Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR JURNAL

Wang, Y.C. and F.C. Sung. (2007). Modelingthe Infections for


Enteroviruses in Taiwan. Taiwan: Institute of Environmental Health,
National Taiwan University College of Public Health.
Models in Population Biology
Hsu, Sze-Bi. (2005). A Survey of Constructing Lyapunov Functions for
Mathemat
MURPHY, B.R. and R.G. WEBSTER. 1996. Orthomyxoviruses.In: Fields
Virology 3rd ed. B.N. FIELDS, D.M. KNIPE and P.M. HOWLEY (Eds).
Lippincott-Raven Publisher, Philadelpia. pp. 1397-1445.
OFFICE INTERNATIONAL DES EPIZOOTIES (OIE). 2000. Highly
Pathogenic Avian influenza. Manual of standard diagnostic tests and
vaccine. www.oie.int. pp. 1-16 [28 Agustus 2003].
Hopkins D, Whitehouse D. 2000. Human Blood Cell; An Intoduction to
Genetic Polymorphism.www.icpress.co.uk/ etextbook/p170/ p170_
chap01.pdf
IPGRI. 2003. DNA-based technologies; Restriction Fragment Length
Polymorphism. Cornell University.
Kamps, Hoffmann, Preiser. 2006. Influenza Report, PT. Indeks, Jakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Influenza atau biasa disebut "flu", merupakan penyakit tertua dan
paling sering didapat pada manusia. Influenza juga merupakan salah
satu penyakit yang mematikan. Penyakit influenza pertama kali
diperkenalkan oleh Hipocrates pada 412 sebelum Masehi. Pandemi
pertama yang terdokumentasi dengan baik muncul pada 1580, dimana
muncul dari Asia dan meyebar ke Eropa melalui Africa. Sampai saat ini
telah terdokumentasi sebanyak 31 kemungkinan terjadinya pandemi
influenza dan empat di antaranya terjadi pada abad ini yakni pada
1918 (Spanish flu) yang menyebabkan 50-100 juta kematian oleh virus
influenza A subtipe H1N1, 1957 (Asia flu) yang meyebabkan 1-1,5 juta
kematian oleh virus influeza A subtipe H2N2, dan 1968 (Hongkong flu)
yang menyebabkan 1 juta kematian oleh virus ifluenza A subtipe H3N2.
Penyakit tersebut hingga saat ini masih mempengaruhi sebagian
besar populasi manusia setiap tahun. Virus influenza mudah bermutasi
dengan cepat, bahkan seringkali memproduksi strain baru di mana
manusia tidak mempunyai imunitas terhadapnya. Ketika keadaan ini
terjadi, mortalitas influenza berkembang sangat cepat. Di Amerika
Serikat epidemi influenza yang biasanya muncul setiap tahun pada
musim dingin atau salju menyebabkan rata-rata hampir 20.000
kematian. Sedangkan di Indonesia atau di negara-negara tropis pada

umumnya kejadian wabah influenza dapat terjadi sepanjang tahun dan


puncaknya akan terjadi pada bulan Juli.
Karena sifat-sifat materi genetiknya,

virus

influenza

dapat

mengalami evolusi dan adaptasi yang cepat, dapat melewati barier


spesies dan menyebabkan pandemic pada manusia. Burung air liar
dan itik menjadi sumber virus yang potensial sebagai pemicu pandemi
di

Indonesia. Sedangkan ternak babi

berperan sebagai tempat

reassortment virus avian influenza (VAI) dengan virus human influenza.


Burung puyuh dapat juga menjadi tempat reassortment dari VAI
asal berbagai burung yang dijual di pasar burung. Sementara
peternakan

