Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH HDR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Blok Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :
Tutor 9
1. Aulia nur fazri 8. Muhamad ikbal
2. Euis krisnawati 9. Nopi mardiatul
3. Fuji yasha hikmawati fauziah
4. Hilda anggraeni 10. Risna gina sonia
5. Intan wahyu pajar wati 11. Rizki fauzi raka p
6. Lusi nurjayanti 12. Siti komalasari
7. Muhamad ade budi 13. Wulan septiani
santoso

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penulis
dapat menyusun makalah dengan judul ”Makalah HDR ( Harga Diri Rendah)”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penulis
banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis
berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, Amin.

Kuningan,23 April 2019


Penyusun
Tutor 9

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ i
Daftar Isi ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................................ 3
2.1 Definisi HDR.................................................................................................... 3
2.2 Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi ...................................................... 3
2.3 Tanda dan Gejala............................................................................................ 5
2.4 Penatalaksanaan ............................................................................................ 6
2.5 Pohon Masalah ............................................................................................... 8
2.6 Konsep Keperawatan ...................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN KASUS .................................................................................. 16
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 37
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 37
4.2 Saran .............................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 38

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang
dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Harga diri
rendah kronik merupakan suatu keadaan yang maladaptif dari konsep diri,
dimana perasaan tentang diri atau evaluasi diri yang negatif dan dipertahankan
dalam waktu yang cukup lama. Termasuk didalam harga diri rendah ini evaluasi diri
yang negatif dan dihubungkan dengan perasaan lemah, tidak tertolong, tidak
ada harapan, ketakutan, merasa sedih, sensitif, tidak sempurna, rasa bersalah dan
tidak adekuat. Harga diri rendah kronik merupakan suatu komponen utama dari
depresi yang ditunjukkan dengan perilaku sebagai hukum dan tidak mempunyai
rasa (Stuart dan Laraia, 2001).

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah. Setiap


individu biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tapi
jika ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya
sendiri akan dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Ternyata dampaknya mampu
menimbulkan dampak sangat besar dan berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang
tidak dapat mengantisipasi gejala yang timbul. Hasil survey Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 2000 menyatakan tingkat gangguan kesehatan jiwa orang di
Indonesia tinggi dan di atas rata-rata gangguan kesehatan jiwa didunia. Hal Ini
ditunjukkan dengan data yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI
tahun 2000: Rata-rata 40 dari 100.000 orang di Indonesia melakukan bunuh
diri, sementara rata-rata dunia menunjukkan 15,1 dari 100.000 orang, Rata-rata
orang bunuh diri di Indonesia adalah 136 orang per-hari atau 48.000 orang bunuh
diri per tahun, Satu dari empat orang di Indonesia mengalami gangguan
kesehatan jiwa, Penderita gangguan jiwa di Indonesia, hanya 0,5 % saja yang
dirawat di rs jiwa.

Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,


interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Biasanya harga diri sangat

1
rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan
bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi
terkait dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh
orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal
yang buruk dan resiko terjadi harga diri rendah dan skizofrenia. Gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri.

38
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi HDR


Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 2002 )

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di
ekspresikan.

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.(Stuart dan Sundeen,
2005)

Harga diri rendah adalah penilaian negative seseorang terhadap diri dan
kemampuan yang diekspresikan secara langsung dan tidak langsung (Bawlis,2002)

2.2 Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi


a. Factor predisposisi
1) Factor yang mempengaruhi harga diri

Harga diri adalah sifat yang diwariskan secara genetik. Pengaruh


lingkungan sangat penting dalam pengembangan harga diri. Faktor-faktor
predisposisi dari pengalaman masa anak-anak merupakan faktor kontribusi
pada gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap
perlakuan dan respon orang tua. Penolakan orang tua menyebabkan anak
memilki ketidakpastian tentang dirinya dan hubungan dengan manusia lain.
Anak merasa tidak dicintai dan menjadi gagal mencintai dirinya dan orang
lain.

Saat ia tumbuh lebih dewasa, anak tidak didorong untuk menjadi


mandiri, berpikir untuk dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas
kebutuhan sendiri. Kontrol berlebihan dan rasa memiliki yang berlebihan
yang dilakukan oleh orang tua dapat menciptakan rasa tidak penting dan

38
kurangnya harga diri pada anak. Orangtua membuat anak-anak menjadi
tidak masuk akal, mengkritik keras, dan hukuman.

