Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

MENULAR
”PENYAKIT ANTRAKS”

Kelompok VI
Febriani Aulia Ramadani
Donny Eka Putra
M. Toressa
Rifqi Ifqor
Fitri Hayati
Sherly Rahmadani
Shierly Tiara Oktamaidi
Penyakit Antraks

Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat


mematikan yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis
dalam bentuknya yang paling ganas. Antraks bermakna
"batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan
karena kulit para penderita berubah hitam. Antraks paling
sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah
dijinakkan.Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat
ditularkan dari hewan ke manusia, namun tidak dapat
ditularkan antara sesama manusia. Penyakit Antraks atau
disebut juga Radang Lympha, Malignant pustule,
Malignant edema, Woolsorters disease, Rag
pickersdisease, Charbon.
Etiologi
Bacillus anthracis, kuman berbentuk batang
ujungnya persegi dengan sudut-sudut tersusun
berderet sehingga nampak seperti ruas bambu atau
susunan bata, membentuk spora yang bersifat gram
positif.
Bacillus antracis penyebab penyakit antraks
mempunyai dua bentuk siklus hidup, yaitu fase
vegetatif dan fase spora.
Faktor Risiko Kasus Antraks Pada Manusia
Sumber penyakit antraks adalah hewan ternak
herbivora.Manusia terinfeksi antraks melalui kontak dengan
tanah, hewan, produk hewan yang tercemar spora
antraks.Penularan juga bisa terjadi bila menghirup spora
dari produk hewan yang sakit seperti kulit dan bulu.
Penularan penyakit antraks pada manusia pada
umumnya karena manusia mengonsumsi daging yang
berasal dari ternak yang mengidap penyakit tersebut,
disamping itu penularan pada manusia dapat melalui
luka.Antraks atau dikenal dengan radang limpa pada
hewan dapat menyerang hewan: Sapi, Babi, Kuda,
Kerbau, Kambing, Domba, Binatang buas, Burung unta, itik
dan Angsa.
Defenisi Operasional :
Rata-rata masa inkubasi antraks lebih dari 7 hari,
bisa juga 60 hari bahkan lebih tergantung lamanya gejala
terbentuk.
Gejala klinis antraks pada manusia dibagi menjadi 4
bentuk yaitu :
 Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
Masa inkubasi antara 1-5 hari
 Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
Masa inkubasi 2-5 hari
 Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
Masa inkubasi : 1-5 hari (biasanya 3-4 hari).
 Antraks Meningitis (Meningitis Anthrax)
Terjadi komplikasi dengan adanya lesi primer yang
berkembang menjadi meningitis hemoragik dan kematian
dapat terjadi antara 1-6 hari
Algoritma Pelaporan
a. Langkah pelaporan
 Apabila ada masyarakat yang miliki ciri-ciri penyakit
antraks tenaga survailans epidemiologi akan
melakukan penyelidikan tentunya dengan hasil
pemeriksaan penunjang/lab.
 Melaporkan kepada puskesmas yang menjadi
wilayah penyelidikan
 Pikak muskesmas melaporkan ke Dinkes Kab/Kota
 Dinkes Kab/Kota melaporkan ke Dinkes Provinsi
 Dinkes Provinsi melaporkan ke Kementrian
Kesehatan RI
Untuk memantau kesehatan ternak secara
umum di suatu wilayah (dukuh, desa, kecamatan),
khususnya terhadap penyakit antraks.Petugas Dinas
Peternakan/Pertanian harus mampu merangkul
seluruh anggota kelompok tani ternak di wilayahnya
agar mau melaporkan kondisi kesehatan ternaknya
dari waktu ke waktu.Peternak harus diyakinkan
bahwa ternak yang keluar (dijual) atau yang masuk
(dibeli) benar-benar dalam keadaan sehat, dan
pengawasan lalu lintas ternak antarprovinsi
hendaknya lebih diperketat.
Respon Masyarakat Terhadap Kasus

 Pembinaan dan Bimbingan


Hubungan baik antara petugas atau tim pembina
dan pembimbing dengan masyarakat peternak harus
tetap dipelihara dan dipupuk, melalui kegiatan
pendidikan atau pelatihan, penyuluhan maupun
sarasehan secara berkala, utamanya di kawasan
endemik antraks.
Langkah Penanganan terhadap Kawasan Penyakit
Antraks:
 Penutupan wilayah terhadap lalu lintas (keluar-
masuk) ternak maupun lalu lintas umum.
 Mengisolasi ternak yang sakit pada suatu tempat
yang terpindah dari lalu lintas ramai.
 Penyuci hamalan ternak yang sakit, dengan cara:
lantai ditaburi kapur, membuka atap kandang
hingga sinar matahari dapat menjangkau seluruh
luasan kandang selama pengistirahatan kandang
dan gunakan desinfektan yang sesuai untuk seluruh
permukaan dan bagian kandang.
 Segera lakukan vaksinasi terhadap seluruh ternak
yang masih sehat di seluruh kawasan.
Pencegahan dan Pengobatan

a. Langkah Pencegahan
Pemberian vaksin antraks, kepada :
 Orang yang bekerja langsung di laboratorium
 Orang yang bekerja dengan kulit atau bulu hewan yang
diimpor atau di daerah dimana standar tidak cukup
untuk mencegah infeksi spora antraks
 Orang yang menangani produk hewan yang berpotensi
terinfeksi di daerah daerah insiden tinggi
 Anggota militer yang dikerahkan ke daerah daerah
dengan resiko tinggi untuk terkena
 BioThrax atau Antraks vaksin diserap a. Dibuat oleh
Bioport dan jalur paparan tidak penting
 Diberikan secara subkutan 5 mL pada minggu 0,2 dan 4
dan pada bulan 6, 12, dan 18 serta dosis tinggi pada
interval 1 tahun.
 Yakinkan tidak ada ternak sakit yang disembelih dan
dagingnya dikonsumsi oleh masyarakat. Bila ada,
segera bawa konsumen ke rumah sakit untuk
mendapat penanganan atau perawatan
selanjutnya.
 Bakar bangkai ternak yang mati sampai habis atau
kubur pada kedalaman 2,50 m di dalam tanah.
Sebelum bangkai ditimbun dengan tanah, tutuplah
dengan kapur atau disiram dengan larutan formalin.
 Obati ternak yang terserang pada gejala awal dan
isolasikan.
b. Langkah Pengobatan
Dengan pemberian antibiotik seperti
clindamycin, rifampicin,plus golongan quinolone
(levofloksasin), ataupun Peniciline.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai