Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEKNOLOGI INFORMASI BARU DALAM DUNIA KEPERAWATAN

(TELENURSING)

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 4 :

1. ANGGI WIDYA L 7. HARI FITRIA HARTIASIH


2. ARIAN DANI 8. I PUTU JAYA
3. BANU WIRYAWAN 9. KAMALIA
4. DINA ISLAMIYATI 10. IIN PUTRI AULIA
5. ENIAWATI SYAFITRI 11. MARIA ULFA H
6. FADILA HAPSAH BAPANH 12. NUR IMMANISA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PRODI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1

MATARAM

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Pada kesempatan
ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada dosen mata kuliah Pengantar Profesi
Keperawatan sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan
dukungannya. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini. Akhir kata,
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Mataram, 20 Desember 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................

BAB I

A. Latar Belakang ..............................................................................


B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................

BAB II
A. Definisi Telenursing ...............................................................................
B. Manfaat Telenursing ……………………………………………......…
C. Aplikasi Telenursing …………………………………………………..
D. Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasi .............
E. Keuntungan dan Kekurangan Telenursing ……………………………..
BAB III
Kesimpulan ...................................................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang \
Dalam beberapa tahun terakhir ini profesi keperawatan mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hail ini dikarenakan adanya pengaruh globalisasi
dimana tuntutan masyarakat akan profesi keperawatan untuk berbenah diri. Tuntutan
yang paling mendasar dan paling menantang adalah menyangkut layanan keperawatan
yang professional, bermutu dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Perawat semakin
dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan tehnologi kesehatan,
dimana pasien/klien yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari
berbagai kalangan dan dalam “dunia maya” (cybernet), dimana semakin ditandai
dengan tingginya pengguna internet. Dengan semakin berkembangnya penggunaan
internet diikuti pula perkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan.
Telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi
karena beberapa factor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka
penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan
jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu
menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan
menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit.
Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media
teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk
mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan
juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet
atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan
dan bahkan sampai pengobatan. Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah
penduduk yang sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam
menerapkan telenursing dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan
kesehatan masyarakat untuk menunjang tercapainya visi Indonesia sehat 2010.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan telenursing ?
2. Apa saja manfaat telenursing ?
3. Bagaimana aplikasi dari telenursing ?
4. Apa saja faktor-faktor penghambat dalam aplikasi telenursing dalam
masyarakat dan bagaimana cara mengatasinya ?
5. Apa saja keuntungan dan kekurangan dalam aplikasi telenursing
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan uraian tentang penerapan telenursing
2. Tujuan khusus
a.Menjelaskan definisi telenursing
b.Menjelaskan manfaat telenursing
c.Menjelaskan aplikasi telenursing
d.Menjelaskan factor-faktor penghambat dalam aplikasi telenursing
e.Menjelaskan keuntungan dan kekurangan dalam aplikasi telenursing
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Telenursing
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh perawat dengan
menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses untuk tindakan keperawatan
kepada pasien pada lokasi yang jauh atau perpencil.
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai
bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan
non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik
(wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat
juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau
optic antara manusia dan atau computer. Telenursing diartikan sebagai pemakaian
telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi
antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
B. Manfaat Telenursing
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1.Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat
darurat, rumah sakit dan nursing home).
2.Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis.
3.Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di
rumah sakit.
4.Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan
monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan teknologi.
5.Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan
akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
C. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing
dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam
aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor
parameter fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan
melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat
setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah,
sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi
tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa
dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner.
Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam
perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong
perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.
Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara
pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
Media telenursing antara lain:
1) Telepon ( telepon seluler )
2) Personal Digital System (PDA)
3) Mesin faksimili (faks)
4) Internet
5) Video atau audio conferencing
