Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I

PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Hal ini tercantum dalam pasal 28 h (1) Undang-Undang
Dasar 1945. Ketentuan ini lalu dilaksanakan dalam Undang-Undang No. 23
tahun 1992 tentang kesehatan. Setiap orang berhak dan wajib mendapatkan
kesehatan dalam derajat yang optimal sehingga peningkatan derajat kesehatan
harus terus-menerus diupayakan untuk memenuhi hidup sehat (Firdaus, 2014).

Dalam mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus
dilaksanakan. Salah satu di antaranya yang dipandang mempunyai peranan
yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan (Blum,
1976). Pelayanan kesehatan yang diharapkan dalam mewujudkan keadaan
sehat menurut Prasetyawati, 2012 harus tersedia (available), tercapai
(accessible), terjangkau (affordable), berkesinambungan (continue), terpadu
(integrated) dan bermutu (quality). Hal ini terpenuhi dalam prinsip pelayanan
dokter keluarga di Indonesia yang telah mengikuti anjuran World Health
Organization (WHO).


2

B. Tujuan

Dari penulisan referat ini, diharapkan beberapa hal sebagai berikut
1. Memahami definisi dokter keluarga
2. Mengetahui karakteristik pelayanan dokter keluarga
3. Mengetahui standar pelayanan dokter keluarga
4. Mengetahui dan memahami prinsip kedokteran keluarga


3





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Dokter Keluarga

Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan. Dokter ini adalah
seorang generalis yang menerima semua orang yang membutuhkan pelayanan
kedokteran tanpa adanya pembatasan usia, gender, ataupun jenis kelamin.
Dikatakan pula bahwa dokter keluarga adalah dokter yang mengasuh individu
sebagai bagian dari keluarga dan dalam lingkup komunitas dari individu
tersebut. Tanpa membedakan ras, budaya, dan tingkat sosial. Secara klinis,
dokter ini berkompeten untuk menyediakan pelayanan dengan sangat
mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang budaya, sosioekonomi,
dan psikologis pasien. Dokter ini bertanggung jawab atas berlangsungnya
pelayanan yang komprehensif dan bersinambungan bagi pasiennya.

Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari
unit keluarga dan tidak menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif
mengunjungi penderita atau keluarganya. (Ikatan Dokter Indonesia, 1982)

Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai kontak
pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan kesehatan, menilai
kebutuhan kesehatan lokal pasien dan menyelenggarakan pelayanan
kedokteran perseorangan dalam satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran
serta merujuk pasien ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap
4

menjaga kesinambungan pelayanan, pengembangan tanggung jawab untuk
pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan,serta bertindak
sebagai koordinator pelayanan kesehatan, menerima tanggung jawab untuk
perawatan total pasien termasuk konsultasi sesuai dengan keadaan lingkungan
pasien, yakni keluarga atau unit sosial yang sebanding dengan masyarakat
(The American Academic of General Practice).

Ilmu kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran berorientasi yankes strata 1 yang berkesinambungan dan
menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosbud (PB IDI,
1983).

B. Karakteristik Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan dokter keluarga mempunyai beberapa karakteristik yang menurut
para ahli dibedakan dan diuraikan sebagai berikut :

1. Lan R. McWhinney (1981) :
a. Lebih meningkatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan,
bukan pada disiplin ilmu kedokteran, kelompok penyakit atau teknik
teknik kedokteran tertentu.
b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi.
c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai suatu
kesempatan untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan
penyakit atau pendidikan kesehatan.
d. Memandang dirinya sebagai masyarakat yang berisiko tinggi.
e. Memandang dirinya sebagai bagian dari jaringan pelayanan
kesehatan yang tersedia di masyarakat.
f. Diselenggarakan dalam suatu daerah domisili yang sama dengan
pasiennya.
5

g. Melayani pasien di tempat praktek, di rumah dan di rumah sakit.
h. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran.
i. Doselenggarakan oleh seorang dokter yang bertindak sebagai
manager dari sumber sumber yang tersedia.

