Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PSIKOLOGI

Penyimpangan atau Gangguan Kepribadian

Dosen Pengampu : Suyanta, Ns. MA.

Disusun Oleh:

Dwi Wulandari

P1337420722068

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG JURUSAN


KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
MAGELANG TAHUN 2022/2023

2
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesehatan dan akal pikiran yang diberikan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun ada beberapa halangan
yang menganggu proses pembuatan makalah ini, namun saya dapat mengatasinya dan
tentunya atas campur tangan Tuhan Yang Masa Esa.

Tidak lupa, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suyanta, Ns.
MA. selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi yang telah membimbing
saya dalam penyusunan makalah ini.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang


telah bersedia membantu penyelesaian makalah ini serta kepada semua pembac
a dapat mengambil ilmu dari makalah ini. Makalah ini tidak terlepas dari 
berbagai kelemahan manusiawi. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi penyempurnaan bersama di masa mendatang.

Magelang, 22 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 5
C. Tujuan.................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN................................................................................................................ 6
A. Pengertian Gangguan Kepribadian......................................................................... 6
B. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kepribadian.............................................. 8
C. Jenis Gangguan Kepribadian.................................................................................. 9
D. Gejala Gangguan Kepribadian............................................................................. 16
E. Penanganan Umum Gangguan Kepribadian......................................................... 17
F. Sudut Pandangnya Teoritis Mengenai Gangguan Kepribadian............................18
BAB III............................................................................................................................ 21
PENUTUP....................................................................................................................... 21
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 21
B. Saran.................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 22

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali dijumpai istilah atau pernyataan


yang memuat atau membahas seputar kepribadian. Beberapa dari kita lebih
suka melakukan pekerjaan kita,beebrapa lebih ramah,beberapa pengikut,dan
beberapa pemimpin. Beberapa dari kita tampaknya kebal terhadap penolakan
oleh orang lain, sementara yang lain takut akan kekecewaan dan menghindari
inisiatif sosial. Pola perilaku dapat didiagnosa sebagai gangguan kepribadian
jika pola tersebut sangat tidak fleksibel atau tidak selaras,menyebabkan
tekanan pribadi yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan.
Kepribadian seseorang relatif stabil dan dapat memprediksii pola
pikiran dan perilaku yang diharapkan orang lain. Orang berbicara tengang
gangguan kepribadian ketika ciri-ciri kepribadian mereka menunjukkan pola
perilaku maladaptif dan telah ada selama bertahun-tahun. Pola ini muncul
dalam semua situasi dan mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri kepribadian yang tidak sesuai tampaknya sangat melekat pada


individu ini. Biasanya mereka menolak untuk mendapatkan bantuan dari
terapis,menyangkal bahwa dia punya masalah. Orang dengan gangguan
kepribadian kurang menyadari masalah mereka dan tidak takut dengan perilaku
yang tidak sesuai,sehingga mereka tidak mempunyai insentif untuk mencari.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, manusia juga
senantiasa melakukan perubahan-perubahan di dalam kehidupannya yang
bertujuan untuk meningkat kualitas dan kuantitas diri untuk menghadapi
tantangan zaman. Semakin maju dan berkembangnya dunia, hal tersebut akan
mendorong manusia untuk bekerja keras mendapatkan materi bahkan jabatan
dengan harapan akan merasakan kepuasan. Perubahan-perubahan yang
dilakukan oleh manusia dapat mengarah kepada dua hal yaitu perubahan positif
atau perubahan negatif.

Orang dengan gangguan kepribadian tidak termotivasi karena mereka


kurang menyadari masalah mereka dan kurang takut dengan perilaku yang tidak
4
sesuai. Meminta bantuan adalah meminta bantuan, dan sangat sulit untuk
mencapai perbaikan atau pemulihan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari gangguan kepribadian?

2. Sebutkan jenis-jenis gangguan kepribadian ?

3. Apa faktor-faktor yang menyebabkan gangguan kepribadian?

4. Bagaimana gejala pada gangguan kepribadian?

5. Bagaimana penanganan bagi penderita gangguan kepribadian?

6. Bagimana sudut pandang teoritis terhadap gangguan kepribadian?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi dari gangguan kepribadian

2. Mengetahui jenis-jenis gangguan kepribadian

3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan gangguan kepribadia

4. Mengetahui gejala pada gangguan kepribadian

5. Mengetahui penanganan bagi penderita gangguan kepribadian

6. Mengetahui sudut pandang teoritis terhadap gangguan kepribadian

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian adalah kata generik buat suatu jenis penyakit pada
mana cara berpikir, tahu situasi, dan herbi orang lain berfungsi. Dalam beberapa
kasus, kemungkinan penderita nir menyadari bahwa mereka mempunyai
gangguan kepribadian lantaran cara berpikir dan berperilaku tampak alami bagi si
penderita, dan penderita mungkin menyalahkan orang lain atas keadaannya.
Sehingga penderita yg mengalami gangguan kepribadian yg akut saja yg ditindak
lanjuti dan diberi solusi penanganan sang psikiater atau psikolog. Sedangkan
orang umum yang ingin mengetahui apakah kepribadian mereka mengalami
gangguan, terkadang mengalami hambatan bagaimana solusi buat mampu
berkonsultasi tanpa wajib menemui seseorang psikiater atau psikolog.

Pengertian gangguan kepribadian menurut para ahli:


 Koswara(1991)
Dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah bagaimana individu
menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.
 Maramis (1999)
Kepribadian meruakan keseluruhan pola pikiran,perasaan,serta perilaku
yang sering digunakan oleh seseorang dalam berusaha adaptasi yang terus
menerus terhadap lingkungannya.
 Rusdi Malim (1998)
Gangguan kepribadian merupakan istilah umum untuk suatu jenis
penyakit mental dimana cara berpikir,memahami situasi,dan berhubungan
dengan orang lain tidak berfungsi.
 Kaplan dan Saddock
Merupakan suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang
yang ditemukan pada sebagian besar orang. Mereka mendefinisikan kepribadian
sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan
seseorang dari hari ke hari dalam kondisi biasanya,kepribadian relatif stabil dan
dapat diramalkan.

6
Ini diklasifikasikan sebagai kelas gangguan kepribadian hanya jika ciri-
ciri kepribadiannya tidak fleksibel, maladaptasi, dan dapat menyebabkan
disfungsi yang signifikan atau penderitaan subjektif. Orang yang mengalami
kepribadian biasanya berperilaku secara kompleks dan beragam dengan cara
berikut:

 Ketergantungan yang berlebihan


 Ketakutan yang berlebihan dan intimitas
 Kesedihan yang mendalam
 Tingkah laku yang eksploitatif
 Kemarahan yang tidak dapat dikontrol
 Kalau masalah mereka tidak ditangani
Kepribadian yang diberikan adalah gangguan serius dalam karakter
pribadi dan perilaku perilaku. Rintangan ini berisi beberapa tampilan, dan
menangguhkan dengan kekacauan sosial pribadi. Gangguan dapat disebabkan
oleh faktor warisan dan pengalaman hidup pada awal masa kanak-kanak atau
berbagai stigma biasa.

Mendiagnosis gangguan kepribadian seseorang berdasarkan perilaku,


suasana hati, interaksi sosial, dan impulsif adalah masalah kontroversial dan
dapat berbahaya bagi orang yang terkena, dan kebanyakan orang biasa Beri
mereka label tertentu atau berbagai stigma. Akibatnya, individu-individu ini
semakin enggan untuk mengasingkan diri untuk pengobatan.

Timbulnya gangguan kepribadian diawali dengan munculnya distres,


yang berlanjut dengan menekan emosi tersebut dan bertindak dalam beberapa
cara, umumnya seperti yang distres. Fungsi interaksi sosial yang buruk di rumah
dan lingkungan kerja memperburuk emosi dan suasana hati dengan
mendramatisasi, mempertahankan, mengulangi, atau mengingat (kompulsif) atau
suasana hati antisosial.

Beberapa dari perilaku ini mempengaruhi orang dan aktivitas sehari-hari


mereka. Orang dengan gangguan kepribadian umumnya merasa sulit untuk
mempertahankan atau mempertahankan hubungan dengan orang lain. Hal ini
disebabkan oleh masalah interpersonal yang kronis dan kesulitan dalam

7
mengenali emosi (emosi) yang terjadi di dalamnya.

Orang dengan gangguan kepribadian melakukan perilaku ketat yang sulit


untuk beradaptasi dengan orang lain, seperti impulsif, lekas marah, tuntutan
berlebihan, ketakutan, dan permusuhan. Operasi atau transaksi kasar. Masalah
seperti alkoholisme, gangguan mood, kecemasan, gangguan makan,
membahayakan tubuh, keinginan bunuh diri, dan gangguan seksual sering
menjadi bagian dari masalah gangguan kepribadian.
B. Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Kepribadian
1. Faktor Genetika
Salah satu bukti bahwa faktor genetik mempengaruhi perkembangan
gangguan kepribadian berasal dari penelitian terhadap 15.000 pasang
gangguan kejiwaan di Amerika Serikat. Pada kembar identik, tingkat
kesesuaian untuk gangguan kepribadian berkali-kali lebih tinggi
daripada pada kembar dizigotik. Selain itu, satu penelitian menemukan
bahwa kembar terisolasi hampir sama dengan kembar yang dibesarkan
bersama dalam hal penilaian ganda kepribadian dan temperamen, minat
pekerjaan dan hiburan, dan sikap sosial.
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamen yang diidentifikasi pada masa kanak-kanak
dapat dikaitkan dengan gangguan kepribadian di masa dewasa.
Misalnya, seorang anak yang ketakutan karena tingkah dapat
mengembangkan kepribadian penghindar.

3. Faktor Biologis

 hormon
Orang impulsif sering mengalami peningkatan kadar testosteron,
estradiol, dan estron.
 Neurotransmitter
Ciri-ciri kepribadian dan evaluasi sistem dopaminergik dan
serotonergik telah mengungkapkan fungsi psikoaktif
neurotransmiter ini. Meningkatkan kadar serotonin dengan
agonis serotonin tertentu, seperti fluoxetine, dapat menyebabkan
perubahan dramatis pada beberapa ciri kepribadian. Serotonin
8
mengurangi depresi dan impulsif.
 Elektrofisiologi
Perubahan konduktivitas listrik EEG telah dicatat pada beberapa
pasien dengan gangguan kepribadian dengan aktivitas
gelombang lambat, paling sering tipe antisosial dan ambang.
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menjelaskan bahwa ciri-ciri kepribadian berhubungan
dengan fiksasi pada tahap perkembangan psikologis. Fiksasi pada
stadium awal anak-anak dengan kepuasan anal yang berlebihan atau
tidak mencukupi dapat menyebabkan keras kepala, keserakahan, dan
integritas.
C. Jenis-Jenis Gangguan Kepribadian

Menurut manual diagnostik dan statistik penyakit mental edisi ke-4 atau
singkatan gangguan kepribadian DSM-IV diklasifikasikan dalam tiga kelompok,
grup A di mana individu eksentrik, di grup B kategori individu yang dramatis dan
emosional, mereka orang-orang di grup C rentan terhadap kecemasan, atau takut.

1. Gangguan Kepribadian Kelompok A

a. Gangguan Kepribadian Paranoid

Individu yang memiliki kepribadian paranoid dalam DSM – IV ditandai


denganketidakpercayaan terhadap oranglain dan menganggap oranglain memiliki
motiftersembunyi dan ditafsirkan sebagai orang yang jahat.

Orang yang mengalami gangguan kepribadian paranoid memiliki gejala


seperti,cenderung menyalahkan orang lain tanpa dasar, ragu akan kepercayaan
terhadaporang lain, memiliki sifat pendendam, dan masih banyak lagi. Untuk
penangan kepribadian paranoid seseorang dapat menggunakan terapi (CBT)
Chognitive Behavioral Therapy.

b. Gangguan Kepribadian Skizoid

Individu dengan skizofrenia dengan DSM-IV cenderung tidak


menginginkan dan menjalin hubungan yang akrab dengan interaksi sosial tidak
peduli dengan hubungan, mereka lebih suka menghabiskan waktu seorang. Orang
dengan skizofrenia lebih suka menghabiskan uang sendiri dibandingkan dengan
9
yang lain, mereka sering tampak bersosialisasi dan kesepian.
Gangguan ini dapat ditangani dengan intervensi atau modifikasi perilaku
pasien dengan memberi mereka kegiatan untuk bersosialisasi dan menghindari
pemisahan, penetapan peran dalam kelompok, dan peningkatan fungsi onalitas
dalam masyarakat.

c. Gangguan Kepribadian Skizotipal

Skizotipal adalah gangguan kepribadian dimana individu dengan


kecenderungan memiliki pola fikir yang khas sehingga dapat merusak komunikasi
dan interaksi yang tengah berlangsung. Skizotipal dalam DSM – IV dapat
digolongkan menjadi 4 kriteria yaitu; kategori pertama, memiliki sifat paranoid
dan cenderung mencurigai orang lain, kategori ke dua adalah referensi ide, dimana
mereka menganggap kejadian yang ada disekitar berkaitan langsung dengannya,
kategori ketiga adalah magical think and odd beliefs, dimana individu
mempercayai suatu keyakinan terhadap sihir dan hal yang aneh, kategori ke empat
yaitu orang yang memiliki halusinasi.

Dalam DSM – IV skizotipal memiliki beberapa tanda seperti; tidak dapat

menikmati hubungan dekat, selalu berselisih pendapat, hanya memiliki sedikit

ketertarikan dengan pengalaman seksual, tidak memiliki teman dekat, dan tidak

mempedulikan kritikan dan pujian dari orang lain.

Penanganan Gangguan Kepribadian Schizotypal sebagai berikut :

1. Mengembangkan perawatan diri (pelanggan) dan keterampilan sosial


untuk meningkatkan fungsi masyarakat. Pelanggan didorong untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan membantu mereka dalam memutuskan
kapan pekerjaan kebersihan dan perawatan diperlukan. juga membantu
dengan meminta klien membuat daftar orang-orang di komunitas yang
perlu mereka hubungi. Hal ini memungkinkan klien untuk meningkatkan
keterampilan sosial mereka untuk berbicara dengan jelas dengan orang lain
dan mengurangi percakapan yang mengganggu.

Psikoterapi: Pikiran aneh dan aneh dari pasien dengan gangguan


kepribadian skizotipal harus diperlakukan dengan hati-hati. Beberapa

10
pasien terlibat dalam kultus, praktik keagamaan yang aneh, dan infeksi
mata. Terapis tidak boleh menertawakan aktivitas atau menilai keyakinan
atau aktivitasnya.
2. Farmacotherapy: Antipsikotik membantu mengobati gejala harga diri,
delusi, dan gangguan lainnya dan dapat digunakan dalam kombinasi
dengan psikoterapi. Hasil positif telah dilaporkan dengan haloperidol.
Antidepresan digunakan ketika komponen depresi dari kepribadian
ditemukan.

2. Gangguan Kepribadian Kelompok B

a. Gangguan Kepribadian Antisosial

Individu dengan kecenderungan antisosial dan psikopati mengabaikan hak


orang lain. DSM-IV menjelaskan bahwa ada beberapa karakteristik gangguan
kepribadian antisosial seperti muntah terus-menerus hukum, agresi sering
berbohong, tidak peduli dengan keselamatan orang lain, dia sendiri, kurangnya
penyesalan atas tindakannya, dll.

Penangganan Gangguan Kepribadian Antisocial

1. Meningkatkan perilaku yang bertanggung jawab. Tetapkan batasan dan


identifikasi perilaku yang diharapkan atau dapat diterima sebagai hasil
dari melintasi batas. Jelaskan perilaku bermasalah dan jaga agar klien tetap
fokus pada diri mereka sendiri.
2. Membantu klien memecahkan masalah dan mengendalikan emosinya.
Ajarkan individu (klien) untuk secara efektif memecahkan dan mengelola
perasaan marah dan frustrasi.
3. Meningkatkan kinerja peran, mengidentifikasi hambatan terhadap kinerja
peran, mengurangi atau menghentikan penggunaan obat-obatan dan
alkohol.

Psikoterapi: Perawatan optimal tidak diketahui, tetapi dokter dapat


membantu pasien dan keluarganya membuat keputusan tentang perawatan.
Perumahan sementara dapat diatur jika perlu. Secara umum, terapi
individu dan kelompok direkomendasikan. Segalanya bisa menjadi lebih
baik, terutama ketika Anda berusia 30 hingga 40 tahun. Perbaikan ini tidak
11
perlu disesuaikan dengan benar. Banyak pasien masih mengalami
kesulitan dalam hubungan interpersonal, lekas marah, dan permusuhan
dengan suami atau istri, tetangga, dan agama. Alasan untuk perbaikan ini
sering kali karena kedewasaan, pernikahan, takut dipenjara, dan tanggung
jawab yang meningkat.
4. Farmakoterapi: Digunakan untuk mengobati gejala yang diharapkan
seperti kecemasan, kejang, dan depresi, tetapi obat harus digunakan
dengan hati-hati karena pasien sering kali menjadi pecandu narkoba. Jika
pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas, psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin) dapat
digunakan. Upaya harus dilakukan untuk mengubah metabolisme
katekolamin oleh obat-obatan dan mengontrol perilaku impulsif obat
antiepilepsi, terutama jika gelombang otak menunjukkan bentuk
gelombang yang abnormal.

b. Gangguan Kepribadian Ambang

Orang dengan gangguan kepribadian ambang hubungan dan suasana hati


cenderung tidak stabil. Di dalam ada beberapa tanda kepribadian ambang DSM-
IV: Memiliki hubungan yang tidak stabil, gangguan identitas, perubahan suasana
hati individu borderline cenderung berubah sedikit depresi.

Penanganan Gangguan Kepribadian Ambang

1. Teknik restrukturisasi kognitif


2. Dekatastrofe situasi
3. Berbicara positif dengan diri sendiri
4. Membuat daftar aktivitas untuk menghilangkan kebosanan
5. Ajarkan keterampilan sosial
6. Harapan realistis dari hubungan

c. Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan kepribadian historis adalah gangguan kepribadian di mana


seseorang adalah gangguan kepribadian hal ini juga digambarkan dalam DSM-IV,
yang begitu dramatis sehingga menarik perhatian. Orang dengan kecenderungan
sejarah memiliki sifat emosional. Gangguan kepribadian histrionik memiliki
12
beberapa karakteristik, antara lain: Kenyamanan tanpa perhatian memiliki sifat
provokatif seks, emosi sesaat, aktivitas fisik menarik perhatian, dll.

Teori psikoanalisa berpendapat bahwa emosionalitas dan


ketidaksenonohan perilaku secara seksual didorong oleh ketidaksenonohan
orangtua, terutama ayah kepada anak perempuannya. Sedangkan ekspresi emosi
yang berlebihan dipandang sebagai simtom- simtom konflik tersembunyi
tersebut dan kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara
untuk mempertahankan diri dari perasaan yang sebenarnya yaitu harga diri
yang rendah (Apt & Hurlbert, 1994; Stone, 1993).

Penanganan Pengobatan Gangguan Kepribadian Histonik

1. psikoterapi: Ini mungkin percakapan, jadi jika mereka telah melihat


perbaikan di awal perawatan, dokter harus diperingatkan. Karena fungsi
komunikasi hilang, operasi dipandu adalah operasi yang sebenarnya.
2. Farmakoterapi: Jika gejalanya ditargetkan (depresi dan keluhan somatik,
anti-pewarna untuk antibodi, obat antipsikotik untuk obat antipsikotik
untuk kecemasan dan fantasi antipsikotik).

3. Gangguan Kepribadian Kelompok C

a. Gangguan Kepribadian Menghindar

Gangguan kepribadian menghindar dalam DSM - IV diartikan sebagai


individu yang memiliki kecenderungan dimana individu takut akan suatu
kritikan, penolakan dari orang lain sehingga lebih memilih untuk tidak memiliki
hubungan, 8 kecuali ketika merasa benar – benar yakin. Individu dengan
kecenderungan menghindar akan menghindari pekerjaan yang mengharuskan
kontak interpersonal.

Dalam Wiramihardja (2007) menyatakan bahwa para ahli kognitif


mengatakan bahwa penderita gangguan ini mengembangkan keyakinan disfungsi
mengenai harga diri sebagai refleksi dari penolakan oleh orang lain yang
signifikan pada masa kecil (Beck & Freeman, 1990). Mereka mengatakan bahwa
orang tuanya pasti tidak menyukainya, pasti menganggap dirinya sebagai orang
yang tidak baik.

13
Penanganan Pengobatan Gangguan Kepribadian Menghindar

1. Mendukung dan meyakinkan mereka ketika mereka mulai merasa cemas


adalah sesuatu yang harus melakukan terapi untuk kliennya. Ketika
mereka kehilangan kepercayaan pada diri mereka sendiri untuk
berhubungan dengan orang-orang di sekitar mereka, atau mulai tutup diri
mereka sendiri membantu klien membangun harga diri mereka.
2. Psikoterapi: Latihan ketegasan adalah jenis terapi perilaku yang dapat
mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka dan
meningkatkan harga diri mereka.
3. Farmakoterapi: Digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi ketika
diidentifikasi sebagai sifat beta seperti atenolol (tenormin), dan umumnya
mengobati hiperaktivitas sistem saraf otonom tinggi pada pasien dengan
gangguan kepribadian menghindar.

b. Gangguan Kepribadian Obsesif

Orang dengan gangguan kepribadian obsesif cenderung perfeksionis, dan


cenderung fokus pada detil, sehingga dapat menghambat proses kerja dan
terhambatnya suatu proyek. Dalam DSM – IV orang yang memiliki gangguan
kepribadian obsesif memiliki ciri seperti sibuk dengan detil, menunjukan
perfeksionisme, berlebihan ketika mengerjakan suatu pelerjaan, tidak adpat
mengabaikan obyek yang mengganggu, dan lainnya.

Dalam hal biologis, banyak korban trauma kepala atau infeksi yang mengenai
sistem saraf pusat kemudian mengalami OCD. Pemindai tomografi emisi positron
yang mengkaji metabolism glukosa pada nucleus kaudatus dan girus orbital
pada ganglia basal otak memperlihatkan perbedaan pada individu yang
mengalami OCD dan yang tidak. (keperawatan jiwa hal.330)

Dalam menilai seseorang tidak boleh mencakup prilaku yang


mencerminkan kebiasaan, yang secara budaya tidak menjadi masalah ditempat
budaya tersebut, dan masyarakat tersebut tidak diidentifikasi sebagai orang yang
mengalami kepribadian obsesif tersebut.

Kriteria gangguan kepribadian Obsessive pada DSM-IV-TR adalah


munculnya pola pervasif dengan urutan, perfeksionisme dan pengendalian mental
14
dan interpersonal, dengan mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan dan efisiensi,
dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks.

Penanganan Pengobatan gangguan kepribadian obsesif

1. Terapi perilaku dapat digunakan untuk mengurangi perilaku obsesif


seseorang. Selama proses perawatan, klien diminta untuk mengubah
tindakan normal mereka. Jika seseorang merasa cemas dalam proses
mengubah kebiasaan, terapis harus membantu meringankan kecemasan
dengan janji berikutnya. Menegosiasikan dengan hingga, membuat
keputusan dari hingga klien, dan membantu dan menyelesaikan pekerjaan
mereka tepat waktu.
2. Psikoterapi: Orang ini tidak merasakan sakit dan tidak abnormal atau
terdistorsi. Korban di lingkungan sekitar tidak bisa membawanya ke
dokter untuk berobat. Tindakannya sering berguna di masyarakat dan di
tempat kerja. Jika pasien memiliki penyakit fisik atau mental lainnya dan
mencari perhatian medis, hubungan dokter-pasien dapat digunakan sebagai
hubungan berkelanjutan yang tergantung pada dokter. Dan saran dan
tindakan obat apapun setidaknya dapat mencegah kondisi dan dampak
lingkungan menjadi lebih buruk.
3. Farmakoterapi: Clonazepam (clonazepam) adalah benzodiazepin yang
mengandung antikonvulsan. Penggunaan obat ini mengurangi gejala
pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif yang parah. Tidak diketahui
apakah obat ini digunakan untuk gangguan kepribadian. Agonis serotonin

tertentu, seperti clomipramine (anafuranyl) dan fluoxetine, dapat


membantu jika Anda memiliki tanda atau gejala OCD.

c. Gangguan Kepribadian Dependen

Gangguan kepribadian dependen dalam DSM – IV adalah kepribadian


dimana orang yang mengalami gangguan tersebut akan sulit menentukan suatu
pilihan dan cenderung mengandalkan orang lain secara berlebihan untuk
menentukan suatu pilihan. Tanda dari gangguan kepribadian dependen dapat
terlihat sejak awal kedewasaan (Idham, 2017).

Seorang yang mengalami kepribadian dependen cenderung bergantung


15
kepada orang lain karena hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa dan menjadi
suatu kebiasaan (behaviours), untuk mengandalkan orang lain sehingga persepsi
pada diri sendiri menjadi tidak bekerja.

Penanganan Gangguan Kepribadian Dependen

1. Psikoterapi: Terapi perilaku, pelatihan ketegasan, terapi keluarga, terapi


kelompok semuanya digunakan dan sebagian besar berhasil.
2. Farmakoterapi: Digunakan untuk mengobati gejala tertentu seperti
kecemasan dan depresi yang umumnya terkait dengan Dependent
Personality Disorder. Pasien dengan serangan panik atau kecemasan
perpisahan yang parah dapat dibantu dengan imipramine (tofranil).
Benzodiazepin dan agonis serotonin juga terbukti efektif. Jika depresi atau
gejala penarikan pasien merespons psikostimulan, obat itu digunakan.

D. Gejala Gangguan Kepribadian

Orang dengan gangguan kepribadian mengalami pengalaman konflik dan


ketidakstabilan yang berbeda dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Gejala
gangguan kepribadian umum didasarkan pada kriteria yang ada untuk setiap
kategori. Secara umum, gangguan ini dikategorikan sebagai berikut:

i. Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari


harapan sosial. Penyimpangan satu atau lebih pola:
1. Berpikir (kognisi) yang meliputi perubahan pada diri
sendiri, orang lain, dan persepsi serta interpretasi waktu
2. Kasih sayang (diri, ketidakstabilan, kekuatan, reaksi
emosional terhadap jangkauan)
ii. Gangguan ini bersifat permanen pada individu dan mempengaruhi
situasi sosial.
iii. Timbulnya gangguan kepribadian berhubungan erat dengan
penderitaan atau kemerosotan hubungan sosial, masalah
pekerjaan, atau fungsi sosial penting lainnya.
iv. Pola kecacatan stabil dalam jangka waktu yang lama, dan
kecacatan dapat muncul dan memuncak pada masa dewasa dan
tidak terbatas pada episode penyakit mental.

16
v. Gangguan pola kepribadian bukan karena efek psikologis yang
disebabkan oleh kondisi medis seperti cedera kepala.

Gangguan kepribadian belum didiagnosis dengan orang di bawah 18 tahun.


Shimmom setidaknya satu tahun, tetapi tidak semua gejala yang ada dapat
didiagnosis sebagai morfologi gangguan individu.

Gejala-gejala lain yang muncul dari penderita Gangguan Kepribadian antara lain:

1. Suka melakukan intimidasi pada orang lain.


2. Suka berkelahi.
3. Menggunakan senjata tajam untuk menyakiti orang lain.
4. Melakukan kekerasan seksual.

5. Merusak barang milik orang lain dan diri sendiri.


6. Menyulut pertengkaran atau mengadu domba.
7. Berbohong.
8. Suka keluar malam.
9. Suka pergi dari rumah tanpa memberitahukan keberadaannya.
10. Suka membolos dari sekolah.
11. Suka mencuri
12. Melakukan kekejaman fisik pada manusia maupun hewan.
13. Suka membangkang.
14. Merasa tidak bernilai atau berharga.
15. Menghindari kontak sosial dengan lingkungannya.
16. Merusak fasilitas umum.
17. Bersikap emosional.
18. Suka menghakimi
E. Penanganan Umum Gangguan Kepribadian

Penanganan yang dapat dilakukan, antara lain (Wati & Irjayanti, 2015):

1. Training untuk orang tua sehingga dapat mengetahui dan mengenali perilaku
anaknya yang mengalami conduct disorder.

2. Training keluarga untuk lebih peka antara satu dan yang lain sehingga
gangguan conduct disorder pada anak dapat diminimalisir.

3. Training tentang keterampilan dalam memecahkan masalah untuk para


17
penderita conduct disorder.

4. Community base service merupakan sebuah terapi yang dikhususkan untuk


anak-anak conduct disorder yang mengalami masalah dalam keluarga maupun
lingkungannya.

5. Terapi atau pendekatan yang dapat dilakukan , yaitu :

a. Pendekatan Cognitive – Behavioral : Tujuannya meningkatkan


kemampuan anak dalam hal problem solving skills, communications skills,
impulse control, anger management skills.

b. Peer group therapy : Tujuannya untuk meningkatkan social skills dan


interpersonal skills.
c. Family therapy : Tujuannya merubah sistem atau peraturan dalam keluarga
dalam hal ini menyangkut communications skills dan interaksi dalam
keluarga.

6. Mengkonsumsi obat

Untuk meminimalisir gejala yang terjadi pada anak penderita conduct


disorder. Dalam hal ini jika penderita conduct disorder sudah sangat parah.

F. Sudut Pandang Teoritis Mengenai Gangguan Kepribadian


Di bawah ini adalah lima perspektif teoritis untuk membahas penyebab gangguan
kepribadian di atas.
1. Perspektif Psikodinamika
Perspektif psikodinamik mencari asal mula gangguan kepribadian pada masa kanak-
kanak. Di hadapan pelecehan atau penyiksaan orang tua di masa kanak-kanak, pasien
(orang dengan gangguan kepribadian) menganggap segala sesuatu di sekitarnya sebagai
ancaman dan kejahatan. Gangguan kepribadian narsistik, yang terbentuk sebagai
mekanisme pertahanan oleh individu yang kurang mencintai diri sendiri, terlihat sebagai
akibat dari orang tua yang tidak memperlakukan anak- anaknya dengan hormat,
kehangatan, kasih sayang, dan empati.
Pendekatan psikodinamik sering digunakan untuk membantu orang yang didiagnosis
dengan gangguan kepribadian menjadi lebih sadar akan akar dari pola perilaku merusak
diri sendiri dan belajar bagaimana menyesuaikan hubungan mereka dengan orang lain

18
dengan lebih baik. Kesulitan dalam mengobati orang dengan gangguan kepribadian
dapat menghambat kemajuan pengobatan.
Dari perspektif ini, merawat seseorang dengan gangguan kepribadian terdiri dari
mengidentifikasi penyebab masalah dan memberikan dukungan dan bimbingan yang
diperlukan untuk keluar dari masalah.
1. Sudut Pandang Biologis
Pandangan ini menunjukkan bahwa perkembangan gangguan kepribadian
kemungkinan besar disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orang tua.
Asumsi ini paling jelas ditunjukkan oleh individu dengan gangguan kepribadian
skizotipal. Kami juga menemukan bahwa orang dengan dan tanpa gangguan kepribadian
antisosial memiliki sistem saraf yang berbeda.
Terapi obat secara tidak langsung mengobati gangguan kepribadian. Namun,
antidepresan dan anti kecemasan dapat digunakan untuk mengobati tekanan mental yang
terjadi pada orang dengan gangguan kepribadian. Obat ini tidak mengubah pola
persisten perilaku maladaptif yang dapat menyebabkan stres. Namun, satu penelitian
menemukan bahwa Prozac antidepresan dapat mengurangi perilaku agresif dan lekas
marah orang dengan gangguan kepribadian impulsif dan agresif. Oleh karena itu, salah
satu pengobatan yang digunakan adalah memberikan obat-obatan kepada orang-orang
yang berperilaku impulsif, seperti Prozac.
2. Sudut Pandang Sistem Keluarga(Family Sustem)
Perspektif sistem keluarga berfokus pada pola asuh yang kurang memadai dan dapat
menyebabkan stres pada anak. Hal ini dapat membuat seseorang rentan terhadap
gangguan kepribadian. Misalnya, melecehkan anak, menolak atau menelantarkan anak,
atau menggunakan pola asuh yang tidak konsisten dan tidak memadai meningkatkan
risiko mengembangkan gangguan kepribadian antisosial setelah anak tumbuh dewasa.
Terapis perilaku ini melihat pekerjaan mereka sebagai mengubah perilaku klien, bukan
struktur kepribadian. Banyak ahli teori perilaku berpikir bukan dalam kerangka
"kepribadian" klien, tetapi dalam kerangka perilaku yang tidak disesuaikan yang
didukung oleh potensi penguatan. Oleh karena itu, terapis perilaku fokus pada upaya
untuk mengubah perilaku maladaptated menjadi perilaku adaptif melalui teknik
eksklusi, pemodelan, dan peningkatan. Jika klien diajari perilaku yang kemungkinan
besar akan ditingkatkan oleh orang lain, perilaku baru itu akan dipertahankan.
Sehingga, pengobatan yang direkomendasikan dari perspektif ini adalah pelaksanaan
19
terapi keluarga dan pelaksanaan berbagai pendidikan orang tua dan langkah-langkah
dukungan yang berkaitan dengan, misalnya, pengasuhan dan pengasuhan anak-anak.
1. Sudut Pandang Hehavioral
Perspektif ini adalah contoh penelitian yang dilakukan pada individu dengan
gangguan kepribadian antisosial. Studi tersebut menyatakan bahwa orang dengan
gangguan kepribadian ini belum mempelajari pola untuk menghindari rangsangan yang
tidak menyenangkan. Alasan untuk ini adalah agar mereka tidak mengalami ketakutan
yang berlebihan dan menghabiskan lebih sedikit perhatian dan hukuman. Yang
membingungkan adalah kemampuan belajar individu. Perawatan yang
direkomendasikan untuk gangguan kepribadian adalah untuk mengidentifikasi dan
meningkatkan kemampuan atau keterampilan individu yang tidak memadai atau lemah.
2. Perspektif kognitif
Pandangan kognitif percaya bahwa gangguan kepribadian muncul karena individu
memiliki keyakinan yang salah tentang diri sendiri, orang lain, dan lingkungan di
sekitarnya. Misalnya keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang spesial dan orang lain
tidak, jika hal ini selalu ditekankan, maka individu tersebut rentan terhadap gangguan
kepribadian narsistik. Oleh karena itu, pengobatan yang biasa dilakukan adalah
membangun hubungan yang erat dan sehat antara terapis dan pasien sehingga terapis
secara bertahap dapat mengubah dan mengoreksi keyakinan klien yang salah.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan yang timbul
pada masa kanak- kanak, masa remaja, dan berlanjut pada masa dewasa.
Keadaan ini merupakan pola perilaku yang tertanam dalam dan berlangsung
lama kemudian muncul sebagai respon yang kaku terhadap rentangan situasi
pribadi dan sosial yang luas.
Gangguan kepribadian tidak hanya mencakup faktor genetik (yang dapat
diturunkan), tetapi juga faktor temperamental, faktor biologis (hormon,
neurotransmiter, elektrofisiologi), dan faktor psikoanalitik (yaitu
perkembangan psikoseksual), juga disebabkan oleh (bertahap). Tergantung
mekanisme pertahanan ego pihak-pihak yang bersangkutan).
Gangguan kepribadian terbagi menjadi tiga kelompok: cenderung
berpikir dan bertindak aneh dan eksentrik, cenderung berpikir dan bertindak
secara emosional, dan cenderung cemas dan cemas.
Akan tetapi, di antara semua bentuk gangguan kepribadian, beberapa
perawatan telah digunakan untuk mengobati orang dengan gangguan
kepribadian. Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu, perilaku ini dapat
diminimalisir.

B. Saran
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya butuh saran pembaca sekalian agar dapat
memperbaiki letak kesalahan dan kekurangan dalam menyusun makalah demi
tercapainya kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA
Sari Novita, M., Sulyaman, Sulistiono, A., & Ramadhian Ricky, M. (2016).
Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit, Kerusakan, dan
Disfungsi Otak pada Pria Usia 45 Tahun. 6.
Waldinger, R. (2007). Psychiatry For Medical Students. American Psychaitric
Press.
Hartono, D. (2016). Psikologi Keperawatan. Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes
RI.
Yuwono, D. T., Fadlil, A., & Sunardi, S. (2019). Sistem Pakar Diagnosa
Gangguan Kepribadian Menggunakan Metode Dempster Shafer. Jurnal
Sistem Informasi Bisnis, 9(1), 25.

22

Anda mungkin juga menyukai