Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesikan tugas makalah yang berjudul
“harga diri rendah (HDR)”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
yang diberikan dosen mata kuliah keperawatan jiwa .Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan


tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
study yang sedang kami tekuni dan tak pula kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesikan makalah ini. Kami sadar makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karenanya kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, 19 Desember 2020

Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Harga Diri Rendah.....................................................................3
B. Komponen Konsep Diri................................................................................4
C. Rentang Respon............................................................................................4
D. Proses Terjadinya Masalah...........................................................................5
E. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah...........................................................5
F. Masalah Keperawatan Yang Muncul...........................................................7

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan Jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya


meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada
fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007) .
Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal (4) disebutkan
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Definisi sehat menurut kesehatan dunia.
World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang
meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakitatau
kecacatan.Manusia akan beradaptasi terhadap keseimbangan melalui
mekanisme penanganan yang dipelajari pada masa lampau. Apabila
manusia berhasil beradaptasi dengan masa lampau, berarti ia telah
mempelajari aktivitas mekanisme penanganan yang adekuat untuk
beradaptasi terhadap kesulitan yang lebih kompleks dimasa mendatang
dan bisa menyebabkan terjadinya keadaan yang mernpunyai pengaruh
buruk terhadap kesehatan jiwa atau gangguan jiwa..
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan utama diberbagai
Negara maju, modern dan industri.Menurut penelitian WHO, prevalensi
gangguan jiwa adalah 100 jiwa/1000 penduduk.Data statistik yang
dikemukakan oleh WHO (1990) menyebutkan bahwa setiap saat 2 – 3%
dari penduduk di dunia berada dalam keadaan membutuhkan pertolongan
serta pengobatan untuk suatu ganguan jiwa.Hasil riset WHO diperkirakan
pada setiap saat, 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak
permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku dan jumlahnya terus
meningkat. Lebih jauh lagi dikatakan bahwa satu dari lima orang dewasa
pemah mengalami gangguan jiwa dari jenis biasa sampai yang
serius(Rizki, 2012)
Data yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan dunia (WHO) pada tahun
2006 menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta penduduk
Indonesia.mengalami gangguan kejiwaan, dari tingkat ringan hingga berat.
Sebaiknya, Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita
gangguan jiwa berat sebesar 2,5 Juta jiwa, yang diambil dari data RSJ
seIndonesia (Ahmad, 2009)

B. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan harga diri rendah.
2. Apa yang dimaksud dengan komponen konsep diri.
3. Apa yang dimaksud dengan rentang respon.
4. Apa yang dimaksud dengan proses terjadinya masalah.
5. Bagaimana tanda dan gejala harga diri rendah.
6. Bagaimana masalah keperawatan yang muncul.

C. Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian harga diri rendah


2. Untuk mengetahui pengertian dari komponen konsep diri
3. Untuk mengetahui rentang respon
4. Untuk mengetahui tentang proses terjadinya masalah
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah
6. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang mucul
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Harga Diri Rendah (HDR)

Harga diri (self estreem) merupakan salah satu komponen dari konsep diri.
Sesuai dengan ideal diri (stuart, 2019 dalam satrio, dkk). Penentuan harga diri
seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain (dicintai, dihormati, dan
dihargai) yang timbul sejal kecil dan berkembang sesuai dengan meningkatnya
usia. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan,
tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. Seorang yang sering
mengalami keberhasilan akan dapat meningkatkan harga dirinya. Disamping itu
seorang akan menurun harga dirinya apbila orang tersebut sering mengalami
kegagalan, tidak dicintai dan tidak diterima dilingkungannya.
Harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang beruk yang
berisiko mengalami depresi dan skizofrenia.Harga diri rendah dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri.Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional atau kronis.
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri
atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan dalam waktu yang lama
(NANDA, 2011 DALAM SATRIO, dkk)
Menurut depkes RI, (2000 dalam satrio, dkk), individu cendurung menilai
dirinya negative dan merasa lebih rendah dari orang lain, penilaian negative dan
perasaan rendah diri ini dapat mempengaruhi semua aspek dari hidup kita, yaitu
dapat menambah rasa takut (yang menyebabkan kita harus menghindarinya)
membuat kita berespon terhadap seseorang yang dicintai dengan rasa marah dan
depensif, menerima diisolasi, tidak sanggup mendapat kritikan atau serangan dan
dapat juga mempengaruhi kesehatan fisik yang dapat menyebabkan gangguan
pencernaan atau peningkatan tekanan darah.
Harga diri rendah merupakan komponen episode depresi mayor , dimana
aktivitas merupakan bentuk hukuman atau punishment .(stuart
danlaraia,2005;2009 dalam satrio, dkk.
Harga diri rendah adalah perasaan negative terhadap diri sendiri, hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (keliat, 2010)

B. Komponen Konsep Diri


Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu
lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya
sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia. Menurut stuart (2009
dalam satrio, dkk0 konsep diri terdiri dari atas komponen – komponen berikut ini.
a. Citra tubuh
Kumpulan sikap individu kumpulan setiap individu yang disadari dan
tidak disadari terhadap tubuhnya.Termasuk persepsi serta perasan
masalalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi.
Citra tubuh dimodofikasi secra bersekinambungan dengan persepsi dan
pengalaman baru.
b. Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaiamana dia seharusnya berpikir terhadap
standar, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu.
c. Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisis seberapa sesuai prilaku dirinya dengan ideal diri. Harga diri
yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan , kekalahan dan kegagalan
tetap merasa sebagai sesorang yang meras penting dan berharga.
d. Performa peran
Serangkaian pola prilaku yang diharapakan oleh lingkungan social
berhubungan dengan fungsi indivu di berbagai keompok social.Peran yang
di tetapkan adalah peran ya g dijalani dan sesorang tidak mempunyai
pilihan.Peran yang diambil adalah peran yang tepilih atau di pilih oleh
individu.
e. Identitas pribadi
Prinsip mengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Primsip
tersebut sama artinya dengan otonomi dan mencangkup persepsi
seksualitas seseorang. Pembentukan identitas di mulai pada masa bayi dan
terus berlanjut sepanjang kehidupan, tetapi merupakan tugas utama pada
masa remaja.