2. Lynn P. Carmichael (1973) menyusun karakteristik pelayanan dokter
keluarga tersendiri :
a. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan
kesehatan.
b. Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga,
memandang keluarga sebagai dasar dari suatu organisasi sosial dan
atau suatu kelompok fungsional yang selalu terkait pada setiap
individu membentuk hubungan tingkat pertama.
c. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan
keluarganya dalam menyelenggarakan setiap pelayanan kesehatan.
d. Mempunyai keterampilan diagnosis yang handal serta pengetahuan
tentang epidemiologi untuk menentukan pola penyakit yang terdapat
di masyarakat dimana pelayanan tersebut diselenggarakan, dan
selanjutnya dokter yang menyelenggarakan pelayanan harus
memiliki keahlian mengelola berbagai penyakit yang ditemukan di
masyarakat tersebut.
e. Para dokternya memilki pengetahuan tentang hubungan timbal balik
antara faktor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit yang
dihadapi, serta menguasai teknik pemecahan masalah untuk
mengatasi berbagai penyakit yang agak mirip atau tidak khas serta
berbagai penyakit yang tergolong psikosomatis.

3. Menurut Ikatan Dokter Indonesia :
a. Yang melayani penderita tidak hanya sebagai orang perorang,
melainkan sebagai anggota satu keluarga dan bahkan sebagai
anggota masyarakat sekitarnya.
6

b. Yang memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
memberikan perhatian kepada penderita secara lengkap dan
sempurna, jauh melebihi jumlah keseluruhan keluhan yang
disampaikan.
c. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan seoptimal mungkin, mencegah timbulnya penyakit
dan mengenal serta mengobati penyakit sedini mungkin.
d. Yang mengutamakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
dan berusaha memenuhi kebetuhan tersebut sebaik-baiknya.
e. Yang menyediakan dirinya sebagai tempat pelayanan kesehatan
tingkat pertama dan bertanggung jawab pada pelayanan kesehatan
lanjutan.

Jika diperhatikan, karakteristik pelayanan dokter keluarga sebagaimana
dikemukakan diatas, terlihat bahwa pelayanan dokter keluarga memang
merupakan suatu pelayanan kedokteran yang memiliki kedudukan
tersendiri. Sebagian melihatnya sebagai pelayanan dokter spesialis. Tetapi
sebagian yang lainnya berpendapat hanya menunjuk pada tata cara
pelayanan saja. Sesungguhnyalah pada saat ini ditemukan banyak
pendapat tentang status dokter keluarga dalam sistem pelayanan
kedokteran. Berbagai pendapat tersebut secara umum dapat dibedakan atas
4 macam :

1. Dokter keluarga sama dengan dokter umum
Pendapat yang seperti ini ditemukan misalnya di Inggris dan
Australia. Inilah sebabnya organisasi yang didirikan untuk
menghimpun para dokter keluarga tidak disebut sebagai organisasi
dokter keluarga (family physician), melainkan organisasi dokter umum
(general practitioner).
2. Dokter keluarga adalah dokter spesialis
Pendapat seperti ini ditemukan misalnya di Amerika Serikat. Inilah
sebabnya, di negara tersebut seorang dokter yang akan
7

menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga, diharuskan untuk
mengikuti pendidikan tambahan selama 3 tahun. Di Amerika Serikat,
dokter keluarga memang telah dianggap sebagai spesialis umum yang
kedudukannya setara dengan berbagai spesialis lainnya.
3. Dokter keluarga adalah semua dokter yang menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga
Pendapat seperti ini ditemukan misalnya di Indonesia. Menurut
pendapat ini, siapapun dokter tersebut dokter umum atau dokter
spesialis sepanjang menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai
dengan prinsip prinsip dokter keluarga, maka dokter yang dimaksud
disebut sebagai dokter keluarga.
4. Dokter keluarga tidak sama dengan dokter umum, tetapi antara
keduanya terdapat banyak kesamaan.
Pendapat yang seperti ini merupakan pendapat awal yang muncul
ketika konsep dokter keluarga pertama kali diperkenalkan. Tidak
mengherankan jika kemudian sering disebutkan bahwa dokter
keluarga tersebut pada dasarnya perkembangan lebih lanjut dari dokter
umum, yakni setelah sebelumnya para dokter umum dimaksudkan
memperoleh tambahan pendidikan lebih lanjut.