unggas menyediakan hewan peka dalam jumlah yang

banyak yang memungkinkan VAI mengalami evolusi yang cepat. Suatu


Rencana Gawat Influenza diusulkan untuk segera dikembangkan.
WHO menyatakan bahwa awal tahun 2006 ini merupakan saat
terdekat terjadinya pandemi flu sejak pandemi terakhir tahun 1968.
Data yang ada menunjukkan bahwa wabah avian influenza hanya
kurang satu syarat lagi untuk menjadi calon pandemi, yaitu belum
ditemukan bukti penularan antarmanusia di masyarakat. Pengalaman
masa lalu, pandemi tahun 1918, misalnya, menunjukkan bahwa korban
manusia dapat sampai puluhan juta orang.
Diseluruh dunia hingga April 2007 terdapat 172 kasus flu burung
yang terkonfirmasi. Seperti dapat terlihat dari laporan WHO kasus
terbanyak di Vietnam (93 kasus) dan Indonesia menduduki peringkat
ke-2 dengan 81 kasus namun jumlah kematian di Indonesia yang
tertinggi, yaitu 63 dari 81 kasus.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi influenza ?
2. Bagaimana epidemiologi influenza?
3. Bagaimana etiologi influenza ?
4. Bagaimana sifat virus influenza ?
5. Bagaimana fase fase pandemi influenza ?
6. Bagaimana patofisiologi dan woc influenza ?
7. Bagaimana manifestasi klinis influenza ?
8. Bgaimana penatalaksanaan influenza ?
9. Bagaimana komplikasi influenza ?
10. Bagaimana pencegahan primer, sekunder, tersier influenza ?
11. Bagaimana pengendalian infeksi, pengobatan, dan terapi obat
influenza ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi influenza.
2. Untuk mengetahui epidemiologi influenza.
3. Untuk mengetahui etiologi influenza.
4. Untuk menegtahui sifat virus influenza.
5. Untuk mengetahui fase fase pandemi influenza.
6. Untuk mengetahui patofisiologi influenza.
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis influenza.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan influenza.
9. Untuk mengetahui komplikasi influenza.
10. Untuk mengetahui pencegahan primer, sekunder, tersier influenza.
11. Untuk mengetahui pengendalian infeksi, pengobatan, dan terapi
obat influenza.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN INFLUENZA
Influenza adalah penyakit infeksi

saluran

pernafasan

yang

disebabkan oleh virus influenza yang mudah menular. Penularan virus


dapat terjadi melalui udara pada saat orang berbicara,batuk dan
bersin.Influenza merupakan

penyakit

yang

umum terjangkit di

kalangan masyarakat.Penyakit ini sering di identikan dengan flu biasa


yang terkenal sebagai penyakit murah meriah. Padahal penyakit
influenza dan flu biasa memiliki tingkat bahaya yang berbeda.
Influenza dapat menjadi wabah yang menyebar dari satu kota ke kota
lain bahkan dari satu negara ke negara lain. Penyebaran virus ini tidak
bisa di prediksi dan di hentikan karena penularannya terjadi pada
masa satu hingga dua hari sebelum timbulnya gejala. Ketika gejala di
temukan, penyakit sudah menyebar luas sehingga berkembang
menjadi epidemi.
Virus influenza berasal dari famili Orthomyxoviridae. Sebenarnya
ada 5 jenis virus influenza yang telah ditemukan oleh para ilmuwan.

Yaitu virus influenza tipe A,B,C, virus influenza isavirus dan virus
influenza thogotovirus. Dari kelima virus influenza beberapa berbahaya
bagi manusia, yaitu virus influenza A, B dan C. Berdasarkan tingkat
bahayanya, virus influenza dibagi 3, yaitu:
1. Virus influenza A, virus ini menginfeksi manusia, mamalia dan
unggas. contohnya: flu burung, H5N1
2. Virus Influenza B, menginfeksi manusia dan binatang laut seperti
singa laut dan linsang.
3. Virus influenza C, menginfeksi manusia dan babi, contohnya: flu
biasa
Virus influenza A dan B menyebabkan epidemi musiman.
Sedangkan virus influenza tipe C tidak menyebabkan epidemi dan
merupakan

penyebab

flue

biasa

yang

biasanya

tidak

perlu

penanganan khusus akan sembuh dengan sendirinya. Namun jangan


menganggapnya sepele, karena semua infeksi virus influenza jika di
biarkan dapat memicu pneumonia yang dapat berakhir dengan
kematian.
Influenza adalah infeksi virus yang mempengaruhi terutama hidung,
tenggorokan, bronkus dan, sesekali, paru-paru. Infeksi biasanya
berlangsung selma sekitar seminggu , dan di tandai oleh demam
mendadak tinggi, sakitotot sakit kepala, dan malaise berat , batuk nonproduktif, sakit tenggorokan dan rintis .( WHO,2009)