C. Rentang respon

Respon respon
adaptif Maladaptif
aktualisasi konsep diri harga diri keracunan depersonalisasi diri positif
rendah identitas.

a. Aktualisasi diri
Pernyataan tentang konsep diri dengan yang positif dengan latar belakang
pengalaman sukses.
b. Konsep diri positif
Pasien mempunyai pengalaman yang positif dalam perwujudtan dirinya,
dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam
menilai suatu masalah sesuai dengan norma – norma social dan
kebudayaan suatu tempat jika menyimpang ini merupakan espon adaptif
c. Harga diri rendah
Transisi antara adaptif dan maladptif, sehingga individu cenderung
berpikir kearah negative.
d. Keracunan identitas
Kegagalan individu mengintergrasikan aspek – aspek masa kanak – kanak
ke dalam kematangan aspek pisikologis, kepribadian pada masa dewasa
secara harmonis
e. Depresionalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan tidak membedakan
dirinya dari orang lain sehingga mereka tidak dapat mengenal dirinya.

D. Proses Terjadinnya Masalah


Seseorang yang sering mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi
perasaan untuk kemampuan ( harga diri tinggi ) atau ketidak mampuan (harga diri
rendah). Harga diri tinggi merupakan dasar muntlak terhadap penerimaan diri,
meskipun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai
seseorang yang penting dan berharga.Hal in meliputi penerimaan secara kompleks
terhadap hidup sesorang. Hatga diri ( stuart dan laraia, 2005; stuart, 2009 dalam
satrio, dkk) berasal dari 2 sumber utama yaitu diri sendiri dan orang lain factor
yang mempengaruhi harga diri yang berhasal dari diri sendiri seperti kegagalan
yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Sedangkan yang berasal dari
orang lain adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic.
Harga diri ini di dapat ketika seseorang merasa di cintai, diharmati dan ketika
sesorang di hargai dan dipuji, suliswati (2002) mengatakan bahwa individu akan
merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, di samping itu
harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan
cocok dengan ideal diri.
Sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering
mengalami kegagalan, tidak dicintai dan tidak diterima lingkungan.
Perkembangan harga diri seseorang sejalan dengan perkembangan konsep diri, di
mana konsep diri seseorang menurut stuart (2009 dalam satrio, dkk) tidak
terbentuk waktu lahir tetapi di pelajari sebagai hasil dari pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan realitas dunia. Hal ini
berarti harga diri kan meningkat sesuai meningkatnya usia. Untuk meningkatkan
harga diri sesorang, maka mulai dari kanak – kanak anak diberi kesempatan untuk
sukses, menanamkan cita –cita , mendorong aspirasi dan membantu untuk
pertahanan diri terhadap persepsi diri (coompersmith, 1967;mruk,1999 dalam
satuart,2009 dalam satrio, dkk)
Harga diri sangat mengancam pada masa adolescence atau remaja, ketika
konsep diri sedang diubah dan banyak keputusan diri dibuat. Sedangkan pada usia
dewasa harga diri menjadi stabil memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya
dan cenderung lebih mampu menerima keberadaan dirinya dan kurang idealis dari
remaja (stuart,2009). Hal ini dapat dikaitkan dengan kematuran seseorang, dimana
semakin dewasa seseorang maka semakin lebih baik cara berpikirnya. Dengan
banyaknya perubahan yang terjadi baik pisik maupun psikososial serta banyak
keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya hingga remaja harus mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Kondisi lain yang dapat
mengancam harga diri remaja adalah tuntutan yang harus dipilihnya, posisi peran,
kemampuan mraih sukses serta kemampuan berpartisipasi atau penerimaan
dilingkungan masyarakat. Apabila remaja tidak melakukan penyesuaian dengan
kindisi tersebut, makan akan menyebabkan harga diri rendah (hawari, 2001).harga
diri rendah dapat terjadi secara situasional ( trauma ) atau kronis ( penilaian yang
negative terhadap diri yang telah berlangsung lama) model stress adaptasi stuart
dari keperawatan jiwa memandang prilaku manusia dalam persiptip yang holistic
terdiri atas biologis, fikologis dan sosio kultular dan aspek – aspek tersebut saling
berintegrasi dalam perawatan. Komponen biospikososial dari model tersebut
termasuk dalam factor prediposisi, presipitasi, penilaian terhadap stressor,
sumberkoping dan mekanisme koping, ( stuart dalam laraia,2005;stusrt,2009
dalam strio, dkk) menurut stuart (2009 dalam satrio, dkk) masalah harga diri
rendah dapat dijelaskan menggunakan psikodinamika masalah keperawatan jiwa
seperti skema di bawah ini.
factor predisposisi

biologi psikologi sosialkultural

stressor presipitasi

nature origin timing number

penilaian terhadap stressor

kognitif afektif fisiologis perilaku social

sumber koping

kemampuan personal dukungan social aset material keyakinan positif

mekanisme koping

konstruktif destruktif
rentang respon koping

respon adaptif respon maladapti

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Skema psikodinamika masalah keperawatan jiwa
(stuart, 2009 dalam strio, dkk)

1.Faktor Predisposisi
Proses terjadinya harga diri rendah kronis juga dipengaruhi beberapa factor
predisposisi seperti factor biologis,psikologis, social dan kultural.
a) Faktor biologis
Factor predisposisi yang berasal dari biologis dpat dilihat sebagai suatu
keadaan atau factor resiko Yang dapat mempengaruhi peran manusia
dalam menghadapi stressor. Adapun yang termasuk dalam factor biologis
ini adalah:
1) Neuroratomi
Stuktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada pasien
depresi dan skizofrenia sehingga pasien mengalami harga diri
rendah kronis adalah :
 Lobus frontal terdapat dalam dua fungsi serebral pertama yaitu
kontrol motorik gerakan volunir termasuk fungsi bicara ,fungsi fikir dan
fungsi berbagai ekspresi emosi ( twonsend 2009 dalam satrio dkk).
Biasanya kerusakan pada lobus frontal ini akan dapat menyebabkan
gangguan berfikir dan gangguan dalam bicara serta tidak mampu
mengontrol emosi sehingga kognitif pasien negative tentang diri,orang lain
dan lingkungan serta berprilaku yang maladaptif sebagai akibat kognitif
negatif .kondisi seperti ini menunjukan gejala harga diri rendah pada
pasien.
 Lobus termporaslis merupakan lobus yang letaknya paling dekat
dengan telinga dan mempunyai peran fungsional yang berkaitan dengan
pendengaran ,keseimbangan dan juga sebagian dari emosi dan memory
(Boyd dan Nihart,1998;Townsend 2009 dalam satrio dkk). Fungsi utama
lobus temporalis adalah bahasa ingatan dan emosi (Kaplan,et la 1996).
Lobus temporal anterior mempunyaihubungan dengan sistim limbik
dalam peranan dalam proses emosi.gangguan dalam menerima dan
menyampaikan informasi secara verbal yang juga dipengaruhi oleh daya
ingat pasien akan mempengaruhi emosi pasien yang akan menimbulkan
harga diri renda.
 System limbic merupakan cincin kortek yang berlokasi
dipermukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat
kutup serebrum. Fungsinya adalah mengatur saraf otonom dan emosi
(suliswati 2002;struat dan laraia 2005 dalam satrio dkk). Kerusakn system
limbic menimbulkanbeberapa gejala klinik seperti hambatan
emosi,perubahan kepribadian ( Kaplan ,et ai,1996). Menurut boyd dan
nihart (1998) perubahan hipotesa dalam sistemlimbik menunjukan
perubahan yang signifikan pada kelahiran mental,skizofrenia,depresi dan
kecemasan. Hanbatan emosi yang kadang berubah seperti sedih,dan terus
merasa tidak berguna atau gagal terus menerus akan membuat pasien
mengalami harga diri rendah.
 Hypothalamus adlah bagian dari diensataion yaitu bagian dalam
dari serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer
serebrum. Fungsi utamanya adalah respon tingkah laku terhadap emosi
dan juga mengatur mood dan motivasi ( suliswati ,2002 struat dan laraia
2005 dalam satrio dkk). Kerusakan hipoyalamus mengakibatkan
seseorang kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas dan
malas melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering kita temuin pada
pasien harga diri rendah,dimana pasien lebih banyak butuh motivasi dan
dukungan terutama dari keluarga dan juga oleh perawat dalam
melaksankan tindakan yang sudah dijadwalkan bersama-sama.

2) Neurotransmiter
Selain pada gangguan stuktur otak,apabila dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemunngkinan akan
ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.
Neurotransmitter adalah kimiawi otak yang ditransmisikan oleh
satu neuron ke neuron lain (struat dan laraia 2005 dalam satrio
dkk). Neurotransmitter yang sangat berhubungan dengan depresi
adalah neropineprin,dopamian,serotonin,acetiikoiin seperti:
 Norepinephrine ( boyd dan nihart 1998 :Suliswati 2002) berfungsi
untuk kesigaan,pusat perhatian dan orientsi ; proses pembelajaran dn
memory. Jika terjadi penurunan kadar Norepinephrine akan dapat
menyebabkan kelemahan dan peningkatan harga diri rendah sehingga
perilaku yang ditampilkan pasien cenderung negatif.
 Serotonin ( boyd dan nihart 1998 :Suliswati 2002) berperan
sebagai pengontrol napsu makan,tidur,alam
perasaan,halusinansi,persepsi nyeri,muntah. Serotonin dapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir),efektif (alam perasaan) dan
psikomotor (perilaku) (Hawari 2001). Jika mengalami penurunan
akanakan mengakibatkan kecenderungan harga diri rendah kronis
semakin besar karena pasien lebih dikuasai oleh kognitif-kognitif
negatif dan rasa tidak berdaya.
 Acetyleholine (Ach) ( boyd dan nihart 1998) berperan penting
untuk belajar dan memory. Jika terjadi peningkatan kadar
Acetyleholine akan dapat menurunkan atensi dan mood sehingga pada
pasien harga diri rendah kita lihat adanya gejala kurangnya perhatian
dan malas dalam aktivitas.
 Dopamine ,fungsi mrncangkup regulasi gerak dan
koordinasi,emosi kemampuan pemecahan masalah secara volunter
( boyd dan nihart 1998 :Suliswati 2002). Transmisi dopamine
berimpikasi pada penyebab gangguan emosi tertentu. Disamping itu
pada pasien skizofrenia menurut hawari 2001 dopamin dapat
mempemgaruhi fungsi kognitif (alam pikir) ),efektif (alam perasaan)
dan psikomotor (perilaku) kondisi ini pada pasien harga diri rendah
memperlihat kan danya kognitif-kognitif negative,pasien selalu dalam
keadaan sedih berkepanjangan serta menunjuka perilaku yang
menyimpang untuk melakukan bunuh diri.

a) Factor psikologis
Harga diri rendah sangat berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan
individu dalam menjalankan peran dan fungsi.Penilaian individu terhadap
diri sendiri kaerna kegagalan dalam menjalamkan fungsi dan
peran.Termasuk dalaam harga diri rendah siruasional. Harha diri rendah
situsional merupakan pengembangan persepsi negative tentang dirinya
sendiri pada suatu kejadian (NANDA 2011) jika lingkunagn tidak
memberi dukungan positif atau mala justru menyalahkan individu dan
terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami
harga diri rendah kronis.
Harga diri rendah kronis terjadi diawali dari individu beradad pada suatu
situasi yang penuh dengan stressor (krisis),individu berusaha
menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbil kognitif bahwa
diri tiadak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan peran. Harga
diri rendah juga merupakan komponen episode depresi mayor,dimana
aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishumine (srtuat dan laraia
2005). Harga diri rendah merupakan suatu kesedihan atau perasaan duka
berkepanjangan (struat 2009). Harga diri rendah adalah emosi normal
manusia tapi secara klinis dapat bermakna patologik apabila mengganggu
perilaku sehari-hari,menjadi perpasif dan muncul bersama penyakit lain.
Hal-hal yang dapat mengakibatkan individu mengalami harga diri rendah
kronis (struat 2009 dalam satrio dkk). Meliputi penolakan orangtua yang
tida realistis,orangtua yang tidak percaya pada anak,tekanan teman
sebaya,kurang mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistic.