6) Teleradiolog
7) Komputer sistem informasi
8) Teleborotic
Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah :
1) Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT
Scan, foto rontgen, dsb.
2) Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.
3) Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan
darah, nadi pernafasan, suhu dan sebagainya.
4) Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat
tujuan mereka.
5) Membantu operasi klien dari jarak jauh.
6) Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan
keperawatan berkelanjutan.
7) Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu
konseling.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga,
terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan
akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara
perawat dan pasien yang tidak terbatas.
Praktik keperawatan jarak jauh (telenursing) di Indonesia belum berkembang seperti
di Negara-negara maju seperti di Amerika atau Australia. Penggunaan telenursing di
Indonesia masih terbatas pada area pendidikan seperti yang dikembangkan di UGM
melalui program e-learning atau model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas
UGM dan beberapa universitas swasta lainnya.
Baru-baru ini di Indonesia berdiri organisasi yang bergerak dalam layanan asuhan
keperawatan di rumah (Home Care). Home care di Indonesia belum menggunakan
system Telenursing, akan tetapi masih bersifat home visit, artinya perawat
mendatangi rumah-rumah pasien untuk dilakukan perawatan secara langsung tidak
menggunakan jasa teknologi canggih. Media yang digunakan masih sebatas
penggunaan media telepon sebagai call center. Itupun masih terbatas pada kota-kota
besar, kota - kota kabupaten belum tersentuh layanan home care.
Asuhan keperawatan model ini (home care) sebenarnya bisa dikatakan sebagai
layanan asuhan keperawatan jarak jauh (telenursing) walaupun sangat sederhana.
Setidaknya organisai profesi dapat segera membangun konsep pengembangan
layanan perawatan jarak jauh dengan mengembangkan Home Care yang sudah mulai
berjalan dengan meningkatkan cakupan layanan ke daerah-daerah dan pada akhirnya
kita benar-benar bisa mengembangkan layanan melalui penggunaan fasilitas
teknologi yang lebih canggih.
Hal yang perlu disiapkan dalam legalitas daripada layanan kesehatan atau
keperawatan jarak jauh dalam hal ini penggunaan telenursing atau telemedicine yang
ada di rumah sakit yang dilakukan oleh instansi-instansi kesehatan seperti perawat,
dokter, dan yang lain-lain adalah dimana perawat menggunakan pengetahuan,
keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran kritis yang tidak bisa dipisahkan di
dalam ilmu pendidikan perawatan. Aktifitas tersebut sudah dapat diberikan lisensi
untuk melakukan asuhan keperawatan.
Dengan begitu penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan
akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum dari pemerintah untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional
prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara
startegi dan kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan
pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
1) Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau institusi
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan
telenursing.
2) Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar karena sarana
dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari pemerintah dan
organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial dalam pelaksanaan
telenursing
3) Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill tentang
telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang aplikasi
telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari aspek
pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang
telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
4) Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan
telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien, telenursing tidak
akan bisa berjalan dengan baik.
D. Faktor- Faktor Penghambat Aplikasi Telenursing dan Cara Mengatasinya
Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing yaitu
praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni
Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai
koordinator harus memiliki izin atau lisensi di setiap negara bagian dan pasien yang
menerima telecare harus bersifat lokal guna menghindari malpraktek perawat antar
negara bagian.
Malpraktek dan akontabilitas yang berkaitan dengan telenursing masih dalam
perdebatan dan mencari solusi untuk pemecahannya.
Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth yaitu :
1) Pembiayaan.
Pembiayaan adalah hambatan dalam penyelenggaraan telehealth. Meskipun
dijumpai bahwa telehealth banyak mempunyai manfaat. Pemerintah masih
kurang dalam mengembangkan telehealth.
2) Aspek legal
Aspek hukum menyatakan bahwa: warga negara harus dilindungi dari
praktek petugas kesehatan yang tidak baik.
3) Standar keamanan
Perhatian dalam apliksi tekhnologi dalam pelayanan kesehatan adalah
keamaan/keselamatan pasien. Sistem pelayanan telehealth harus bisa
menjamin keselamatan bagi pasien. Berkaitan dengan hal tersebut ANA
(American Nursing Association) menerbitkan 3 pedoman telehealth yaitu :
Prinsip dasar telehealth pada tahun 1998, kompetensi telehealth tahun 1999
dan mengembangkan protokol telehealth pada tahun 2001.
4) Keamanan data
Telehealth memerlukan pencatatan elektronik (elektronik health record),
yang rawan akan privasi, kerahasiaan dan keamanan data.Sehingga
penyelenggaraan telehealth harus bisa menjamin keamanan data.
5) Infrastruktur komunikasi
Infrastruktur telekomunikasi merupakn bagian dari telehealth yang
mempunyai biaya dengan prosentase paling besar. Isu yang lain, adalah alat
untuk hubungan antarmuka (interface) akan sulit menyelenggarakan
telehealth jika tidak ada saling hubungan (interkoneksi) antar alat.
Penggunaan telenursing pada negara yang baru memulai pemanfaatannya tentu
mengalami kendala, diantaranya:
1. Membutuhkan sumber daya perawat yang memiliki kemampuan lebih
yaitu mampu memahami dan memanfaatkan teknologi yang pada
umumnya tidak mudah pengadaannya, membutuhkan pendidikan
kekhusussan spesialis informasi yang menurut penulis saat ini mungkin
masih kurang peminatnya.
2. Teknologi informasi dan pemanfaatan komputer untuk semua pihak yang
