Atresia ani adalah kelainan congenital dimana lubang
anus tertutup secara abnormal. Atresia ani atau anus imperforate memiliki anus tampak rata, cekung ke dalam, atau kadang berbentuk anus tetapi lubang anus yang ada tidak terbentuk secara sempurna sehingga lubang tersebut tidak terhubung dengan saluran rectum. Rectum yang tidak terhubung dengan anus maka feses tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh secara normal. Tidak adanya lubang anus ini karena terjadi gangguan pemisahan kloaka pada saat kehamilan. ETIOLOGI Penyebab dari atresia ani masih belum diketahui pasti. Pada beberapa penelitian, atresia ani dapat disebabkan oleh kelainan genetic maupun factor lingkungan yang terpapar oleh zat-zat beracun, lingkungan yang kumuh dan pola nutrisi bayi selama dalam kandungan. FAKTOR PENYEBAB
1. Putusnya saluran pencernaan atas dengan daerah dubur.
2. Adanya kegagalan pembentukan septum urorektal karena gangguan pertumbuhan. 3. Gangguan organogenesis dalam kandungan. 4.Kelainan bawaan yang diturunkan dari orang tua. 5.Terjadinya gangguan pemisahan kloaka menjadi rektum dan sinus urogenital. Tanda dan gejala 1. Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya fistula 2 . Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran bayi. 3. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam 4. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya salah. 5. Pengukuran suhu rektal pada bayi tidak dapat dilakukan. 6. Adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula) dan distensi bertahap 7. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal. 8. Lebih dari 50% pasien dengan atresia ani mempunyai kelainan congenital lain. 9. Perut kembung 4-8 jam setelah lahir. (Betz. Ed 7. 2002) patofisiologi Atresia ani terjadi dikarenakan kegagalan penurunan septum anorektal pada embrional. Anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang. Kloaka yang merupakan bakal genitourinaria dan struktur anorektal berkembang awalnya dari ujung ekor dari bagian belakang. Penyempitan pada kanal anorektal menyebabkan terjadinya stenosis anal. Atresia ani sendiri terjadi karena tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7 dan 10 minggu dalam perkembangan fetal. Kegagalan migrasi tersebut juga diakibatkan karena kegagalan dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina. Di usus besar yang keluar hingga anus tidak terjadi pembukaan sehingga menyebabkan fekal tidak dapat dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi koplikasi a. Asidosis hiperkloremia. b. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah). c. Masalah atau kelambatan yang berhubungan toilet training Rencana dan tindakan 1. Atresia letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi atau TCD dahulu, setelah 6 – 12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP) 2. Atresia letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus 3. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion yaitu tindakan pembedahan untuk membuat lubang anus pada anus malformasi fistel rendah misalnya pada anocutan fistel, anus vestibular yang tidak adekuat dan pada anus membranaseus 4. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin SEKIAN DAN TERIMAKASIH