Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PRESENTASI KASUS

"ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Ny.D


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA HARGA DIRI RENDAH
DI BANGSAL LARASATI RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Dosen Pembimbing:
Nurul Aktifah.,S.Kep.,Ns.,M.Si.Med

Disusun Oleh:

1. Sekar eka pertiwi 202001010010


2. Mamlu’atul khasanah 202002010014
3. Mudikahtul khasanah 202002010015
4. Tri sulis setyowati 202002010016
5. Tya dea aulia 2020020100
6. Siti iqfa hana 2020020100
7. Puteri agus setyowati
8. Atina maratul khusna 2020020100
9. Sifiani tasya kamila 2020020100
10. Lulu anggraeni 2020020100

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas praktik seminar "Asuhan Keperawatan pada NY.D
dengan masalah keperawatan utama harga diri rendah".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah asuhan keperawatan ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah asuhan keperawatan ini.

Kami berharap semoga makalah asuhan keperawatan yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................4
Tinjauan Teori........................................................................................................................................4
Penyebab..............................................................................................................................................4
Manifestasi Klinis...................................................................................................................................5
Akibat.....................................................................................................................................................5
Penatalaksanaan....................................................................................................................................6
Pohon Masalah......................................................................................................................................7
Asuhan Keperawatan (Pengkajian Fokus, Diagnosa Keperawatan, Fokus Intervensi)........................8
Analisa Data.........................................................................................................................................13
Diagnosa Keperawatan.........................................................................................................................14
Rencana Keperawatan.........................................................................................................................14
Catatan Keperawatan..........................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri adalah sutau individu dimanan menilai dirinya atau kemampuan
dirinya negatif, atau suatau perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang
tidak berharga yang tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri
(Nurhalimah, 2016).
Harga diri rendah adalah gambaran sebagai perasaan negatif terhadap
dirinya sendiri termasuk hilangnya rasa percaya diri dan harga diri (Wijayanti,
Nasir, Hadi & Amat, 2020).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Ganguan harga diri yang disebut
sebagain harga diri rendah dapat terjadi secara: (Mukhripah Damaiyanti, 2014)

B. Penyebab
a. Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakkepercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan struktur sosial.
b. Presispitasi
Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari
perilaku kekerasan.
2. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena:
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa anak-anak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi
sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangan
sebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk penampilan atau
fungsi tubuh atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis dan keperawatan. (Nurhalimah, 2016)

C. Manifestasi Klinis
Menurut SDKI 2016 tanda gejala harga diri rendah adalah:
Tanda dan gejala mayor:
Data subjektif:
1. Menilai diri negatif. Mis: tidak berguna, tidak tertolong
2. Merasa malu atau bersalah
3. Melebih lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri

Data objetif:
4. Berbicara pelan dan lirih
5. Menolak berinteraksi dengan orang lain
6. Berjalan menunduk

Tanda dan gejala minor:


Data subjektif:
1. Sulit berkonsentrasi
Data objektif:
2. Kontak mata kurang
3. Lesu tidak bergairah
4. Pasif
5. Tidak mau membuat keputusan

D. Akibat
Harga diri rendah menyebabkan perasaan kosong dan terkadang menyebabkan
depresi, rasa gelisah, atau rasa cemas. Harga diri rendah dan pengalaman hidup
yang penuh tekanan berpotensi memicu pemikiran dan perilaku bunuh diri.
Perasaan tidak yakin pada diri sendiri berakar pada konsep diri yang tidak baik.
Lebih tepatnya lagi karena harga diri yang rendah atau rendah diri. Akibat yang
ditimbulkan oleh perasaan rendah diri ini bisa bermacam-macam. Salah satu efek
negatifnya adalah tidak bisa merasa diri cukup berharga untuk mendapatkan apa
yang diinginkan. Hingga pada akhirnya akan mengisolasi diri pada lingkunganya
dan kelompok. Orang rendah diri akan cenderung menarik diri, menyendiri serta
menghindari keramaian. Harga diri rendah dapat beresiko terjadi isolasi sosial,
menarik diri dan perilaku kekerasan (Perry, 2012).