C. Standar Pelayanan Dokter Keluarga (PDKI, 2006)

1. Standar pemeliharaan kesehatan di klinik (Standards of clinical care)

a. Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis
strata pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna
(comprehensive), yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus
(preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan (curative),
pencegahan kecacatan (disability limitation) dan rehabilitasi setelah
8

sakit (rehabilitation) dengan memperhatikan kemampuan sosial serta
sesuai dengan mediko legal etika kedokteran

1) Pelayanan medis strata pertama untuk semua orang
Pelayanan dokter keluarga merupakan praktik umum dengan
pendekatan kedokteran keluarga yang memenuhi standar
pelayanan dokter keluarga dan diselenggarakan oleh dokter yang
sesuai dengan standar profesi dokter keluarga serta memiliki surat
ijin pelayanan dokter keluarga dan surat persetujuan tempat
praktik
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan
keluarganya.
3) Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan
segala kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah
kesehatan pada pasien dan keluarganya.
4) Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan
segala kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan
melakukan penatalaksanaan yang tepat untuk itu.
5) Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan
pemulihan kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata
pelayanan tingkat pertama, termasuk kegawatdaruratan medik,
dan bila perlu akan dikonsultasikan dan/atau dirujuk ke pusat
pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
6) Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan
segala kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya
9

setelah mengalami masalah kesehatan atau kematian baik dari
segi fisik, jiwa maupun sosial.
7) Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan
kondisi sosial pasien dan keluarganya
8) Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan
mediko legal dan etik kedokteran

b. Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan
medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara lege artis

1) Anamnesis
Pelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan
pendekatan pasien (patient-centered approach) dalam rangka
memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan
pasien mengenai keluhannya tersebut, serta memperoleh
keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis
2) Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Dalam rangka memperoleh tanda-tanda kelainan yang menunjang
diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga
melakukan pemeriksaan fisik secara holistik; dan bila perlu
menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan
efisien demi kepentingan pasien semata.
3) Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding
Pada setiap pertemuan, dokter keluarga menegakkan diagnosis
kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan
pendekatan diagnosis holistik
4) Prognosis
10

Pada setiap penegakkan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan
prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan,
serta tanda bukti terkini (evidence based).
5) Konseling
Untuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik
penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksanakan
konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien
(dan keluarga) pada keadaan di saat itu
6) Konsultasi
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan konsultasi
ke dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman.
Konsultasi dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter
keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan,demi
kepentingan pasien semata.
7) Rujukan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke
dokter lain yang dianggap lebih piawai dan/atau berpengalaman.
Rujukan dapat dilakukan kepada dokter keluarga lain, dokter
keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas
kesehatan,demi kepentingan pasien semata.
8) Tindak lanjut
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk
dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di
klinik, maupun di tempat pasien
9) Tindakan
Pada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan
medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter
praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien.
10) Pengobatan rasional
Pada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakannya
dengan rasional, berdasarkan tanda bukti (evidence based) yang
sahih dan terkini, demi kepentingan pasien
11

11) Pembinaan keluarga
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil
lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga
menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga

c. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu
peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri
dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah
lingkungan fisik dan sosialnya.

1) Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang
pasien sebagai manusia yang seutuhnya
2) Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang
pasien sebagai bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan
bahwa keluarga pasien dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi
oleh situasi dan kondisi kesehatan pasien
3) Pelayanan menggunakan segala sumber disekitarnya
Pelayanan dokter keluarga mendayagunakan segala sumber di
sekitar kehidupan pasien untuk meningkatkan keadaan kesehatan
pasien dan keluarganya

d. Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat terpadu, selain
merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses
penatalaksanaan medis, juga merupakan kemitraan lintas program
dengan berbagai institusi yang menunjang pelayanan kedokteran, baik
dari formal maupun informal.

1) Koordinator penatalaksanaan pasien
12

Pelayanan dokter keluarga merupakan koordinator dalam
penatalaksanaan pasien yang diselenggarakan bersama, baik
bersama antar dokter-pasien-keluarga, maupun bersama antar
dokter-pasien-dokter spesialis/rumah sakit.
2) Mitra dokter-pasien
Pelayanan dokter keluarga merupakan keterpaduan kemitraan
antara dokter dan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis
3) Mitra lintas sektoral medik
Pelayanan dokter keluarga bekerja sebagai mitra penyedia
pelayanan kesehatan dengan berbagai sektor pelayanan kesehatan
formal di sekitarnya
4) Mitra lintas sektoral alternatif dan komplimenter medik
Pelayanan dokter keluarga memperdulikan dan memperhatikan
kebutuhan dan perilaku pasien dan keluarganya sebagai
masyarakat yang menggunakan berbagai pelayanan kesehatan non
formal disekitarnya

e. Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga merupakan pelayanan
bersinambung, yang melaksanakan pelayanan kedokteran secara
efektif efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien.