Tindakan orang tua yang berlebihan tersebut dapat menyebabkan


frustasi awal, kalah, dan rasa yang merusak dari ketidak mampuan dan
rendah diri. Faktor lain dalam menciptakan perasaan seperti itu mungkin
putus asa, rendah diri, atau peniruan yang sangat jelas terlihat dari saudara
atau orangtua. Kegagalan dapat menghancurkan harga diri, dalam hal ini
dia gagal dalam dirinya sendiri, tidak menghasilkan rasa tidak berdaya,
kegagalan yang mendalam sebagai bukti pribadi yang tidak kompeten.

Ideal diri tidak realistik merupakan salah satu penyebab rendahnya


harga diri.Individu yang tidak mengerti maksud dan tujuan dalam hidup
gagal untuk menerima tanggung jawab diri sendiri dan gagal untuk
mengembangkan potensi yang dimilki. Dia menolak dirinya bebas
berekspresi, termasuk kebenaran untuk kesalahan dan kegagalan, menjadi
tidak sabaran, keras, dan menuntut diri. Dia mengatur standar yang tidak
dapat ditemukan. Kesadaran dan pengamatan diri berpaling kepada
penghinaan diri dan kekalahan diri. Hasil ini lebih lanjut dalam hilangnya
kepercayaan diri.

2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran

Peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh
masyarakat, misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri ,
kurang objektif, dan kurang rasional dibandingkan pria. Pria dianggap
kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekpresif dibanding wanita. Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak seperti
lazimnya maka akan menimbulkan konflik didalam diri mapun hubungan
sosial. Misalnya wanita yang secara tradisional harus tinggal dirumah saja,
jika ia mulai keluar rumah untuk mulai sekolah atau bekerja akan
menimbulkan masalah. Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul
dari faktor biologis dan harapan masyarakat terhadap wanita atau pria.

38
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri

Intervensi orangtua terus-menerus dapat mengganggu pilihan remaja.


Orang tua yang selalu curiga pada anak menyebakan kurang percaya diri
pada anak. Anak akan ragu apakah yang dia pilih tepat, jika tidak sesuai
dengan keinginan orang tua maka timbul rasa bersalah. Ini juga dapat
merendahkan pendapat anak dan mengarah pada keraguan, impulsif, dan
bertindak keluar dalam upaya untuk mencapai beberapa identitas. Teman
sebayanya merupkan faktor lain yang mempengaruhi identitas. Remaja
ingin diterima, dibutuhkan, diingikan, dan dimilki oleh kelompoknya.
b. Faktor presipitasi
1) Trauma

Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi


dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi
konsep diri dan komponennya. Situasi dan stressor yang dapat
mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan pengobatan.

2) Ketegangan peran

Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi


yang dialami individu dalam peran.

Transisi perkembangan:

Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan


dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman
pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus dilakukan inidividu
dengan menyelesaikan tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini
dapat merupakan stressor bagi konsep diri.

Transisi situasi:

Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi


merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam

38
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti,
misalnya status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua.

Transisi sehat sakit:

Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap


sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan
gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat
mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, peran
,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat dicetuskan oleh faktor psikologis,
sossiologis, atau fisiologis.

2.3 Tanda Dan Gejala

Menurut L. J Carpenito dan Keliat , perilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah antara lain :

Data Subjektif:

- Mengkritik diri sendiri atau orang lain


- Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesimis
- Perasaan lemah dan takut
- Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
- Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
- Hidup yang berpolarisasi
- Ketidakmampuan menentukan tujuan
- Mengungkapkan kegagalan pribadi
- Merasionalisasi penolakan

Data Objektif:

- Produktivitas menurun
- Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
- Penyalahgunaan zat
- Menarik diri dari hubungan social
- Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

38
- Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
2.4 Penatalaksanaan
Menurut hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya
lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :

a. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai
berikut:

1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat.
2) Tidak ada efek samping kalaupun ada relative kecil.
3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relative singkat, baik untuk gejala
positif maupun gejala negative skizofrenia.
4) Tidak menyebabkan kantuk
5) Memperbaiki pola tidur
6) Tidak menyebabkan lemas otot.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya


diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalan 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk
golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL, Thoridazine HCL,
dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya : Risperidone,
Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan aripiprazole.

b. Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Maramis,2005)

c. Therapy Kejang Listrik ( Electro Convulsive Therapy)

38
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara
artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu
atau dua temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak
mempan denga terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-
5 joule/detik. (Maramis, 2005)

d. Therapy Modalitas

Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk


skizofrrenia yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik
perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang
nyata.

Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok


stimulasi kognitif/persepsi, theerapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapi
aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi
(Keliat dan Akemat,2005). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas
yang paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga
diri rendah adalah therapyaktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy
aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan
aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat,2005).
2.5 Pohon Masalah

Isolasi sosial: menarik diri



Gangguan konsep diri: Harga diri

Koping individu tidak efektif

38
2.6 Konsep Keperawatan
a. Masalah keperawatan yang mungkin muncul
1) Isolasi sosial: Menarik diri
2) Harga diri rendah
3) Koping individu tidak efektif
b. Data yang perlu di kaji
1) Koping tidak efektif
a. Data Subjektif:
- Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi.
- Klien malu bertemu dan berhadan dengan orang lain.
b. Data Objektif :
- Ekspresi wajah sedih.
- Tidak ada kontak mata ketika diajak berbicara.
- Suara pelan dan tidak jelas.
- menangis
2) Harga diri rendah
a. Data Subjektif :
- Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
- Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
- Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
- Mengungkapkan dirinya tidak berguna
- Mengkritik diri sendiri
b. Data Objektif :
- Merusak diri sendiri dan orang lain
- Menarik diri dari hubungan social
- Tampak mudah tersinggung
- Tidak mau makan dan tidak mau tidur
3) Isolasi Sosial: Menarik diri
a. Data Subjektif:
- Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
- Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
- Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

38
b. Data Objektif
- Ekspresi wajah kosong
- Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
- Suara pelan dan tidak jelas
c. Diagnosa Keperawatan
1) Harga Diri Rendah
2) Koping Tidak efektif
d. Rencana Tindakan Keperawatan

No Dx.Kep Tujuan/Kriteri Intervensi Rasional Implementasi


. a
Harga
1. diri rendah Tum: - klien mampu duduk 1.bina hubungan saling
1. lakukan
b.d berdampingan dengan percaya dengan:
-klien
dapat pendekatan
mekanisme perawat. Menyapa klien dengan
melakukan dengan baik,
koping - klien mampu ramah
keputusan menerima klien
tidak berbincang-bincang Memperkenalkan diri
yang efektif apa adanya dan
efektif. dengan perawat. dengan sopan
untuk bersikap empati
-klien mampu merespon Menanyakan nama
mengendalikan
2. cepat tindakan perawat. lengkap serta alamat klien
situasi
mengendalikan Menunjukan sikap mpati,
kehidupan
jujur dan menepat janji
yang demikian perasaan dan
reaksi perawatan Menanyakan masalah
menurunkan
diri sendiri yang dihadapi
perasaan
misalnya rasa 2.bina hubungan
rendah diri.
marah, empati. terapeutik dengan
-klien dapat perawat :
membina 3. sediakan Pendekatan dengan baik,
hubungan waktu untuk menerima klien
terapeutik berdiskusi dan apaadanya
dengan bina hubungan Mengidentifikasi perasaan
perawat yang sopan dan reaksi perawatan diri
sendiri
4. berikan

38
kesempatan Menyediakan waktu bina
kepada klien hungan yang sopan
untuk merespon. Memberikan kesempatan
untuk merespon
3.mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
posotif yang dimiliki
dengan :
Membantu
mengidentifikasi dengan
aspek yang positif
Mendorong agar
berpenilaian positif
Membantu
mengungkapkan
perasaannya.

1.tunjukan
emosional yang
sesuai -klien dapat
mengungkapkan
2.gunakan teknik
perasaannya
komunikasi
-klien mampu mengenali
terpeutik terbuka

38
emosinya dan dapat
3. bantu klien
mengekspresikannya
mengekspresikan
perasaannya

4.bantu klien
mengidentifikasik
an situasi
kehidupan yang
tidak berada
dalam
kemampuan dan
mengontrolnya.