b) Faktor sosial dan kultural


Secara social status ekonomi sangat mempengruhi proses terjadiya harga
diri rendah. Dimana alam kehidupan sehai-hari anak tumbuh kembang
ditiga tempat yaitu: dirumah (keluarga) disekolah (lembaga pendidikan)
dan lingkungan masyarakat sosialnya (hawari 2001). Kondisi social
dimasing-masing tempat tersebut akan berinteraksi satu dengan yang lain
dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Lingkungan keluarga,sekolah ataupun pergangulan social kondusif,
(membuat pengaruh yang baik),maka perkembangan jiwa/kepribadian
anak akan kearah yang baik dan sehat akan semakin besar. Sebaliknya bila
lingkungan tersebut tidak kondusif maka akan beresiko terganggunya
pekembangan jiwa anak/kepribadian. Contih masalah social yang dapat
menimbulkan harga diri redah ,anatara lain ; kemiskinan,tempat tinggal di
daerah kumuh,dan rawan kriminalitas. Dimana menurut Hawari (2001)
rasa tidak aman dan tidak terlindungi membuat jiwa seseorang terancam
sehingga menggangu ketenangan dan ketenteman hidup yang lama
kelamaan daya tahan seseorang menurun hingga mengalami gangguan.
Tuntunan sebagai peran kebudayaan juga sering meingkatkan harga diri
rendah kronis antara lain: wanita harus sudah menikah jika umur mencapai
duapuluhan,perubahan kultur kearah gaya hidup individualisme.

c) Faktor presipitasi
Seluruh factor predisposisi yang dialami pasien akan menimbulkan harga
diri rendah setelah adanya factor presipitasi yang berasal dari dalam diri
sendiri ataupun dari luar,anara lain ketegangan peran,konflik peran,peran
yang tidak jelas, peran berlebihan,perkembangan transisis,situasi transisi
peran dan situasi peran sehat sakit (struat dan laraia ,2005 dalam
satrio,dkk)
Factor pencetus ini telah dialami dalam waktuyang lama oleh pasien.
Lama kelamaan pasien kehilangan kemampuan untuk mengatasi factor
pencetus tersebut.
a. Trauma : penganiayaanseksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran : berhubungan dengan peran atau posisi
yangdiharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi
1. Transisi peran perkembangan : perubahan yang normative
berkaitan dengan pertumbuhan
2. Transisi peran situasi : terjadi bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3. Transisi peran sehat-sakit : sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat dan keadaan sakit. Transisi dapat
dicentuskan oleh kehilangan bagian tubuh : perubahan
ukuran,benntuk,penampilan atau fungsi tubuh:perubahan
fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal:prosedur medis dan keperawatan.
Kemampuan dan straategi dalam menghadapi berubahn yang dialami
sebelum terjadi harga diri rendah disebut mekanisme koping. Mekanisme
koping jangka pendek yang biasa dilakukan pasien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis,misalnya
pemakaian obat-obatan,kerja keras,nonton tv terus menerus. Hal ini
digunakan untuk mencegah kecemasan dan tidak ketentuan dari
kebingungan identitas (struat dan laraia ,2005 dalam satrio,dkk). Kegiatan
mengganti identitas sementara,misalnya ikut kelompok
social,keagamaandan politik. Kegiatan yang memberi dukungn sementara
misalnya,mengikuti suatu kompetisi atau kontes popularitas. Kegiatan
mmencoba menghilangkan anti identitas sementara,seperti
penyalahgunaan obat-obatan.jika mekanisme jangka pendek tidak
memberi hasil yang diharapkan individu.Akan mengembangkan
mekanisme koping jangka panjang, antara lain adalah menutup identitas,
dimana pasien terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi
diri sendiri. Identitas negatif, dimana asumsi yang bertentangan dengan
nilai dan harapan masyarakat, sedangkan mekanisme pertahanan ego yang
sering digunakan adalah fantasi, regresi, disasosiasi, isolasi, proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala harga diri rendah (NANDA, 2009 : Stuart, 2009 dalam
Satrio, dkk) merupakan perilaku yang telah dipertahankan dalam waktu yang
lama atau kronik yang meliputi ungkapan negatif tentang diri sendiri dalam
waktu lama dan terus menerus. Perilaku yang ditampilkan berupa sikap
malu/minder/rasa bersalah, kontak mata kurang/tidak ada, selalu mengatakan
ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba sesuatu, bergantung pada orang
lain, tidak asertif, pasif dan hipoaktif. Perilaku lain yang juga sering muncul
seperti : mengkritik diri sendiri dan/atau orang lain, gangguan dalam
berhubungan, rasa diri penting berlebihan, mudah tersinggung atau marah
yang berlebihan, ketegangan peran yang dirasakan pandangan hidup yang
pesimis, khawatir, bimbang dan ragu-ragu, menolak umpan balik positif dan
membesarkan umpan balik negatif mengenai dirinya serta ada juga yang
menyalahgunakan zat.
Menurut Westermeyer (2006), empat area gejala umum yang menunjukkan
masalah harga diri rendah adalah:
a. Fisik
Respon fisiologis tersebut merupakan tanggapan dari fisik seseorang yang
dirasakan dan mempengaruhi fungsi tubuh. Tanda dan gejala dari respon
fisiologi terhadap penurunan harga diri antara lain penurunan energi,
lemah, agitasi, penurunan libido, insomnia/hipersomnia,
penurunan/peningkatan nafsu makan, anoreksia, sakit kepala
(Westermeyer, 2006 : Stuart & Sundeen, 2005). Kondisi ini akan
menunjukkan perilaku yang maladaptif pada pasien dimana pasien akan
malas beraktifitas, lebih banyak tidur sehingga kurang berinteraksi dengan
orang lain

