PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem ataupun
komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di antaranya adalah
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia, gangguan berbagai organ
tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian
menjadi penting bagi perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative
yang ditibulkan, serta upaya penanganan dan pencegahan komplikasinya.
Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit, sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul. Tetapi pada kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga
tindakan keperawatan lebih banyak diarahkan pada rehidrasi pasien, dan
ternyata banyak sekali yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan.
B. Rumusan
1. Apa itu diare ?
2. Apa etiologi diare ?
3. Apa patofisiologi diare ?
4. Apa manifestasi klinik diare ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diare ?
6. Bagaimana cara pencegahannya diare ?
7. Bagaimana penatalaksanaan diare ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian diare.
2. Mengetahui etiologi diare.
3. Mengetahui patofisiologi diare.
4. Mengetahui manifestasi klinik diare.
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik diare.
6. Mengetahui cara pencegahannya diare.
7. Mengetahui penatalaksanaan diare.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Diare
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam kepadatan
dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari (Ramaiah, 2007:13).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini sangat senang
berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegah terjadinya diare,
makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci
tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26).
Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah kehilanangn
cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi satu kali atau lebih
buang air bentuk tinja encer atau cair. Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare
diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan
elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar
satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Enteritis adalah infeksi yang disebabkan virus maupun bakteri pada
traktus intestinal (misalnya kholera, disentri amuba). Diare psikogenik
B. Klasifikasi
1. Diare Akut
Diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh
hari) yang mengakibatkan dehidrasi sebagai penyebab utama kematian. Diare akut
dapat mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit serta ganguan asam basa yang
menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipokalemia. Gangguan sirkulasi
darah sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah. Diare akut juga
mengakibatkan gangguan gizi karena keluarnya cairan berlebihan.
2. Disentri
Diare yang disertai darah dalam tinjanya yang mengakibatkan anoreksia, penurunan
berat badan dengan cepat dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
3. Diare Persisten
Diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus yang
mengakibatkan penurunan berat badan dan gangguan metabolisme
C. Etiologi Diare
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam
golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu.
Sebagai homeostasis tubuh, sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka
ada upaya untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi mukus
dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan faktor
diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk ke
dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan
menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa
intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinalsehingga menurunkan area permukaan
intestinal, perubahan kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan
elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi
merupakan
kegagalan
dalam
melakukan
absorbsiyang
E. Manifestasi Klinik
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari, yang
kadang disertai:
1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek .ubun- ubun dan mata cekung
8. Demam
9. Pucat
10. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
11. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus,
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang
berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang
menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik
yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang,
mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta
suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam
karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan
sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul)
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan
dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak
terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena
kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.
Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul
oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus
ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1.
2.
3.
4.
G. Komplikasi
. Diare yang disertai darah dalam tinjanya yang mengakibatkan anoreksia, penurunan
berat badan dengan cepat dan kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.Diare
yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus yang mengakibatkan
penurunan berat badan dan gangguan metabolisme anak yang menderita diare (diare akut
dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau
penyakit lainnya
BAB III
PEMBAHASAN
A. Upaya pencegahan
1. Pencegahan primer
Ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan dan faktor penjamu. Cara
yang dapat dilakukan adalah dengan penyediaan air bersih, tempat pembuangan
tinja yang memenuhi syarat sanitasi, peningkatan status gizi, pemberian air susu
ibu, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, imunisasi.
2. Pencegahan sekunder
Ditujukan kepada si anak yang telah menderita diare atau yang terancam
akan menderita yaitu dengan menentukan diagnose dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat, serta untuk mencegah terjadinya efek samping dan komplikasi.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tingkat tiga adalah penderita diare jangan sampai mengalami
kecatatan dan kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini penderita diare
diusahakan pengembalian fungsi fisik, psikologis semaksimal mungkin. Pada
tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat
samping dari penyakit diare. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan terus
mengkonsumsi makanan bergizi dan menjaga keseimbangan cairan.
B. Pengobatan
Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan
cara mencegah timbulnya dehidrasi. Pemenuhan cairan dehidrasi yang hilang dapat di
penuhi dengan memberikan air kelapa, oralit, ASI, air teh encer, sup wortel, air
perasan buah, dan larutan gula garam (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik
beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi
sedang atau berat sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu cairan
pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan
elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolityang ikut hilang bersama cairan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau
tanpa darah atau lendir dalam tinja akibat imflamasi mukosa lambung
atau usus sehingga terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan.Sebagai akibat dari berkurangnya absorpsi cairan dan elektrolit
di usus besar, maka muncul beberapa masalah keperawatan dari diare ini,
diantaranya adalah adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit;
kurang daru kebutuhan dan nausea.
DAFTAR PUSTAKA
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana Ilmu
Popular.
Suryadi, dkk. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:percetakan penebar
swadaya.
Widjaja. 2007. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
Widoyono, 2005. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasan. Jakarta: Erlangga.
Ummu, Latifah. 2010. Makalah Diare. Diakses tanggal 30 September 2012 di
http://belajarsukes.blogspot.com
Eoman. 2011. Makalah Diare Keperawatan. Diakses tanggal 30 September 2012 di
http://eonman95.blogspot.com