-klien dapat 1. klien dapat


mengenali dan mengidentifikasi
-diskusikanlah masalah
mengekspresik pemikiran yang yang dihadapi klien
an emosinya. negatif dengan memintanya
untuk menyimpulkannya
2. klien dapat
-identifikasi pemikiran
menurunkan
negatif klien dan bantu
penilaian yang
untuk menurunkan
negatif pada
melalui interuksi dan
dirinya.
subsitus
-evaluasi ketetapan
persepsi logika dan
kesimpulan yang dibuat
klien.

38
-klien dapat
memodifikasi
pola kognitif
yang negatif.

-klien dapat
berpartisifasi
dalam
mengambil
keputusan
yang berkenan
dengan
perawatan
dirinya.

2. Menarik diri Tum: 1.berisalam/pangg -klien ekspresi wajah 1.Menjelaskan BHSP


b.d harga -klien dapat il nama bersahabat dengan komunikasi
diri rendah berhubungan - Klien menunjukan rasa terapeutik
2.yang disukai
dengan senang 2.menanyakan nama
oranglain 3.jelaskan BHSP - Klien mau kontak mata lengkap dan panggilan
secara dengan - Klien mau berjabat tujuan
optimal komunikasi tangan 3.mendiskusikan
-klien dapat terapeutik - Klien mau membalas kemampuan dan aspek
membina 4.memperkenalka salam yang dimiliki
hubungan n diri dengan 4.mengutamakan
saling sopan pemberian pujian yang

38
percaya 5.tanyakan nama realistik
lengkap dan
panggilan tujuan

-Klien mampu
-klien dapat menidentifikasi
mengidentifik kemampuan yang dimiliki
asi - Aspek positif keluarga
kemampuan - Aspek positif lingkungan
dan aspek yang dimiliki klien
positif yang
1.Diskusikan
dimiliki
kemampuan dan
asfek positif yang
dimiliki

2.Hindarkan dari -Klien mampu menilai


penilaian yang kemampuan yang dmiliki
negatif
-klien dapat selama sakit
menilai 3.Utamakan
kemampuan pemberian pujian
yang dimiliki yang realistik

-Klien dapat membuat


1.Diskusikan
rencana kegiatan harian
kemampuan yang
-klien dapat
digunakan selama
menetapkan
sakit
perencanaan
kegiatan 2.Diskusikan
sesuai kemampuan yang

38
dengan dapat ditunjukan
kemampuann penggunaannya
ya.

1.Rencanakan
bersama klien
aktifitas yang
dapat dilakukan
setiap hari

Kegiatan mandiri

Dibantu
sebagian

Dengan bantuan
total

Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan toleransi
kondisi klien

2.Beri contoh cara


pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan

38
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Skenario Kasus:

Ny. R usia 66 tahun, baru saja dimasukkan ke panti wreda oleh keluarganya. Ketika
baru datang, perawat seringkali melihat Ny. R menangis. Bila ditanya oleh perawat, Ny. R
hanya diam, tidak mau bicara, dan selalu menjauh. Ny. R hanya berdiam diri di kamar dan
selalu tampak murung. Hasil pemeriksaan didapatkan: Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi
82x/ menit, suhu 36ⁿC, respirasi 22x/ menit.

Tugas:

1. Bagaimana melakukan pengkajian pada Ny. R?


2. Data apa saja yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah pada Ny. R (jelaskan
dan berikan alasannya) !
3. Buatlah pohon masalah yg sedang dialami oleh Ny. R !
4. Buatlah intervensi keperawatan sesuai dengan masalah yg dialami oleh Ny. R !

38
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

Tanggal Pengkajian : tidak ada

A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny.R
Tempat & Tanggal Lahir : tidak ada data Gol.Darah : O / A / B / AB
Usia : 66 tahun
Pendidikan Terakhir : tidak ada data
Agama : Islam/Protestan/Katolik/Hindu/Budha/Konghucu
(tidak ada data)
Status Perkawinan : Kawin/Belum/Janda/Duda (cerai : Hidup/Mati)
(tidak ada data)
TB/BB : tidak ada data
Penampilan : tidak ada data
Ciri-ciri Tubuh : tidak ada data
Orang Yang Dekat Di hubungi : tidak ada data
Hubungan dengan Lansia : tidak ada data
Alamat : tidak ada data
B. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Susunan anggota keluarga

NO NAMA L/P HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

KELUARGA

tidak tidak tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada data
ada ada data data data
data data

2. Genogram : tidak ada data


3. Tipe / Bentuk Keluarga : tidak ada data
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Pekerjaan saat ini : tidak ada data
2. Alamat pekerjaan : tidak ada data
3. Berapa jarak dari rumah : tidak ada data

38
4. Alat transportasi : tidak ada data
5. Pekerjaan sebelumnya : tidak ada data
6. Sumber pendapatan & kecukupan keluarga : tidak ada data
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
 Tipe tempat tinggal : tidak ada data
 Jumlah kamar : tidak ada data
 Jumlah tongkat dikamar : tidak ada data
 Kondisi tempat tinggal : tidak ada data
 Jumlah orang yang tinggal : tidak ada data
 Derajat privasi : tidak ada data
 Tetangga terdekat : tidak ada data
 Alamat / Telepon : tidak ada data
E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobby / Minat : tidak ada data
2. Keanggotaan organisasi : tidak ada data
3. Liburan perjalanan : tidak ada data

F. SISTEM PENDUKUNG
a. Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : tidak ada data
b. Jarak dari rumah : tidak ada data
c. Rumah Sakit : tidak ada data
d. Klinik : tidak ada data
e. Pelayanan kesehatan dirumah : tidak ada data
f. Makanan yang dihantarkan : tidak ada data
g. Perawatan sehari – hari yang dilakukan dirumah : tidak ada data
h. Lain – lain : tidak ada data
G. DESKRIPSI KEKHUSUSAN
 Kebiasaan ritual : tidak ada data
 Yang lainnya : tidak ada data
H. STATUS KESEHATAN U
 Status kesehatan umum setahun yang lalu : tidak ada data
 Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : tidak ada data

38
KELUHAN UTAMA :
Klien selalu diam dan tidak mau berbicara
Provocative / Palliative : tidak ada data
Quality / Quantity : tidak ada data
Region : tidak ada data
Severity Scale : tidak ada data
Timming : tidak ada data
Pemahaman & Pelaksanaan Masalah kesehatan : tidak ada data
OBAT – OBATAN
No Nama Obat Dosis Keterangan
tidak ada data tidak ada data tidak ada data

STATUS IMUNISASI : (Catat tanggal terbaru)


Tetanus, Difteri : tidak ada data
Influenza : tidak ada data
Pneumothoraks : tidak ada data

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat – obatan : tidak ada data
Makanan : tidak ada data
Faktor linkungan : tidak ada data

Penyakit yang diderita : (tidak ada data)

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI – HARI (ADL)


Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi : tidak ada data
Cairan & Elektrolit : tidak ada data
Nutrisi : tidak ada data
Eliminasi : tidak ada data
Aktivitas : tidak ada data
Istirahat & Tidur : tidak ada data
Personal Hygiene : tidak ada data

38
Seksual : tidak ada data
Rekreasi : tidak ada data
Psikologis : tidak ada data
• Persepsi klien : tidak ada data
• Konsep diri : tidak ada data
• Emosi : tidak ada data
• Adaptasi : tidak ada data
• Mekanisme Pertahanan Diri : tidak ada data

Keadaan Umum : tidak ada data


Tingkat Kesadaran : Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma (tidak ada
data)
Skala Koma Gaslow : Eye … Verbal … Psikomotor …(tidak ada data)
Tanda – tanda Vital :
Pols = 82x / menit
Temp = 360C
RR = 22x / menit
Tensi = 130/90 mmHg
1. Sistem Kardiovaskuler : tidak ada data
2. Sistem Pernafasan : tidak ada data
3. Sistem Integumen : tidak ada data
4. Sistem Perkemihan : tidak ada data
5. Sistem Muskulo Skeletal : tidak ada data
6. Sistem Endokrin : tidak ada data
7. Sistem Gastrointestinal : tidak ada data
8. Sistem Reproduksi : tidak ada data
9. Sistem Persarafan : tidak ada data
10. Sistem Penglihatan : tidak ada data
11. Sistem Pendengaran : tidak ada data
12. Sistem Pengecapan : tidak ada data
13. Sistem Penciuman : tidak ada data
14. Tactil Respon : tidak ada data

38
J. STATUS KOGNITF / AFEKTIF / SOSIAL
1. Short Portable Mental Status Question (SPMSQ) : tidak ada data
2. Mini Mental State Exam (MMSE) : tidak ada data
3. Inventaris depresi Beck : tidak ada data
4. APGAR Keluarga : tidak ada data
K. DATA PENUNJANG
 Laboratorium : tidak ada data
 Radiologi : tidak ada data

38
INDEKS KATZ Indeks Kemandirian Pada
Aktivitas Kehidupan Sehari – hari

Nama Klien : Ny. R


Tanggal : (tidak ada data)
Jenis Kelamin : L/P(tidak ada data)
TB/BB : (tidak ada data)
Umur : 66 Tahun
Gol Darah : (tidak ada data)
Agama : (tidak ada data)
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT(tidak ada data)
Alamat : (tidak ada data)

SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen,berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari –hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakain, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain – lain Terhantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan
sebagai C, D, E, atau F

38
BARTHEL INDEKS

No Kegiatan Dengan Mandiri


Bantuan
1. Makan / Minum 0 0
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 0 0
tidur / sebaliknya
3. Kebersihan diri (cuci muka, gosok 0 0
gigi, menyisir rambut)
4. Keluar masuk kamar mandi 0 0
(menyeka tubuh, menyiram,
memcuci baju)
5. Mandi 0 0
6. Jalan – jalan di permukaan datar 0 0
7. Naik turun tangga 0 0
8. Memakai baju 0 0
9. Kontrol BAK 0 0
10. Kontrol BAB 0 0
Jumlah 0

Keterangan :
a. Jumlah skor 100 = mandiri
b. Jumlah skor 50 – 95 = ketergantungan sebagian
c. Jumlah skor kurang dari 45 = ketergantungan total

38
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual
Lansia

Nama Klien : Ny. R


Tanggal : tidak ada data
Jenis Kelamin : L/P ( tidak ada data ), TB/BB : tidak ada data
Umur : 66Tahun Gol Darah : tidak ada data
Agama : tidak ada data
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT ( tidak ada data )
Alamat : tidak ada data
Pewawancara : tidak ada data
SKORE
No Pertanyaan Jawaban
+ -
1. Tanggal berapa hari ini ? Tidak ada data
2. Hari apa sekarang ini ? Tidak ada data
3. Apa nama tempat ini ? Tidak ada data
4. Berapa nomor telepo anda ? Dimana alamat anda Tidak ada data
?
( tanyakan bila tidak memiliki telepon)
5. Berapa umur anda ? Tidak ada data
6. Kapan anda lahir ? Tidak ada data
7. Siapa presiden Indonesia sekarang ? Tidak ada data
8. Siapa presiden sebelumya ? Tidak ada data
9. Siapa nama kecil ibu anda ? Tidak ada data
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari Tidak ada data
setiap angka baru, semua secara menurun ?
Jumlah kesalahan total Tidak ada data
KETERANGAN :
a. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
b. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual ringan
c. Kesalahan 5 – 7 Keruskan intelektal sedang

38
d. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual berat
KETERANGAN :
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan bila subyek hanya berpendidikan SD
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 kesalahan bila subyek mempunyai pendidikan
lebih dari SD
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 kesalahan untuk subyek kulita hitam, dengan
menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)

38
Mini Mental S ateExam
Pengkajian Aspek Kognitif Mental yaitu orientasi, registasi, perhatian,
Kalkulasi, mengingat kembali dan bahasa
No Aspek Kognitif Nilai Mhs Nilai Klien Kriteria
1. Orientasi 5 Tidak ada Menyebutkan dengan benar R
data Tahun R Musim R Tanggal R
Hari R Bulan
Orientasi 5 Tidak ada Menyebtkan dengan benar R
data Negara R Provisi R Kota R
Kamar
2. Registrasi 3 Tidak ada Pemeriksa mengatakan nama
data objek (oleh pemeriksa ) selama
1 detik u/ masing – masing objek
kemudian klien mengulang
nama objek tersebut R Objek
meja R Objek kursi R Objek
lampu
3. Perhatian & 5 Tidak ada Minta klien untuk memulai dari
Kalkulasi data angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali / tingkat 93, 86,
79,72, 65
4. Mengingat kembali 3 Tidak ada Minta klien untuk menyebutkan
data atau mengulang ketiga objek
pada no 2 R Objek meja R
Objek kursi R Objek lampu
2 Tidak ada Tunjukan pada klien suatu
data benda dan tanyakan namanya
pada klien :
 Misalnya jam tangan
 Misalnya pensil
1 Tidak ada Minta klien untuk mengulangi
data kata berikut “Taka da jia, dan,

