Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
menganugerahkan berkatNya, dalam penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan Klien dengan
Masalah Utama Harga Diri Rendah.
Adapun penyusunan makalah ini digunakan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa 1 Sekolah Tinggi Institut Kesehatan Cendekia Utama Kudus.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk
serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Bapak Ilham Setyo Budi, Skp, M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Institut Kesehatan
Cendekia Utama Kudus yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk bekerjasama
dalam pendidikankeperawatan.
2. Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas serta
kemudahan bagi saya untuk melanjutkan pendidikan keperawatan.
3. Ibu Sri Hindriyastuti, S.Kep.NS,M.N selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan motivasi hingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
4. Teman-teman mahasiswa kelas transfer Rumah Sakit Mardi Rahayu Angkatan 2023 Program
Studi Institut Keperawatan Stikes Cendekia Utama Kudus dan berbagai pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, semangat dan doanya dalam
penyususnan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan ilmu keperawatan.
7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
1. Jangka pendek :
a) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri
( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif) .
b) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng).
c) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)
2. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :
a) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu.
b) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi,
proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan
amuk ). (Stuart,2016) .
9. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
10. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh.
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri.
3. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional).
4. Ketidakefektifan performa peran.
5. Gangguan identitas pribadi.
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI
RENDAH
A. Strategi Pelaksanaan (SP) 1 :
1. Kondisi Pasien :
a) Data Subyektif :
1. Pasien mengatakan malu karna tidak punya pekerjaan.
2. Pasien mengatakan di usianya sekarang harusnya sudah punya kerjaan dan
menikah.
3. Pasien mengatakan malu karena kondisinya saat ini dan hanya bisa
bergantung kepada kakaknya
b) Data Obyektif
1. Selama wawancara kontak mata kurang.
2. Pasien lebih sering menunduk saat berbicara.
3. Pasien berbicara kurang jelas dan intonasi yang lambat.
2. Diagnose Keperawatan: Harga Diri Rendah
3. Tujuan Khusus :
a.Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat
dafatr kegiatan).
b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari
daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
c.Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk
dilatih.
d. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
e.Bimbing pasien untuk masukan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per
hari.
4. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif.
b. Menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini).
c. Membimbing klien dalam memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini untuk dilatih.
d. Menjelaskan kepada klien manfaat dari kegiatan yang sudah dipilih oleh klien.
e. Memberi kesempatan klien untuk menjelaskan kembali apa manfaat kegiatan
yang dipilih.
f. Memberi reinforcement positif.
g. Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan.
h. Menjelaskan cara melakukan kegiatan tersebut.
i. Mendemonstrasikan cara melakukan kegiatan (dilakukan oleh perawat terlebih
dahulu).
j. Mendemonstrasikan bersama-sama dengan klien cara melakukan kegiatan.
k. Memberi kesempatan klien untuk demonstrasi secara mandiri.
l. Memberi reinforcement positif pada klien.
m.Membimbing klien untuk memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
2) Fase kerja
a. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilatih sebelumnya dan beri pujian
1. Minta klien menjelaskan manfaat dan bercocok tanam
“Kemarin kita sudah belajar tentang bagaimana cara bercocok tanam,
apakah Pak masih ingat caranya? iya benar sekali bapak”
2. Minta klien memperagakan cara bercocok tanam
“Baik sekarang bapak coba peragakan cara bercocok tanam?” iya bagus
sekali bapak, mbak hebat”
“Tetap dilakukakan setiap hari ya mbak untuk merapikan bercocok tanam”
3. Observasi jadwal kegiatan
“Sekarang kita lihat lembar jadwal kegiatan harian mbak, berapa kali mbak
melakukan kegiatan bercocok tanam”
4. Memberi pujian
“Waah bagus sekali bapak, bapak D sudah melakukan kegiatan bercocok
tanam”
b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih yaitu menyapu lantai
1. Menjelaskan kepada pasien manfaat dari kegiatan yang sudah dipilih
oleh pasien
“bapak D, kemarin kita telah menyusun kegiatan yang bisa dilakukan
saat ini, kemarin mbak sudah bercocok tanam. Nah sekarang kita akan
menyapu lantai, baiklah ”
“bapak sebelumya saya akan menjelaskan alat-alatnya menyapu lantai
ya? Disini kita perlukan sapu dan serok sampah dan tempat sampah”
2. Memberikan kesempatan pasien menjelaskan kembali manfaat menyapu
“Sekarang coba mbak jelaskan kembali alat-alat menyapu?” iya betul
bapak”
3. Memberi pujian pasa pasien
“Bagus sekali bapak”
c. Melatih kegiatan kedua (alat dan cara)
1. Menjelaskan tujuan dan cara menyapu yang baik
“Mbak, alat yang kita gunakan adalah sapu dan serok ya, cara menyapu
kita kumpulkan sampah dan debu mengunakan sapu, Nah jika debu sudah
terkumpul lalu kita dekatkan serok ke sampah kemudian dorong sampah
mengunakan sapu kedalam serok, lalu kita buang ke tempat sampah dan
kembalikan sapu dan serok ditempat penyimpanan”
2. Mendemonstrasikan cara menyapu yang baik
“Caranya seperti ini bapak “(Perawat Mendemonstrasikan)”
3. Memberi kesempatan pasien mendemonstrasikan kegiatan (menyapu)
secara mandiri
“Bagaimana kalau bapak D melakukanya sendiri? baiklah” “(pasien
melakukan kegiatan)”
4. Memerikan pujian pada pasien
“Iya bagus sekali bapak, bapak sudah bisa menyapu dengan benar”
3) Fase Terminal
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan menyapu?”
b. Evaluasi objektif, kognitif, afektif, psikomotor
“Baik mbak, coba sekarang bapak jelaskan tujuan dan cara menyapu yang baik?”
iya benar sekali bapak”
c. Rencana tindak lanjut
“Baik bapak untuk kegatan menyapu sudah dimasukan kedalam jadwal kegiatan
harian mbak, jadi bapak dapat melakukan sesuai dengan jadwal dan mencentang
jika sudah melakukan kegiatannya ya bapak?”
4) Kontrak yang akan dating
a. Topik
“Baiklah bapak D, pertemuan hari ini kita akhiri dulu, untuk pertemuan selajutnya
kita melakukan kegiatan yang ketiga yaitu mengepel lantai ya bapak?” apakah
bapak bersedia?”
b. Waktu
“Untuk pertemuan selanjtunya bapak mau kapan?,baik jika besok pagi mau jam
berapa bapak? Baiklah jika begitu brti kita bertemu jam 09.00 WIB kita bertemu
lagi ya”
c. Tempat
“Untuk besok bapak mau latihan dimana? Maunya diruangan apa?. Baiklah, di
ruang TAK ya pak, baiklah, sampai bertemu lagi besok pagi ya bapak”