B. EPIDEMIOLOGI INFLIENZA
Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat
di lingkungan masyarakat. Walaupun ringan penyakit ini tetap
berbahaya untuk mereka yang berusia sangat muda dan orang
dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien
yang berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau ganggugan
metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit yang dikenal tidak
berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim
dingin di negara beriklim dingin dan pada waktu musim hujan di negara
tropik. Pada saat ini sudah diketahui bahwa pada umumnya dunia
dilanda pandemi oleh influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian
pada pandemi ini dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih
tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-epidemik.
Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi
pada individu di atas 65 tahun, anak-anak usia muda, dan individu
dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak usia 0-4 tahun,
yang

berisiko

tinggi

komplikasi

angka

morbiditasnya

adalah

500/100.000 dan yang tidak berisiko tinggi adalah 100/100.000


populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970 hingga 1994-1995,
diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit
16.000 sampai 220.000/epidemik.

Kematian influenza dapat terjadi

karena pneumonia dan juga eksaserbasi kardiopulmoner serta


penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika dari 19 musim influenza
diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga

lebih dari 150 kematian / 100.000 penderita dengan usia > 65 tahun.
Lebih dari 90% kematian yang disebabkan oleh pneumonia dan
influenza terjadi pada penderita usia lanjut.
Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia,
dengan demikian Indonesia merupakan negara ke lima di Asia setelah
Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang terkena flu burung
pada manusia. Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus
A

(H5N1)

pada

manusia

yang

terbukti

secara

pemeriksaan

mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Kasus terbanyak dari Vietnam,


disusul Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia.

Hingga Agustus

2005, sudah jutaan ternak mati akibat avian influenza. Sudah terjadi
ribuan kontak antar petugas peternak dengan unggas yang terkena
wabah.

Ternyata

kasus

avian

influenza

pada

manusia

yang

terkonfirmasi hanya sedikit diatas seratus. Dengan demikian walau


terbukti adanya penularan dari unggas ke manusia, proses ini tidak
terjadi dengan mudah. Terlebih lagi penularan antar manusia,
kemungkinan terjadinya lebih kecil lagi.
C. ETIOLOGI INFLUENZA
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga
tipe ini dapat dibedakan dengan complement fixasion test.
Tipe A merupakan virus penyebab influenza yang bersifat epidemik.
Tipe B biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari
tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe C
adalah tipe yang diragukan patogenitasnya untuk manusia, mungkin
hanya menyebabkan gangguan ringan saja. Virus penyebab influenza

merupakan suatu orthomixovirus golongan RNA dan berdasarkan


namanya sudah jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk
myxoatau musin.
Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtipe berdasarkan
tanda berupa tonjolan protein pada permukaan sel virus. Ada 2 protein
petanda virus influenza A yaitu protein hemaglutinin dilambangkan
dengan H dan protein neuraminidase dilambangkan dengan N. Ada 15
macam protein H, H1 hingga H15, sedangkan N terdiri dari sembilan
macam, N1 hingga N9. Kombinasi dari kedua protein ini bisa
menghasilkan banyak sekali varian subtipe dari virus influenza tipe A.
Semua subtipe dari virus influenza A ini dapat menginfeksi unggas
yang merupakan pejamu alaminya, sehingga virus influenza tipe A
disebut juga sebagai avian influenza atau flu burung. Sebagian virus
influenza A juga menyerang manusia, anjing, kuda dan babi. Variasi
virus ini sering dinamai dengan hewan yang terserang, seperti flu
burung, flu manusia, flu babi, flu kuda dan flu anjing. Subtipe yang
lazim dijumpai pada manusia adalah dari kelompok H1, H2, H3 serta
N1, N2 dan disebut human influenza.
Sekarang ini dihebohkan dengan penyakit flu burung atau avian
influenza dimana penyebabnya adalah virun influenza tipe A subtipe
H5N1. Virus avian influenza ini digolongkan dalam Highly Pathogenic
Avian Influenza (HPAI).
D. SIFAT VIRUS INFLUENZA
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai
4 hari pada suhu 220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C.Mati pada