E. Penatalaksanaan
penatalaksanaan Keperawatan Harga Diri Rendah Kronis Strategi pelaksanaan
tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu metode bimbingan dalam
melaksanakan tindakan keperawatan yang berdasarkan kebutuhan pasien dan
mengacu pada standar dengan mengimplementasikan komunikasi yang efektif.
Penatalaksanaan harga diri rendah tindakan keperawatan pada pasien menurut
Suhron (2017) diantaranya:
Tujuan keperawatan: pasien mampu:
b. Membina hubungan saling percaya
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
d. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:
i. Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien
ii. Perkenalkan diri dengan pasien
iii. Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini
iv. Buat kontrak asuhan
v. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
vi. Tunjukkan sikap empati terhadap klien
vii. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien:
i. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
ii. Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang
negatif setiap kali bertemu dengan pasien
c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
i. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
ii. Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan
i. Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
ii. Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan
1. Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).
2. Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali
perhari.
3. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
4. Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
menyusun rencana kegiatan.
5. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan.
6. Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
7. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas.
8. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
9. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan

2. Pohon Masalah

Asuhan Keperawatan (Pengkajian Fokus, Diagnosa Keperawatan, Fokus Intervensi)


Klien yang mengalami harga diri rendah kronik menyebabkan klien merasa sukar
berhubungan dengan oramg lain dan tidak mempunyai kemandirian. Untuk itu,
perawat harus mempunyai kesadaran diri yang tinggi agar dapat menerima dan
mengevaluasi perasaan sendiri sehingga dapat memakai dirinya sendiri secara
terapeutik dalam merawat klien dan meningkatkan harga diri klien untuk
memberikan motivasi klien. Memberikan Asuhan Keperawatan, perawat harus
jujur, empati, terbuak dan penuh penghargaaan, tidak larut dalam perasaan yang
sedang dirasakan klien dan tidak menyangkalnya.
1. Pengkajian
Wawancara pengkajian yang memerlukan keterampilan komunikasi efektif
secara linguistic dan kultural, wawancara, observasi perilaku, tinjauan catatan-
catatan data dasar, serta pengkajian komprehensif terhadap pasien dan sistem
yang relevan memungkinkan perawat kesehatan jiwa – psikiatri untuk
membuat penilaian klinis dan rencana tindakan yang tepat dengan pasien.
Tahap pertama pengkajian meliputi factor predisposisi seperti: psikologis tanda
dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Pengkajian meliputi beberapa faktor, yaitu:
b. Faktor predisposisi
Menuurut Yosep. 2009, factor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah
penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri yang tidak realistis (Sutejo, 2014).
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku
kekerasan.
2. Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena:
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan seperti transisi dari masa anak-anak ke remaja.
b. Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat
kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena
kehilangansebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk
penampilan atau fungsi tubuh atau perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
(Nurhalimah, 2016)

i. Diagnosis Keperawatan Jiwa


Perawat kesehatan jiwa menganalisis data pengkajian dalam menentukan
diagnosis. Landasan untuk memberikan asuhan keperawatan kesehatan jiwa
adalah pengenalan dan mengidentifikasi pola respons terhadap masalah kesehatan
jiwa atau penyakit psikiatri yang actual dan pontensial (Yusuf et. al, 2015).

ii. Perencanaan
Perawat kesehatan jiwa mengembangkan rencana asuhan yang menggambarkan
intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Rencana asuhan digunakan
untuk memandu intervensi terapeutik secara sistematis dan mencapai hasil pasien
yang diharapkan (Yusuf et.al, 2015)

iii. Tindakan Keperawatan


1. Tindakan keperawatan pada pasien:
i. Tujuan:
1. Pasien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang di
miliki.
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat di gunakan.
3. Pasien dapat menetaptan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih.
2. Tindakan Keperawatan
i. mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif yang yang masih di
miliki pasien. Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan
kemempiuan dan aspek positif yang masih dimilikinya, perawat dapat:
1. Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dalam keluarga
dan lingkungan adanuya keluarga dan lingkungan terdekat pasien
2. Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif
ii. Membantu pasien menilain kemampuan yang dapat digunakan. Untuk
tindakan tersebut saudara dapat :
1. Mendiskusikan dengan pasien kemempuan yang masih dapatb
digunakan saat ini.
2. Bantu pasien menyebutkanya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.
iii. Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
Bantu pasien menentukan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari
keluraga atau lingkungan terdekat pasien berikan contoh pelaksanakan
kegiatan yang dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
kegitan sehari-hari pasien.
iv. Melatih kemampuan yang dimiliki pasien.
Tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
1. Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
2. Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3. Berika dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
iv. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih Untuk
mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan
hal-hal berikut:
1. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
2. Beri pujian atas kegiatan - kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
3. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
4. Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaanya
kegiatan.

