4. PATOFISIOLOGI
5. TANDA DAN GEJALA
a) Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
b) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
c) Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
d) Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.
e) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun
dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
f) Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, soporakomatus) sebagai akibat
hipovokanik.
g) Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
h) Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam
(Kusmaul).
6. KLASIFIKASI DIARE
7. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakan-gerakan
tangan kaki.
d. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektrokardiagram).
e. Hipoglikemia.
f. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan
vilimukosa, usus halus
g. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
h. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
7 PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
1). Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis bermain,
memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2). Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada lalat.
3). Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4). Makanan harus selalu tertutup
5). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak membeli
makanan di jajanan terbuka
6). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air harus bersih
juga harus dimasak
7). Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau digunakan
8). Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu
8 PENATALAKSANAAN DI RUMAH
a. Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
b. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
c. Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur, air tajin atau
air matang.
d. Berikan oralit , dengan cara
1. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
2. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
3. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10 menit, kemudian
berikan lagi
Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5 hari atau
semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya segera dibawa berobat
ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah agar
anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien terus diberi minum
untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:
e. Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan dehidrasi berat.
f. Demam
g. Adanya lender dan darah dalam tinja