pemanasan 600C selama 30 menit atau 560C selama 3 jam dan


pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen,
disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan
alkohol 70%.
Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian
utama berupa: antigen S (atau soluble antigen), hemaglutinin dan
neuramidase. Antigen S merupakan suatu inti partikel virus yang terdiri
atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe.
Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung virus dan memegang
peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase juga menonjol
keluar dari selubung virus dan hanya memegang peran yang minim
8 pada imunitas. Selubung inti virus berlapis matriks protein sebelah
dalam dan membran lemak disebelah luarnya.
Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya
untuk mengubah antigen permukaannya (H dan N) baik secara cepat
atau mendadak maupun lambat. Peristiwa terjadinya perubahan besar
dari struktur antigen permukaan yang terjadi secara singkat disebut
antigenic shift.
Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit,
disebut antigenic drift. Antigenic shift hanya terjadi pada virus influenza
A dan antigenic drift hanya terjadi pada virus influenza B, sedangkan
virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari terjadinya
antigenic shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada
H dan N diantara human dan avian influenza virus melalui perantara
host ketiga. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa adanya proses

10

antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya virus yang lebih


ganas, sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya infeksi sistemik
yang berat karena sistem imun host baik seluler maupun humoral
belum

sempat

terbentuk. Sejak

dulu

diduga

kondisi

yang

memudahkan terjadinya antigenic shift adalah adanya penduduk yang


bermukim didekat daerah peternakan unggas dan babi. Karena babi
bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh avian maupun human virus
makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur
(mixing vesel) untuk penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari
kedua virus tersebut, sehingga menyebabkan terbentuknya subtiper
virus baru.
E. FASE-FASE PANDEMI INFLUENZA
Fase-fase pandemi influenza ini di tetapkan oleh WHO, digunakan
sebagai tanda apakah pandemi sudah akan terjadi dan persiapan apa
yang perlu dilakukan.
Fase 1
Tidak adanya subtype virus influenza baru pada manusia,terdapat
infeksi pada binatang (unggas)dengan risiko rendah penularan pada
manusia.
Fase 2
Tidak adanya subtype virus influenza baru pada manusia, terdapat
infeksi pada binatang (unggas) dengan risiko tinggi penularan pada
manusia. Periode waspada pandemic
Fase 3
Manusia terinfeksi dengan virus subtype baru, tidak adanya
penularan manusia ke manusia.
Fase 4

11

Penularan manusia ke manusia pada klaster kecil dan terlokalisir


pada area yang kecil
Fase 5
Klaster besar, masih terlokalisir, virus mulai beradaptasi ke
manusia.Periode Pandemi
Fase 6
Penularan yang meningkat dan tranmisi berkelanjutan pada
manusia.
Periode Pasca Pandemi.
Sampai dengan saat ini Indonesia berada dalam fase 3.\
F. PATOFISIOLOGI PENYAKIT INFLUENZA
Virus influenza A,B dan C masing-masing dengan banyak sifat
mutagenik yang mana virus tersebut dihirup lewat droplet mukus yang
terarolisis dari orang-orang yang terinfeksi. Virus ini menumpuk dan
menembus permukaan mukosa sel pada saluran napas bagian atas,
menghasilkan sel lisis dan kerusakan epithelium silia.
Neuramidase mengurangi sifat kental mukosa

sehingga

memudahkan penyebaran eksudat yang mengandung virus pada


saluran napas bagian bawah. Di suatu peradangan dan nekrosis
bronchiolar dan epithelium alveolar mengisi alveoli dan exudat yang
berisi leukosit, erithrosit dan membran hyaline. Hal ini sulit untuk
mengontrol influenza sebab permukaan sel antigen virus memiliki
kemampuan untuk berubah. Imunitas terhadap virus influenza A
dimediasi oleh tipe spesifik immunoglobin A (lg A) dalam sekresi nasal.
Sirkulasi lg G juga secara efektif untuk menetralkan virus. Stimulus lg
G adalah dasar imunisasi dengan vaksin influenza A yang tidak aktif.