3. Konseling
Perawat kesehatan jiwa menggunakan intervensi konseling untuk membantu
pasien meningkatkan atau memperoleh kembali kemampuan koping, memelihara
kesehatan mental, dan mencegah penyakit atau ketidak mampuan menta (Yusuf
et. al, 2015).

4. Terapi Lingkungan
Perawat kesehatan jiwa memberikan, membentuk, serta mempertahankan suatu
lingkungan yang terapeutik dalam kolaborasinya dengan pasiendan pemberian
pelayanan kesehatan lain(Yusuf et. al, 2015).

5. Aktivitas Asuhan Mandiri


Perawat kesehatan jiwa membentuk intervensi sekitar aktivitas kehidupan sehari-
hari pasien untuk memelihara asuhan mandiri dan kesejhteraan jiwa dan fisik
(Yusuf et. al, 2015).

6. Intervensi psikobiologis
Perawat kesehatan jiwa menggunakan pengetahuan intervensi psikobiologis dan
menerapkan keterampilan klinis untuk memulihkan kesehatan pasien dan
mencegah ketidakmapuan lebih lanjut (Yusuf et.al, 2015).

7. Penyuluhan kesehatan
Perawat kesehatan jiwa, melalui penyuluhan kesehatan, serta membantu pasien
dalam mencapai pola kehidupanyang memuaskan produktif dan sehat (Yusuf et.
al, 2015).

8. Manajemen kasus
Perawat kesehatan jiwa menyajikan manejemen kasus untuk mengkordinasi
kesehatan yang komprehensif serta memastikan kesenambungan asuhan (Yusuf
et. al, 2015).

9. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan


Perawat kesehatan jiwa menerapkan strategi dan intervensi untuk meningkatkan,
memelihara kesehatan jiwa, serta mencegah penyakit jiwa (Yusuf et. al, 2015).

10. Psikoterapi
Spesialis yang bersetifikasi dalam keperawatan kesehatan jiwa menggunakan
psikoterapi individu, psikoterapi kelompok, psikoterapi keluarga, psikoterapi
anak, serta pengobatan terapeutik lain untuk membantu pasien untuk memelihara
kesehatan jiwa, mencegah penyakit jiwa dan ketidakmampuan, serta memperbaiki
atau mencapai kembali status kesehatan dan kemampuan fungsional pasien
(Yusuf et.al, 2015).

11. Preskripsi Agen Farmakologis


Spesialis yang bersertifikasi memberikan konsultasi kepada pemberi pelayanan
kesehatan dan lainnya untuk memengaruhi rencana asuhan kepada pasien, dan
memperkuat kemampuan yang lain untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa
dan psikiatri serta membawa perubahan dalam setiap pelayanan kesehatan jiwa
dan psikiatri (Yusufet. al, 2015).

12. Evaluasi
Perawat kesehatan jiwa mengevaluasi perkembangan pasien dalam mencapai hasil
yang diharapkan. Asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang melibatkan
perusahaan dalam status kesehatan pasien sepanjang waktu, pemicu kebutuhan
terhadap data baru, berbagai diagnosis, dan modifikisi rencana asuhan. Oleh
karena itu, evaluasi merupakan suatu proses penilaian berkesinambungan tentang
pengaruh intervensi keperawatan dan regimen pengobatan terhadap status
kesehatan pasien dan hasil kesehatan yang diharapkan (Yusuf et. al,2015)

13. Tinjauan Kasus Kelolaan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
● Nama :
● Umur :
● Jenis kelamin :
● Alamat :
● Pekerjaan :
● Pendidikan :
● Diagnosa medis :

● Identitas penanggung jawab
● Nama :
● Umur :
● Jenis kelamin :
● Alamat :
● Pekerjaan :
● Hubungan :

b. Alasan masuk
c. Faktor presipitasi dan predisposisi
d. Pengkajian fisik
e. Keadaan umum
Vital sign
Pemeriksaan fisik
f. Pengkajian psikososial
● Genogram
● Konsep diri
● Hubungan sosial
● Nilai, keyakinan dan spiritual
● Status mental
● Penampilan umum
● Pembicaraan
● Aktivitas motorik
● Alam perasaan
● Afek
● Interaksi selama wawancara
● Persepsi
● Proses pikir
● Isi pikir
● Tingkat kesadaran dan orientasi
● Memori
● Tingkat konsentrasi dan berhitung
● Kemampuan penilaian
● Daya tilik diri
g. Kebutuhan persiapan pulang
● Makan
● BAB/BAK
● Mandi
● Berpakaian
● Istirahat dan tidur
● Penggunaan obat
● Pemeliharaan kesehatan
● Aktivitas didalam dan diluar rumah
h. Mekanisme koping
i. Masalah psikososial dan lingkungan
j. Pengetahuan kurang tentang
● Penyakit jiwa
● Faktor presipitasi
● Koping
● Sistem pendukung
● Obat-obatan
● Lainnya
k. Aspek medis
● Diagnosa medis
● Terapi yang diberikan

Analisa Data

Tgl/Jam Data Fokus Diagnosa Keperawatan Paraf

Diagnosa Keperawatan

Rencana Keperawatan

Tgl Jam Diagnosa Rencana Keperawatan

Tujuan Tindakan Rasional

Tulis
Lengkap

Catatan Keperawatan

Tgl/Jam Diagnosa Implementas Evaluasi Paraf


i

Tulis S
lengkap O
A
P

Daftar Pustaka
https://myjurnal.poltekes-kdi.ac.id/index.php/HIJP
Herdman, H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis keperawatan definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta : ECG
Standar intervensi keperawatan indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI Tim Pokja SIKI
DPP PPNI 2018
Videbeck, S. L (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Cetakan 1). EGC

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN NY.D DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA HARGA DIRI RENDAH DIRUANG LARASTI RSJD dr.
ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

A. Tinjauan Kasus Kelolaan


Tanggal masuk RS : 6 Desember 2022
No. RM : xxxxx
Bangsal : Larasati
Tanggal pengkajian : 14 Desember 2022
2. Pengkajian
l. Identitas klien
● Nama : Ny. D
● Umur : 33 tahun
● Jenis kelamin : Perempuan
● Alamat : Wonogiri
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
● Pendidikan : TS
● Diagnosa medis : F.20.3

● Identitas penanggung jawab


● Nama : Ny. N
● Umur : 50 tahun
● Jenis kelamin : Perempuan
● Alamat : Wonogiri
● Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
● Hubungan : Ibu klien

m. Alasan masuk
Pasien dibawa ke RSJD Surakarta karena pasien marah-marah karena
merasa bapaknya seorang penjahat. Pasien mengatakan dirinya tidak
sempurna, gugur, kurang kemanusiaan dan dirinya tidak berguna.
n. Faktor predisposisi dan presipitasi
 Faktor Predisposisi
Pasien mengatakan baru pertama kali dibawa ke RSJ. Pasien
mengatakan tidak memiliki trauma dan tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa.
 Faktor Presipitas
Pasien mengatakan sakit jiwa dikarenakan dirinya terlahir premature
dan merasa dirinya tidak sempurna, merasa dirinya gagal menjadi
manusia.
o. Pengkajian fisik
 Keadaan umum : composmetis
 Vital sign
Tekanan darah : 85/55 mmHg
Nadi : 101 x/ menit
Rr : 20x/menit
Suhu : 36,5
Spo2 : 89%
TB : 145 cm
BB : 38,5 kg
 Pemeriksaan fisik
p. Pengkajian psikososial
● Genogram

