Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

Disusun Oleh:

EGA NUR AFIDAH

SN211047

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2022
LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Gastroenteritis atau diare adalah penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari)
disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah
dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2011).
Diare merupakan pengeluaran feses yang berbentuk tidak normal
dan cair. Bisa juga didefinisikan dengan buang air besar yang tidak
normal dan berbentuk cair dengan frekuensi BAB lebih dari biasanya.
Bayi dapat dikatakan diare bila BAB sudah lebih dari 3 kali sehari
buang air besar, dan sedangkan neonatus dikatakan diare jika sudah
buang air besar sebanyak lebih dari 4 kali dalam sehari. (Lia dewi,
2014).
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal
dimana buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses
yang encer/cair dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau
lender yang merupakan akibat dari terjadinya proses implamasi pada
lambung atau usus (Wijayaningsih, 2013).

2. Etiologi
a. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab umtama diare pada anak, infeksi internal,
meliputi :
1) Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, sampylobacter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya.
2) Infeksi virus
Entrovirus (Virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis,
adenovirus, rotavirus, astovirus dan lain-lain.
3) Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.

b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida pada bayi dan
anak malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan
d. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dan bakteri tinja.
Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang
tinja atau sebelum mengkonsumsi makanan.
e. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat
merangsang peningkatan peristaltik usus (Guyton & Hall, 2011)

3. Manifestasi Klinik
Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan manifestasi
klinis dari diare, yaitu:
a. Nyeri perut (abdominal discomfort).
b. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
c. Rasa perih di ulu hati.
d. Rasa lekas kenyang.
e. Nafsu makan berkurang.
f. Perut kembung, rasa panas di dada dan perut.
g. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).
h. Demam dan lemah.
i. Membrane mukosa mulut dan bibir kering.
j. Diare.
k. Pontanel cekung.

4. Komplikasi

Komplikasi colic renal menurut (Ajis, 2018) yaitu :


a. Dehidrasi
b. Renyatan Hiporomelik
c. Kejang
d. Bakterikimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikimia

5. Patofisiologis dan Pathway

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah yang


pertama terjadi gangguan pada sekresi akibat gangguan tertentu
(misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus. Kedua gangguan osmotik
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare. Ketiga gangguan pada
motilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare,
sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula
(Ajis, 2018).
pathway
6. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan
Penatalaksanaan Farmakologis Menurut Bruner & Suddart (2014):
a. Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada upaya mengontrol
gejala, mecegah komplikasi dan menyingkirkan atau mengatasi
penyakit penyebab. Medikasi tertentu (misalkan pemberian
antibiotic, agens anti inflamasi) dan antidiare (misalkan
pemberian loperamida (Imodium)), defiknosilit (limotil) dapat
mengurangi tingkat keparahan diare.
b. Menambah cairan oral, larutan elektrolit dan glukosa oral dapat
diprogramkan
c. Animikroba diprogramkan ketika ages infeksius telah
teridentifikasi atau dare tergolong berat.
d. Terapi IV digunakan untuk tindakan hidrasi cepat pada pasien
yang sangat muda atau pasien lansia.
e. Terapi obat: - Obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan
dosis minimal 30mg, klorpromazine 0,5-1mg/kg BB/hari. - Obat
anti spasmotik : Papeverin, opium, loperamide. Antibiotic : bila
penyebab jelas, ada penyakit penyerta.
Penatalaksanaan Non Farmakologis
a. Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening) dan hindari
alkohol,susu dil.
b. Hindari makanan padat dan makan makanan seperti bubur, roti,
pisang selama1 - 2 hari.
c. Minum cairan rehidrasi oral - oralit/ larutan garam.
d. Cucilah tangan dengan baik setiap habis BAB dan sebelum makan.
e. Tutuplah makanan untuk mencegah kontaminasi tikus, lalat, kecoa
f. Gunakan air bersih untuk memasak.
g. Air minum harus direbus terlebih dahulu.
h. BAB di toilet dan jaga kebersihan lingkungan.
i. Bila diare berlanjut lebih 2 hari, bila dehidrasi segera bawa ke
pelayanan kesehatan terdekat
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
i. Riwayat
1. Riwayat kesehatan.
Klien yang berhubungan dengan faktor resiko bio-psiko-
spiritual. Kapan klien mulai serangan, pada usia berapa.
Frekuensi serangan, ada faktor presipitasi seperti suhu tinggi,
kurang tidur, dan emosi yang labil. Apakah pernah menderita
sakit berat yang disertai hilangnya kesadaran, kejang, cedera
otak operasi otak, Apakah klien terbiasa menggunakan obat-
obat penenang atau obat terlarang, atau mengkonsumsi
alkohol. Klien mengalami gangguan interaksi dengan orang
lain / keluarga karena malu, merasa rendah diri, ketidak
berdayaan, tidak mempunyai harapan dan selalu
waspada/berhati-hati dalam hubungan dgn orang lain. Klien
dapat mengeluhkan kelemahan/lelah dan kurang mampu
melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Riwayat kesehatan keluarga.
Dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kemungkinan
masalah yang sama pada keluarga.
ii. Pola gordon
1) Pola persepsi kesehatan
Menggambarkan persepsi klien dan penanganan kesehatan dan
kesejahteraan.
2) Pola Nutrisi / Metabolik
Menggambarkan masukan nutrisi; keseimbangan cairan dan
elektrolit; kondisi kulit, rambut, dan kuku
3) Pola Elinminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi usus, kandung kemih,
dan kulit
4) Pola aktifitas / latihan
Menggambarkan pola latihan dan aktifitas, fungsi pernafasan
dan sirkulasi.
5) Pola tidur / istirahat
Menggambar pola tidur, istirahat dan persepsi tentang tingkat
energi.
6) Pola kognitif / perceptual
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecapan,
perabaan, penghidu, persepsi nyeri, bahasa, memori dan
pengambilan keputusan

