Anda di halaman 1dari 3

FILARIASIS

No. Dokumen :

No.Revisi :
SPO Tgl. Terbit :

Halaman :1/1

KABUPATEN Sudarni Geno,SKM


KOLAKA TIMUR

1.Pengertian Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh


cacing filarial yang menyerang saluran kelenjar getah bening.Jenis
cacing filaria yaitu wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori.
2.Tujuan Untuk Mengetahui penanganan Filariasis

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Lalolae Nomor : /SK/PKM-LL/UKP


tentang kewajiban penanggung jawab program filariasis.
4.Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 94 tahun
2014 Tentang Penanggulangan Filariasis
5.Alat Alat tulis

6.Prosedur Pemberian obat Massal pencegahan (POMP) filariasis merupakan


bagian dari program eliminasi Filariasis,Program Eliminasi Filariasis
terdiri dari:
1. Pendataan sasaran POMP filariasis
2. Pemberian obat massal Pencegahan Filariasis
POMP Filariasis diberikan Satu kali setahun selama 5 tahun
berturut-turut.
3.
7.Prosedur PENATALAKSANAAN
Terapi filariasis bertujuan untuk mencegah atau memperbai
perjalanan penyakit, antara lain dengan:
a. Memelihara kebersihan kulit.
b. Fisioterapi kadang diperlukan pada penderita limfedem
kronis.
c. Obatantifilaria adalahDiethyl carbamazine citrate
Ivermektin.
d. DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewas
Ivermektin merupakan antimikrofilaria yang kuat, tetapi tida
memiliki efek makrofilarisida.
e. Dosis DEC 6 mg/kgBB, 3 dosis/hari setelah makan, selam
12 hari, pada TropicalPulmonary Eosinophylia
pengobatan diberikan selama tiga minggu.
f. Efek samping bisa terjadi sebagai reaksi terhadap DEC ata
reaksi terhadap cacing dewasa yang mati. Reaksi tubu
terhadap protein yang dilepaskan pada saat cacingdewas
mati dapat terjadi beberapa jam setelah pengobatan, didap
2 bentuk yang mungkin terjadi yaitu reaksi sistemik da
reaksi lokal:
1. Reaksi sistemik berupa demam,sakit kepala, nye
badan, pusing, anoreksia, malaise dan muntah-munta
Reaksi sistemik cenderung berhubungan denga
intensitas infeksi.
2. Reaksi lokal berbentuk limfadenitis,abses,dan transie
limfedema. Reaksi lokal terjadi lebih lambat namu
berlangsung lebih lama dari reaksi sistemik.
3. Efek samping DEC lebih berat pada penderi
onchorcerciasis, sehingga obat tersebut tidak diberika
dalam program pengobatan masal didaerah endem
filariasis dengan ko-endemis Onchorcercia valvulus
g. Ivermektin diberikan dosis tunggal 150 ug/kg BB efek
terhadap penurunan derajat mikrofilaria W.bancrofti
pada filariasis oleh Brugia spp. penurunan tersebut bersif
gradual. Efek samping ivermektin sama dengan DEC
kontraindikasi ivermektinyaitu wanita hamil dan anakkuran
dari 5 tahun. Karena tidak memiliki efek terhadap cacin
dewasa, ivermektin harus diberikan setiap 6 bulan atau 1
bulan untuk menjaga agar derajat mikrofilaremia teta
rendah.
h. Pemberian antibiotik dan/atau antijamur akan menguran
serangan berulang, sehingga mencegah terjadiny
limfedema kronis.
i. Antihistamin dan kortikosteroid diperlukan untuk mengata
efek samping pengobatan. Analgetik dapat diberikan bi
diperlukan.
j. Pengobatan operatif, kadang-kadang hidrokel kron
memerlukan tindakan operatif, demikian pula pada chylur
yang tidak membaik dengan terapi konservatif.

KONSELING DAN EDUKASI


Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengen
penyakit filariasis terutama dampak akibat penyakit dan car
penularannya. Pasien dan keluarga juga harus memaham
pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui:
a. Pemberantasan nyamuk dewasa.
b. Pemberantasan jentik nyamuk.
c. Mencegah gigitan nyamuk.
Setelah pengobatan, dilakukan kontrol ulang terhadap gejala da
mikrofilaria, bila masih terdapat gejala dan mikrofilaria pad
pemeriksaan darahnya, pengobatan dapatdiulang 6 bula
kemudian.

KRITERIA RUJUKAN
Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila geja
tidak membaik dengan pengobatan konservatif.

Poli Pengobatan, Kasir,UGD


7.Unit terkait
8.Dokumen Buku rekam medis pasien
Terkait

Anda mungkin juga menyukai