1) Pelayanan proaktif
Pelayanan dokter keluarga menjaga kesinambungan layanan
secara proaktif.
2) Rekam medik bersinambung
Informasi dalam riwayat kesehatan pasien sebelumnya dan pada
saat datang, digunakan untuk memastikan bahwa penatalaksanaan
yang diterapkan telah sesuai untuk pasien yang bersangkutan.
3) Pelayanan efektif efisien
13

Pelayanan dokter keluarga menyelenggarakan pelayanan rawat
jalan efektif efisien bagi pasien, menjaga kualitas, sadar mutu dan
sadar biaya.
4) Pendampingan
Pada saat-saat dilaksanakan konsultasi dan/atau rujukan,
pelayanan dokter keluarga menawarkan kemudian melaksanakan
pendampingan pasien, demi kepentingan pasien.

2. Standar perilaku dalam praktik (Standards of behaviour in practice)

a. Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship
standard)
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta
memberikan kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan
yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan
yang akan dilaksanakannya

1) Informasi memperoleh pelayanan
Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat
mengenai cara untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan.
2) Masa konsultasi
Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga
kepada pasiennya adalah cukup bagi pasien untuk menyampaikan
keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan apa
yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta
cukup untuk menumbuhkan partisipasi pasien dalam
melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10
menit untuk setiap pasien.
3) Informasi medik menyeluruh
Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien
mengenai seluruh tujuan, kepentingan, keuntungan, resiko yang
14

berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan,
pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan
pasien untuk dapat memutuskan segala yang akan dilakukan
terhadapnya secara puas dan terinformasi.
4) Komunikasi efektif
Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan
rasa saling percaya
5) Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter
Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak
dan kewajiban dokter termasuk menjunjung tinggi kerahasiaan
pasien

b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners
relationship in practice)
Pelayanan dokter keluarga mempunyai seorang dokter keluarga
sebagai pimpinan manajemen untuk mengelola klinik secara
profesional

1) Hubungan profesional dalam klinik
Dokter keluarga melaksanakan praktik dengan bantuan satu atau
beberapa tenaga kesehatan dan tenaga lainnya berdasarkan atas
hubungan kerja yang profesional dalam suasana kekeluargaan
2) Bekerja dalam tim
Pada saat menyelenggarakan penatalaksanaan dalam peningkatan
derajat kesehatan pasien dan keluarga, pelayanan dokter keluarga
merupakan sebuah tim.
3) Pemimpin klinik
Pelayanan dokter keluarga dipimpin oleh seorang dokter keluarga
atau bila terdiri dari beberapa dokter keluarga dapat dibagi untuk
memimpin bidang manajemen yang berbeda di bawah tanggung
jawab pimpinan

15

c. Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with
colleagues)
Pelayanan dokter keluarga menghormati dan menghargai pengetahuan,
ketrampilan dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan kesehatan dan
menjaga hubungan baik secara profesional

1) Hubungan profesional antar profesi
Pelayananan dokter keluarga melaksanakan praktik dengan
mempunyai hubungan profesional dengan profesi medik lainnya
untuk kepentingan pasien.
2) Hubungan baik sesama dokter
Pelayanan dokter keluarga menghormati keputusan medik yang
diambil oleh dokter lain dan memperbaiki penatalaksanaan pasien
atas kepentingan pasien tanpa merugikan nama dokter lain
3) Perkumpulan profesi
Dokter keluarga dalam pelayanan dokter keluarga adalah anggota
perkumpulan profesi yang sekaligus menjadi anggota Ikatan
Dokter Indonesia dan berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang
ada

d. Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of
knowledge and skill development)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-
kegiatan ilmiah guna memelihara dan menambah ketrampilan praktik
serta meluaskan wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya


1) Mengikuti kegiatan ilmiah
Pelayanan dokter keluarga memungkinkan dokter yang berpraktik
untuk secara teratur dalam lima tahun praktiknya mengikuti
kegiatan-kegiatan ilmiah seperti pelatihan, seminar, lokakarya dan
pendidikan kedokteran berkelanjutan lainnya
16

