Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI


RENDAH

Dosen Pengampu : Nurul Arifah S.Kep.,N.,S.Pd.,M.,Telf

1. Andriani Nifera (181141002)


2. Dwi Olinda E (181141008)
3. Hamiki Rosadi (181141014)
4. Serly Rosa A (181141034)
5. Emeliana Waine (151141095)
6. Annisa oktavianis (171141005)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi banyak kenikmatan, rahmat
serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


HARGA DIRI RENDAH”

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selalu dinantikan. Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga dengan segala kesederhanaannya dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya, 08 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB 2 KONSEP DASAR........ ......................................................................... 3

A. Masalah Utama.... ................................................................................. 3

B. Manifestasi Klinis ................................................................................... 4

C. Patofisiologi ............................................................................................ 4

D. Pathway ................................................................................................... 6

E. Pemeriksaan Diagnostik .......................................................................... 7

F. Penatalaksanaan ....................................................................................... 8

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................. 9

A. Pengkajian ................................................................................................ 9

B. Pemeriksaan Fisik ................................................................................... 10

C. Pemeriksaan Laboratorium ..................................................................... 13

D. Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 13

3
E. Rencana Tindakan Keperawatan ............................................................. 14

BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 18

KESIMPULAN .................................................................................................... 18

SARAN ................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting.
Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran
petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja
sama dari berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri
rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi,
terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun
orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan
Keperawatan Pada Tn. i Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar
mengalami perubahan yang di harapkan
B. TUJUAN PENULISAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu
mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi
- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi sosial
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah
a. Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat ruangan
b. Observasi : Pengamatan pasien selama proses keperawatan
c. Perpustakaan : Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa

1
BAB II
KONSEP DASAR

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa
sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah
laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-
cita.

2. Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah


adalah :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat

2
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)
3. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
C. POHON MASALAH
Isolasi Sosial = Menarik diri

Gangguan konsep diri = Harga diri Masalah Utama


rendah

Koping individu tidak efektif

D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap
dengan klien lain atau perawat
c. Mengisolasi diri (menyendiri)
d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya

3
e. Menolak hubungan dengan orang lain
f. Aktifitas menurun
g. Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah
 Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara
optimal
 Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang
dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan
therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien

4
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan
dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
o Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
o Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian
1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian,
kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya

5
o Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan
pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan
klien

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


Pertemuan : Ke-I (satu)

Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau
menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1. Orientasi :
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. i, hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina
hubungan saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan
bersama.”

6
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa
lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. i, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa
saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan
berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan alamat……..dst.”. “Wah, bagus
sekali ada lima cara untuk membina hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. i, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit? Coba
kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai yang kelima (misalnya
masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali masih ada tiga cara yang masih
bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. i pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya
nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih
berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan dengan saya Tn. i. coba, sudah bisa kan
berjabat tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin
berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya
Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan
alamat. ya bagus!.”
“Tn. i sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali.
Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. i setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan /
memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah
sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn. praktekan dengan
sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, dan menyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan
tersebut tetap Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?
biar Tn. tidak lupa.

7
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif
yang Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai
jumpa ya”

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN


Pertemuan : Ke-2 (Dua)
Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien
1. Orientasi :
- Salam theraupetik : “Assalammua’alaikum,
- Validasi :“ Bagaimana perasaan Tn. I pagi ini? Apakah masih ingat tentang apa
yang kita lakukan kemarin?Bagus! Coba diulang lagi? Bagus sekali!
- Kontrak :
Topik :“Sekarang kita akan lakukan kegiatan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu
Tn?”
“Ya banar, kita akan membicarakan kemampuan dan aspek positif yang Tn.
miliki.”
Tempat :“Bagaimana kalau kita bicara ditaman?.”
Waktu :“Bagaimana kalu 15 menit?.”
2. Kerja :
“Tn. i , tadi telah mengungkapkan hal hal yang dapat Tn. lakukan?, masih ada yang
lain? Sekarang kita coba pilih kemampuan bapak yang dapat Tn. lakukan disini.”.
3. Terminasi :
- Validasi Subjekti :
“Bagaimana perasaan Tn. setelah tahu dan mencoba kegiatan yang dapat Tn.
lakukan disini? Bagus!”
- Validasi Objektif :
“Klien sudah mampu melakukan beberpa aspek positif yang dimiliki”
- Rencana tindakan lanjut :

8
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan
keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti
ya. Sampai jumpa.”

BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI
RENDAH DI RUANG PERKASA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 31 Tahun
Alamat : Ngabang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan disuruh ibu dan istri nya untuk melanjutkan berobat, sering
menyendiri dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.
III. ALASAN MASUK
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membanting barang, bicara
sedikit, sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di
RSJ.SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil

9
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh
dari sepeda.
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda – tanda vital :
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36,5 ºC
 Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
 Tinggi badan : 169 cm
 Berat badan : 62 Kg
B. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram

Ket :
: Laki - laki

: Tinggal serumah : Klien

: Perempuan
: Meninggal

B. Konsep Diri
 Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata
karena bisa melihat.
 Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 2 bersaudara.
 Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai anak.

10
 Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan
dan ingin bekerja lagi.
 Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan kakaknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
C. Hubungan Sosial
 Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, istri dan ke tiga anak nya.
 Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong
royong didesanya.
 Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat
jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat klien
berdoa agar cepat sembuh.

VII. STATUS MENTAL


A. Penampilan : Penampilan klien kurang rapi, klien menggunakan baju yang
disediakan diRSJ.
B. Pembicaraan : Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
C. Aktivitas Motorik : Klien lebih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.
D. Alam perasaan : Klien mengatakan bosan diRSJ ingin cepat sembuh dan pulang,
klien sedih belum bisa bertemu ibu ,istri dan ketiga anak nya.
E. Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
F. Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien
menengadah,selalu menjawab jika ditanya.
G. Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola Fikir : Tidak ada waham.
I. Tingkat kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari
jum’at tanggal 28 november 2014 jam 10.30 WIB,hari berikutnya juga klien sadar
hari sabtu tanggal 12 januari 2014.
J. Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
K. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20 – 15= 5
L. Kemampuan Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan
atau membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih membereskan kursi.
M. Daya Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa.

11
VIII. MEKANISME KOPING
A. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
B. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka
diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


A. Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien menarik diri dari
lingkungan
B. Masalah dengan kesehatan (-)
C. Masalah dengan perumahan :Klien tinggal dengan istri dan 3 orang anaknya.
D. Masalah dengan Ekonomi: Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.

X. MASALAH KEPERAWATAN
A. Harga Diri Rendah
B. Menarik Diri
C. Koping Individu Tidak Efektif

XI. POHON MASALAH


Menarik Diri _ _ _ _ ( Efek )

Harga Diri Rendah _ _ _ ( Core problem )

Koping Individu Tidak Efektif _ _ _ ( Causa / Penyebab )

XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


b
1. Menarik Diri Harga Diri Rendah
d
Tgl. Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

08 – 10 – 20 Menarik Diri TUM


berhubungan -Klien dapat
dengan harga berhubungan
Diri Rendah dengan orang lain
secara optimal.
-Klien dapat membina
1. Beri salam / panggil nama
hubungan saling  Klien ekspresi
2. yang disukai
percaya wajah 3. Jelaskan BHSP dengan
bersahabat. komunikasi terapeutik
 Klien 4. Memperkenalkan diri dengan
menunjukan sopan
rasa senang. 5. Tanyakan nama lengkap dan

12
 Klien mau panggilan tujuan
kontak mata. 6. Jujur dan menepati janji
 Klien mau 7. Tunjukan sikap empati dan
berjabat tangan. menerima klien apa adanya
8. Lakukan kontak singkat tapi
 Klien mau
sering
membalas
salam.
 Klien mau duduk
berdampingan.
 dengan perawat.
 Klien mau
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
-Klien dapat  Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan kemampuan 2. Hindarkan dari penilaian
aspek positif yang yang dimiliki yang negatif
dimiliki  Aspek positif 3. Utamakan pemberian pujian
keluarga yang realistic
 Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
 Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan yang
-Klien dapat menilai menilai dapat digunakan selama
kemampuan yang kemampuan sakit
dimiliki yang dimiliki 2. Diskusikan kemampuan yang
selama sakit dapat ditunjukan
penggunaannya
-Klien dapat  Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien
menetapkan membuat aktifitas yang dapat
perencanaan rencana dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai kegiatan harian - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
2. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan
-Klien dapat  Klien melakukan 1. Beri kesempatan klien untuk
melakukan kegiatan yang mencoba kegiatan yang
kegiatan sesuai sesuai telah direncanakan
kondisi sakit dan dengankondisi 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya sakit dan klien

13
kemampuannya 3. Diskusikan kemungkinan
melaksanakan dirumah.
-Klien dapat  Klien dapat 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan memanfaatkan cara perawatan klien dengan
sistem pendukung system Harga Diri Rendah
yang ada pendukung 2. Bantu keluarga menyiapkan
dikeluarga lingkungan di rumah.
secara optimal
 Klien daoat
memanfaatkan
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
Harga Diri RendahTUM
berhubungan -Klien dapat
dengan Koping melakukan
Individu Tidak keputusan yang
Efektif efektif untuk
mengendalikan
situasi kehidupan
yang demikian
menurunkan
perasaan rendah
diri
-Klien dapat menbina  Klien mampu 1. Lakukan pendekatan dengan
hubungan duduk baik, menerima klien apa
terapeutik dengan berdampingan adanya dan bersikap empati
perawat dengan perawat 2. Cepat mengendalikan
 Klien mampu perasaan dan reaksi
berbincang - perawatan diri sendiri
bincang dengan misalnya rasa marah
perawat ,empati.
 Klien mampu 3. Sediakan waktu untuk
merespon berdiskusi dan bina
tindakan hubungan yang sopan.
perawat 4. Berikan kesempatan kepada
klien untuk merespon.
Klien dapat mengenali  Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang
dan mengungkapkan sesuai
mengekspresikan perasaannya 2. Gunakan tekhnik komunikasi
emosinya  Klien mampu terapeutik terbuka,
mengenali 3. Bantu klien
emosinya dan mengekspresikan
dapat perasaannya
mengekspresika 4. Bantu klien
nnya mengidentifikasikan situasi

14
kehidupan yang tidak berada
dalam kemampuan dan
mengontrolnya
5. Dorong untuk menyatakan
secara verbal perasaan –
perasaan yang berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
-Klien dapat  Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
memodifikasi pola mengidentifikasi dihadapi klien dengan
kognitif yang pemikiran yang memintanya untuk
negative negatif menyimpulkannya
 Klien dpat 2. Identifikasi pemikiran negatif
menurunkan klien dan bantu untuk
penilaian yang menurunkan melalui
negatifpada interupsi dan substitusi
dirinya. 3. Evaluasi ketetapan persepsi
logika dan kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima nilai
yang dimilikinya atau
perilakunya atau perubahan
yang terjadi pada dirinya.

-Klien dapat  Klien mampu 1. Libatkan klien dalam


berpartisipasi menentukan menetapkan tujuan yang
dalam mengambil kebutuhan ingin dicapai
keputusan yang untuk 2. Motivasi klien untuk
berkenan dengan perawatan pada membuat jadwal aktivitas
perawatan dirinya dirinya perawatan dirinya
 Klien dapat 3. Berikan privasi sesuai
berpartisipasi kebutuhan yang ditentukan
dalam 4. Berikan reinsforcement
pengambilan posotif tentang pencapaian
keputusan kegiatan yang telah sesuai
dengan keputusan yang
ditentukannya
b
2. Harga Diri Rendah Koping Individu Tidak Efektif
d

15
XIII. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem

1. Ds : Harga diri Rendah Menarik Diri


- Klien mengatakan sering
menunduk, kurangnya
interaksi sosial
Do “
- Klien tampak menyendiri
2. Ds : Koping Individu Tidak Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan teman Efektif
berkurang semenjak sakit
- Klien malu dengan teman
karena klien merasa tidak
pantas diantara mereka
Do :
- Klien tampak malu saat
berbicara

XIV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


ggal / Jam No Implementasi Evaluasi
ober 2020 1. Bina hubungan saling percaya S:
2.30 dengan :  Klien menjawab salam dan
 Menyapa klien dengan mengatakan selamat
ramah pagi,menyebutkan nama dan alamat
 Memperkenalkan diri O:
dengan sopan  Klien mau berjabat tangan
 Menanyakan nama lengkap  Klien mau duduk berdampingan
serta alamat klien dengan perawat
 Menunjukan sikap empati,  Klien mau mengutarakan masalahnya
jujur dan menempati janji A : SP 1 tercapai
 Menanyakan masalah yang Pp :
dihadapi Lanjutkan SP 2 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat menyapa
perawat jika bertemu dan percaya jika
perawat akan membantu masalah yang
dihadapi
ober 2020 2. Bina hubungan terapeutik S :
5.30 dengan perawat dengan :  Klien mau duduk berdampingan

16
 Pendekatan dengan baik dengan perawat
,menerima klien apa adanya O :
 Mengidentifikasi perasaan  Klien mampu berbincang – bincang
dan reaksi perawatan diri dengan perawat
sendiri  Klien mampu merespon tindakan
 Menyediakan waktu untuk perawat.
bina hubungan yang sopan A : SP 2 tercapai
 Menberikan kesempatan P:
untuk merespon -Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.

-Anjurkan klien mampu berkomunikasi,mampu


memulai berbicara dan tidak janggung.

S:
ober 2020 3. Mengidentifikasi kemampuan  Klien mengatakan cara penilaian positif
7.00 dan aspek positif yang dimiliki tidak boleh berfikir jelek terhadap
dengan : orang lain,sopan santun dan ramah
 Membantu yang diutamakan.
mengidentifikasi dengan O :
aspek yang positif  Klien dapat mengungkapkan
 Mendorong agar perasaannya
berpenilaian positif A : SP 3 teratasi sebagian
 Membantu P:
mengungkapkan -lanjutkan SP 1 keluarga
perasaannya
-Anjurkan klien untuk mempertahankan
hubungan saling percaya berinteraksi secara
terarah.

17
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten
selama 2 minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan
jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan
kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan perawata), keluarga dan juga
lingkungan (tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien
dirawat maupun perawat yang merawat tercapai.
B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif
- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien

18
- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
- Memberi reinforcement

DAFTAR PUSATAKA

Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”. (6th
ed). St. Louis : Mosby year book

Town send, M.C. (1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan
rencana keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).
Azis R, dkk. 2011. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo

Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku saku diagnosis keperawatan jiwa. Edisi 10. Jakarta :
EGC

Keliat BA. 2010. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Nugraheni, Yunita. 2010. Laporan pendahuluan keperawatan jiwa harga diri rendah .
(Online). (http://ners.com, diakses tanggal 20 Mei 2013).

Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC

Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung

19
20

Anda mungkin juga menyukai