7) Persepsi diri/konsep diri


Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi
terhadap kemampuan.
8) Pola peran / hubungan
Menggambarkan keefektifan peran dan hubungan dengan
orang terdekat.
9) Pola seksual/reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yg aktual atau
dirasakan dg seksualitas
10) Pola Mekanisme koping
Bagaimana mengatasi masalah dialaminya
11) Pola nilai dan keyakinan
Agama yang dianut klien adakah gangguan dalam beribadah
iii. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Penampilan umum
Keasadaran : composmetis
TTV : tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
2) Pemeriksaan fisik Head Toe To
a) Kepala, rambut, warna, kebersihan, kutu, ketombe.
b) Mata
Palpebral : edema atau tidak
Konjungtiva : anemis atau tidak
Pupil : isokor atau tidak
Sclera : ikterik atau tidak
Reflek terhadap cahaya : miosis atau midrosi
Penggunaan alat bantu penglihatan : ada atau tidak
c) Hidung, ada polip atau tidak
d) Mulut, mukosa lembab atau tidak
e) Gigi, keadaan gigi, kebersihan, jumlah gigi
f) Telinga, kebersihan.
3) Leher, terdapat pembesaran tiroid atau tidak, nyeri telan
a) Dad Paru-paru (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
b) Jantung, (Inspeksi,Auskulasi,Palpasi,Perkusi)
4) Abdomen
(Inspeksi, Auskultasi, Palpasi, Perkusi)
5) Genetalia
6) Rectum
7) Ekstremitas, kekuatan otot, ROM, pitting edema
iv. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya
tidak diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan
misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab
lain selain diare akut atau pada penderita dengan dehidrasi berat.
Contoh : pemeriksaan darah lengkap, kultur urine dan tinja pada
sepsis atau infeksi saluran kemih.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal (D.0020)
b.Resiko ketidakseimbangan elektrolit dengan faktor resiko diare
(D.0037)
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan(D.0019)

3. Perencanaan Keperawatan

No. Tujuan dan Kriteria hasil Tindakan Keperawatan


Dx
1 Setelah dilakukan pemeriksaan dan Manajemen Diare (I.03101)
di lakukan perawatan oleh perawat Observasi :
selama 3x24 jam , maka criteria 1. Identifikasi penyebab diare
hasil yang di harapkan : 2. Identifikasi riwayat pemebrian
Eliminasi fekal (L.04033) makanan
1. Kontrol penegeluaran feses 3. Monitor jumlah pengeluaran
meningkat diare
2. Konsistenti feses membaik 4. Monitor warna, volume,
3. Frekuensi defekasi membaik frekuensi, dan konsistensi tinja
4. Peristaltik usus membaik Terapeutik :
1. Berikan asupan cairan
2. Pasang jalur iv
3. Berikan cairan iv
Edukasi :
1. Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering
2. Anjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan
mengandunglaktosa
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
2 Setelah dilakukan pemeriksaan dan Manajemen elektrolit (I.03102)
di lakukan perawatan oleh perawat Observasi
selama 3x24 jam , maka criteria 1. Monitor kadar elektrolit
hasil yang di harapkan : Terapeutik
Keseimbangan elektrolit 1. Berikan cairan jika pelu
(L. 03021) 2. Pasang akses intravena jika
1. Serum natrium meningkat perlu
2. Serum kalium meningkat Edukasi
3. Serum klorida meningkat 1. Jelaskan jenis, penyebab dan
1. penanagan ketidakseimbangan
elektrolit
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
suplemen elektrolit
3 Setelah dilakukan pemeriksaan Menejemen nutrisi (I.03119)
dan di lakukan perawatan oleh Observasi
perawat selama 3x24 jam , maka 1. Identifikasi status nutrisi
criteria hasil yang di harapkan 2. Identifikasi kebutuhan kalori dan
Status nutrisi (L.3030) : jenis nutrient
1. Berat badan membaik 3. Identifikasi perlunya penggunaan
2. Indeks masa tubuh – selang nasogasttrikk
membaik 4. Monitor asupan makanan
3. Frekuensi makan membaik 5. Monitor berat badan
4. Nafsu makan membaik 6. Monitor hasilaboratorium
5. Membrane mukosa Terapeutik :
membaik 1. Berikan makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
2. Berikan makanan yang tinggi
kalori dan tinggi protein
3. Berikan suplemen makanan jika
perlu
4. Hentikan pemberian makanan
melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
1. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan nutrient yang dibutuhkan.

4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan
yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan
(Nursalam, 2014).
Daftar Pustaka

Ajis, Hasyim (2018). Asuhan Keperawatan Gastroenteritis pada Tn. A Di Ruang


Inap Puskesmas Kambang: Stikes Perintis Padang

Brunner & Suddarth (2014). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,


volume 2. EGC.Jakarta.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnos Keperawatan Indonesia :


Definisi Indicator Diagnostic .Jakarta Selatan : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :


Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia :


Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan .Jakarta Selatan : PPNI

Anda mungkin juga menyukai