2) Program jaga mutu
Pelayanan dokter keluarga melakukan program jaga mutu secara
mandiri dan/atau bersama-sama dengan dokter keluarga lainnya,
secara teratur ditempat praktiknya
3) Partisipasi dalam kegiatan pendidikan
Pelayaanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam
pendidikan dokter keluarga, dan berusaha untuk berpartisipasi
pada pelatihan mahasiswa kedokteran atau pelatihan dokter
4) Penelitian dalam praktik
Pelayanan dokter keluarga mempunyai itikad baik dalam
penelitian dan berusaha untuk menyelenggarakan penelitian yang
sesuai dengan etika penelitian kedokteran, demi kepentingan
kemajuan pengetahuan kedokteran
5) Penulisan ilmiah
Dokter keluarga pada pelayanan dokter keluarga berpartisipasi
secara aktif dan/atau pasif pada jurnal ilmiah kedokteran

e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan
(standard as community leader)
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartisipasi aktif dalam
segala kegiatan peningkatan kesehatan disekitarnya dan siap
memberikan pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya.

1) Menjadi anggota perkumpulan sosial
Dokter keluarga dan petugas kesehatan lainnya yang bekerja
dalam pelayanan dokter keluarga, menjadi anggota perkumpulan
sosial untuk mempeluas wawasan pergaulan
2) Partisipasi dalam kegiatan kesehatan masyarakat
Bila ada kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat di sekitar tempat
praktiknya, pelayanan dokter keluarga bersedia berpartisipasi
aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut
3) Partisipasi dalam penanggulangan bencana di sekitarnya
17

Bila ada wabah dan bencana yang mempengaruhi kesehatan di
sekitarnya, pelayanan dokter keluarga berpartisipasi aktif dalam
penanggulangan khususnya dalam bidang kesehatan

3. Standar pengelolaan praktik (Standards of practice management)

a. Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat
petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan atau pelatihannya

1) Dokter keluarga
Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga
adalah dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi
panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan
2) Perawat
Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah
mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran
keluarga
3) Bidan
Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah
mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran
keluarga
4) Administrator klinik
Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga,
telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan
kedokteran keluarga

b. Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)
Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen
keuangan profesional

18

1) Pencatatan keuangan
Keuangan dalam praktek dokter keluarga tercatat secara seksama
dengan cara yang umum dan bersifat transparansi
2) Jenis sistim pembiayaan praktik
Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola
sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik sistem
pembiayaan praupaya maupun sistim pembiayaan fee-for service

c. Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for
practice)
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan
yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional

1) Pembagian kerja
Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-
masing
2) Program pelatihan
Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan
pelatihan kerja (job training) terlebih dahulu
3) Program kesehatan dan keselamaan kerja (K3)
Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur K3
(kesehatan dan keselamatan kerja) untuk pusat pelayanan
kesehatan
4) Pembahasan administrasi klinik
Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan
administrasi klinik.

4. Standar sarana dan prasarana (standards of facilities)

a. Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
19

Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata
pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya

1) Fasilitas untuk praktik
Fasilitas pelayanan dokter keluarga sesuai untuk kesehatan dan
keamanan pasien, pegawai dan dokter yang berpraktik
2) Kerahasiaan dan privasi
Konsultasi dilaksanakan dengan memperhitungkan kerahasiaan dan
privasi pasien
3) Bangunan dan interior
Bangunan untuk pelayanan dokter keluarga merupakan bangunan
permanen atau semi permanen serta dirancang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan medis strata pertama yang aman dan
terjangkau oleh berbagai kondisi pasien
4) Alat komunikasi
Klinik memiliki alat komunikasi yang biasa digunakan masyarakat
sekitarnya
5) Papan nama
Tempat pelayanan dokter keluarga memasang papan nama yang
telah diatur oleh organisasi profesi

b. Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan klinik yang sesuai dengan
fasilitas pelayanannya yaitu pelayanan kedokteran di strata pertama
(tingkat primer).

