
kecelakaan
kendaraan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar
dari yang besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari
yang dapat diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem
(Bruner & Sudarth, 2002).
Fraktur adalah patahnya tulang, yang biasanya dialami hewan kecil
akibat kecelakaan, terjatuh dan luka (Bleby & Bishop, 2003). Fraktur atau
patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidayat, 2005).
B. Etiologi
Penyebab fraktur diantaranya :
a. Trauma seperti kecelakaan lalu lintas
1) Trauma langsung : Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat
tersebut.
2) Trauma tidak langsung : Titik tumpu benturan dengan terjadinya
fraktur berjauhan.
Menurut
jurnal
hasil
penelitian
yang
dilakukan
STIKES
2. Faktor Intrinsik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya
tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan,
elastisitas, kelelahan, dan kepadatan atau kekerasan tulang.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,
pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna
yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi.
Menurut jurnal hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Mediarti,Rosnani,Sosya
Mona
Seprianti
poltekes
kemenkes
a) Fraktur komplet : Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal.
b) Fraktur tidak komplet : Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian
dari garis tengah tulang.
c) Fraktur tertutup : Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi
fragmen frakturnya tidak menembus jaringan kulit.
d) Fraktur terbuka : Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur
(Fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa
menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda
asing)
1) Grade I
2) Grade II
terkontaminasi
dan
mengalami
fragmen
6) Depresi : Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam
(sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang wajah)
7) Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi
pada tulang belakang)
8) Patologik : Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit
(kista tulang, penyakit pegel, tumor)
9) Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon
pada perlekatannya
10) Epifiseal : Fraktur melalui epifisis
11) Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen
tulang lainnya.
Ilmu
Bedah
RSUP
Sanglah
Fakultas
Kedokteran
Universitas Udayana
Pada anak-anak prevalensi fraktur tukang wajah secara keseluruhan jauh
lebih rendah dibandingkan pada dewasa Sekitar 5-15% dari keseluruhan
fraktur wajah terjadi pada anak.Prevalensi fraktur wajah pediatri paling
rendah pada bayi dan meningkat secara progresifsesuai dengan bertambahnya
usia. Terdapat 2 puncak usia dimana frekuensi terjadinya fraktur
tersebutpaling tinggi pada pediatri. Pada usia antara 6-7 tahun terkait dengan
usia mulai sekolah. Dan pada usia 12-14 tahun terkait dengan peningkatan
aktivitas
fisik
serta
partisipasi
dalam olahraga
saat
pubertas
dan
sambil
menunggu
proses
penyembuhan
patah
tulang
Nekrosis kulit
2)
Osteomielitis
3)
Kompartement sindrom
4)
Emboli lemak
5)
Tetanus
b. Komplikasi Lanjut
1)
Kelakuan sendi
2)
3)
Osteomielitis kronis
4)
5)
Ruptur tendon
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang fraktur dan dikaitkan dengan teori
yang ada, ternyata ada beberapa perbedaan yang berkaitan dengan
fraktur,mulai dari factor penyebab sampai tahap pengobatan fraktur.
Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita
perhatian masyarakat, pada arus mudik dan arus balik hari raya idul fitri
banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sangat banyak yang sebagian
korbannya mengalami fraktur. Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga
yang banyak menyebabkan fraktur. Sering kali untuk penanganan fraktur ini
tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia
contohnya ada seorang yang mengalami fraktur, tetapi karena kurangnya
informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun pijat, mungkin karena
gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan agar pembaca dapat
memahami tentang gejala, penyebab fraktur sehingga dapat membuat kita
lebih hati-hati dalam bekerja ataupun melakukan aktifitas sehari-hari serta
dapat membantu pasien fraktur serta lebih berhati-hati dalam menangani
fraktur, jangan memilih pengobatan fraktur kedukun tapi pilihlah pengobatan
fraktur yang tepat seperti kedokter ahli ortopedi atau kerumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA