Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Dosen Pembimbing : Tumiur Sormin, SKM., M.Kes.


Disusun Oleh: Kelompok 3 Tingkat 2 Reguler 1

Anggi Diah Putri P.S. (2014401002) Mega Melati Sukma (2014401025)

Deni Putra (2014401008) Meraley Diana (2014401026)

Dewi Cahyani (2014401009) Riska Intan Armelia (2014401030)

Dina Rahmawati (2014401011) Ayu Indry Miranda (2014401043)

Hanif Andalas S. (2014401017) Azzahra Nur Safitri (2014401044)

M. Egy Refkiawan (2014401024) Bagas Tafiqurrahman (2014401045)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan Pendahuluan Asuhan
Keperawatan Jiwa Pasien Dengan Harga Diri Rendah”. Penulisan Laporan Pendahuluan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi mata kuliah Keperawatan Jiwa . Penulis menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini. Selama proses penyusunan ini, penulis tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak.
Kami menyadari laporan pendahuluan ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi ilmu keperawatan.

Bandar Lampung, 16 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

LAPORAN PENDAHULUAN...........................................................................................4

A. Masalah Utama........................................................................................................4
B. Proses Terjadinya Masalah......................................................................................4
1. Definisi..............................................................................................................4
2. Rentang Respon.................................................................................................5
3. Penyebab ..........................................................................................................6
4. Tanda dan Gejala...............................................................................................7
5. Penilaian Stresor................................................................................................9
6. Sumber Koping..................................................................................................10
7. Mekanisme Koping............................................................................................10
C. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah..........................................10
1. Pengkajian.........................................................................................................10
2. Pohon Masalah dan Data yang perlu dikaji.......................................................12
3. Diagnosa Keperawatan......................................................................................12
4. Intervensi Keperawatan.....................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

iii
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. MASALAH UTAMA
Harga Diri Rendah

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Harga diri (self esteem) adalah salah satu komponen dari konsep diri. Harga diri
merupakan penilaian pribadi berdasarkan seberapa baik perilaku sesuai dengan ideal
diri (Stuart, 2009). Penentuan harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain (dicintai, dihormati, dan dihargai) yang timbul sejak kecil dan berkembang
sesuai dengan meningkatnya usia. Menurut Depkes RI (2000), individu cenderung
menilai dirinya negatif merasa lebih rendah dari orang lain. Penilaian negatif dan
perasaan rendah diri dapat mempengaruhi perasaan yang dapat menambah rasa takut,
tidak sanggup mendapat kritik/serangan dan dapat mempengaruhi kesehatan fisik.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2010).
Menurut SDKI (2016), harga diri rendah diklasifikasikan menjadi harga diri rendah
kronis dan harga diri rendah situasional. Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau
perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien tidak berarti, tidak
berharga, tidak berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus-menerus
(SDKI, 2016). Sedangkan harga diri rendah situasional adalah evaluasi atau perasaan
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini
(SDKI, 2016).

4
2. Rentang Respon

a. Respon adaptif
Adalah respon individu dalam penyesuaian masalah yang dapat diterima oleh norma-
norma sosial dan kebudayaan. Respon adaptifnya adalah:
 Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar  belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
 Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.
b. Respon maladaptif
Adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tidak mampu
memecahkan masalah tersebut. Respon maladaftifnya adalah :
 Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
 Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
 Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan sengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan
baik dengan orang lain.

5
3. Penyebab
a) Faktor Predisposisi
 Biologis, berdasarkan biologis dapat dilihat sebagai suatu keadaan atau faktor resiko
yang dapat mempengaruhi peran manusia dalam menghadapi stresor. Adapun yang
termasuk dalam faktor biologis adalah :
1) Neuroanatomi
Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien depresi dan
skizofrenia sehingga pasien mengalami masalah harga diri rendah kronis.
2) Neurotransmiter
Selain gangguan pada struktur otak, apabila dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan ditemukan ketidakseimbangan
neurotransmitter di otak. Neurotransmiter adalah kimiawi otak yang
ditransmisikan oleh satu neuron ke neuron lain (Stuart & Larala, 2005).
Neurotransmiter sangan berhubungan dengan depresi adalah norepinefrin,
dopamin, serotonin.
 Faktor Psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Jika lingkungan tidak memberikan dukungan positif
atau justru menyalahkan individu dan terjadi terus-menerus akan mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah. Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu
mengalami harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistik. (Stuart & Sundeen, 2009).
 Faktor sosial dan kultural
Secara sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya harga diri
rendah. Dimana tempat tumbuh kembang yaitu keluarga, lembaga pendidikan, dan
lingkungan masyarakat. Kondisi sosial di masing-masing tempat akan berinteraksi
satu dengan yang lainnya dan mempengaruhi tumbuh kembang.

6
Contoh masalah sosial yang dapat menimbulkan harga diri rendah antara lain
kemiskinan, tempat tinggal daerah kumuh, rawan kriminalitas. Dimana menurut
Hawari (2001) rasa tidak aman dan tidak terlindung membuat jiwa seseorang
tertekan.

b) Faktor Presipitasi
 Trauma: penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
 Ketegangan peran: berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi
1) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan.
2) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit: dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal; prosedur medis dan keperawatan.
Menurut Ftria (2009), Faktor presipitasi dari harga diri rendah yaitu: Hilangnya
sebgaian anggota tubuh, Berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, dan menurunnya produktivitas.

4. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah


a) Harga Diri Rendah Situasional
Menurut SDKI (2016) tanda dan gejalanya yaitu:
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: Objektif:
- Menilai diri negatif (mis. tidak - Bebicara pelan dan lirih
berguna, tidak tertolong) - Menolak berinteraksi dengan orang
- Merasa malu/bersalah lain
- Melebih-lebihkan penilaian negatif - Berjalan menunduk
tentang diri sendiri - Postur tubuh menduduk

7
- Menolak penilaian positif tentang
diri sendiri

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif: Objektif:
- Sulit berkonsentrasi - Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Pasif
- Tidak mampu membuat keputusan

b) Harga Diri Rendah Kronis

Menurut SDKI (2016) tanda dan gejalanya yaitu:

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif: Objektif:

- Menilai diri negatif (mis. tidak - Enggan mencoba hal baru


berguna, tidak tertolong) - Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
- Merasa malu/bersalah
- Merasa tidak mampu melakukan
apapun
- Meremehkan kemampuan
mengatasi masalah
- Merasa tidak memiliki kelebihan
atau kemampuan positif
- Melebih-lebihkan penilaian negatif
tentang diri sendiri
- Menolak penilaian positif tentang
diri sendiri

8
Gejala dan Tanda Minor

Subjektif: Objektif:

- Merasa sulit berkonsetrasi - Kontak mata kurang


- Sulit tidur - Lesu dan tidak bergairah
- Mengungkapkan keputusasaan - Berbicara pelan dan lirih
- Pasif
- Perilaku tidak asertif
- Mencari penguatan secara
berlebihan
- Bergantung pada pendapat
orang lain
- Sulit membuat keputasaan
- Sering kali mencari penegasan

5. Penilaian stressor

Penilaian terhadap stressor meliputi respon kognitif, efektif, fisiologis, perilaku, dan
respon social.Penilaian adalah dihubungkan dengan evaluasi terhadap pentingnya suatu
kejadian yang berhubungan dengan kondisi sehat.

 Respon kognitif merupakan bagian kritis dari model ini. Faktor kognitif memainkan
peran sentral dalam adaptif. Mencatata kejadian yang menekan memilih pola
koping yang digunakan, serta emosional, fisiologis, perilaku, dan reaksi social
seseorang
 Respon afektif merupakan membangun perasaan penilaian terhadap stressor respon
afektif utama adalah reaksi tidak spesifik atau umumnya reaksi kecemasan yang
diekspresikan dalam bentuk emosi.
 Respon fisiologi merefleksikan interaksi beberapa neurin dokrin yang meliputi
hormon adrenokortikotropik, insulin,fasopresin, oksitosin, epineprin, dan
neurotransmitter.
 Respon perilaku merupakan hasil dari emosional dan fisiologis.

9
6. Sumber Koping
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman terhadap kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki klien antara lain: Aktifitas olahraga dan aktifitas diluar,
hobi dan kerajinan tangan, seni yang ekspresif, kesehatan dan perawatan diri,
pendidikan dan pelatihan, pekerjaan, vokasi atau posisi, bakat tertentu, kecerdasan,
imajinasi dan kreatifitas serta hubungan interpersonal.

7. Mekansime Koping
Menurut Stuart (2007) mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka
panjang atau jangka pendek serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
a. Pertahanan jangka pendek meliputi aktifitas yang memberikan pelarian sementara
dari krisis identitas diri misalnya konser musik, bekerja keras, menonton televisi,
Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara misalnya ikut serta
dalam klub sosial, agama, politik, kelompok. Aktifitas yang sementara menguatkan
atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu misalnya olahraga yang
kompetitif, prestasi akademik. Aktifitas yang merupakan upaya jangka pendek
untuk membuat identitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini.
b. Pertahanan jangka panjang meliputi penutupan identitas yang merupakan adopsi
identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memerhatikan
keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu dan identitas negatif merupakan
asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyarakat.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap wal dan dasar utama dari proses keperawatan (Direja,
2011). Data-data yang didapatkan lalu dikelompokkan menjadi faktor predisposisi,
faktor presipitasi, penialain terhadap stressor, sumber koping dan mekanisme koping

10
yang dimiliki klien. Data-data yang diperoleh pun diklasifikasikan menjadi data
subjektif dan data objektif. Data subjektif merupkan data yang disampaikan secara
lisan oleh klien maupun keluarga klien melalui wawancara. Sedangkan data objektif
adalah data yang ditemukan secara nyata pada klien melalui observasi atau
pemeriksaan langsung oleh perawat (Keliat, Panjaitan, & Helena, 2006). Adapun isi
pengkajian tersebut yaitu:
a. Keluhan utama atau alasan masuk RSJ
Apa yang menyebabkan klien atau keluarganya datang, apakah sudah tahu
penyakit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah ini.
b. Faktor predisposisi
Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi klien hingga mengalami ganguan
konsep diri: harga diri rendah
c. Faktor presipitasi
Kejadian terakhir kali yang membuat klien mengalami gangguan konsep diri:
harga diri rendah, misal karena tekanan dari rekan kerja, kehilangan sebagian
anggota tubuh, menurunnya tingkat poduktivitas, dan lain-lain.
d. Konsep diri
1) Gambaran diri
Persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien
terhadap bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai.
2) Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya berperilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
3) Harga diri
Penilaian individu tentang nilia personal yang diperoleh dengan
menganalisis sebagian seberapa perilaku dirinya dengan ideal diri.
4) Identitas
Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan individu.
5) Peran

11
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial.

2. Pohon Masalah dan Data Yang Perlu Dikaji


a) Pohon Masalah

Isolasi Sosial------- Efek

Harga Diri Rendah-------- Masalah Utama

Koping Individu Tidak Efektif------- Causa

b) Data Yang Perlu Dikaji

Subjektif
Pasien mengatakan tentang :
1. Hal negatif yang ada pada diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
Objektif
1. Penurunan produktivitas
2. Tidak berani menatap lawan bicara
3. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4. Bicara lambat dengan nada suara lemah

3. Diagnosa Keperawatan
a) Harga Diri Rendah

12
b) Isolasi sosial
c) Koping individu tidak efektif

4. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasionalisasi


Keperawatan

Harga diri TUM:


Rendah Klien memiliki
konsep diri
positif

TUK 1 Setelah 1. Bina hubungan 1. Hubungan


Klien dapat interaksi saling percaya saling percaya
membina selama 1 x 15 dengan menjadi dasar
hubungan saling menit menggunakan keterbukaan klien
percaya. diaharapkan: prinsip komunikasi dengan perawat.
-Ekspresi klien terapeutik: a. Memulai
bersahabat a. Sapa klien dengan pertemuan
-Menunjukkan nama baik verbal dengan menyapa
rasa senang maupun non verbal klien dengan
-Ada kontak b. Perkenalkan diri sopan
mata dengan sopan b. Saling
-Mau berjabat c. Tanyakan nama berkenalan akan
tangan lengkap klien dan menimbulkan
-Mau nama panggilan rasa keakraban
menyebutkan yang disukai klien dengan klien
nama d. Jelaskan tujuan c. Menimbulkan
-Mau rasa kenyamanan

13
menjawab pertemuan klien ketika
salam e. Jujur dan berinteraksi
-Mau duduk menepati janji d. Klien mengerti
berdampingan f. Tunjukkan sikap maksud perawat
dengan perawat empati dan melakukan
-Mau menerima klien apa interaksi
mengutarakan adanya dengannya
masalah yang g. Berikan perhatian e. Menambah
dihadapi. kepada klien dan rasa percaya klien
perhatikan kepada perawat
kebutuhan dasar. f. Menimbulkan
kenyamanan
klien karena
perawat
menerima
keadaan mereka
g. Dengan
memberi
perhatian, klien
akan merasa
nyaman saat
berinteraksi.

TUK 2 Setelah 1. Diskusikan 1. Mengetahui


Klien dapat interaksi kemapuan dan aspek kemapuan yang
mengidentifikasi selama 1 x 15 positif yang dimiliki dimiliki klien
kemampuan dan menit klien 2. Mengetahui
aspek positif diaharapkan: 2. Bersama kien berbagai macam
yang klien membuat daftar kemampuan yang
dimilikinya. menyebutkan tentang aspek positif dimiliki klien
aspek positif dan kemampuan 3. Pujian akan
dan menambah

14
kemampuan yang dimiliki klien motivasi klien
yang dimiliki 3. Beri pujian yang untuk
klien. realistik dan mengungkapkan
hindarkan memberi kemampuannya.
penilaian yang
negatif.

TUK 3 Setelah 1.Diskusikan dengan 1.Mengetahui


Klien dapat interaksi klien kemampuan kemampuan apa
menilai selama 1 x 15 yang masih dapat saja yang masih
kemampuan menit digunakan saat sakit bisa dilakukan
yang digunakan. diharapkan: selama dirawat
2. Diskusikan
klien menilai
kemampuan yang 2. Merencanakan
kemampuan
dapat dilanjutkan di kemampuan yang
yang digunakan
rumah akan dilakukan di
di RSJ, klien
rumah
menilai 3. Beri
kemampuan pujian/reinforcement 3. Pujian akan
yang dapat positif. menambah
digunakan di motivasi kien
rumah. untuk
beraktifitas.

TUK 4 Setelah 1.Meminta klien 1. Merencanakan


Klien dapat interaksi untuk memilih satu kegiatan yang
menetapkan dan selama 1 x 15 kegiatan yang mau dapat dilakukan
merencanakan menit dilakukan di rumah di rumah sakit
kegiatan sesuai diharapkan: sakit 2. mempermudah
dengan klien memiliki klien memahami
2. Bantu klien
kemampuan kemampuan kegiatannya
melakuknnya, jika
yang dimiliki. yang akan 3. Menambah

15
dilatih, klien perlu beri contoh motivasi klien
mencoba sesuai untuk melakukan
3. Beri pujian atas
jadwal harian. kegiatan lainnya
keberhasilan klien
4. Membuat
4. Diskusikan jadwal kegiatan
jadwal kegiatan sesuai
harian atas yang kemampuan
telah dilatih. klien.

TUK 5 Setelah 1.Beri kesempatan 1. Mengetahui


Klien dapat interaksi pada klien untuk kemampuan klien
melakukan selama 1 x 30 mencoba kegiatan dalam melakukan
kegiatan sesuai menit yang telah suatu kegiatan
kondisi sakit dan diharapkan: direncanakan 2. Menambah
kemampuannya. klien 2.Beri pujian atas motivasi klien
melakukan keberhasilan klien untuk melakukan
kegiatan yang 3.Diskusikan kegiatan lain
telah dilatih, kemungkinan 3. Bertukar
mampu pelaksanaan di pikiran tentang
melakukan rumah. kegiatan yang
beberapa akan dilakukan di
kegiatan secara rumah.
mandiri.

TUK 6 Setelah 1.Beri pendidikan 1. Menambah


Klien dapat interaksi kesehatan pada pengetahuan
memanfaatkan selama 1 x 15 keluarga tentang keluarga tentang
sistem menit cara merawat klien cara merawat
pendukung yang diharapkan: dengan harga diri klien dengan
ada. keluarga rendah harga diri rendah
memberi 2. Bantu keluarga 2. Membantu
dukungan dan memberikan keluarga untuk

16
pujian, keluarga dukungan selama memotivasi klien
memahami klien dirawat selama diawat di
jadwal kegiatan 3. Jelaskan cara rumah sakit jiwa
harian klien. pelaksanaan jadwal 3. Keluarga
kegiatan klien di mengerti tentang
rumah beberapa kegiatan
4. Anjurkan yang akan
keluarga memberi dilakukan klien
pujian pada klien 4. Pujian akan
setiap berhasil. menambah
motivasi klien
untuk melakukan
berbagai aktivitas
lain.

17
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definsi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi Luaran Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI.

Stuart, G.W. (2009). Principles and Pratice Of Psichiatric Nursing. (9th Ed.) St. Louis:
Mosby.

18

Anda mungkin juga menyukai