Anda di halaman 1dari 10

Diare

Oleh : Mirnawati

PROGRAM STUDI KESEHATAN


MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALIYO
2017
Pengertian

 Menurut WHO diare adalah buang air


besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air
besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengankonsistensi feses encer
dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lender da
n darah
Penyebab

 Infeksi enteral
Infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella
 Infeksi parenteral
Merupakan infeksi di luar sistem pencernaan seperti:
otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis
 Faktor Malabsorbsi
Intoleransi laktosa, Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
Faktor Makanan

 Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan


basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan
tertentu.
3. Faktor Psikologis

 Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa


takut dan cemas)
TANDA DAN GEJALA

 1). Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,


nafsu makan berkurang.
 2). Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 3). Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
 4). Anus
dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat ban
yaknya asamlaktat.
 5). Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli tmenurun),
ubun-
ubun dan mata cekungmembrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
 6). Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, anak sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
soporakomatus) sebagai akibat hipovokanik.
 7). Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
 8). Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan
dalam .
KOMPLIKASI

 1). Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik,


isotonic atau hipertonik).
 2). Renjatan hipovolemik. Dengan tanda-tanda : Mata mendelik,
pandangan kosong, serta ada gerakan-gerakan tangan kaki.
 3). Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektrokardiagram).
 4). Hipoglikemia.
 5). Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim
lactase karena kerusakan vilimukosa, usus halus.
 6). Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
 7). Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan.
PENCEGAHAN

 1). Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan
setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
 2). Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih
agar tidak ada lalat.
 3). Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
 4). Makanan harus selalu tertutup
 5). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan
untuk tidak membeli makanan di jajanan terbuka
 6). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare
selain air harus bersih juga harus dimasak
 7). Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak
setiap mau digunakan
 8). Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih
dahulu
Pengobatan di rumah

 a. Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian


(Bila masih diberi ASI).
 b. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air
matang sebagai tambahan.
 c. Jika tidak diberi ASI
ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur, air
tajin atau air matang.
 d. Berikan oralit , dengan cara
 1. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
 2. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
 3. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok.
Kapan anak harus dibawa ke rumah
sakit ?

 a. Anak muntah tiap kali minum,


Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan de
hidrasi berat.
 b. Demam
 c. Adanya lender dan darah dalam tinja

Anda mungkin juga menyukai