1) Peralatan medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik
sebagai penyedia layanan strata pertama
2) Peralatan penunjang medis
20

Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan penunjang
medis yang minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat
berpraktik sebagai penyedia pelayanan strata pertama.
3) Peralatan non medis
Pelayanan dokter keluarga memiliki peralatan non medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik untuk dapat berpraktik
sebagai penyedia pelayanan strata pertama


D. Dokter Keluarga sebagai Penyelenggara Layanan Primer

Menurut Wonodirekso (2009), dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional
dokter keluarga menempati ranah pelayanan primer sedangkan dokter
spesialis menempati ranah pelayanan sekunder. Pemisahan atau
pemeringkatan layanan itu diperlukan agar terjadi mekanisme saling kontrol
dan saling bina antara SDM di pelayanan primer dan sekunder. Dokter
keluarga sebagai penyelenggara layanan primer, harus bekerja keras agar
dapat menyelesaikan semua jenis masalah kesehatan yang dipunyai pasiennya
tanpa memandang jenis kelamin, sistem organ, jenis penyakit, golongan usia,
dan status sosialnya. Dokter keluarga terutama bertugas meningkatkan taraf
kesehatan pasien, mencegah timbulnya penyakit, segera membuat diagnosis
dan mengobati penyakit yang ditemukan, mencegah timbulnya cacat serta
mengatasi keterbatasan akibat penyakit. Jika diperlukan sudah barang tentu
harus sesegera mungkin merujuk pasien ke sejawat dokter spesialis di ranah
pelayanan sekunder. Dari tatanan yang tercantum dalam SKN tersebut
jelaslah bahwa kerjasama mutualistis antara dokter keluarga dan dokter
spesialis sangat penting agar pasien merasa dilindungi dan mendapat layanan
yang benar dan baik. Dalam penerapan SPDK, seorang Dokter Keluarga
(DK) yang sejatinya adalah Dokter Praktik Umum (DPU) yang kewenangan
praktiknya sebatas pelayanan primer harus menggunakan prinsip pelayanan
dokter keluarga yang terdiri atas sembilan butir yaitu:

21

1. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik
2. Menyelengarakan pelayanan yang bersinambung (kontinu)
3. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Menyelenggarakan pelayanan yang bersifat koordinatif dan kolaboratif
5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual) sebagai bagian
integral dari keluarganya
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya
7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan

Secara logis dokter praktik umum (DPU) yang telah menyelenggarakan
prinsip di atas patut mendapat sebutan DK walaupun sebutan itu mungkin
hanya datang dari komunitas pasien yang dilayaninya. Kenyataannya
sebagian besar DPU di Indonesia terutama yang sukses dalam praktiknya
sehari-hari sebenarnya telah menjalankan prinsip tersebut secara naluriah.
Dapatlah disimpulkan bahwa sebenarnya penerapan kesembilan butir prinsip
pelayanan DK bukanlah upaya baru melainkan sebuah upaya mengembalikan
krida DPU ke khitahnya sebagai penyelenggara pelayanan primer yang
paripurna dan handal. Penerapan prinsip itu menghendaki agar DK menyadari
bahwa dalam melaksanakan tugasnya di ranah layanan primer harus
bekerjasama dengan semua pihak termasuk paramedis, petugas laboratorium
klinik, asuransi kesehatan, dokter spesialis, pasien dan keluarganya, serta
pihak lain yang terkait termasuk pihak pendana misalnya perusahaan asuransi
kesehatan. Jadi, penerapan SPDK, yang memerlukan kerjasama profesional
mutualistis di antara para dokter yang terlibat di dalamnya, mustahil dapat
diwujudkan jika tidak didasari oleh:

1. Keelokan perilaku
2. Penguasaan ilmu
3. Kemahiran bernalar dan keterampilan menjalankan prosedur klinis
22

4. Kinerja yang prima

Keempat butir tersebut merupakan 4 pilar profesionalisme. Jadi tidaklah
mengherankan jika DPU yang sukses dalam praktik, yang secara naluriah
telah menerapkan SPDK sebenarnya seorang profesional sejati yang juga
terbentuk secara alami melalui penerapan SPDK. Dalam praktik sehari-hari
seorang DPU atau DK tidak mungkin lepas dari kebutuhan akan konsultasi
dan rujukan, baik yang bersifat horizontal dengan sesama dokter layanan
primer maupun vertikal dengan dokter di layanan sekunder. Konsultasi dan
rujukan juga akan menjadi sarana pengikat ang mampu meningkatkan kadar
kesejawatan jika terlaksana secara baik. Bersamaan dengan peningkatan
kesejawatan sebenarnya terjadi juga peningkatan kadar keilmuan dan
keterampilan berpikir serta bertindak. Oleh karena itu prinsip kolaborasi dan
koordinasi dalam praktik DK dengan sendirinya akan memfasilitasi
peningkatan kadar profesionalisme dan kesejawatan.