terkait dengan layanan keperawatan akan membutuhkan banyak biaya.
Sedangkan untuk pengadaan sarana teknologi tersebut yang dirasakan
cukup banyak membutuhkan biaya, dimana hal ini sulit diwujudkan oleh
suatu masyarakat yang berada disusuatu negara berkembang seperti di
Indonesia.
Cara Mengatasi Hambatan aplikasi Telenursing
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar
operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan
jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan
startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan,  penyediaan pelayanan
asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang
menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik disebabkan
oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan sarana dan prasarana
serta kurangnya dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk
mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai dengan peralatan yang
sederhana seperti pesawat telepon yang sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi
masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau
pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan di
unit gawat darurat dan home care.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan
isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam
bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang
diberikan harus tetap terjaga.
2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui
internet atau telepon) dan keuntungannya.
3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat
dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat
email.
4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan
penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.
E. Keuntungan dan Kekurangan Aplikasi Telenursing
Menurut Ian St. George (2007), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
Bagi Pengusaha :
a. Penghematan biaya di tempat kerja, biaya kantor, biaya parker.
b. Peningkatan produktifitas.
c. Peningkatan motivasi, karyawan merespon dengan baik untuk sinyal
kepercayaan dan keyakinan.
d. Keterampilan retensi; karyawan tetap dapat dipertahankan meskipun ada
masalah keluarga, misalnya keluarga dalam kondisi sakit, keluarga krisis,
dalam kehamilan dan mengasuh anak kecil; bekerja lebih sedikit absen.
e. Organisasi fleksibel, dalam hal restrukturisasi dapat terus bekerja tanpa
gangguan.
f. Fleksibel staf; tingkat staf dapat mencerminkan beban kerja tanpa perlu
berpindah tempat / melakukan perjalanan.
g. Ketahanan; gangguan transportasi tidak menyebabkan keterlambatan atau
ketidakhadiran.
Bagi Karyawan :
a. Mengurangi waktu dan biaya perjalanan, keamanan pribadi lebih terjamin,
biaya yang lebih rendah untuk pakaian seragam kantor dan perawatan.
b. Kesempatan bekerja tidak hanya terbatas pada pekerjaan sebagai perawat
saja.
c. Berkurangnya gangguan terhadap kehidupan keluarga; mengurangi
kebutuhan relokasi untuk mengambil perubahan pekerjaan.
d. Keseimbangan bekerja dan kehidupan berkeluarga menjadi lebih baik.
e. Partisipasi dalam masyarakat lokal lebih tinggi meskipun kita bekerja.
f. Jam kerja lebih fleksibel.
Bagi Masyarakat :
a. Mengurangi kemacetan lalu lintas.
b. Mengurangi jumlah perjalanan dan dengan demikian pencemaran juga
berkurang
Kekurangan telenursing
Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi
langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan
kesehatan. Kekhawatiran ini muncul karena beranggapan kontak langsung dengan
pasien sangat penting terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.
Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan
teknologi, meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen
klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Telenursing merupakan salah satu bagian integral dari telehealth. Telenursing dapat
digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan professional dengan berbagai
metodenya ( home care, perawat on-call, menyediakan informasi dll ). Telenursing
dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien dalam memenuhi derajat
kesehatannya. Telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif keluarga dalam
perawatan . Telenursing efektif digunakan dalam setting perawatan pasien yang
mengalami penyakit kronis dan penyakit yang menyebabkan ketergantungan.
Telenursing bisa juga dilakukan di pedesaan yang memadai sarana dan prasarana
teknologi dan informasinya.
Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh
ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit
institusi kesehatan yang menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah, RS
Banyumas, RS Fatmawati dan beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah
mengembangkan sistem pendokumentasian keperawatan berbasis komputer. Namun
memang kita tidak bisa menutup mata akan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh
keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu adalah keterbatasan SDM yang
menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi secara terpadu, masih
minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia pelayanan, dan
masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi keperawatan.
Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi pengembangan sistem
informasi berbasis komputer. Mengembangkan sistem informasi keperawatan
membutuhkan banyak persiapan. Selain infrastrukturnya, SDM perawatnya juga harus
disiapkan. Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang harus dimiliki perawat
dalam praktek telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan penilaian dalam
area praktek keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony F. Jerant, A Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for
Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators.
Liza, Fera. Perkembangan Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/.../UTS%20SIM-
FERA%20LIZA%20NPM%200906594343.pdf. Diakses pada tanggal 18 November
2010.
Rochmawati, DH. Telenursing. http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/tugas% 20sim
%20heppy.pdf. Diakses pada tanggal 18 November 2010.
Susan Kay Bohnenkamp, Traditional Versus Telenursing Outpatient Management of
Patients With Cancer With New Ostomi dalam http://ons.metapress.com/ content/
f662854712557057/, diperoleh tanggal 15 Maret 2008.

Anda mungkin juga menyukai