12

Setelah nekrosis dan desquamasi terjadi regenerasi epithelium


secara perlahan mulai setelah sakit hari kelima. Regenerasi mencapai
suatu maximum kedalam 9 sampai 15 hari, pada saat produksi mukus
dan celia mulai tamapk. Sebelum regenerasi lengkap epithelium
cenderung terhadap invasi bakterial sekunder yang berakibat pada
pneumonia bakterial yang disebabkan oleh staphiloccocus Aureus.
Penyakit pada umumnya sembuh sendiri. Gejala akut biasanya 2
sampai 7 hari diikuti oleh periode penyembuhan kira-kira seminggu.
Penyakit ini penting karena sifatnya epidemik dan pandemik dan
karena angka kematian tinggi bersama sekunder. Resiko tinggi pada
orang tua dan orang yang berpenyakit kronik.
G. MANIFESTASI KLINIS
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari
setelah infeksi.Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau
perasaan dingin, namun demam juga sering terjadi pada awal infeksi,
dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 C (kurang lebih 100-103 F).
Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat
bangun dari tempat tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan
nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung
dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi:
1. Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil,
2.
3.
4.
5.
6.
7.

gemetar)
Batuk
Bersin
Hidung tersumbat
Nyeri tubuh, terutama sendi, otot dan tenggorok
Elelahan
Nyeri kepala

13

8. Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan


pada mulut, tenggorok, dan hidung
9. Mual dan muntah
Pada anak, gejala gastrointestinal
nyeri abdomen (dapat

menjadi

parah

pada

seperti diare dan


anak

dengan

influenza B).Kadangkala sulit untuk membedakan antara


selesma dan influenza pada tahap awal dari infeksi ini, namun
flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam tinggi mendadak
dengan kelelahan yang ekstrem. Diare biasanya bukan gejala
dari influenza dari anak, namun hal tersebut dapat dijumpai
pada sebagian kasus "flu burung" H5N1 pada manusia dan
dapat menjadi gejala pada anak-anak.

H. PENATA LAKSANAAN
Tidak terdapat tindakan yang spesifik untuk penangan influenza.
Penatalaksanaan medis biasanya berupa:
1. Simptomatik (sesuai dengan gejala yang muncul), sebab
2.
3.
4.
5.
6.
7.

antibiotic tidak efektif untuk infeksi virus


Bedtres
Peningkatan intake cairan jika tidak ada kontra indikasi
Obat kumur, untuk menurunkan nyeri tenggorokan
Antihistamin, untuk menurunkan rinorrhea
Vitamin C dan ekspektoran; serta
Vaksinasi

I. KOMPLIKASI
1. Radang paru (pneumonia)
adalah sebuah penyakit pada paru - paru di manapulmonary
alveolus (alveoli)yang

bertanggung

jawab

menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan.

14

Radang

paru-paru

dapat

disebabkan

oleh

beberapa

penyebab,termasuk infeksi oleh bakteria,virus, jamur,atau pasilan (


parasite).Radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri biasanya
diakibatkan

oleh

bakteri

streptococcus dan mycoplasma

pneumoniae.
2. Gagal jantung
adalah ketidak mampuan jantung untuk memasok aliran
darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh . Virus
influenza dapat menibulkan pembengkakan di seitar jntung atau
arteri yang menimbulkan gumpalan . inilah yang menyebabkan
serangan jantung.

J. PENCEGAHAN
1. Pencegahan primer
Infeksi virus

influenza

dapat

memberikan

kekebalan

terhadap infeksi dari virus yang sejenis. Tetapi karena virus ini
dapat bermutasi dengan mudah mengakibatkan seseorang dapat
mengalami influenza berulang-ulang. Salah satu pencegahan

15

adalah dengan menggunakan vaksin influenza yang mengandung


virus A dan B dan disebutkan dapat mengurangi terjadinya infeksi
yang disebabkan oleh virus H5N1 atau flu burung dan juga
pencegahan flu pada usia 5 50 tahun.
2. Pencegahan Sekunder
Golongan yang memerlukan vaksini ini antara lain usia > 65
th, memiliki penyakit kronis lainnya (paru-paru, jantung, darah dan
ginjal, Deabetes Melituss), memiliki gangguan sistem pertahanan
tubuh, dan petugas kesehatan. Dianjurkan untuk memberikan
vaksin sebelum musim dingin atau musim hujan. Selain itu
perubahan perilaku masyarakat dengan gaya hidup yang sehat
dapat mengurangi terjadinya penyakit influenza ini.
3. Pencegahan Tersier
Vaksinasi dalam jangka waktu lama untuk menurunkan
kemungkinan

terjadinya

sindrom

Reye.