E. Prinsip Pelayanan Dokter Keluarga

1. Komprehensif dan holistik
Memberikan pelayanan secara paripurna berarti melakukan pemeriksaan
secara keseluruhan dengan menimbang rasionalitas dan mafaatnya bagi
pasien. Sebagai contoh misalnya, seorang yang sakit kepala, pada
awalnya mungkin saja hanya diberi parasetamol atau analgetik lainnya.
Jika sakit kepala berulang-ulang, harus digali sejauh mungkin berbagai
kemungkinan penyebabnya, dan bila dipandang perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis penyebabnya. Tentu
saja, rujukan harus dilakukan jika memang diperlukan, sekalipun pasien
ybs tidak memintanya. Selain itu, ancangan holistik harus dilakukan juga
agar terasa lebih manusiawi. Dokter keluarga lebih mempertimbangkan
siapa yang sakit daripada sekedar penyakit yang disandang
23

2. Pelayanan kontak pertama dan kesinambungannya
Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak pertama
dengan pasien, tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan utamanya
atau sistem organ yang terganggu. Sebenarnya 85% masalah kesehatan
dapat diselesaikan di layanan primer jika kinerja DPU/DK dapat
diandalkan. Oleh karena itu yang memerlukan rujukan ke rumah sakit
seharusnya hanya 15%. Jelaslah kiranya kinerja seperti apa yang harus
diwujudkan oleh para DPU/DK agar dapat menyelesaikan 85% masalah
yang dihadapinya.
Dokter keluarga merupakan ujung tombak pelayanan medis tempat
kontak pertama dengan pasien untuk selanjutnya harus menjaga
kontinuitas pelayanan dalam arti, pemantauan kepada pasien dilakukan
secara terus-menerus mengunakan rekam medis yang akurat dan sistem
rujukan yang terkendali.Untuk menunjang kesinambungan pelayanan,
klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan sarana
komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi sewaktu-waktu
diperlukan. Demikian pula, jangan lupa membuat surat rujuk pindah jika
ada pasien yang hendak pindah tempat tinggal misalnya pindah kota atau
pindah klinik. Dalam surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data
kesehatan yang penting, dengan data tambahan data yang diperlukan.
Boleh dikatakan pemantauan pada setiap pasien dilakukan mulai dari
konsepsi sampai mati.
3. Pelayanan promotif dan preventif
Dokter Keluarga harus berusaha meningkatkan taraf kesehatan setiap
pasien yang menjadi tanggung-jawabnya. Bagaimanapun dokter keluarga
harus berupaya menerapkan seluruh tingkat pencegahan. Dengan
demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan vaksinasi,
menyelengarakan KB dan KIA dan bahkan acara senam pagi secara rutin.
Selain itu DK harus cepat dan tepat membuat diagnosis penyakit dan
mengobatinya.
24

4. Pelayanan koordinatif dan kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi
spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan.
Selain itu koordinasi pun dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya
guna meningkatkan efisiensi pengobatan.
Pelayanan kolaboratif artinya bekerja sama juga dengan berbagai pihak
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan, guna mengefektifkan dan
mengefisienkan pelayanan. Misalnya, bekerjasama dengan labotarotium
untuk memantau pasien dengan dugaan DHF tetapi belum perlu dirawat.
Untuk kasus seperti ini pihak laboratorium diminta untuk memantau
perubahan indikator perkembangan penyakit dan segera melaporkan
hasilnya sehinga pasien dapat istirahat di rumah tanpa bolak-balik ke
klinik. Dokter keluarga bukan hanya mempertimbangkan segi medis
tetapi juga ekonomi, sosial dan budaya sehingga sering perlu melibatkan
atau kerjasama dengan berbagai pihak.
5. Pelayanan personal
Titik tolak pelayanan DK adalah pelayanan personal seorang individu
sebagai bagian integral dari keluarganya. Seorang individu, sekalipun
menjadi bagian dari sebuah keluarga, dibenarkan mempunyai DK sendiri
yang mungkin dapat berbeda atau sama dengan anggota keluarga yang
lain.
6. Mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungannya
Dalam mengobati pasien, DK tidak boleh lupa bahwa pasien merupakan
bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit
sangat dipengaruhi lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat
mempengaruhi lingkungannya juga.

