Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang memberi banyak kenikmatan, rahmat
serta karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selalu dinantikan. Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga dengan segala kesederhanaannya dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
C. Tujuan .................................................................................................... 2
C. Patofisiologi ............................................................................................ 4
D. Pathway ................................................................................................... 6
F. Penatalaksanaan ....................................................................................... 8
A. Pengkajian ................................................................................................ 9
3
E. Rencana Tindakan Keperawatan ............................................................. 14
KESIMPULAN .................................................................................................... 18
SARAN ................................................................................................................ 18
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat penting.
Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini merupakan peran
petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut adanya keselarasan dan kerja
sama dari berbagai pihak selain individu itu sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan harga diri
rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi,
terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri pasien sendiri maupun
orang lain di sekitarnya. Oleh karena itu kami mencoba untuk melakukan Asuhan
Keperawatan Pada Tn. i Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah agar
mengalami perubahan yang di harapkan
B. TUJUAN PENULISAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas individu
mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi
- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi sosial
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah
a. Wawancara : Dilakukan pada pada klien, keluarga klien dan perawat ruangan
b. Observasi : Pengamatan pasien selama proses keperawatan
c. Perpustakaan : Catatan medis dan mata kuliah keperawatan jiwa
1
BAB II
KONSEP DASAR
A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Haraga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa
sebagai seseorang yang penting dan berharga.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yangnegatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan. (Towsend, 1998).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah
laku dancita – cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang percayaan diri, harga diri serta menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku dan cita-
cita.
2
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
(Stuart dan Sudden ; 1998, hal 230)
3. Faktor-faktor
a. Faktor predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan kepada orang lain
6. Ideal diri tidak realistis
b. Faktor presipitasi
1. Citra tubuh yang tidak sesuai
2. Keluhan fisik
3. Ketegangan peran yang dirasakan
4. Perasaan tidak mampu
5. Penolakan terhadap kemampuan personal
6. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
C. POHON MASALAH
Isolasi Sosial = Menarik diri
D. MASALAH KEPERAWATAN
1. Isolasi Sosial : Menarik diri
Data :
a. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
b. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap
dengan klien lain atau perawat
c. Mengisolasi diri (menyendiri)
d. Tidak atau kurang sadar dengan linkungan sekitarnya
3
e. Menolak hubungan dengan orang lain
f. Aktifitas menurun
g. Harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Data :
a. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial : menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif
F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah
Tujuan umum
Klien tidak menarik diri dan mampu berhubungan dengan orang lain secara
optimal
Tujuan khusus
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
o Kriteria hasil
Ekspresi wajah bersahabat, tidak acuh, ada kontak mata, mau berjabat tangan,
mau menyebutkan nama, mau bercakap-cakap dan mengutarakan masalah yang
dihadapi
o Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip hubungan
therapeutik
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggialan yang disukai klien
4
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Selalu kontak mata selama interaksi
7. Tunjukan sikap empati dan penuh perhatian pada klien
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Kriteria hasil
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
o Intervensi
1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Bantu klien mengekspresikan dan menggambarkan perasaan serta pikirannya
3. Tekankan bahwa kekuatan untuk berubah tergantung pada klien sendiri
4. Identifikasi stresor yang relevan dan penilaian klien terhadap stresor tersebut
5. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang efektif
6. Utamakan memberi pujian therapeutik
7. Tingkatkan keterlibatan keluarga dan kelompok untuk memberikan
dukungan untuk mempertahankan kemajuan dan perkembangan klien
TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
o Kriteria hasil
Klien menilaim kemampuan yang digunakan
o Intervensi
1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan
2. Dukung kekuatan, ketrampilan dan respon koping yang adaptif
3. Utamakan memberi pujian therapeutik
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan harian
1. Dukung klien untuk merencanakan kegiatan harian
2. Rencanakan kegiatan bersama klien, aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan (kegiatan sendiri, kegiatan dengan bantuan sebagian,
kegiatan dengan bantuan total)
3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
5. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya
5
o Kriteria hasil
Klien melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya
o Intervensi
1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2. Beri pujian atas keberhasilan klien
3. Beri dukungan yang sesuai dan positif untuk mempertahankan kemajuan dan
pertumbuhannya
4. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Kriteria hasil
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada
o Intervensi
1. Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah sesuai dengan keadaan
klien
Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien
menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau
menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
1. Orientasi :
- Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum,
- Validasi : bagaimana keadaan Tn. i, hari ini? Tn. terlihat segar ”
- Kontrak :
Topik :“Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang bagaimana cara membina
hubungan saling percaya? Tn. Bisa menyebutkannya.?nanti setelah itu kita lakukan
bersama.”
6
Tempat :“Tn. mau kita bicara dimana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa
lama?
Waktu : “ Bagaimana kalau 15 menit?
2. Kerja :
“Tn. i, apa saja cara membina hubungan saling percaya Tn.? Bagus, apa lagi? Apa
saja yang Tn. Lakukan selain itu yang biasa Tn. lakukan? Bagaimana dengan
berjabat tangan? Menanyakan nama? Menanyakan alamat……..dst.”. “Wah, bagus
sekali ada lima cara untuk membina hubungan saling percaya yang Tn. lakukan.”
“Tn. i, dari lima cara ini, yang mana yang Tn. bisa lakukan di rumah sakit? Coba
kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua……sampai yang kelima (misalnya
masih tiga yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali masih ada tiga cara yang masih
bisa lakukan di rumah sakit ini.
“Sekarang, coba Tn. i pilih satu cara yang bisa dilakukan di rumah sakit ini”. “O, ya
nomor satu,berjabat tangan? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita berlatih
berjabat tangan Tn.”. Mari kita lakukan dengan saya Tn. i. coba, sudah bisa kan
berjabat tangan / memperkenalkan diri?”
“Nah kalau kita mau berjabat tangan, mari kita dekati orang yang ingin Tn. ingin
berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Bagus! Sekarang duduk berdampingan, ya
Bagus! Nah sekarang kita ucap salam, ya Bagus! Sekarang kita sebut nama dan
alamat. ya bagus!.”
“Tn. i sudah bisa berjabat tangan dan memperkenalkan diri dengan baik sekali.
Sekarang bedakan dengan sebelum Tn. mengenalinya? Bagus!”
3. Terminasi :
- Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan Tn. i setelah bercakap-cakap dan berjabat tangan /
memperkenalkan diri? Yah, Tn. ternyata banyak yang dapat dilakukan di rumah
sakit ini. Salah satuny memperkenalkan diri, yang sudah Tn. praktekan dengan
sekali.
- Evaluasi Objektif
“Klien mampu duduk berdampingan,menjawab salam, dan menyebutkan nama.”
- Rencana tindakan lanjut
”Bagaimana kalau kegiatan itu Tn. lakukan selama disini dan nanti kegiatan
tersebut tetap Tn. lakukan dirumah, kalau begitu kita buat jadwalnya saja ya Tn?
biar Tn. tidak lupa.
7
- Kontrak
Topik : “Besok kita akan membicarakan tentang kemampuan dan aspek positif
yang Tn. miliki.
Tempat : “Tn mau kita berbincang – bincang dimana.?
Waktu : “Mau berapa lama Tn.?”bagaimana kalu 15 menit?setuju?“ sampai
jumpa ya”
8
“Saya harap Tn. mau mencoba melakukan kegiatan selama disini.”
- Kontrak :
Topik :“Tn. pertemuan ini sampai disini dulu, besok kita mengobrol lagi dengan
keluarga apabila datang.”
Tempat : “Bagaimana kalau diruang tamu saja?”
Waktu :“Biasanya keluarga Tn. jenguk jam berapa? Baiklah kita diskusikan nanti
ya. Sampai jumpa.”
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI
RENDAH DI RUANG PERKASA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
KALIMANTAN BARAT
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 31 Tahun
Alamat : Ngabang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan disuruh ibu dan istri nya untuk melanjutkan berobat, sering
menyendiri dikamar, bicara sedikit, sulit komunikasi.
III. ALASAN MASUK
2 bulan sebelum masuk RSJ klien sering menyendiri, membanting barang, bicara
sedikit, sulit komunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa ±3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di
RSJ.SUNGAI BANGKONG PONTIANAK
2. Kontrol tidak rutin, pengobatan kurang berhasil
9
3. Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
4. Klien mempunyai pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu ia jatuh
dari sepeda.
V. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda – tanda vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
Pernafasan : 26 x/menit
B. Ukuran :
Tinggi badan : 169 cm
Berat badan : 62 Kg
B. Kondisi Fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa – apa, tidak ada kelainan fisik.
VI. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
Ket :
: Laki - laki
: Perempuan
: Meninggal
B. Konsep Diri
Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata
karena bisa melihat.
Identitas : Klien mengatakan anak ke-2 dari 2 bersaudara.
Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau dirumah sebagai anak.
10
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, merasa bosan
dan ingin bekerja lagi.
Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain
selain ibu dan kakaknya,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain,
kurang interaksi sosial.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
C. Hubungan Sosial
Orang yang dekat dengan klien adalah ibu, istri dan ke tiga anak nya.
Peran serta kelompok / masyarakat : sebelum klien sakit sering mengikuti gotong
royong didesanya.
Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan / berobat
jalan temannya berkurang karena klien malu berkomunikasi.
Masalah Kepeawatan : Menarik diri
D. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat dalam 5x sehari, jika sholat klien shabis sholat klien
berdoa agar cepat sembuh.
11
VIII. MEKANISME KOPING
A. Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
B. Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
C. Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain,lebih suka
diam.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif.
X. MASALAH KEPERAWATAN
A. Harga Diri Rendah
B. Menarik Diri
C. Koping Individu Tidak Efektif
12
Klien mau panggilan tujuan
kontak mata. 6. Jujur dan menepati janji
Klien mau 7. Tunjukan sikap empati dan
berjabat tangan. menerima klien apa adanya
8. Lakukan kontak singkat tapi
Klien mau
sering
membalas
salam.
Klien mau duduk
berdampingan.
dengan perawat.
Klien mau
menyebut nama
dan mau
mengutaraka
masalah yang
dihadapi.
-Klien dapat Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan
mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan kemampuan 2. Hindarkan dari penilaian
aspek positif yang yang dimiliki yang negatif
dimiliki Aspek positif 3. Utamakan pemberian pujian
keluarga yang realistic
Aspek positif
lingkungan yang
dimiliki klien
Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan yang
-Klien dapat menilai menilai dapat digunakan selama
kemampuan yang kemampuan sakit
dimiliki yang dimiliki 2. Diskusikan kemampuan yang
selama sakit dapat ditunjukan
penggunaannya
-Klien dapat Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien
menetapkan membuat aktifitas yang dapat
perencanaan rencana dilakukan setiap hari
kegiatan sesuai kegiatan harian - Kegiatan mandiri
dengan - Dibantu sebagian
kemampuannya - Dengan bantuan total
Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
2. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan
-Klien dapat Klien melakukan 1. Beri kesempatan klien untuk
melakukan kegiatan yang mencoba kegiatan yang
kegiatan sesuai sesuai telah direncanakan
kondisi sakit dan dengankondisi 2. Beri pujian atas keberhasilan
kemampuannya sakit dan klien
13
kemampuannya 3. Diskusikan kemungkinan
melaksanakan dirumah.
-Klien dapat Klien dapat 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan memanfaatkan cara perawatan klien dengan
sistem pendukung system Harga Diri Rendah
yang ada pendukung 2. Bantu keluarga menyiapkan
dikeluarga lingkungan di rumah.
secara optimal
Klien daoat
memanfaatkan
system
pendukung
dilingkungan
sekitar.
Harga Diri RendahTUM
berhubungan -Klien dapat
dengan Koping melakukan
Individu Tidak keputusan yang
Efektif efektif untuk
mengendalikan
situasi kehidupan
yang demikian
menurunkan
perasaan rendah
diri
-Klien dapat menbina Klien mampu 1. Lakukan pendekatan dengan
hubungan duduk baik, menerima klien apa
terapeutik dengan berdampingan adanya dan bersikap empati
perawat dengan perawat 2. Cepat mengendalikan
Klien mampu perasaan dan reaksi
berbincang - perawatan diri sendiri
bincang dengan misalnya rasa marah
perawat ,empati.
Klien mampu 3. Sediakan waktu untuk
merespon berdiskusi dan bina
tindakan hubungan yang sopan.
perawat 4. Berikan kesempatan kepada
klien untuk merespon.
Klien dapat mengenali Klien dapat 1. Tunjukan emosional yang
dan mengungkapkan sesuai
mengekspresikan perasaannya 2. Gunakan tekhnik komunikasi
emosinya Klien mampu terapeutik terbuka,
mengenali 3. Bantu klien
emosinya dan mengekspresikan
dapat perasaannya
mengekspresika 4. Bantu klien
nnya mengidentifikasikan situasi
14
kehidupan yang tidak berada
dalam kemampuan dan
mengontrolnya
5. Dorong untuk menyatakan
secara verbal perasaan –
perasaan yang berhubungan
dengan ketidak
mampuannya.
-Klien dapat Klien dapat 1. Diskusikan masalah yang
memodifikasi pola mengidentifikasi dihadapi klien dengan
kognitif yang pemikiran yang memintanya untuk
negative negatif menyimpulkannya
Klien dpat 2. Identifikasi pemikiran negatif
menurunkan klien dan bantu untuk
penilaian yang menurunkan melalui
negatifpada interupsi dan substitusi
dirinya. 3. Evaluasi ketetapan persepsi
logika dan kesimpulan yang
dibuat klien
4. Kurangi penilaian klien yang
negatif terhadap dirinya
5. Bantu klien menerima nilai
yang dimilikinya atau
perilakunya atau perubahan
yang terjadi pada dirinya.
15
XIII. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
16
Pendekatan dengan baik dengan perawat
,menerima klien apa adanya O :
Mengidentifikasi perasaan Klien mampu berbincang – bincang
dan reaksi perawatan diri dengan perawat
sendiri Klien mampu merespon tindakan
Menyediakan waktu untuk perawat.
bina hubungan yang sopan A : SP 2 tercapai
Menberikan kesempatan P:
untuk merespon -Lanjutkan SP 3 adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.
S:
ober 2020 3. Mengidentifikasi kemampuan Klien mengatakan cara penilaian positif
7.00 dan aspek positif yang dimiliki tidak boleh berfikir jelek terhadap
dengan : orang lain,sopan santun dan ramah
Membantu yang diutamakan.
mengidentifikasi dengan O :
aspek yang positif Klien dapat mengungkapkan
Mendorong agar perasaannya
berpenilaian positif A : SP 3 teratasi sebagian
Membantu P:
mengungkapkan -lanjutkan SP 1 keluarga
perasaannya
-Anjurkan klien untuk mempertahankan
hubungan saling percaya berinteraksi secara
terarah.
17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan pengkajian dan perawatan pada Tn. Y dengan gangguan
konsep diri : harga diri rendah di Ruang perkasa Rumah Sakit Jiwa Daerah Klaten
selama 2 minggu penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam malakukan perawatan
jiwa sangat penting sekali membina hubungan saling percaya dan juga membutuhkan
kolaborasi yang baik dengan tenaga medis (dokter dan perawata), keluarga dan juga
lingkungan (tetangga dan masarakat) terapeutik, agar semua maksud dan tujuan klien
dirawat maupun perawat yang merawat tercapai.
B. SARAN
1. Klien
- Libatkan klien dalam aktivitas positif
- Minum obat secara rutin dengan prinsip 5B
- Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
- Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2. Keluarga
- Mau dan mampu berperan serta dalam pemusatan kemajuan klien
18
- Membantu klien dalam pemenuhan aktivitas positif
- Menerima klien apa adanya
- Hindari pemberian penilaian negatif
3. Perawat
- Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
- Menyarankan keluarga untuk menyiapkan lingkungan dirumah
- Meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan perawatan klien
- Memberi reinforcement
DAFTAR PUSATAKA
Stuart, G.W. dan Sudeen, S.J. (1995). “Principles And Practice Of Psychiatric Nursing”. (6th
ed). St. Louis : Mosby year book
Town send, M.C. (1998). “Diagnosa Keperawatan Psikiatri : Pedoman untuk pembuatan
rencana keperawatan”. Jakarta : EGC (terjemahan).
Azis R, dkk. 2011. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo
Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku saku diagnosis keperawatan jiwa. Edisi 10. Jakarta :
EGC
Nugraheni, Yunita. 2010. Laporan pendahuluan keperawatan jiwa harga diri rendah .
(Online). (http://ners.com, diakses tanggal 20 Mei 2013).
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung
19
20