Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR DIARE

1. LATAR BELAKANG DIARE


Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang encer atau berair.
Selain membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat menyebabkan dehidrasi, dan ruam bila si kecil
yang masih pakai popok. Bila si buah hati mengalami diare, langkah pertama yang harus kita lakukan
adalah mengetahui penyebab diare, karena gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh banyak hal.
Penyebab diare bisa diketahui dari gejala-gejala yang muncul, dengan mengetahui penyebab diare,
bunda dapat menentukan pertolongan yang tepat bagi si kecil.
Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam
satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga bisa
disertai darah atau lendir tergantung pada penyebabnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak
Indonesia), anak dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering”
dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan
demam mendahului gejala mencretnya.
2. PENGERTIAN
Beberapa pengertian diare
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200
ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lender
dan darah (Ngastiyah, 1997).
3. PENYEBAB
A. Faktor infeksi
- Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi
infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
- Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
B. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan
penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
C. Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
D. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

4. PATOFISIOLOGI
5. TANDA DAN GEJALA
a) Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
b) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
c) Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
d) Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.
e) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun
dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
f) Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat,
pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, soporakomatus) sebagai akibat
hipovokanik.
g) Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
h) Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam
(Kusmaul).

6. KLASIFIKASI DIARE

7. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakan-gerakan
tangan kaki.
d. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektrokardiagram).
e. Hipoglikemia.
f. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan
vilimukosa, usus halus
g. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
h. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
7 PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
1). Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis bermain,
memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2). Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada lalat.
3). Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4). Makanan harus selalu tertutup
5). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak membeli
makanan di jajanan terbuka
6). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air harus bersih
juga harus dimasak
7). Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau digunakan
8). Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu

8 PENATALAKSANAAN DI RUMAH
a. Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
b. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
c. Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur, air tajin atau
air matang.
d. Berikan oralit , dengan cara
1. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
2. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
3. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10 menit, kemudian
berikan lagi
Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5 hari atau
semakin memburuk sehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya segera dibawa berobat
ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah agar
anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien terus diberi minum
untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:
e. Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan dehidrasi berat.
f. Demam
g. Adanya lender dan darah dalam tinja

Anda mungkin juga menyukai