38
atau, tetapi”
Bila benar nilai 1 poin
5. Bahasa 3 Tidak ada Minta klien untuk mengikuti
data perintah berikut yang terdiri dari
3 langkah :
a. Ambil kertas di tangan
anda, lipat dua
b. Lipat menjadi dua
c. Taruh di lantai
1 Tidak ada Tulis sebah kalimat
data
1 Tidak ada Gambarlah desain ini (menyalin
data gambar)
Total Nilai 30
Intervensi hasil :
 Nilai 1 > 22 = aspek kognitf dan fungsi mental baik
 Nilai 18 – 22 = kerusakan aspek fungsi mental ringan
 Nilai ≤ 17 = terdapat kerusakan aspek fungsi menal berat

38
ANALISA DATA

No DATA INTERPRESTASI MASALAH


SUBYEKTIF/OBYEKTIF (Etiologi) (Problem)
(Sign/Symptom)
1 Ds : - Tidak ada data Harga diri Rendah Menarik diri
Do:- Klien terlihat menangis
- Klien hanya diam dan
tidak mau berbicara
Tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 82x/ menit,
suhu 36ⁿC, respirasi 22x/
menit.

2 Ds :- Mekanisme koping Harga diri rendah


Tidak efektif
Do : - Klien terlihat murung
- Klien selalu menjauh
Tekanan darah 130/90
mmHg, nadi 82x/ menit,
suhu 36ⁿC, respirasi 22x/
menit.

PRIORITAS MASALAH
1. Harga diri rendah berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif.
2. Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

38
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

N Dx.Kep Tujuan/Krite Intervensi Rasional Implementasi


o. ria
Harga
1. diri rendah Tum: - klien mampu duduk 1.bina hubungan
. lakukan
b.d berdampingan saling percaya
-klien dapat pendekatan
mekanis dengan perawat. dengan:
melakukan dengan baik,
me - klien mampu  Menyapa klien
keputusan menerima
koping berbincang-bincang dengan ramah
yang efektif klien apa
tidak dengan perawat.  Memperkenalk
untuk adanya dan
efektif. -klien mampu an diri dengan
mengendalik bersikap
merespon tindakan sopan
an situasi empati
perawat.  Menanyakan
kehidupan
yang 2. cepat nama lengkap

demikian mengendalika serta alamat

menurunkan n perasaan klien

perasaan dan reaksi  Menunjukan

rendah diri. perawatan diri sikap mpati,


sendiri jujur dan
-klien dapat
misalnya rasa menepat janji
membina
marah, empati.  Menanyakan
hubungan
masalah yang
terapeutik 3. sediakan
dihadapi
dengan waktu untuk
2.bina hubungan
perawat berdiskusi dan
terapeutik dengan
bina hubungan
perawat :
yang sopan
 Pendekatan
4. berikan dengan baik,
kesempatan menerima
kepada klien klien
untuk apaadanya
merespon.  Mengidentifika

38
si perasaan
dan reaksi
perawatan diri
sendiri
 Menyediakan
waktu bina
hungan yang
sopan
 Memberikan
kesempatan
untuk
merespon
3.mengidentifikasi
kemampuan dan
aspek posotif yang
dimiliki dengan :
 Membantu
mengidentifika
si dengan
aspek yang
positif
 Mendorong
-klien dapat agar
1.tunjukan mengungkapkan berpenilaian
emosional perasaannya positif
yang sesuai -klien mampu  Membantu
mengenali emosinya mengungkapk
2.gunakan
dan dapat an
teknik
mengekspresikannya perasaannya.
komunikasi
terpeutik
terbuka

38
3. bantu klien
mengekspresik
an
perasaannya

4.bantu klien
mengidentifika
-klien dapat sikan situasi
mengenali kehidupan
dan yang tidak -diskusikanlah
mengekspre berada dalam masalah yang
sikan kemampuan dihadapi klien
emosinya. dan dengan memintanya

mengontrolnya untuk

. menyimpulkannya
-identifikasi
1. klien dapat pemikiran negatif
mengidentifika klien dan bantu untuk
si pemikiran menurunkan melalui
yang negatif interuksi dan
subsitus
2. klien dapat
-evaluasi ketetapan
menurunkan
persepsi logika dan
penilaian yang
kesimpulan yang
negatif pada
dibuat klien.
dirinya.

38
-klien dapat
memodifikasi
pola kognitif
yang negatif.

-klien dapat
berpartisifasi
dalam
mengambil
keputusan
yang
berkenan
dengan
perawatan
dirinya.

2. Menarik Tum: 1.berisalam/pan -klien ekspresi wajah


diri b.d -klien dapat ggil nama bersahabat
harga diri berhubunga - Klien menunjukan
2.yang disukai
rendah n dengan rasa senang
oranglain 3.jelaskan - Klien mau kontak
secara BHSP dengan mata

optimal komunikasi - Klien mau berjabat


-klien dapat terapeutik tangan
membina 4.memperkenal - Klien mau membalas
hubungan kan diri dengan salam
saling sopan
percaya
5.tanyakan

38
nama lengkap
dan panggilan
tujuan
-klien dapat -Klien mampu
mengidentifi menidentifikasi
kasi kemampuan yang
kemampua dimiliki
n dan - Aspek positif
aspek keluarga
positif yang - Aspek positif
dimiliki lingkungan yang
1.Diskusikan
dimiliki klien
kemampuan
dan asfek
positif yang
dimiliki

2.Hindarkan
-klien dapat
dari penilaian -Klien mampu menilai
menilai
yang negatif
kemampua kemampuan yang
n yang 3.Utamakan dmiliki selama sakit
dimiliki pemberian
pujian yang
realistik

-klien dapat -Klien dapat membuat


1.Diskusikan
menetapka rencana kegiatan
kemampuan
n harian
yang digunakan
perencanaa
selama sakit
n kegiatan

38
sesuai 2.Diskusikan
dengan kemampuan
kemampua yang dapat
nnya. ditunjukan
penggunaanny
a

1.Rencanakan
bersama klien
aktifitas yang
dapat dilakukan
setiap hari

 Kegiatan
mandiri
 Dibantu
sebagian
 Dengan
bantuan
total

Tingkatkan
kegiatan sesuai
dengan
toleransi
kondisi klien

2.Beri contoh
cara
pelaksanaan

38
kegiatan yang
boleh klien
lakukan

38
CATATAN
PERKEMBANGAN
NO Hari / Diagnosa NO Evaluasi Sumativ ( SOAP ) Ttd /
Tgl / Nama
Jam
1. Harga diri S : Tidak ada data
rendah b.d O : - Klien mau berjabat tangan
mekanisme - Klien mau berduduk berdampingan
koping tidak dengan perawat
efektif. - Klien mau mengutaran masalahnya
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2. Menarik diri b.d S : -Tidak ada data
harga diri O : -klien mampu berbincang-bincang dengan
rendah perawat.
- Klien mampu merespon tindakan perawat
A : masalah teratasi
P:
intervensi
dihentikan

38
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Harga diri rendah adalah suatu masalah utama untuk kebanyakan orang
dan dapat diekspresikan dalam tingkat kecemasan yang tinggi. Yang ditandai
dengan :
a. Mengkritik diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Mengungkapkan kegagalan pribadi
j. Merasionalisasi penolakan

4.2 Saran
Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan peserta didik
bahwa TAK stimulasi persepsi dapat meningkatkan harga diri

38
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dll. (2001). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Stuart dan Sundeen. (1999). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Stuart, GW, Laraia, MT., 2001, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing, Edisi 7,
Mosby, Philadelpia
http://elmoresagala.wordpress.com/2013/12/04/lp-jiwa-gangguan-konsep-diri-harga-diri-
rendah/
http://www.slideshare.net/setiwanlilikbudi/laporan-pendahuluan-isolasi-sosialmd#
http://www.slideshare.net/setiwanlilikbudi/laporan-pendahuluan-perilaku-kekerasan#
http://www.dnet.net.id/kesehatan/berita sehat detail

38

Anda mungkin juga menyukai