Anda di halaman 1dari 18

PENYAKIT ANTRAKS

Disusun oleh :
1. Eka Radiyani Oktavia (020116A012)
2. Mirnawati (020116A018)
ANTRAKS
 Penyakit Antraks adalah termasuk salah satu
penyakit Zoonosa yang disebabkan oleh Bacillus
anthracis terutama pada hewan memamah biak
(sapi dan kambing). Penyakit Antraks atau
disebut juga Radang Lympha, Malignant
pustule, Malignant edema, Woolsorters disease,
Rag pickersdisease, Charbon. Penyakit Antraks
merupakan salah satu penyakit menular yang
dapat menimbulakan wabah.
GAMBARAN KLINIS ANTRAKS DIBAGI MENJADI
4 BENTUK :
A. Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Masa inkubasi antara 1-5 hari ditandai dengan adanya
papula pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit,
yang dalam waktu 2-3 hari membesar menjadi vesikel berisi
cairan kemerahan, kemudian haemoragik dan menjadi
jaringan nekrotik berbentuk ulsera yang ditutupi kerak
berwarna hitam, kering yang disebut Eschar (patognomonik).
Selain itu ditandai juga dengan demam, sakit kepala dan
dapat terjadi pembengkakan lunak pada kelenjar limfe
regional. Apabila tidak mendapat pengobatan, angka
kematian berkisar 5-20%.
SALURAN PENCERNAAN (GASTROINTESTINAL
ANTHAX)

B. Masa inkubasi 2-5 hari. Penularan melalui


makanan yang tercemar kuman atau spora misal daging,
jerohan dari hewan, sayur- sayuran dan sebagainya, yang
tidak dimasak dengan sempurna atau pekerja peternakan
makan dengan tengan yang kurang bersih yang tercemar
kuman atau spora antraks. Penyakit ini dapat berkembang
menjadi tingkat yang berat dan berakhir dengan kematian
dalam waktu kurang dari 2 hari. Angka kematian tipe ini
berkisar 25-75%. Gejala antraks saluran pencernaan
adalah timbulnya rasa sakit perut hebat, mual, muntah,
tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut
yang kadang-kadang disertai darah, hematemesis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar limfe
daerah inguinal (lipat paha), perut membesar dan keras,
kemudian berkembang menjadi ascites dan oedem scrotum
serta sering dijumpai pendarahan gastrointestinal..
ANTRAKS PARU-PARU (PULMONARY ANTHRAX)

Masa inkubasi : 1-5 hari (biasanya 3-4 hari). Gejala


klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-
tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala
semakin berkembang dengan gangguan respirasi
berat, demam, sianosis, dispneu, stridor, keringat
berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah
dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari
setelah gejala klinis timbul.
ANTRAKS MENINGITIS (MENINGITIS ANTHRAX)

Terjadi karena komplikasi bentuk antraks yang


lain, dimulai dengan adanya lesi primer yang
berkembang menjadi meningitis hemoragik dan
kematian dapat terjadi antara 1-6 hari. Gambaran
klinisnya mirip dengan meningitis purulenta akut
yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang-kejang
umum, penurunan kesadaran dan kaku kuduk.
ETIOLOGI
 . Bacillus anthracis, kuman berbentuk batang
ujungnya persegi dengan sudut-sudut tersusun
berderet sehingga nampak seperti ruas bambu
atau susunan bata, membentuk spora yang
bersifat gram positif. Basil bentuk vegetatif
bukan merupakan organisme yang kuat, tidak
tahan hidup untuk berkompetisi dengan
organisme saprofit. Basil Antraks tidak tahan
terhadap oksigen, oleh karena itu apabila sudah
dikeluarkan dari badan ternak dan jatuh di
tempat terbuka, kuman menjadi tidak aktif lagi
 Masa Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit antraks
adalah 7 hari, pada umumnya berkisar
antara 2 – 5 hari.
 Sumber dan Cara Penularan
Sumber penyakit antraks adalah
hewan ternak herbivora. Manusia
terinfeksi antraks melalui kontak dengan
tanah, hewan, produk hewan yang
tercemar spora antraks. Penularan juga
bisa terjadi bila menghirup spora dari
produk hewan yang sakit seperti kulit dan
bulu.
PENGOBATAN
 Peniciline masih merupakan antibiotika yang paling ampuh, dengan
cara pemberian tergantung tipe dan gejala klinisnya, yaitu:
 1) Antraks Kulit
 Procain Penicilline 2 x 1,2 juta IU, secara IM, selama 5-7 hari
 Benzyl Penicilline 250.000 IU, secara IM, setiap 6 jam, sebelumnya
harus dilakukan skin test terlebih dahulu.
 Apabila hipersensitif terhadap penicilline dapat diganti dengan
tetracycline, chloramphenicol atau erytromicine.
 2) Antraks Saluran Pencernaan & Paru
 Penicilline G 18-24 juta IU perhari IVFD, ditambahkan dengan
Streptomycine 1-2 g untuk tipe pulmonal dan tetracycline 1 g perhari
untuk tipe gastrointestinal.
 Terapi suportif dan simptomatis perlu diberikan, biasanya plasma
expander dan regimen vasopresor. Antraks Intestinal menggunakan
Chloramphenicol 6 gram perhari selama 5 hari, kemudian
meneruskan 4 gram perhari selama 18 hari, diteruskan dengan
eritromisin 4 gram perhariuntuk menghindari supresi pada sumsum
tulang.
EPIDEMOLOGI
KASUS KEJADIAN KLB ANTRAKS
 Pada tahun 2010 dilaporkan kasus Antraks
sebanyak 28 kasus dengan meninggal 1 orang
(CFR 3,6%) yang terjadi di Kabupaten Sragen
Provinsi Jawa Tengah yaitu 24 kasus 1 orang
meninggal dan Provinsi Sulawesi Selatan di
Kabupaten Maros 3 kasus dan Kota Makassar 1
kasus. Pada tahun 2011 sampai dengan bulan
Juni dilaporkan kasus Antraks sebanyak 42
kasus dan tidak ada kasus yang meninggal.
Kasus antraks terjadi di Kabupaten Boyolali
dengan 14 kasus, Sragen 13 kasus, Pati 1 kasus
dan Provinsi NTT terjadi 14 kasus
KEJADIAN LUAR BIASA PADA PENYAKIT
ANTRAKS

1) Penyelidikan KLB
 Penyelidikan lapangan dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya kasus
lain, terutama pada kelompok rentan terpapar
kuman atau spora antraks. Pengambilan
specimen dengan cara cairan/pus diambil dengan
aspirasi, bila lesi kulit (bula) masih utuh, atau
diusap dengan lidi kapas steril, kemudian
dimasukkan ke dalam botol steril. Demikian pula
untuk sputum, tinja darah, maupun LCS.
Pengiriman spesimen bisa tanpa atau dengan
media transport ke laboratorium
PENANGGULANGAN KLB
 Penyuluhan masyarakat tentang antraks dan upaya
penanggulangannya. Setiap orang yang menderita penyakit
dengan gejala-gejala antraks segera berobat ke Puskesmas atau
RS terdekat.
 Perlakuan terhadap jenazah karena antraks mengikuti prinsip
pemulasaraan jenazah dengan penyakit menular sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
 Hewan harus disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH) bila
dipotong di luar RPH harus mendapat ijin dahulu dari Dinas
Peternakan setempat
 Tidak diperbolehkan menyembelih hewan sakit antraks.
 Tidak diperbolehkan mengkonsumsi daging yang berasal dari
hewan yang sakit antraks.
 Dilarang membuat atau memproduksi barang-barang yang
berasal dari hewan sakit atau mati karena penyakit antraks.
 Hewan yang rentan terhadap penyakit antraks seperti sapi,
kerbau, kambing, domba, kuda secara rutin harus divaksinasi
terhadap penyakit antraks. Vaksinasi dilakukan oleh Dinas
Peternakan setempat
SURVEILANS KETAT PADA KLB ANTRAKS

 Perkembangan kasus baru dan kematian


antraks menurut bentuk penyakit, waktu mulai
sakit, tempat tinggal, dan jenis tempat bekerja.
Perkembangan kasus-kasus kesakitan dan
kematian hewan tersangka antraks menurut
tempat dan jenis hewan.
SISTEM KEWASPADAAN DINI PADA KLB
 Peningkatan SKD-KLB di daerah endemis
antraks pada manusia dengan bekerjasama
dengan sektor peternakan
 Pada saat perayaan hari Raya/idul fitri terutama
lokasi pemotongan hewan yang perlu
diwaspadai.

Anda mungkin juga menyukai