Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V

1. DESQIA QATRUNNADA
2. SAKYANANDI
3. ARUN FAHIAN FAHARUZIN
4. JUANA INANTA CAHYA SAFITRI
5. WAFIQ AZIZAH
6. WULAN PURNAMA SARI HASAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

PROGAM PROFESI

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan
taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “Harga Diri Rendah”
tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian tugas kelompok ini, penulis banyak mendapat ini dari
berbagai pihak, antara lain dosen pembimbing, dan teman-teman yang tidak dapat
disebutkan satu persatu namanya yang telah banyak memberikan sumbangan, masukan,
dukungan, dalam menyelesaian tugas makalah ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas kelompok ini belumlah
sempurna.Untuk itu segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis
harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.
Semoga dengan adanya tugas kelompok ini akan dapat memberikan manfaat besar
bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca semua pada umumnya.

Mataram, 26 Mei 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN................................................................
1. Kasus (Masalah Utama).................................................................................
2. Proses Terjadinya Masalah.............................................................................
3. Pohon Masalah...............................................................................................
4. Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Di Kaji............................................
5. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
6. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................................
a. Diagnosa 1 (Harga Diri Rendah)...................................................................
b. Diagnosa 2 (Menarik diri).............................................................................
c. .......................................................................................................................
d. Manifestasi Klinis.........................................................................................
e. Pemeriksaan Penunjang................................................................................
f. Pengobatan SLE............................................................................................
g. Asuhan Keperawatan SLE............................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................


A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Kriti dan Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama)


Gangguan konsep diri : harga diri rendah

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Gangguan harga
diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll.
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena
privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan
kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan akan struktur, bentuk dan
ffungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit,
perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.
Tanda dan gejala
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
- Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
- Percaya diri kurang
- Mencederai diri
b. Penyebab
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua ang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pda orang
lain dan ideal diri yang tidak realistik.
Stressor pencetus munkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal, seperti : trauma fisik maupun psikis, ketegangan peran, transisi
peran situasi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluargamelalui kelahiran atau kematian, serta transisi peran sehat sakit
sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit.
c. Tanda dan gejala
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
- Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
- Percaya diri kurang
- Mencederai diri
- Konsentrasi menurun
- Menyangkalfek labil
- Regresi perkembangan

d. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa
mengakibatkan gangguan interaksi sosial : menarik diri, dan memicu
munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain
dan lingkungan.
Isolasi social merupakan suatu keadaan dimana individu dan kelompok
mengalami kebutuhan meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi
tidak mampu untuk melakukan kontak. (Copernitto LJm 1998).
Tanda dan gejala
Data Subyektif
a. Klien mengatakan kesepian
b. Klien mengatakan tidak mempunyai teman
c. Klien mengatakan lebih sering di rumah, sendiri
d. Klien mengatakan tidak dapat berhubungan social

Data Obyektif
a. Menyendiri
b. Diam
c. Ekspresi wajah murung, sedih
d. Sering larut dalam pikiranya sendiri

Sedangkan perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang


melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
kepada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan gejala :


Data subyektif :
a. Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam,
menyuruh melakukan pencederaan pada diri sendiri, orang lain
atau lingkungan
b. Mengatakan takut, cemas atau khatir

Data Obyektif :
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
III. Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri Perilaku kekerasan

Ga
ng
g
ua
n
ko
ns
ep
di
ri
:H
ar
ga
di
ri
r
en
da
Berduka disfungsional h

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c. Berduka disfungsional

2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

V. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik dir
VI. Rencana Tindakan
Keperawatan Diagnosa 1. Harga
Diri Rendah

a. Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa


berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
2) Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
3) Bbuat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
4) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
5) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
6) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
3) Utamakan memberi pujian yang realistis
4) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat


digunakan Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap


hari sesuai kemampuan
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan


kemampuan Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang


ada Tindakan :
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Diagnosa 2: Menarik diri


Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul
d. Berikan pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
1) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
2) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan
berhubungan dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
dengan orang lain
diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
 K–P
 K – P – P lain
 K – P – P lain – K lain
 K – Kel/Klp/Masy

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.


d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam
mengisi waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan
ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
Tindakan:
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain.
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
▪ Salam, perkenalan diri
▪ Jelaskan tujuan
▪ Buat kontrak
▪ Eksplorasi perasaan klien
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
▪ Perilaku menarik diri
▪ Penyebab perilaku menarik diri
▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
c. Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
e. Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.


Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung :

RSJP Bandung. 2000


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN PERAWATAN

Masalah Utama : Harga Diri Rendah

Pertemuan : Ke 1 (satu)
Kondisi:
Klien kelihatan sering menyendiri
Klien mengatakan malu dan tak berguna
Klien sering mengatakan dirinya tidak mampu melakukan sesuatu,
Klien lebih banyak diam,
Selama berkomunikasi kontak mata kurang

Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

Tujuan Khusus
1. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3. Klien dapat memilih kemampuan yang akan digunakan
4. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang
dimilikinya

I. Orientasi

1. Salam terapeutik

“Selamat pagi, Assalam’mualaikum.....Boleh saya berkenalan dengan


Mas...? Nama Saya....Boleh panggil sya .... Saya Mahasiswa Poltekkes
Mataram, Saya mahasiswa yang sedang peraktik disini pada pukul 08.00
WITA sampai dengan pukul 13.00 Siang. Kalau boleh saya tau nama
Mas siapa...? dan sekarang dipanggil dengan sebutan apa...?

2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaa Mas hari ini..? Bagaimana tidurnya tadi malam..?
ada keluhan tidak...?

3. Kontak
“Bagaimaa kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah tuan T lakukan..? setelah itu kita akan menilai kegiatan mana
yang masih dapat tuan T lakukan di rumah sakit, setelah kita nilai, kita
akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
“Dimana kita duduk untu bincang-bincang?bagaimana kalau diruang tamu
berapa lama ? Bagaimana kalau 10 menit saja..?

STRATEGI PELAKSANAAN

a. Kerja
“Mas apa saja kemampuan tuan T miliki? Bagus, apa ada lagi..?
Saya buat daftarnya ya. Apa saja kegiatan rumah tangga yang Mas bisa
lakukan? Bagaimana dengan merapikan tempat tidur/kamar?
Menyapa ? Mencuci piring......dst”
“Wah bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas
miliki”
Mas dari lima kemampuan dan kegiatan ini yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit..?
“Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua ... sampai 5
(misalkan ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3
kegiatan dan keterampilan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.
Sekarang coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan
dirumah sakit ini, O yang satu, merapikan tempat tidur? Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur Mas ”
ya coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya”.
Nah kalau kita mau merapikan tempat tidurnya, mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya. Bagus, sekarang kita angkat seprainya, kita
mauli dari atas ya, ya bagus, sekarang sebelah kiri, tarik dan masukan,
lalu sebelah pinggir masukkan, sekarang ambil bantal. Letakan di
sebelah atas kepala, mari kita lipat selimut dan letakkan di bawah
kaki.Bagus...
Mas sudah bisa merapikan tempat tidurnya dengan baik sekali.
Coba perhatikan dan bedakan dengan sebelum dirapikan..? Bagus
Coba Mas lakukan dan janagn luma memberi tanda M (mandiri).
Kalau Mas lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diangkat bisa
melakukan, dan T (TIDAK) melakukan.

b. Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur? Yaa? Mas ternyata memiliki banyak
kemampuan yang dapat dilaukan di rumah sakit ini.
Salah satunya merapikan tempat tidur, ya sudah mas peraktikan dengan
baik sekali”
“Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur , ya Bagus sekali.
Sekarang mari kita masukkan kedalam jadwal harian merapikan tempat
tidur, Bagus dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa..? lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
“Coba mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (MANDIRI)
jikalau mas melakukan tampa disuruh , tulis B bantuan , jika diingatkan
untuk melakukan, dan T tidak jika didak meakukan.
Besok kita latihan lagi untuk kemampuan yang ke-2. Mas masih ingat
kegiatan apa lagi yabg mampu dilakukan di rumah sakit selain
merapikan tempat tidur..? ya bagus... yaitu mencuci piring..kalu begitu
kita sudahi pertemuan pada hari ini..
Terimakasih...Assalam’mualaikum
Sampai bertemu kembali.
SETRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)

A. Kondisi
DO : Klien tampak tenang, sudah mau menghargai dirinya sendiri.
DS: Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah
C. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
yang lain (yang belum dilakukan)
D. Tindakan Keperawatan
Klien dapat merencanakan kegiatannya yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
2. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
3. Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah sakit
4. Bantu klien melakukannya, bila perlu berikan contoh
5. Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
6. Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih.

STRATEGI PELAKSANAAN

1. Orientasi :

“assalammualaikum, Mas...masih ingat saya??? Bagus bagaimana perasaan


Mas pagi ini..? Wah tampak gembira” “Bagaimana Mas apakah sudah dicoba
merapikan tempat tidur pagi tadi..? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum
bantu lagi),

Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan itu Mas
(Ya benar kita akan latihan mencuci piring didapur ruangan ini”

“Waktunya 10 menit, maka kita berjalan kedapur”.

2. Kerja

Mas sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
serabut tepas untuk membersihkan piring. Sabun khusus untuk mencuci piring,
dan air untuk membilas, Mas bisa menggunakan air yang mengalir dari keran
ini, oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa –makanan.

“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”

Setelah semua perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa makanan yang ada dipiring tesebut ketempat sampah, kemudian Mas
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan serabut tepas yang sudah
diberikan sabun penencuci piring, setelah selesai disabunkan bilas piring
mrnggunakan air bersih yang mengalir dari keran tersebut sampai tidak ada
busa sedikitpun di piring tersebut, piring yang sudah dibersihkan tadi diletakan
di rak yang sudah tersedia didapur, nah selesai

“sekarang coba Mas yang melakukannya”

“Bagus sekali, Mas dapatmemperaktikan cara cuci piring dengan baik, sekarang
dilap tangannya hingga kering.

3. Terminasi

“Bagaimana perasaan Mas setelah latihancuci piring...?

Coba ulangi cara mencuci piring...ya Bagus sekali

“Bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan kedalam kegiatan sehari-
hariMas. Mau berapa kali Mas mencuci piring ..?

Bagus sekali mas ingin mencuci piring tiga kali dalam sehari sete;ah makan

“Besok kita akan latihan untuk kemampuan yang ketiga, setelah merapikan
tempat tidur dan mencuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu...? ya benar
kita akan latihan mengepel”

Mau jam berapa..? sama dengan sekarang..?

Sampai jumpa.. Assalam’mualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai