Oleh:
ANGGI WIDYA LESTARI
005STYJ21
Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Dengan Diagnosa Acute Decompensasi Heart Failure
Di Ruang Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB”
Telah Disetujui Dan Disahkan Pada:
Hari :
Tanggal :
Tahun : 2021
Menyetujui:
(__________________________________) (__________________________________)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER PADA KASUS ACUTE DECOMPENSASI HEART FAILURE
4 Hipervolemia Dalam ……x 24 jam setelah dilakukan □ Periksa tanda dan gejala hipervolemia
tindakan keperawatan klien menunjukkan: □ Identifikasi penyebab hipervolemia
Batasan Karakteristik
□ Monitor status hemodinamik
□ Ortopnea Status Cairan
□ Monitor tanda hemokonsentrasi
□ Dispenea 1 = memburuk
□ Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) 2 = cukup memburuk □ Timbang berat badan setiap hari pada
□ Ederma anasarka dan/atau ederma 3 = sedang waktu yang sama
perifer 4 = cukup membaik □ Batasi asupan cairan dan garam
□ Berat badan meningkat dalam waktu 5 = membaik
singkat □ Asupan cairan □ Tinggikan kepala 30-40 derajat
□ Jugular Venous Pressure (JVP) dan/atau □ Keluaran Urin □ Anjurkan melapor jika keluaran urin <0,5
Cental Venous Pressure (CVP) □ Edema ml/kg/jam dalam 6 jam
meningkat □ Asites
□ Anjurkan melapor jika BB bertambah >1
□ Refleks hepatojugular positif □ Frekuensi Nadi
□ Ditensi vena jugularis □ Tekanan darah Kg dalam sehari
□ Terdengar suara nafas tembahan □ Memberan mukosa □ Ajarkan cara member cairan
□ Hepatomegali □ Jugular venous pressure (JVP) □ Kolaborasi pemberian diuretic
□ Kadar Hb/Ht turun □ Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
□ Oliguria □ Monitor frekuensi napas
□ Intake lebih banyak dari output (balans □ Monitor tekanan darah
cairan positif)
□ Monitor barat badan
□ Kongesti paru
□ Monitor waktu pengisian kapiler
□ Monitor turgor kulit
□ Monitor jumlah, warna dan berat jenis
urin
□ Monitor kadar albumin dan protein total
□ Monitor monitor intake dan output cairan
□ Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
□ Dokumentasi hasil pemantauan
5 Intoleransi Aktivitas Dalam ……x 24 jam setelah dilakukan □ Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
tindakan keperawatan klien menunjukkan: mengakibatkan kelelahan
Batasan Karakteristik
□ Monitor pola dan jam tidur
□ Mengeluh lelah
Toleransi Akrivitas □ Monitor kelelahan fisik dan emosional
□ Frekuensi jantung meningkat >20% dari
1 = memburuk □ Anjurkan tirah baring
kondisi istirahat
2 = cukup memburuk □ Anjurkan melakukan aktivitas secara
□ Dispnea saat/setelah aktivitas
3 = sedang bertahap
□ Merasa lemah
4 = cukup membaik □ Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
□ Tekanan darah berubah >20% dari
5 = membaik stimulus
kondisi istirahat □ frekuensi nadi □ Lakukan latihan rentang gerak pasif
□ Gambaran EKG menunjukkan aritmia □ keluhan lelah dan/atau aktif
saat/ setelah aktivitas □ dispnea saat aktivitas □ Berikan aktivitas distraksi yang
□ Gambaran EKG menunjukkan iskemia □ dispnea setelah aktivitas menenangkan
□ sianosis □ tekanan darah □ Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
□ frekuensi napas tidak dapat berpindah atau berjalan
□ kemudahan dalam melakukan aktivitas □ Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
sehari-hari meningkatkan asupan makanan
□ Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis.
ambulansi, mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
□ Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot
□ Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika
perlu
□ Anjurkan melakukan aktivitas fisik,
social, spiritual, dan kognitif, dalam
menjaga fungsi dan kesehatan
□ Anjurkan keluarga untuk member
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktivitas
6 Gangguan Pola Tidur Dalam ……x 24 jam setelah dilakukan Dukungan Tidur
tindakan keperawatan klien menunjukkan: Observasi:
Batasan Karakteristik □ Identifikasi pola aktivitas dan tidur
□ Mengeluh sulit tidur Pola tidur □ Identifikasi faktor pengganggu tidur
□ Mengeluh sering terjaga □ Keluhan sulit tidur menurun (fisik dan/ atau psikologis)
□ Mengeluh tidak puas tidur □ Keluhan sering terjaga menurun □ Identifikasi makanan dan minuman
□ Mengeluh pola tidur berubah □ Keluhan tidak puas tidur menurun yang mengganggu tidur (mis. kopi, teh,
□ Mengeluh istirahat tidak cukup □ Keluhan pola tidur berubah menurun alkohol, makanan mendekati waktu tidur,
□ Mengeluh kemampuan beraktivitas □ Keluhan istirahat tidak cukup menurun minum banyak air sebelum tidur)
menurun □ Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
Terapeutik:
□ Modifikasi lingkungan (mis.
pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
□ Batasi waktu tidur siang, jika perlu
□ Fasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
□ Tetapkan jadwal tidur rutin
□ Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
□ Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/
atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur - terjaga
Edukasi
□ Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit
□ Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
□ Anjurkan menghindari makanan/
minuman yang mengganggu tidur
□ Anjurkan penggunaan obat tidur
yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
□ Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis: gaya hidup, sering
berubah shift bekerja)
□ Ajarkan relaksasi otot autogenic atau
cara non farmakologi lainnya
7 Risiko Gangguan Integritas Dalam ……x 24 jam setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit
Kulit/Jaringan tindakan keperawatan klien menunjukkan: Observasi:
□ Identifikasi penyebab gangguan
Faktor aresiko Integritas Kulit dan Jaringan integritas kulit
□ Perubahan sirkulasi □ Elastisitas meningkat Terapeutik:
□ Perubahan status nutrisi (kelebihan atau □ Hidrasi meningkat □ Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
kekurangan) □ Kerusakan lapisan kulit menurun baring
□ Kekurangan/kelebihan volume cairan □ Perdarahan menurun □ Gunakan produk berbahan petrolium
□ Penurunan mobilitas □ Nyeri menurun atau minyak pada kulit kering
□ Bahan kimia iritatif □ Hematoma menurun □ Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit
□ Suhu lingkungan yang ekstrem
Edukasi
□ Faktor mekanis (mis. penekanan, □ Anjurkan menggunakan pelembab
gesekan) atau faktor elektris □ Anjurkan minum air yang cukup
(elektrodiatermi, energi listrik □ Anjurkan meningkatkan asupan
bertegangan tinggi) nutrisi
□ Terapi radiasi □ Anjurkan menghindari terpapar suhu
□ Kelembaban ekstrem
□ Anjurkan mandi dan menggunkan
□ Proses penuaan
sabun secukupnya
□ Neuropati perifer
□ Perubahan pigmentasi Perawatan Luka
□ Perubahan hormonal Observasi:
□ Penekanan pada tonjolan tulang □ Monitor karakteristik luka
□ Kurang terpapar informasi tentang upaya □ Monitor tanda-tanda infeksi
mempertahankan/melindungi integritas Terapeutik:
jaringan □ Lepaskan balutan dan plester secara
perlahan
□ Bersihkan dengan cairan NaCl atau
pembersih nontoksik
□ Bersihkan jaringan nekrotik
□ Berikan salep yang sesuai ke
kulit/lesi, jika perlu
□ Pasang balutan sesuai jenis luka
□ Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Edukasi
□ Jelaskan tanda dan gejala infeksi
□ Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Kolaborasi
□ Kolaborasi prosedur debridement
□ Kolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai setelah perawat
menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010). Tujuan implementasi ini untuk
membantu pasien dalam meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfasilitasi koping. (Nursalam,2008).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dimana kegiatan yang disengaja
dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
(Padila, 2012). Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, P. I., & Ward, J. P.. 2010. At a Glance: Sistem Kardiovaskular. (R. Estikawati,
Ed., & d. J. Surapsari, Trans.) Jakarta: Penerbit Erlangga
Amin H. Nurarif dan Hardi Kusuma . 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC, jilid 1. Jogyakarta:
Mediaction
Herman, T.H, dan Kamitsuru, S.. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi. Edisi. 10.
Jakarta ; EGC
Nursalam,2008,Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Padila, 2012. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika
Perry, Potter. (2010). Fundamental Keperawatan buku 1 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta :
PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Udjianti, W.J.. 2010. Keperawatan Kardivaskuler. Jakarta: Salemba Medika
Yesa S. E.. 201). Asuhan Keperawatan Pada Tn S Dengan Adhf (Acute Decompecated Heart
Failure ) Melalui Latihan Deep Diafragmatic Breathing Diruangan Icu/Iccu Rsud Dr
Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2019. STIKes PERINTIS PADANG: KTI
WHO. 2013. About Cardiovascular Diseases. World Health Organization. Geneva. Cited
Wijaya,A,S dan Putri. 2013. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika.