Dosen Pembimbing:
Nurul Aktifah.,S.Kep.,Ns.,M.Si.Med
Disusun Oleh:
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas praktik seminar "Asuhan Keperawatan pada NY.D
dengan masalah keperawatan utama harga diri rendah".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah asuhan keperawatan ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah asuhan keperawatan ini.
Kami berharap semoga makalah asuhan keperawatan yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................4
Tinjauan Teori........................................................................................................................................4
Penyebab..............................................................................................................................................4
Manifestasi Klinis...................................................................................................................................5
Akibat.....................................................................................................................................................5
Penatalaksanaan....................................................................................................................................6
Pohon Masalah......................................................................................................................................7
Asuhan Keperawatan (Pengkajian Fokus, Diagnosa Keperawatan, Fokus Intervensi)........................8
Analisa Data.........................................................................................................................................13
Diagnosa Keperawatan.........................................................................................................................14
Rencana Keperawatan.........................................................................................................................14
Catatan Keperawatan..........................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri adalah sutau individu dimanan menilai dirinya atau kemampuan
dirinya negatif, atau suatau perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang
tidak berharga yang tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri
(Nurhalimah, 2016).
Harga diri rendah adalah gambaran sebagai perasaan negatif terhadap
dirinya sendiri termasuk hilangnya rasa percaya diri dan harga diri (Wijayanti,
Nasir, Hadi & Amat, 2020).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Ganguan harga diri yang disebut
sebagain harga diri rendah dapat terjadi secara: (Mukhripah Damaiyanti, 2014)
B. Penyebab
a. Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakkepercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan struktur sosial.
b. Presispitasi
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari
perilaku kekerasan.
2. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena:
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa anak-anak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi
sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan
sebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk penampilan atau
fungsi tubuh atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis dan keperawatan. (Nurhalimah, 2016)
C. Manifestasi Klinis
Menurut SDKI 2016 tanda gejala harga diri rendah adalah:
Tanda dan gejala mayor:
Data subjektif:
1. Menilai diri negatif. Mis: tidak berguna, tidak tertolong
2. Merasa malu atau bersalah
3. Melebih lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
Data objetif:
4. Berbicara pelan dan lirih
5. Menolak berinteraksi dengan orang lain
6. Berjalan menunduk
D. Akibat
Harga diri rendah menyebabkan perasaan kosong dan terkadang menyebabkan
depresi, rasa gelisah, atau rasa cemas. Harga diri rendah dan pengalaman hidup
yang penuh tekanan berpotensi memicu pemikiran dan perilaku bunuh diri.
Perasaan tidak yakin pada diri sendiri berakar pada konsep diri yang tidak baik.
Lebih tepatnya lagi karena harga diri yang rendah atau rendah diri. Akibat yang
ditimbulkan oleh perasaan rendah diri ini bisa bermacam-macam. Salah satu efek
negatifnya adalah tidak bisa merasa diri cukup berharga untuk mendapatkan apa
yang diinginkan. Hingga pada akhirnya akan mengisolasi diri pada lingkunganya
dan kelompok. Orang rendah diri akan cenderung menarik diri, menyendiri serta
menghindari keramaian. Harga diri rendah dapat beresiko terjadi isolasi sosial,
menarik diri dan perilaku kekerasan (Perry, 2012).
E. Penatalaksanaan
penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah Kronis Strategi pelaksanaan
tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu metode bimbingan dalam
melaksanakan tindakan keperawatan yang berdasarkan kebutuhan pasien dan
mengacu pada standar dengan mengimplementasikan komunikasi yang efektif.
Penatalaksanaan harga diri rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut
Suhron (2017) diantaranya:
Tujuan keperawatan: pasien mampu:
b. Membina hubungan saling percaya
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
d. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
i. Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien
ii. Perkenalkan diri dengan pasien
iii. Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini
iv. Buat kontrak asuhan
v. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
vi. Tunjukkan sikap empati terhadap klien
vii. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien:
i. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
ii. Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang
negatif setiap kali bertemu dengan pasien
c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
i. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
ii. Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan
i. Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
ii. Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
1. Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).
2. Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali
perhari.
3. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
4. Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
menyusun rencana kegiatan.
5. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
6. Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
7. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
8. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
9. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan
2. Pohon Masalah
ii. Perencanaan
Perawat kesehatan jiwa mengembangkan rencana asuhan yang menggambarkan
intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Rencana asuhan digunakan
untuk memandu intervensi terapeutik secara sistematis dan mencapai hasil pasien
yang diharapkan (Yusuf et.al, 2015)
3. Konseling
Perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi konseling untuk membantu
pasien meningkatkan atau memperoleh kembali kemampuan koping, memelihara
kesehatan mental, dan mencegah penyakit atau ketidak mampuan menta (Yusuf
et. al, 2015).
4. Terapi Lingkungan
Perawat kesehatan jiwa memberikan, membentuk, serta mempertahankan suatu
lingkungan yang terapeutik dalam kolaborasinya dengan pasiendan pemberian
pelayanan kesehatan lain(Yusuf et. al, 2015).
6. Intervensi psikobiologis
Perawat kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan intervensi psikobiologis dan
menerapkan keterampilan klinis untuk memulihkan kesehatan pasien dan
mencegah ketidakmapuan lebih lanjut (Yusuf et.al, 2015).
7. Penyuluhan kesehatan
Perawat kesehatan jiwa, melalui penyuluhan kesehatan, serta membantu pasien
dalam mencapai pola kehidupanyang memuaskan produktif dan sehat (Yusuf et.
al, 2015).
8. Manajemen kasus
Perawat kesehatan jiwa menyajikan manejemen kasus untuk mengkordinasi
kesehatan yang komprehensif serta memastikan kesenambungan asuhan (Yusuf
et. al, 2015).
10. Psikoterapi
Spesialis yang bersetifikasi dalam keperawatan kesehatan jiwa menggunakan
psikoterapi individu, psikoterapi kelompok, psikoterapi keluarga, psikoterapi
anak, serta pengobatan terapeutik lain untuk membantu pasien untuk memelihara
kesehatan jiwa, mencegah penyakit jiwa dan ketidakmampuan, serta memperbaiki
atau mencapai kembali status kesehatan dan kemampuan fungsional pasien
(Yusuf et.al, 2015).
12. Evaluasi
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi perkembangan pasien dalam mencapai hasil
yang diharapkan. Asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang melibatkan
perusahaan dalam status kesehatan pasien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan
terhadap data baru, berbagai diagnosis, dan modifikisi rencana asuhan. Oleh
karena itu, evaluasi merupakan suatu proses penilaian berkesinambungan tentang
pengaruh intervensi keperawatan dan regimen pengobatan terhadap status
kesehatan pasien dan hasil kesehatan yang diharapkan (Yusuf et. al,2015)
b. Alasan masuk
c. Faktor presipitasi dan predisposisi
d. Pengkajian fisik
e. Keadaan umum
Vital sign
Pemeriksaan fisik
f. Pengkajian psikososial
● Genogram
● Konsep diri
● Hubungan sosial
● Nilai, keyakinan dan spiritual
● Status mental
● Penampilan umum
● Pembicaraan
● Aktivitas motorik
● Alam perasaan
● Afek
● Interaksi selama wawancara
● Persepsi
● Proses pikir
● Isi pikir
● Tingkat kesadaran dan orientasi
● Memori
● Tingkat konsentrasi dan berhitung
● Kemampuan penilaian
● Daya tilik diri
g. Kebutuhan persiapan pulang
● Makan
● BAB/BAK
● Mandi
● Berpakaian
● Istirahat dan tidur
● Penggunaan obat
● Pemeliharaan kesehatan
● Aktivitas didalam dan diluar rumah
h. Mekanisme koping
i. Masalah psikososial dan lingkungan
j. Pengetahuan kurang tentang
● Penyakit jiwa
● Faktor presipitasi
● Koping
● Sistem pendukung
● Obat-obatan
● Lainnya
k. Aspek medis
● Diagnosa medis
● Terapi yang diberikan
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tulis
Lengkap
Catatan Keperawatan
Tulis S
lengkap O
A
P
Daftar Pustaka
https://myjurnal.poltekes-kdi.ac.id/index.php/HIJP
Herdman, H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis keperawatan definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta : ECG
Standar intervensi keperawatan indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI Tim Pokja SIKI
DPP PPNI 2018
Videbeck, S. L (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Cetakan 1). EGC
m. Alasan masuk
Pasien dibawa ke RSJD Surakarta karena pasien marah-marah karena
merasa bapaknya seorang penjahat. Pasien mengatakan dirinya tidak
sempurna, gugur, kurang kemanusiaan dan dirinya tidak berguna.
n. Faktor predisposisi dan presipitasi
Faktor Predisposisi
Pasien mengatakan baru pertama kali dibawa ke RSJ. Pasien
mengatakan tidak memiliki trauma dan tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa.
Faktor Presipitas
Pasien mengatakan sakit jiwa dikarenakan dirinya terlahir premature
dan merasa dirinya tidak sempurna, merasa dirinya gagal menjadi
manusia.
o. Pengkajian fisik
Keadaan umum : composmetis
Vital sign
Tekanan darah : 85/55 mmHg
Nadi : 101 x/ menit
Rr : 20x/menit
Suhu : 36,5
Spo2 : 89%
TB : 145 cm
BB : 38,5 kg
Pemeriksaan fisik
p. Pengkajian psikososial
● Genogram
05
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Meninggal
: Tinggal Serumah
● Konsep diri
1). Gambaran diri/citra tubuh
Klien mengatakan badannya tidak sempurna, klien merasa badannya
seperti sapi, mata lebar, berat badan sampai 90kg.
2). Identitas diri
Pasien seorang perempuan yang sudah bercerai dan memunyai anak 1,
anak tersebut ikut pasien dirumahnya. Perilaku pasien sesuai dengan
jenis kelaminnya. Pasien mengatakan pernah bekerja sebagai
pembantu tetapi hanya 2 minggu karena merasa dirinya tidak berguna
atau tidak mampu melakukan hal tersebut.
3). Peran diri
Pasien mengatakan tinggal serumah dengan ayah,ibu dan anaknya.
4). Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang
5) Harga Diri
Pasien mengatakan hubungan dengan orang lain kurang baik karena
pasien merasa dirinya tidak dihargai oleh orang lain termasuk
keluarganya. Pasien merasa dirinya tidak berharga.
● Hubungan social
a. Dirumah
mengatakan dirumah tidak dekat dengan ayah dan ibunya,karena
pasien mengatakan ayahnya sang penjahat
b. Dirumah sakit
Pasien mengatakan tidak dekat dengan pasien lama dan merasa
tidak punya teman di Rumah Sakit
c. Kegiatan kelompok dimasyarakat
Pasien mengatakan jarang kegiatan kelompok dimasyarakat karena
dirinya merasa tidak sama dengan yang lain
d. Kegiatan kelompok dirumah sakit
- Pasien jarang berinteraksi dengan yang lain dan tidak mengikuti
kegiatan kelompok
- Pasien banyak menyendiri dan berdiam ditempat tidur.
e. Ketergantungan orang lain
Klien mengatakan tidak bergantung orang lain, aktivitas sehari-hari
pasien mandiri
● Pembicaraan
Pembicaraan pasien lambat, melantur dan sulit dipahami ( inkoheren )
yaitu kalimat berpindah-pindah dari satu kalimat ke satu kalimat yang
lain tetapi tidak ada kaitannya.
● Aktivitas motorik
Pasien tampak gelisah dan tidak bisa tenang dan tampak tidak nyaman
ketika diajak bicara.
● Alam perasaan
Pasien mengatakan merasa takut dengan orang sekitar, karena pasien
merasa bahwa orang-orang itu jahat dan bisa memangsa.
● Afek
Respon pasien selama wawancara terlihat datar karena tidak ada
roman muka disaat wawancara ada stimulus yang menyedihkan
● Persepsi
Persepsi pasien tidak ada gangguan, pasien tidak mengalami
halusinasi.
● Proses pikir
Pasien mengalami proses piker bloking yaitu pembicaraan yang
terhenti secara tiba tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dapat
melanjutkan kembali pembicaraan.
● Isi pikir
Pasien memiliki waham hipokondria, yaitu keyakinan gangguan organ
tubuh yang sebenarnya tidak ada dalam dirinya. Karena pasien
mengatakan pikiran yang sering muncul itu tanggung jawab mengurus
anaknya,harusnya yang ngurus anak itu orang sehat,kalau saya kan
tidak sehat dan tidak bisa,saya jijik dengan kotoran soalnya itu
najis.saya terkadang mikir saya itu manusia /hewan (sapi).
● Memori
Pasien mengatakan masih ingat sebelum masuk rsj,tidak memiliki
gangguan memori.
● Kemampuan penilaian
Gangguan kemampuan ringan : sdr. D dapat mengambil keputusan
untuk memikirkan hal baik seperti tidak mau berbaring dengan
perawat mengenai minum obat
● BAB/BAK
Pasien mengatakan bila BAK/BAB sehari kekamar mandi.BAB 1
hari dalam 2 hari sekali.setelah bab/bak pasien mampu menyiram
dan merapikan kembali pakainya
● Mandi
Pasien mengatakan mandi sehari 2x, mandi sehari tanpa bantuan
orang lain
● Berpakaian
Pasien mengatakan dapat memakai baju sehari tanpa bantuan orang
lain,sehari ganti baju 2x sehari dengan baju yang disediakan pihak
RSJ
● Penggunaan obat
Penggunaan obat diawasi oleh perawat.
Terapi obat yang diberikan yaitu obat :
1. Risperidone 2x2 mg
2. Chlorpromazine 1x50 mg
3. Thrihexypenidyl 2x2 mg
Setelah minum obat pasien mengatakan merasa lebih tenang
● Pemeliharaan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan pasien mengonsumsi obat yangdiberikan
dari rumah sakit,obat sesuai resep dokter (Reaperidon 2x2 mg,
THP 2x2, CP 1x50 mg). Pasien mengatakan ayah pasien yang akan
mengingatkan dan mengawasi saat pasien minum obat.
r. Mekanisme koping
Pasien mengatakan saya kalau ada masalah saya biasanya berbicara
dengan ibu saya. Saya berusaha untuk iklas tetapi tiba-tiba malah jadi
kebingungan.
t. Pengetahuan
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya. Pasien
mampu mengetahui tanda dan gejala ketika kambuh.
u. Aspek medis
● Diagnosa medis : Harga diri rendah
● Terapi yang diberikan
Kuperidone 2x2md
Thrihexypenidhyl 2x2 mg
Chlorpromazine 1x50mg
M. Daftar Masalah Keperawatan
Data Subjektif :
1. Pasien mengatakan dirinya tidak sempurna, tidak layak hidup dan dirinya tidak
berguna
2. Pasien mengatakan dirinya seperti sapi, mata melotot dan berat badan 90kg
3. Pasien mengatakan takut berteman dengan yang lain karena takut dimangsa
4. Pasien mengatakan tidak dekat dengan pasien lama dan tidak punya teman
5. Pasien jarang mengikuti kegiatan kelompok dimasyarakat karena merasa dirinya
tidak seperti orang lain
Data Objektif :
1. Pasien tampak takut
2. Pasien tampak bingung dan sering melamun
3. Pasien tampak menyindiri dan banyak diam ditempat tidur
4. Pasien afeknya datar saat diajak wawancara
5. Kontak mata pasien kurang saat diajak bicara
POHON MASALAH
Isolasi Sosial
DO:
- Pasien tampak
menyindiri dan banyak
diam ditempat tidur
- Pasien afeknya datar
saat diajak wawancara
- Kontak mata pasien
kurang saat diajak
bicara
7. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
8. Rencana Keperawatan
Tujuan Tindakan
Sp 3
1. Evaluasi jadwaal
kegiatan harian pasien pada
1&2
2. Jelaskan cara mengepel
yang baik
3. Bantu pasien
mempraktekkan cara
kemampuan 1 dan
kemampuan 2 yang baik
4. Anjurkan pasien
memasukkan jadwal
kegiatan harian
Sp 4
1. Rencanakan bersama
pasien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
2. Beri contoh pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan
3. Minta pasien unuk
memilih satu kegiatan yang
mau dilakukan
4. Bantu pasien
melakukannya
Isolasi Sosial Setelah dilakukan Sp 1
tindakan 1. Bina hubungan saling
keperawatan percaya
selama 3 hari 2. Bantu pasien mengenal
diharapkan pasien penyebab isolasi social
mampu 3. Bantu pasien mengenal
berinteraksi keuntungan dari
dengan baik, berhubungan dengan orang
dengan kriteria lain
hasil : 4. Ajarkan pasien
berkenalan dengan
oranglain
Sp 2
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Berikan kesempatan
pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu
orang
3. Bantu pasien
memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan
oranag lain sebagai salah
satu kegiatan harian
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan
berkenalan (beberapa
orang), berbicara saat
melakukan dua kegiatan
harian dan beri pujian
2. latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan harian
3. masukkan pada jadwal
kegiatan untuk berkenalan
4 – 5 orang
SP 4
1. bina hubungan saling
percaya
2. identifikasi penyebab
isolasi social pasien
3. berdiskusi dengan pasien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain
9. Catatan Keperawatan
Jam/Tgl Diagnos Implementasi Evaluasi Para
a f
14/12/202 Harga DS: S:
2 diri - Pasien mengatakan - Klien mengatakan
10.00 rendah dirinya tidak sempurna, bersedia diajari cara
tidak layak hidup dan merapikan tempat tidur.
dirinya tidak berguna
- Pasien mengatakan
dirinya seperti sapi, - Klien mengatakan mau
mata melotot dan berat membuat jadwal harian
badan 90kg kegiatan yang mau dilatih
- Pasien mengatakan takut disini Bu dengan menata
berteman dengan yang tempat tidur dan
lain karena takut merapikan alat makan
dimangsa
DO: O:
- Pasien tampak takut Klien tampak
- Pasien tampak bingung memperhatikan dan
dan sering melamun mempraktekannya
RTL :
-mengevaluasi kemampuan saat
merapikan tempat tidur
-latih kegiatan sehari hari
dengan mencuci dan merapikan
alat makan ketempat semula
15/12/202 DS : S:
2 - Pasien mengatakan Klien mengatakan sudah
10.00 senang bisa diajari cara bisa melakukan mencuci
merapikan tempat tidur dan merapikan alat makan
yang baik
- Pasien mengatakan akan O :
mempraktekkannya Klien tampak
dirumah melakukanya dengan baik
DO : A:
- Pasien tampak merasa Harga diri rendah masih
senang dan ingin diajari ada
cara lain untuk kegiatan
diruangan P:
Mengevaluasi tentang
DX : Harga diri rendah tindakan yang sudah
diberikan.
Tindakan:
SP 2
- Mengevaluasi kegiatan
yang sudah dilakukan
sepeti merapikan tempat
tidur
- Melatih kemampuan ke
2 yang dimiliki oleh
pasien contohnya seperti
memcuci dan merapikan
alat makan
- Menganjurkan klien
memasukan kegiatan
tersebut dengan jadwal
harian
RTL :
- Mengevaluasi sp 1 dan 2
- Memasukan kedalam
jadwal harian klien
16/12/202 Harga DS : S:
2 diri - Pasien mengatakan Klien mengatakan sudah
10.00 rendah sudah bisa merapikan bisa melakukan sp 1 dan 2
tempat tidur dan
mencuci dan merapikan O:
alat makan secara Klien tampak dapat
mandiri merapikan tempat tidur
DO : dan mencuci dan
- Pasien tampak senang merapikan alat makan
karena sudah bisa
merapikan tempat tidur A:
dan mencuci piring Harga diri rendah masih
secara mandiri ada
RTL :
- mengevaluasi sp 1 dan 2
- melnjutkan kegiatan
lainya