05

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis Keturunan

: Meninggal

: Tinggal Serumah

● Konsep diri
1). Gambaran diri/citra tubuh
Klien mengatakan badannya tidak sempurna, klien merasa badannya
seperti sapi, mata lebar, berat badan sampai 90kg.
2). Identitas diri
Pasien seorang perempuan yang sudah bercerai dan memunyai anak 1,
anak tersebut ikut pasien dirumahnya. Perilaku pasien sesuai dengan
jenis kelaminnya. Pasien mengatakan pernah bekerja sebagai
pembantu tetapi hanya 2 minggu karena merasa dirinya tidak berguna
atau tidak mampu melakukan hal tersebut.
3). Peran diri
Pasien mengatakan tinggal serumah dengan ayah,ibu dan anaknya.
4). Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang
5) Harga Diri
Pasien mengatakan hubungan dengan orang lain kurang baik karena
pasien merasa dirinya tidak dihargai oleh orang lain termasuk
keluarganya. Pasien merasa dirinya tidak berharga.
● Hubungan social
a. Dirumah
mengatakan dirumah tidak dekat dengan ayah dan ibunya,karena
pasien mengatakan ayahnya sang penjahat
b. Dirumah sakit
Pasien mengatakan tidak dekat dengan pasien lama dan merasa
tidak punya teman di Rumah Sakit
c. Kegiatan kelompok dimasyarakat
Pasien mengatakan jarang kegiatan kelompok dimasyarakat karena
dirinya merasa tidak sama dengan yang lain
d. Kegiatan kelompok dirumah sakit
- Pasien jarang berinteraksi dengan yang lain dan tidak mengikuti
kegiatan kelompok
- Pasien banyak menyendiri dan berdiam ditempat tidur.
e. Ketergantungan orang lain
Klien mengatakan tidak bergantung orang lain, aktivitas sehari-hari
pasien mandiri

● Nilai, keyakinan dan spiritual


a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya kafir
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan saya membaca al-quran sendiri dirumah itu dulu
sekarang sudah tidak belajar lagi karena saya tidak mampu, pasien
menganggap dirinya kafir
c. Pandangan tentang ibadah
Pasien mengatakan saya belum tau tentang ibadah
● Status mental
● Penampilan umum
Pasien tampak rapi dan bersih,kondisi rambu, kuku, kulit, cara
bercakapan badanya

● Pembicaraan
Pembicaraan pasien lambat, melantur dan sulit dipahami ( inkoheren )
yaitu kalimat berpindah-pindah dari satu kalimat ke satu kalimat yang
lain tetapi tidak ada kaitannya.

● Aktivitas motorik
Pasien tampak gelisah dan tidak bisa tenang dan tampak tidak nyaman
ketika diajak bicara.

● Alam perasaan
Pasien mengatakan merasa takut dengan orang sekitar, karena pasien
merasa bahwa orang-orang itu jahat dan bisa memangsa.

● Afek
Respon pasien selama wawancara terlihat datar karena tidak ada
roman muka disaat wawancara ada stimulus yang menyedihkan

 Interaksi selama wawancara


Interaksi selama wawancara klien tampak kooperatif menjawab
pertanyaan yang diberikan. Kontak mata kurang karena tidak mau
menatap lawan bicara.

● Persepsi
Persepsi pasien tidak ada gangguan, pasien tidak mengalami
halusinasi.

● Proses pikir
Pasien mengalami proses piker bloking yaitu pembicaraan yang
terhenti secara tiba tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dapat
melanjutkan kembali pembicaraan.

● Isi pikir
Pasien memiliki waham hipokondria, yaitu keyakinan gangguan organ
tubuh yang sebenarnya tidak ada dalam dirinya. Karena pasien
mengatakan pikiran yang sering muncul itu tanggung jawab mengurus
anaknya,harusnya yang ngurus anak itu orang sehat,kalau saya kan
tidak sehat dan tidak bisa,saya jijik dengan kotoran soalnya itu
najis.saya terkadang mikir saya itu manusia /hewan (sapi).

● Tingkat kesadaran dan orientasi


Pasien kooperatif dan nyambung ketika diajak bicara.tetapi pasien
tidak dapat mengenal teman sekitar dibangsal

● Memori
Pasien mengatakan masih ingat sebelum masuk rsj,tidak memiliki
gangguan memori.

● Tingkat konsentrasi dan berhitung


Pasien mampu berkomunikasi dan berhitung

● Kemampuan penilaian
Gangguan kemampuan ringan : sdr. D dapat mengambil keputusan
untuk memikirkan hal baik seperti tidak mau berbaring dengan
perawat mengenai minum obat

● Daya tilik diri


Paien menyadari bahwa ia berada di RSJD Surakarta dan menyadari
sakit jiwa.pasien berkeinginan untuk sembuh dan pulang

q. Kebutuhan persiapan pulang


● Makan
Paien mengatakn mampu makan sehari setiap porsi makan yang
diberikanselalu habis dan minum 8 gelas /hari. Pasien mampu
mempersiapkan dan membersihkan makanan dan minum milik
sendiri

● BAB/BAK
Pasien mengatakan bila BAK/BAB sehari kekamar mandi.BAB 1
hari dalam 2 hari sekali.setelah bab/bak pasien mampu menyiram
dan merapikan kembali pakainya

● Mandi
Pasien mengatakan mandi sehari 2x, mandi sehari tanpa bantuan
orang lain

● Berpakaian
Pasien mengatakan dapat memakai baju sehari tanpa bantuan orang
lain,sehari ganti baju 2x sehari dengan baju yang disediakan pihak
RSJ

● Istirahat dan tidur


Pasien mengatakan istirahatnya kurang tercukupi. Pasien tidur
hanya 4 jam dan sering terbangun karena merasa takut terhadap
sekitar dan tidak nyaman.

● Penggunaan obat
Penggunaan obat diawasi oleh perawat.
Terapi obat yang diberikan yaitu obat :
1. Risperidone 2x2 mg
2. Chlorpromazine 1x50 mg
3. Thrihexypenidyl 2x2 mg
Setelah minum obat pasien mengatakan merasa lebih tenang

● Pemeliharaan kesehatan
Pemeliharaan kesehatan pasien mengonsumsi obat yangdiberikan
dari rumah sakit,obat sesuai resep dokter (Reaperidon 2x2 mg,
THP 2x2, CP 1x50 mg). Pasien mengatakan ayah pasien yang akan
mengingatkan dan mengawasi saat pasien minum obat.

● Aktivitas didalam dan diluar rumah


Pasien mengatakan saat beraktivitas didalam rumah adalah
aktivitas yang dilakukan setelah bangun tidur melakukan kegiatan
sehari-hari. Pasien mengatakan kalau dirumah pasien senang
melakukan aktivitas sehari hari, sebelum masuk rsjd pasien
mengatakan bekerja sebagai pembantu rumah tangga dijakarta
hanya 2 minggu .
Diluar rumah adalah pasien mengatakan tidak ikut kegiatan
dimasyarakat.

r. Mekanisme koping
Pasien mengatakan saya kalau ada masalah saya biasanya berbicara
dengan ibu saya. Saya berusaha untuk iklas tetapi tiba-tiba malah jadi
kebingungan.

s. Masalah psikososial dan lingkungan


Tidak ada penolakan dilingkungan keluarga atau masyarakat. Pasien
merasa biasa saja dan menerima keadaannya, walaupun tidak ada
penolakan dari lingkungan sekitar tetapi pasien merasa dirinya tidak
berharga dan tidak berguna.

t. Pengetahuan
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya. Pasien
mampu mengetahui tanda dan gejala ketika kambuh.
u. Aspek medis
● Diagnosa medis : Harga diri rendah
● Terapi yang diberikan
Kuperidone 2x2md
Thrihexypenidhyl 2x2 mg
Chlorpromazine 1x50mg
M. Daftar Masalah Keperawatan
Data Subjektif :
1. Pasien mengatakan dirinya tidak sempurna, tidak layak hidup dan dirinya tidak
berguna
2. Pasien mengatakan dirinya seperti sapi, mata melotot dan berat badan 90kg
3. Pasien mengatakan takut berteman dengan yang lain karena takut dimangsa
4. Pasien mengatakan tidak dekat dengan pasien lama dan tidak punya teman
5. Pasien jarang mengikuti kegiatan kelompok dimasyarakat karena merasa dirinya
tidak seperti orang lain
Data Objektif :
1. Pasien tampak takut
2. Pasien tampak bingung dan sering melamun
3. Pasien tampak menyindiri dan banyak diam ditempat tidur
4. Pasien afeknya datar saat diajak wawancara
5. Kontak mata pasien kurang saat diajak bicara

POHON MASALAH

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif


6. Analisa Data
Tgl/Jam Data Fokus Diagnosa Keperawatan Paraf

14/12/2022 DS: Harga diri rendah


08.20 - Pasien mengatakan
dirinya tidak
sempurna, tidak layak
hidup dan dirinya tidak
berguna
- Pasien mengatakan
dirinya seperti sapi,
mata melotot dan berat
badan 90kg
- Pasien mengatakan
takut berteman dengan
yang lain karena takut
dimangsa
- Pasien mengatakan
senang melakukan
kegiatan sehari-hari
dirumahnya sebelum
masuk ke RSJ
- Pasien mengatakan
pernah bekerja sebagai
pembantu rumah
tangga di Jakarta
selama 2 minggu
DO:
- Pasien tampak takut
- Pasien tampak
bingung dan sering
melamun
- Pasien tampak malu
dengan apa yang ada
didirinya.

14/12/2022 Ds: Isolasi sosial


08.20 - Pasien mengatakan
takut berteman dengan
yang lain karena takut
dimangsa
- Pasien mengatakan
tidak dekat dengan
pasien lama dan tidak
punya teman
- Pasien jarang
mengikuti kegiatan
kelompok
dimasyarakat karena
merasa dirinya tidak
seperti orang lain

DO:
- Pasien tampak
menyindiri dan banyak
diam ditempat tidur
- Pasien afeknya datar
saat diajak wawancara
- Kontak mata pasien
kurang saat diajak
bicara

7. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial

8. Rencana Keperawatan

Tgl Jam Diagnosa Rencana Keperawatan

Tujuan Tindakan

Harga diri Setelah dilakukan Sp 1


rendah 3x interaksi dapat 1. Diskusikan kemampuan
DS: berinteraksi dan dan aspek positif yang
-Pasien komunikasi dimiliki pasien
mengatakan bersama orang lain 2. Bantu pasien menilai
dirinya tidak dengan kriteria kemampuan yang masih
sempurna, hasil: dapat digunakan
gugur dan 1. penilaian diri 3. Bantu pasien
dirinya positif meningkat memilih/menetapkan
merasa tidak 2. penerimaan kemampuan yang akan
berguna penilaian positif dilatih
-Pasien terhadap diri 4. Latih kemampuan yang
mengatakan sendiri meningkat sudah dipilih dan
badannya 1. menyusun jadwal
sepeerti sapi, pelaksanaan kemampuan
mata melotot uang telah dilatih dalam
dan berta rencana harian.
badan 90kg
DO: Sp 2
-Pasien 1. Evaluasi kegiatan yang
tampak sudah dilakukan
bingung 2. Latih kemampuan ke-2
yang telah disebutkan oleh
pasien
3. Anjurkan pasien
memasukkan kegiatan
tersebut jadwal kegiatan
harian

Sp 3
1. Evaluasi jadwaal
kegiatan harian pasien pada
1&2
2. Jelaskan cara mengepel
yang baik
3. Bantu pasien
mempraktekkan cara
kemampuan 1 dan
kemampuan 2 yang baik
4. Anjurkan pasien
memasukkan jadwal
kegiatan harian

Sp 4
1. Rencanakan bersama
pasien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
2. Beri contoh pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan
3. Minta pasien unuk
memilih satu kegiatan yang
mau dilakukan
4. Bantu pasien
melakukannya
Isolasi Sosial Setelah dilakukan Sp 1
tindakan 1. Bina hubungan saling
keperawatan percaya
selama 3 hari 2. Bantu pasien mengenal
diharapkan pasien penyebab isolasi social
mampu 3. Bantu pasien mengenal
berinteraksi keuntungan dari
dengan baik, berhubungan dengan orang
dengan kriteria lain
hasil : 4. Ajarkan pasien
berkenalan dengan
oranglain

Sp 2
1. Evaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Berikan kesempatan
pasien mempraktekkan cara
berkenalan dengan satu
orang
3. Bantu pasien
memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan
oranag lain sebagai salah
satu kegiatan harian

Sp 3
1. Evaluasi kegiatan
berkenalan (beberapa
orang), berbicara saat
melakukan dua kegiatan
harian dan beri pujian
2. latih cara berbicara saat
melakukan kegiatan harian
3. masukkan pada jadwal
kegiatan untuk berkenalan
4 – 5 orang

SP 4
1. bina hubungan saling
percaya
2. identifikasi penyebab
isolasi social pasien
3. berdiskusi dengan pasien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain

9. Catatan Keperawatan
Jam/Tgl Diagnos Implementasi Evaluasi Para
a f
14/12/202 Harga DS: S:
2 diri - Pasien mengatakan - Klien mengatakan
10.00 rendah dirinya tidak sempurna, bersedia diajari cara
tidak layak hidup dan merapikan tempat tidur.
dirinya tidak berguna
- Pasien mengatakan
dirinya seperti sapi, - Klien mengatakan mau
mata melotot dan berat membuat jadwal harian
badan 90kg kegiatan yang mau dilatih
- Pasien mengatakan takut disini Bu dengan menata
berteman dengan yang tempat tidur dan
lain karena takut merapikan alat makan
dimangsa
DO: O:
- Pasien tampak takut Klien tampak
- Pasien tampak bingung memperhatikan dan
dan sering melamun mempraktekannya

DX : Harga diri rendah


A:
Harga diri rendah masih
Tindakan :
ada
SP 1
- Mendiskusikan
P:
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki Anjurkan klien untuk
pasien melakukannya secara
- Membantu pasien mandiri
menilai kemampuan Lanjutkan sp 2
yang masih dapat
digunakan
- Membantu pasien
memilih atau
menetapkan
kemampuan yang akan
dilatih
- Melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan
menyusun jadwal
pelaksanaan harian

RTL :
-mengevaluasi kemampuan saat
merapikan tempat tidur
-latih kegiatan sehari hari
dengan mencuci dan merapikan
alat makan ketempat semula

15/12/202 DS : S:
2 - Pasien mengatakan Klien mengatakan sudah
10.00 senang bisa diajari cara bisa melakukan mencuci
merapikan tempat tidur dan merapikan alat makan
yang baik
- Pasien mengatakan akan O :
mempraktekkannya Klien tampak
dirumah melakukanya dengan baik

DO : A:
- Pasien tampak merasa Harga diri rendah masih
senang dan ingin diajari ada
cara lain untuk kegiatan
diruangan P:
Mengevaluasi tentang
DX : Harga diri rendah tindakan yang sudah
diberikan.
Tindakan:
SP 2
- Mengevaluasi kegiatan
yang sudah dilakukan
sepeti merapikan tempat
tidur
- Melatih kemampuan ke
2 yang dimiliki oleh
pasien contohnya seperti
memcuci dan merapikan
alat makan
- Menganjurkan klien
memasukan kegiatan
tersebut dengan jadwal
harian

RTL :
- Mengevaluasi sp 1 dan 2
- Memasukan kedalam
jadwal harian klien
16/12/202 Harga DS : S:
2 diri - Pasien mengatakan Klien mengatakan sudah
10.00 rendah sudah bisa merapikan bisa melakukan sp 1 dan 2
tempat tidur dan
mencuci dan merapikan O:
alat makan secara Klien tampak dapat
mandiri merapikan tempat tidur
DO : dan mencuci dan
- Pasien tampak senang merapikan alat makan
karena sudah bisa
merapikan tempat tidur A:
dan mencuci piring Harga diri rendah masih
secara mandiri ada

DX : Harga diri rendah P:


- Mengevaluasi
Tindakan : kegiatan yang
SP 1,2 sudah dilakukan
- Mengevaluasi
- Mengevaluasi sp 1 dan 2
kegiatan
- Melatih pasien untuk
selanjutnya
merapikan tempat tidur
- Mengajarkan mencuci
dan merapikan alat
makan
- Menganjurkan klien
memasukan kegiatan
harian

RTL :
- mengevaluasi sp 1 dan 2
- melnjutkan kegiatan
lainya

Anda mungkin juga menyukai