Disusun Oleh:
Dwi Wulandari
P1337420722068
2
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesehatan dan akal pikiran yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun ada beberapa halangan
yang menganggu proses pembuatan makalah ini, namun saya dapat mengatasinya dan
tentunya atas campur tangan Tuhan Yang Masa Esa.
Tidak lupa, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suyanta, Ns.
MA. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi yang telah membimbing
saya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 5
C. Tujuan.................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN................................................................................................................ 6
A. Pengertian Gangguan Kepribadian......................................................................... 6
B. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kepribadian.............................................. 8
C. Jenis Gangguan Kepribadian.................................................................................. 9
D. Gejala Gangguan Kepribadian............................................................................. 16
E. Penanganan Umum Gangguan Kepribadian......................................................... 17
F. Sudut Pandangnya Teoritis Mengenai Gangguan Kepribadian............................18
BAB III............................................................................................................................ 21
PENUTUP....................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 21
B. Saran.................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 22
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Ini diklasifikasikan sebagai kelas gangguan kepribadian hanya jika ciri-
ciri kepribadiannya tidak fleksibel, maladaptasi, dan dapat menyebabkan
disfungsi yang signifikan atau penderitaan subjektif. Orang yang mengalami
kepribadian biasanya berperilaku secara kompleks dan beragam dengan cara
berikut:
7
mengenali emosi (emosi) yang terjadi di dalamnya.
3. Faktor Biologis
hormon
Orang impulsif sering mengalami peningkatan kadar testosteron,
estradiol, dan estron.
Neurotransmitter
Ciri-ciri kepribadian dan evaluasi sistem dopaminergik dan
serotonergik telah mengungkapkan fungsi psikoaktif
neurotransmiter ini. Meningkatkan kadar serotonin dengan
agonis serotonin tertentu, seperti fluoxetine, dapat menyebabkan
perubahan dramatis pada beberapa ciri kepribadian. Serotonin
8
mengurangi depresi dan impulsif.
Elektrofisiologi
Perubahan konduktivitas listrik EEG telah dicatat pada beberapa
pasien dengan gangguan kepribadian dengan aktivitas
gelombang lambat, paling sering tipe antisosial dan ambang.
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menjelaskan bahwa ciri-ciri kepribadian berhubungan
dengan fiksasi pada tahap perkembangan psikologis. Fiksasi pada
stadium awal anak-anak dengan kepuasan anal yang berlebihan atau
tidak mencukupi dapat menyebabkan keras kepala, keserakahan, dan
integritas.
C. Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian
Menurut manual diagnostik dan statistik penyakit mental edisi ke-4 atau
singkatan gangguan kepribadian DSM-IV diklasifikasikan dalam tiga kelompok,
grup A di mana individu eksentrik, di grup B kategori individu yang dramatis dan
emosional, mereka orang-orang di grup C rentan terhadap kecemasan, atau takut.
ketertarikan dengan pengalaman seksual, tidak memiliki teman dekat, dan tidak
10
pasien terlibat dalam kultus, praktik keagamaan yang aneh, dan infeksi
mata. Terapis tidak boleh menertawakan aktivitas atau menilai keyakinan
atau aktivitasnya.
2. Farmacotherapy: Antipsikotik membantu mengobati gejala harga diri,
delusi, dan gangguan lainnya dan dapat digunakan dalam kombinasi
dengan psikoterapi. Hasil positif telah dilaporkan dengan haloperidol.
Antidepresan digunakan ketika komponen depresi dari kepribadian
ditemukan.
13
Penanganan Pengobatan Gangguan Kepribadian Menghindar
Dalam hal biologis, banyak korban trauma kepala atau infeksi yang mengenai
sistem saraf pusat kemudian mengalami OCD. Pemindai tomografi emisi positron
yang mengkaji metabolism glukosa pada nucleus kaudatus dan girus orbital
pada ganglia basal otak memperlihatkan perbedaan pada individu yang
mengalami OCD dan yang tidak. (keperawatan jiwa hal.330)
16
v. Gangguan pola kepribadian bukan karena efek psikologis yang
disebabkan oleh kondisi medis seperti cedera kepala.
Gejala-gejala lain yang muncul dari penderita Gangguan Kepribadian antara lain:
Penanganan yang dapat dilakukan, antara lain (Wati & Irjayanti, 2015):
1. Training untuk orang tua sehingga dapat mengetahui dan mengenali perilaku
anaknya yang mengalami conduct disorder.
2. Training keluarga untuk lebih peka antara satu dan yang lain sehingga
gangguan conduct disorder pada anak dapat diminimalisir.
6. Mengkonsumsi obat
18
dengan lebih baik. Kesulitan dalam mengobati orang dengan gangguan kepribadian
dapat menghambat kemajuan pengobatan.
Dari perspektif ini, merawat seseorang dengan gangguan kepribadian terdiri dari
mengidentifikasi penyebab masalah dan memberikan dukungan dan bimbingan yang
diperlukan untuk keluar dari masalah.
1. Sudut Pandang Biologis
Pandangan ini menunjukkan bahwa perkembangan gangguan kepribadian
kemungkinan besar disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orang tua.
Asumsi ini paling jelas ditunjukkan oleh individu dengan gangguan kepribadian
skizotipal. Kami juga menemukan bahwa orang dengan dan tanpa gangguan kepribadian
antisosial memiliki sistem saraf yang berbeda.
Terapi obat secara tidak langsung mengobati gangguan kepribadian. Namun,
antidepresan dan anti kecemasan dapat digunakan untuk mengobati tekanan mental yang
terjadi pada orang dengan gangguan kepribadian. Obat ini tidak mengubah pola
persisten perilaku maladaptif yang dapat menyebabkan stres. Namun, satu penelitian
menemukan bahwa Prozac antidepresan dapat mengurangi perilaku agresif dan lekas
marah orang dengan gangguan kepribadian impulsif dan agresif. Oleh karena itu, salah
satu pengobatan yang digunakan adalah memberikan obat-obatan kepada orang-orang
yang berperilaku impulsif, seperti Prozac.
2. Sudut Pandang Sistem Keluarga(Family Sustem)
Perspektif sistem keluarga berfokus pada pola asuh yang kurang memadai dan dapat
menyebabkan stres pada anak. Hal ini dapat membuat seseorang rentan terhadap
gangguan kepribadian. Misalnya, melecehkan anak, menolak atau menelantarkan anak,
atau menggunakan pola asuh yang tidak konsisten dan tidak memadai meningkatkan
risiko mengembangkan gangguan kepribadian antisosial setelah anak tumbuh dewasa.
Terapis perilaku ini melihat pekerjaan mereka sebagai mengubah perilaku klien, bukan
struktur kepribadian. Banyak ahli teori perilaku berpikir bukan dalam kerangka
"kepribadian" klien, tetapi dalam kerangka perilaku yang tidak disesuaikan yang
didukung oleh potensi penguatan. Oleh karena itu, terapis perilaku fokus pada upaya
untuk mengubah perilaku maladaptated menjadi perilaku adaptif melalui teknik
eksklusi, pemodelan, dan peningkatan. Jika klien diajari perilaku yang kemungkinan
besar akan ditingkatkan oleh orang lain, perilaku baru itu akan dipertahankan.
Sehingga, pengobatan yang direkomendasikan dari perspektif ini adalah pelaksanaan
19
terapi keluarga dan pelaksanaan berbagai pendidikan orang tua dan langkah-langkah
dukungan yang berkaitan dengan, misalnya, pengasuhan dan pengasuhan anak-anak.
1. Sudut Pandang Hehavioral
Perspektif ini adalah contoh penelitian yang dilakukan pada individu dengan
gangguan kepribadian antisosial. Studi tersebut menyatakan bahwa orang dengan
gangguan kepribadian ini belum mempelajari pola untuk menghindari rangsangan yang
tidak menyenangkan. Alasan untuk ini adalah agar mereka tidak mengalami ketakutan
yang berlebihan dan menghabiskan lebih sedikit perhatian dan hukuman. Yang
membingungkan adalah kemampuan belajar individu. Perawatan yang
direkomendasikan untuk gangguan kepribadian adalah untuk mengidentifikasi dan
meningkatkan kemampuan atau keterampilan individu yang tidak memadai atau lemah.
2. Perspektif kognitif
Pandangan kognitif percaya bahwa gangguan kepribadian muncul karena individu
memiliki keyakinan yang salah tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan di
sekitarnya. Misalnya keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang spesial dan orang lain
tidak, jika hal ini selalu ditekankan, maka individu tersebut rentan terhadap gangguan
kepribadian narsistik. Oleh karena itu, pengobatan yang biasa dilakukan adalah
membangun hubungan yang erat dan sehat antara terapis dan pasien sehingga terapis
secara bertahap dapat mengubah dan mengoreksi keyakinan klien yang salah.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul
pada masa kanak- kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa.
Keadaan ini merupakan pola perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung
lama kemudian muncul sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi
pribadi dan sosial yang luas.
Gangguan kepribadian tidak hanya mencakup faktor genetik (yang dapat
diturunkan), tetapi juga faktor temperamental, faktor biologis (hormon,
neurotransmiter, elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu
perkembangan psikoseksual), juga disebabkan oleh (bertahap). Tergantung
mekanisme pertahanan ego pihak-pihak yang bersangkutan).
Gangguan kepribadian terbagi menjadi tiga kelompok: cenderung
berpikir dan bertindak aneh dan eksentrik, cenderung berpikir dan bertindak
secara emosional, dan cenderung cemas dan cemas.
Akan tetapi, di antara semua bentuk gangguan kepribadian, beberapa
perawatan telah digunakan untuk mengobati orang dengan gangguan
kepribadian. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu, perilaku ini dapat
diminimalisir.
B. Saran
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya butuh saran pembaca sekalian agar dapat
memperbaiki letak kesalahan dan kekurangan dalam menyusun makalah demi
tercapainya kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sari Novita, M., Sulyaman, Sulistiono, A., & Ramadhian Ricky, M. (2016).
Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan, dan
Disfungsi Otak pada Pria Usia 45 Tahun. 6.
Waldinger, R. (2007). Psychiatry For Medical Students. American Psychaitric
Press.
Hartono, D. (2016). Psikologi Keperawatan. Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes
RI.
Yuwono, D. T., Fadlil, A., & Sunardi, S. (2019). Sistem Pakar Diagnosa
Gangguan Kepribadian Menggunakan Metode Dempster Shafer. Jurnal
Sistem Informasi Bisnis, 9(1), 25.
22