Petugas

perawatan

kesehatan dan anggota keluargadi rumah adalah mereka yang


mempunyai resiko, yang dianjurkan untuk menerima vaksin untuk
menurunkan resiko penularan terhadap mereka yang rentan
terhadap influenza. Kampaye vaksin di antara petugas perawatan
kesehatandan pasien harus diintensifitas pada saat terbukti adanya
penyakit influenza di komunitas.
Pasien yang dirawat dengan perkiraan atau terbukti
menderita influenza harus ditempatkan di ruangan tersendiri atau
ruangan dengan pasien yang terbukti menderita influenza. Untuk
kemungkinan yang luas, ruangan harus dipilih yang menyediakan

16

tekanan udara yang negatif terhadap jalur udara. Petugas yang


melakukan perawatan untuk pasien harus menggunakan masker.
Ada beberapa kebiasaan yang di sarankan untuk dilakukan
sebagai upaya pencegahan lebih dini.
a. Mencuci tangan
Sebagian besar virus flu dapat menyebar melalui kontak
langsung. Seseorang yang bersin dan menutupnya dengan
tangan kemudian dia memegang telepon, keyboard komputer,
atau gelas minum, maka virusnya akan mudah menular pada
orang lain yang menyentuh benda-benda tersebut.
Virus mampu bertahan hidup berjam-jam bahkan hingga
berminggu-minggu. Oleh karena itu, usahakan untuk mencuci
tangan sesering mungkin.
b. Jangan menutup bersin dengan tangan
Bila kita menutup bersin dengan tangan, maka virus flu akan
mudah menempel pada tangan dan dapat menyebar pada
orang lain.Jika kita merasa ingin bersin atau batuk, gunakanlah
tisu dan kemudian segera membuangnya.
c. Jangan menyentuh muka
Virus flu masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung,
maupun mulut. Menyentuh muka merupakan cara yang paling
umum dilakukan oleh anak-anak yang terserang flu dan
akhirnya menjadi cara mudah menularkan virus tersebut pada
orang lain di sekitarnya.
d. Minum banyak air
Air berfungsi untuk membersihkan racun dari dalam tubuh
dan memberikan cairan pada tubuh. Orang dewasa yang sehat
umumnya membutuhkan delapan gelas air per hari.

17

Bagaimana menandai bahwa tubuh kita sudah mendapatkan


cairan yang cukup? Jika warna urine berwarna relatif jernih
berarti

tubuh

kita

memang

mendapatkan

cukup

cairan,

sebaliknya jika berwarna kuning gelap berarti tubuh kita


memerlukan lebih banyak cairan lagi.

K. PENGENDALIAN INFLUENZA
1. Pengendalian Infeksi
Cara yang cukup efektif untuk menurunkan penularan
influenza salah satunya adalah menjaga kesehatan pribadi dan
kebiasaan higienis yang baik: seperti tidak menyentuh mata, hidung
dan mulut; sering mencuci tangan (dengan air dan sabun, atau
dengan cairan pencuci berbasis alkohol); menutup mulut dan
hidung saat batuk dan bersin, menghindari kontak dekat dengan
orang yang sakit; dan tetap berada di rumah sendiri saat sedang
sakit. Tidak meludah juga disarankan.Walaupun masker wajah
dapat membantu mencegah penularan saat merawat orang yang
sakit terdapat bukti-bukti yang bertentangan mengenai manfaat hal
tersebut pada masyarakat.Merokok meningkatkan risiko penularan
influenza, dan juga menimbulkan gejala penyakit yang lebih berat.
Karena influenza menyebar melalui aerosol dan kontak
dengan permukaan yang terkontaminasi, pembersihan permukaan
tersebut