25

7. Sadar etika dan hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam
menghadapi pasiennya tanda memandang status sosial, jenis kelamin,
jenis penyakit, ataupun sistem organ yang sakit. Semua adalah pasiennya
dan harus dilayani secara profesional. Demikian pula dengan sadar
hukum, sangat dekat dengan perilaku dokter untuk tetap bekerja dalam
batas-batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang
digariskan oleh hukum yang berlaku di daerah tempat praktiknya.
8. Sadar biaya
Yang tidak kalah pentingnya adalah sadar biaya yang juga sebenarnya
menyangkut perilaku DK dalam pertimbangkan cost effectiveness dari
biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Dengan kata lain biaya harus menjadi
pertimbangan akan tetapi tidak boleh menurunkan mutu pelayanan.
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan
dipertanggungjawabkan
Sebenanrya yang diaudit mencakup selurut strata pelayanan kesehatan
bukan hanya layanan DK. Kenyataannya sampai sekarang audit medis
masih jauh dari harapan terutamna di Indonesia. Namun demikian praktik
DK harus memulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu dapat
diaudit oleh pihak yang berwenang. Audit medis ini merupakan upaya
peningkaan kualitas pelayanan dan sama sekali bukan upaya untuk
memata-matai praktik dokter.







26






BAB III
KESIMPULAN


a. Dokter keluarga adalah dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan kedokteran, dan
mengatur pelayanan oleh provider lain bila diperlukan.
b. Ilmu kedokteran keluarga adalah yang mencakup seluruh spektrum ilmu
kedokteran berorientasi yankes strata 1 yang berkesinambungan dan
menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosbud (PB
IDI, 1983).
c. Karakteristik Pelayanan Dokter keluarga menurut Lyn P. Charmichael :
Berorientasi pada pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan
Berhubungan dengan pasien sebagai anggota dari unit keluarga
Pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan keluarga
Ketrampilan diagnosis handal serta pengetahuan epidemiologi
Memiliki keahlian mengelola berbagai penyakit yang ditemukan di
masyarakat tersebut
Menguasai teknik pemecahan masalah dlm mengatasi berbagai
penyakit yang agak mirip atau tidak khas serta berbagai penyakit
tergolong psikosomatik
d. Standar Pelayanan Dokter Keluarga (PDKI, 2006) :
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of clinical care)
Standar Pelayanan Paripurna (standard of comprehensive of care)
Standar Pelayanan Medis (standard of medical care)
27

Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Standar Pelayanan Terpadu (standard of integration of care)
Standar Pelayanan Bersinambung (standard of continuum care)
2. Standar perilaku dalam praktik (Standards of behaviour in practice)
Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship
standard)
Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik (Standard of partners
relationship in practice)
Standar perilaku dengan sejawat (Standard of working with
colleagues)
Standar pengembangan ilmu dan ketrampilan praktik (Standard of
knowledge and skill development)
Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan
(standard as community leader)
3. Standar pengelolaan praktik (Standards of practice management)
Standar sumber daya manusia (Standard of human resources)
Standar manajemen keuangan (Standard of finance management)
Standar manajemen klinik (Standard management of clinic for
practice)
4. Standar sarana dan prasarana (standards of facilities)
Standar fasilitas praktik (standard of practice facilities)
Standar peralatan klinik (standard of practice equipments)

e. Prinsip pelayanan dokter keluarga terdiri atas sembilan butir yaitu:
1. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan
holistik
2. Menyelengarakan pelayanan yang bersinambung (kontinu)
3. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Menyelenggarakan pelayanan yang bersifat koordinatif dan
kolaboratif
28

5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual) sebagai bagian
integral dari keluarganya
6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum
8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan


29

DAFTAR PUSTAKA


Azwar, A. 1996. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Yayasan Penerbitan IDI

Firdaus, S.U.2014.Hak Asasi Manusia dalam Hukum Kesehatan di Indonesia.
diakses dari
http://eprints.uns.ac.id/872/1/Hak_Asasi_Manusia_dalam_Hukum_Kesehatan.
pdf

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Dokter
Keluarga. Jakarta: PDKI

Prasetyawati, A.E. 2012. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya. diakses dari
http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/BUKU_KEDOKTERAN_KELUARGA_
.pdf

Starfield B, Shi L, Macinko J. 2005. Contribution of primary care tohealth. The
Milbank Quarterly.83(3):457502.

Wonodirekso, Sugito. 2009. Sistem Pelayanan Dokter KeluargaMeningkatkan
Kadar Kesejawatandan Profesionalisme. Maj Kedokt Indon 59 (1): 1-2

Anda mungkin juga menyukai