dapat

membantu

mencegah

sebagian

dari

infeksi. Alkohol merupakan bahan sanitasi yang efektif terhadap


virus influenza, sementara senyawa amonium kuarterner dapat

18

dipergunakan bersamaan dengan alkohol sehingga efek sanitasi


tersebut dapat bertahan lebih lama. Di rumah sakit, senyawa
amonium

kuarterner

dan bahan

pemutih dipergunakan

untuk

membersihkan ruangan dan peralatan yang sebelumnya dipakai


oleh pasien dengan gejala influenza. Di rumah, hal tersebut dapat
dilakukan dengan efektif dengan mempergunakan bahan pemutih
chlorine yang diencerkan.
Pada pandemi yang lalu, penutupan sekolah, gereja, dan
bioskop memperlambat penyebaran virus namun tidak memiliki
dampak yang besar terhadap angka kematian keseluruhan. Belum
dapat dipastikan apakah menurunkan pertemuan publik, misalnya
dengan menutup sekolah dan tempat kerja, akan menurunkan
penularan karena orang yang menderita influenza bisa saja masih
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain; pendekatan seperti
ini juga akan sulit untuk dilakukan dan mungkin tidak disukai.
Apabila sejumlah kecil orang mengalami infeksi, mengisolasi orang
yang sedang sakit dapat mengurangi risiko penularan.
2. Pengobatan
Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak
beristirahat,meminum

banyak

penggunaan alkohol dan rokok,dan

cairan,menghindari
apabila

diperlukan,

mengonsumsi obat seperti asetaminofen (parasetamol) untuk


meredakan gejala demam dan nyeri otot yang berhubungan
dengan flu. Anak-anak dan remaja dengan gejala flu (terutama
demam) sebaiknya menghindari penggunaan aspirinpada saat

19

infeksi influenza (terutama influenza tipe B), karena hal tersebut


dapat menimbulkan Sindrom Reye, suatu penyakit hati yang langka
namun memiliki potensi menimbulkan kematian. Karena influenza
disebabkan oleh virus, antibiotik tidak memiliki pengaruh terhadap
infeks

kecuali

diberikan

untukinfeksi

sekunder seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat


efektif, namun sebagian galur influenza dapat menunjukkan
resistensi terhadap obat-obat antivirus standar.
3. Terapi Obat
a. Antipyretic : ASA 600 mg secara oral, 4 jam bagi dewasa;
acetaminophen bagi anak-anak.
b. Agent adrenergic : Phenylephrine (Neo-Synephrine), 0,25%, 2
tetes pada tiap-tiap nostril bagi kongesti nasal.
c. Agent antitussive : Terpin hydrat dengan codeine, 5-10 ml PO q
3-4 jam untuk dewasa apabila batuk.
d. Agent antiinfektif : Amantadine 100 mg PO atau untuk durasi
epidemik (3-6 minggu) untuk orang-orang beresiko tinggi
berumur diatas 9 tahun bisa juga diberikan kepada orang-orang
berumur diatas 65 tahun tetapi takaran dikurangi untuk orang
dengan gagal fungsi.
e. Imunisasi aktif : Vaccine, 0,5ml IM untuk dewasa; 0,25 ml untuk
bayi 6-35 bulan; 0,5 ml IM untuk anak-anak 3-12 tahun; untuk
bayi dan anak-anak berikan 2 dosis pada interval 4 minggu.

20

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
1. nfluenza adalah penyakit menular yang menyerang saluran napas,
dan sering menjadi wabah yang diperoleh dari menghirup
virus influenza.
2. Penyebab penyakit ini :Virus Influsenza tipe A, B, dan C yang
disebabkan

oleh virus

RNA dari familiOrthomyxoviridae (virus

influenza), yang menyerangunggas dan mamalia.

21

3.

Gejala : menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala


berat, batuk, kelemahan, rasa tidak nyaman secara umum, mual

dan muntah, terutama pada anak-anak.


4. Pencegahan adalah dengan menggunakan vaksin influenza yang
5.

mengandung virus A dan B.


Penatalaksanaannya : dengan vaksinasi. Simptomatik (sesuai
dengan gejala yang muncul), sebab antibiotic tidak efektif untuk

infeksi virus.
B. SARAN
Jagalah kesehatan yang telah diberikan allah sebagai anugrah
terbesar sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat
mengganggu aktifitas kita sehari-hari dengan melakukan pencegahan
di secara dini dan jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan,
tempat.
DAFTAR PUSTAKA
http//: www.goolge.co.id.virus+influenza&meta
http//:www.info.gor.hk/info/influenza. Htm
http://abidinblog.blogspot.com/2009/10/FIRUS influenza.html

22

Anda mungkin juga menyukai