b. Kognitif
Menurut Struart and Laraia (2005) kognitif adalah tindakan atau proses
dari pengetahuan. Proses ini diperlukan dan memungkinkan mengetahu
kondisi otak untuk proses informasi dalam hal ketelitian, penyimpanan dan
keterangan. Sesorang dengan skizoprenia sering kali tidak sanggup untuk
menghasilkan logika berfikir yang kompleks dan mengungkapkan kalimat
yang berhubungan karena neurotransmitter dalam memproses sistem
informasi otak mengalami kelainan fungsi. Proses informasi memerlukan
pengorganisasian dari input sensori dengan proses otak untuk respon
perilaku. Input sensori dari kedua perasaan internal dan eksternal
menyaring kesesuaian untuk perhatian seseorang, kemampuan untuk
mengingat, belajar, diskriminasi, menafsirkan dan pengorganisasian
ingfromasi. Terjadinya penurunan kemampuan kognitif menurut
Lacckenore (1996) adalah karena faktor neuroanatomic, psikologis,
lingkungan dan faktor lain dan kejadian.
Kognitif yang sering muncul pada pasien dengna masalah harga diri
tendah (Struart & Laraian, 2005 : Boyd & Nihart, 1998) adalah;
1) Bingung
Kebingunan adalah kumpulan perilaku termasuk tidak adanya
perhatian dan pelupa, perubahan perilaku seperti agresif, bimbang,
delusi (efek dari perilaku) dan ketidakmampuan atau kegagalan dalam
kegiatan sehari-hari (defisit perilaku) (Mehta, Yaffe and Covinsky
2002 da;a, Stuart & Laraia, 2005). Biasanya kebingunan tidak spesifik
digunakan untuk istilah apatis (tidak menghiraukan), menarik diri atau
pasien tidak kooperatif.

Beberapa kategori pasien menyatakan kebingungan merupakan


masalah pasien, seperti pasien dengan masalah komunikasi (menelan
pembicaraan, ketidakmampuan mengekspresikan pembicaraan ) pasien
yang menolak nilai personal orang lain, pasien yang sedih paseien
yang tidak sehat. Kondisi ini penting untuk perwat secara spesifik
ketika berhubungan dengan pasien yang mengalami kebingungan.

2) Kurang memori dalam jangka waktu panjang/pendek


Memori meliputi kemampuan untuk mengingat atau meniru terhadap
pelajaran atau pengalaman.Kerusakan memori merupakan ciri-ciri dari
beberapa kekacauan kognitif dan demensia khusus (Boyd & Nihart,
1998). Kerusakan memori menurut Mohr 2006 adalah
ketidakmampuan untk mempelajar informasi baru (memori jangka
pendek ) dan ketidakmampuan mengingat informasi yang sudah lama
(memori jangka panjang). Gangguan memori berhubungan dengan
kerusakan sosial atau fungsi pekerjaan dan kemunduran dari fungsi
sebelumnya.
Kerusakan dari orientasi, memori dan berpikir secara abstrak serta
orientasi dapat diobservasi.Orientasi waktu, tempat dan orang
merupakan gejala sisa yang relatif lengkap kecuali kalau pasien
memnuhinya secara khusu.Semua aspek memori berpengaruh dalam
skizoprenia atau untuk mengingat kembali informasi baru yang
dipelajari.
3) Kurang perhatian
Perhatian merupakan proses mental yang komplek yang meliputi
konsentrasi seseorang terhadap aktivitas yang dilakukan (Boyd &
Nihart, 1998). Menurut Struat dan Laraian, 2005 perhatian adalah
kemampuan untuk menfokuskan kegiatan pada satu aktivitas dan sikap
konsentrasi secara terus menerus.
Kekacauan perhatian menurut Struart dan Laraian, 2005 adalah
kerusakan dalam kemampuan untuk menunjukkkan perhatian ,
mengamati, menfokuskan dan konsentrasi terhdap ralita ekternal.
Gangguan perhatian merupakan keadaan yang biasa ditemukan pada
kasus skizoprenia dan terdapat kesukaran dalam menghadapit tugas
yang komplek, kesulitan konsentrasi pada pekerjaan dan mudah
beralih perhatian / kekacauan kognitif. Kekacauan kognitif
berhubungan dengan mudanya menarik perhatian pasien dari stimulus
eksternal yang tidak relevan seperti kegaduhan, mengeluarkan buku
dari rak buku dan orang yang lewat.Kondisi lainnya, pasien memiliki
pengalaman halusinasi pendengaran yang sering mengalihkan
perhatian mereka hingga menimbulkan masalah dengan perhatian.

Kerusakan perhatian tersebut tidak konstan dan berfluktuasi (naik


turun) tergantung pada kehendak aktivitas orak.Kondisi ini banyak
menyebabkan pasien merasa frustasi, dan mereka sering komplain
tentang ketidakmampuan untuk melaksanakan tuga yang komplek
karena mereka merasa kognirif saya menyimpang. Perawat akan siap
untuk mengambil alih tugas mereka dan perawat juga membutuhkan
pengulangan yang sering dalam waktu yang pendek untuk melatih
pasien melaksanakan tugas mereka secara bertahap.

4) Merasa Putus Asa


Keputusan merupakan kondisi subjektif dimana individu melihat tidak
adanya atau terbatasnya alternatif pribadi yang tersedia dan
ketidakmampuan untuk memobilidadi energi untuk kepentingan
sendiri.Seseorang yang mengalami keputus asaan dapat disebabkan
karena tertinggal dari orang lain, stress berkepanjangan, kegagalan dan
pembatasan aktivitas.Karakteristik yang terlihat pada pasien dengan
putus asa adalah; miskin bicara, suka mengeluh, kontak mata buruk,
nafsu makan menurun, respon menurun, aktivitas tidur berkurang atau
mengingkat, tidak ada inisiatif dan menolak pembicaraan.

5) Merasa Tidak Berdaya


Ketidakberdayaan merupakan persepsi tingkah laku seseorang, tidak
akan mempengaruhi hasil, atau kurangnya kontrol selama situasi tetap
atau kejadian yang mendadak. Ketidak berdayaan seseorang dapat
terlihat dari gejala ; ekspresi tidak menentu dan ragu-ragu, pasif, tidak
ada berpartisipasi, ketergantungan pada orang lain, tidak mampu
mengekspresikan perasaan yang benra dan tidak mampu mencari
infromasi selama perawatan.
6) Merasa tidak berharga/berguna
Keyakinan seseorang terhadap kasih sayang, kemampuan, perasaan
diterima dan perasaan diperlukan bagi orang lain dan merasa berguna
dari perhatian dan respon yang ditunjukkan orang lain (Boyd & Nihart,
1998)
Theory of reasoned yang dikemukanan oleh Ajzen dan Fishbein (1980)
yang menekankan bahwa proses konitif sebagai dasar bagi manusia untuk
memutuskan perilaku apa yang akan diambilnya, yang secara sistematis
memanfaatkan infromasi yang tersedia disekatnya (Wismanto,
http://www.unica.ac.id Fakultas/Psikologi/artikel/bm-1, tanggal diperoleh
tanggal 22 Mei 2006). Hal ini berarti bahwa kognitif seseorang akan
menentukan Perilaku orang tersebut.

c. Perilaku
Perilaku adalah respons individu terhadap stimulus baik yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (matra, 1997). Menurut
Notoadmodjo, (2010) Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Perilaku atau aktivitas individu yang muncul
dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh
individu yang bersangkutan baik dari stimulu ekternal maupun
internal.Skiner (1938 dalam Notoadmodjo, 2010) mengemukakan bahwa
perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar).Sunaryo (2004) bahwa perilaku adalah aktivitas
yang timbul dari stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung
amupun tidak langsung. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespon.
Pada pasien dengan masalah harga diri rendah perilaku yang ditampilkan
maladaptif seperti:
1) Kurang aktivitas dan menurunnya aktifitas yang menyenangkan.
Aktifitas sehari-hari adalah keterampilan yang penting untuk kehiduan
sendiri, seperti pekerjaan rumah tangga, belanja, menyipakan
makanan, mengelola uang dan keberhasilan diri.Tujuan utama dari
rehabilitasi psikososial adalah untuk membantu individu untuk
mengembangkan kemandirian keterampilan hidup (struart & Laraia,
2005).
2) Menarik diri
Menurut Kellar dkk, (2010) menarik diri merupakan suatu keadaan di
mana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinterksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Karakteristik
seseorang yang menarik diri adalah perasaan kesepian atau ditolak oleh
orang lain, merasa tidak aman berada dengan orang lain, merasa
hubungan yang tidak berarti dengan orang lain merasa bosan dan
lambat menghabiskan waktu, tidak mampu berkonsentrasi dan
membuat keputusan,nereka tidak berguna dan tidak yakin dapat
melangsungkan hidup.
3) Kurang sosialisasi atau kurang ketrampilan sosialisasi

Stuart dan laraia (2005) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah


kemampuan orang untuk lebih kooperatif dan saling ketergantungan
dengan orang lain, kondisi ini dipengaruhi dengan fungsi otak, karena
masalah dengan orang lain kita harus memahami kosekuensi hubungan
dengan respon neurobiologik yang maladaktif. Masalah sosial sering
menjadi sumber utama perhatian keluarga dan pemberi
pelayanan.kesehatan karena efek nyata dari penyakit yang sering
menonjol dari gejala yang berhubungan dengan kognitif dan persepsi.

Masalah sosial dihasilkan secara langsung atau tidak langsung dari penyakit. Efek
langsung terjadi ketika seseorang melakukan pencegahan dari masalah sosialisasi
dengan menerima norma sosial cultural atau ketika motifasi memburuk yang
merupakan hasil menarik diri dari lingkungan sosial dan isolasi aktivitas
kehidupan. Prilaku langsung disebabkan karena masalah ketidak mampuan
komunikasi dengan baik, kehilangan gerak dan minat, ketrampilan sosial
memburuk, kebersihan diri yang elek dan paranoid.
Efek tidak langsung dari sosialisasi adalah kosekwensi kedua dari penyakit,
sebagai contoh adalah menurunnya harga diri yang berhubungan dengan kurang
baik nya prestasi akademik dan sosial. Ketidaknyamanan sosial dan isolasi sosial
lebih lanjut menunjukan hubungan sosial yang tidak pantas, tidak memihak dalam
aktifitas rekreasi,prilaku seksual yang tidak pantas , stigma yang tidak
berhubungan dengan menarik diri dari teman, keluarga dan kelompok.
4) Merusak diri (mencidrai diri) / resiko bunuh diri.
Mencidrai diri yaitu menaniaya diri, agresif yang tidak diarahkan pada diri sendiri,
cidera yang membebani diri dan mutilasi diri. Bentuk umum prilaku mencidrai
diri yaitu melukai dan membakar kulit , membenturkan kepala atau anggota
tubuh, melukai tubuh nya sedikit demi sedikit.
Resiko bunuh diri merupakan keadaan dimana individu mengalami resiko untuk
menyakiti diri sendiri/melakukan tindakan yang dapat mengancam kehidupan.
Perilaku destruktif diri langsung mencakup setiap bentuk aktifitas bunuh diri,
niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal sebagai hasil yg diinginkan
(stuart dan sundeen, 2005). Bunuh diri meripakan tindakan sadar untuk
mengakhiri hidupnya. 3 macam prilaku bunuh diri yaitu:

a) Isyarat bunuh diri


Di tunjukan dengan berprilaku secara tidak langsung ingin membunuh diri,
misalnya dengan mengatakan “ tolong jaga anak anak karena saya akan
pergi jauh” atau “ segala sesuatu lebih baik tanpa saya”.S
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, pasien umumnya mengunkapkan perasaan seperti bersalah/
sedih / marah / putus asa / pasien juga mengungkap kan hal hal negatif
tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.

b) Ancaman bunuh diri


Umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan utuk mati disertai
dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut.Secara aktif pasien memikirkan rencana
bunuh diri, namun tidak di sertai dengan percobaan bunuh diri.Walaupun
dalam kondisi pasien belum pernah mencoba bunuh diri.Pengawasan ketat
harus di lakukan kesempatan sedikit saja dapat di manfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
c) Percobaan bunuh diri
percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencerdai atau melukai diri untuk
mengakhiri hidup kehidupanya. Pada kondisi ini. Pasien aktif mencoba bunuh diri
dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan
diri dari tempat yang tinggi.
Dalam menentukan peningkatan prilaku pasien harga diri rendah dapat di lakukan
dengan melakukan pengukuran.Bloom (1975 dalam notoadmodjo 2010) yang
menyatakan bahwa prilaku manusia di bagi menjadi tiga domain yang dapat di
ukur dari pengetahuan, sikap dan praktek.Artinya, untuk mengukur bagaimana
pasien harga diri rendah berprilaku adaptif dapat di lakukan dengan mengukur
ketiga domain tersebut.Hal senada juga di ungkapakan oleh Rachmat (2004), yaitu
untuk memperdayakan indivindu, kelurga dan masyarakat dalam bidang kesehatan
melalui peningkatan pengetahuan, sikap positif dan perilaku adaptif.
D. Efek
Efekmerupakan sifat emosional yang nyata (Stuart dan Laraia, 2005)
gambaran emosi yang sering kita temui pada pasien harga diri rendah (Stuart dan
Laraia, 2005) Westermeyer, 2006) adlah memarahan, kecemasan, rasa kesal,
murung, ketidakberdayaan, keputusan, kesepian, dan kesedihan, merasa berdosa,
dan kurang motivasi.

4. Penilaian Stessor
Apapun masalah dalam konsep diri di cetuuskan oleh stressor psikologis,
sosiologis, atau fisiologis.Elemen yang penting adalah persepsi pasien tentang
ancaman.
5. Sumber Koping
Semua orang tanpa memperhatikan gangguan perilakunya mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi :
a. Aktivitas olahraga dan akifitas di luar rumah
b. Hobi dan kerajian tangan
c. Seni yang ekspresi
d. Kesehatan dan perawatan diri
e. Pendidikan peralatan
f. Pekerjaan, vokasi atau posisi
g. Bakat tertentu
h. Kecerdasan
i. Imijinasi dan kreativitas
j. Hubungan interpersonai
6. Mekanisme Koping
Mekanisme Koping termasuk Pertahanan koping janka pendek atau jangka
Panjang serta Penggunaan mekanisme Pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertahan jangka
pendek mencakup :
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri )
misal: konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif)
b. aktivitas yang memberikan identitas pegganti semesntara (misal : ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan atau geng)
c. aktivitas sementara yang menguatkan atau meningkatakan perasaan diri
yang tidak menentu (misal : olahraga yang kompetetif, prestasi akedemik,
kontes untuk mendapatkan ppularitas)
Pertahanan jangka panjang mencangkup :
a. Penutupan identitas
Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa
memperhatikan keinginan, aspirasi atau potensi diri indivindu
a. Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang di
terima masyarakat
Mekanisme pertahan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isoiasi,
proyeksi, pengalihan (displacement), splitting, berbalik marah terhadap diri sindiri
dan amuk.
POHON MASALAH

EFFECT ISOLASI SOSIAL



CORE PROBLEM HARGA DIRI RENDAH

CORE KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

Direja, 2011.

E. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul

Diagnosa keperawatan NANDA ( dalam stusrt, 2009 dalam satrio, dkk) yang
berhubungan dengan respon konsep diri maladaktif.

1. Gangguan penyesuaian
2. Ansietas
3. Gangguan citra tubuh
4. Hambatan komunikasi verbal
5. Ketidakefektifan koping
6. Keputusasaan
7. Gangguan identitas
8. Resiko kesepian
9. Ketidak berdayaan
10. Resiko ketidakberdayaan
11. Ketidak efektifan perfoma peran
12. Deficit perawatan diri
13. Resiko harga diri rendah situsional
14. Harga diri rendah situsional
15. Gangguan persepsi sensori
16. Ketidak efektifan pola seksualitas
17. Hambatan interaksi sosial
18. Isolasi sosial
19. Distress spiritual
20. Gangguan proses piker
21. Resiko prilaku kekerasan terhadap diri sendiri
Diagnosa keperawatan utama untuk perubahan konsep diri

Data yang perlu dikaji


MASALAH KEPERAWATAN DATA YANG PERLU DIKAJI
Harga diri rendah Subjektif:
 Mengatakan bahawa dirinya
tidak berguna lagi
 Mengatakan dirinya tidak
mampu
 Mengatakan bahawa dirinya
tidak semangat untuk
beraktivitas atau bekerja
 Mengatakan dirinya malas
melakukan perawatan diri
(mandi, berhias, makan,, atau
toileting)

Objektif:
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
pandangan hidup yang
pesimitris
 Tidak menerima pujian
 Penurunaan produktifitas
 Penolakan terhadap
kemampuuan diri
 Kurang memerhatiakn
perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang selera makan
 Tidak berani menatap lawan
bicara
 Lebih banyak menunduk
 Bicara lambat dengan nada
bicara lemah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan : harga diri rendah
Diagnose medis : depresi

RENCANA TINDAKAN KEEPRAWATAN


PERTEMUAN PASIEN KELUARGA
1 - Identifikasi - Diskusikan
kemampuan masalah yang
melakukan kegiatan dirasakan pada
dan bantu aspek positif saat merawat
pasien (daftar pasien
kegiatan)
- Jelaskan
- Bantu pasien menilai pengeritian,
kegiatan yang dapat di tanda gelaja, dan
lakukan saat ini proses terjadinya
(pilih daftar kegiatan) harga diri rendah
Buat daftar kegiatan (gunakan
yang dapat dilakukan booklet)
saat ini
- Jelaskan cara
- Latih kegiatan yang merawat harga
dipilih (alat dan cara diri rendah
melakukannya terutama
memberikan
- Masukan pada jadwal pujian semua hal
untuk latihan dua kali positif pada
perhari pasien

- Latihan keluarga
memberi
tanggung jawab
kegiatan pertama
yang dipilih
pasien; bimbing
dan beri pujian

- Anjurkan
membatu pasien
sesuai jadwal
dan beri pujian

2 - Evaluasi kegiatan - Evaluasi


pertama yang telah kegiatan
dilatih dan beri pujian keluarga dalam
membimbing
- Bantu pasien memilih pasien
kegiatan kedua yang melaksanakan
akan dilatih kegiatan pertama
yang dipilih dan
- Latih kegiatan ke dua dilatih pasien.
(cara dan alat) Beri pujian
- Masukan dalam jadwal - Bersama
kegiatan untuk latihan keluarga melatih
2 kegiatan masing – pasien dalam
masing 2x/hari melakukan
kegiatan kedua
yang dipilih
pasien

- Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
berikan pujian
3 - Evaluasi kegiatan - Evaluasi
pertama dan kedua kegiatan
yang telah dilatih dan keluarga dalam
beri pujian membimbing
pasien
- Bantu pasien memilih melaksanakan
kegiatan ketiga yang kegiatan pertama
akan dilatih dan kedua yang
dipilih dan
- Latih kegiatan ketiga dilatih pasien.
(cara dan alat) Beri pujian

- Masukan dalam jadwal - Bersama


kegiatan untuk latihan keluarga melatih
3 kegiatan masing – pasien dalam
masing 2x/hari melakukan
kegiatan ketiga
yang dipilih
pasien

- Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
berikan pujian
4 - Evaluasi kegiatan - Evaluasi
kedua dan ketiga yang kegiatan
telah dilatih dan beri keluarga dalam
pujian membimbing
pasien
- Bantu pasien memilih melaksanakan
kegiatan keempat kegiatan
yang akan dilatih pertama, kedua
dan ketiga yang
- Latih kegiatan ketiga dipilih dan
(cara dan alat) dilatih pasien.
Beri pujian
- Masukan dalam jadwal
kegiatan untuk latihan - Bersama
4 kegiatan masing – keluarga melatih
masing 2x/hari pasien dalam
melakukan
kegiatan
keempat yang
dipilih pasien

- Jelaskan follow
up ke RSJ/PKM,
tanda kambuh,
rujukan

- Anjurkan
membantu
pasien sesuai
jadwal dan
berikan pujian
5 - Evaluasi kegiatan - Evaluasi
latihan dan berikan kegiatan
pujian keluaraga dalam
membimbing
- Latih kegiatan pasien
lanjutkan sampai tak melaksanakan
terhingga kegiatan yang
dipilih dan
dilatih pasien.
- Nilai kemampuan yang Beri pujian
telah mandiri
- Nilai
- Nilai apakah harga diri kemampuan
pasien meningkat keluarga
membimbing
pasien

- Nilai
kemampuan
keluarga
melakukan
control
RSJ/PKM
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN SPESIALIS:
 Terapi individu : CT, CBT, REBT, RECBT, logoterapi
 Terapi kelompok :psikoedukasi kelopok
 Terapi keluaraga : terapi suportif, SHG, reminesensence therapy

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)


PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi pasien
Ds :
- Klien mengatakan dirinya dijauhi temannya karna cara berpakaiannya
tidak rapih
- Klien mengatakan sering diejek temannya karna gaya rambut seperti
jaman dulu atau tidak rapih
- Klien mengatakan merasa minder karna merasa memiliki bau badan

Do :
- Klien terlihat mengeritik diri sendriri
- Klien terlihat memliki perasaan tidak mampu
- Klien terlihat kurang memperhatikan perawatan diri

b. Diagnosa keperawatan :
Harga Diri Rendah b.d koping individu yang tidak adekuat

c. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki

d. Kemampuan yang dimiliki


- Beri contoh pelaksaan kigiatan yang akan dilaksanakan
- Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
STRATEGI KOMUNIKASI

a. Orientasi
- Salam
Assalamualaikum wr.wb mbak
- Perkenalan
Perkenalkan nama saya perawat ingga chornella dari prodi S1 keperawatan
semester 5 kelas B universitas aisyah pringsewu kebetulan saya yang
bertugas hari ini dari jam 08.00 wib – 13.00 wib
- Evaluasi atau validasi
Perawat:Apakah benar ini dengan mbak dian usia 20 tahun dari
gadingrejo?
Pasien:yaa betul saya sendiri sus.

- Kontrak (T.W.T)
Perawat:maksud dan tujuan saya disini, saya ingin mendorong dan
meningkatkan kepercayaan diri pada mbak.
Waktunya kurang lebih 10 – 15 menit
Apakah mbak bersedia?
Pasien:yaa sus saya bersedia.

b. Fase kerja

HDR SP 1

PERAWAT : “ Sebelum nya saya ingin menanyakan tentang penilaian mbak


terhadap diri mbak , tadi kan mbak mengatakan bahwa diri mbak itu jelek
dan mbak di jauhi oleh teman teman, Apa yang menyebabkan mbak merasa
demikian?”

PASIEN : “ saya merasakan bahwa diri saya jelek karena teman – teman saya
mengatakan bahwa saya kurang terurus dari cara saya berpakaian, gaya
rambut dan aroma badan saya.
PERAWAT : “jadi begitu, apakah ada hal lain yang tidak menyenangkan yang
mbak rasakan?”

PASIEN :” TIDAK, saya cuman tidak percaya diri akibat perkatan dari teman
– teman saya”

PERAWAT :’’ bisa mbak sedikit jelaskan jelas kegiatan apa saja yang bisa
mbak lakukan dalam sehari – hari?”

PASIEN :” saya bisa memasak dan menyanyi”

PERAWAT :” bagus sekali ya mbak, masih banyak kegiatan yang bisa mbak
lakukan, sekarang kegiatan apa yang mau kita lakukan hari ini?

PASIEN :” saya ingin bisa berpakaian yang rapih dan bagus seperti teman-
teman saya bilang.

PERAWAT :” baiklah kita latih cara berpakaian yang rapih dan bagus yaa
mbak! sebelum nya kita akan mempersiapkan alat nya yaitu siapkan baju
yang sudah di strika dan yang sudah diberi pewangi pakaian mbak, dan pilih
baju yang Nyaman dan cocok untuk mbak pakai.

Baiklah saya akan menyontohkan cara memakai baju nya. Jadi begini ya mbak
jikahendak ingin memakai pakian mbak terlebih dahulu menyiapkan baju
yang bersih, wangi dan rapih untuk di pakai.kalau sudah di persiapkan mbak
mandi dengan bersih setelah itu memakai baju pada umumnya. Mbak sudah
tau kan cara berpakaian?”

PASIEN :” YAA sus, saya sudah tau cara berpakaian”

PERAWAT:”wah bagus sekali yaa mbak sudah tau cara berpakaian, nah yang
harus mbak tambahakan sekarang mbak harus bisa menyiapkan dan memakai
baju yang rapih, bersih dan wangi seperti yang saya contohkan tadi” kegiatan
ini kita masukan pada jadwal kegiatan yaa mbak dilakukan 2 kali sehari”

PASIEN :” BAIK sus”

PERAWAT :” Selamat pagi mbak, masi ingat dengan saya?”

PASIEN :” masi sus, dengan suster ingga yaa?”

PERAWAT :” YAA mbak benar sekali, hebat yaa mbak mempunyai daya
ingat yang bagus “ BAIK sebelum saya mulai kegiatan yang akan kita lakukan
hari ini saya ingin bertanya kembali kepada mbak kegiatan apa yang sudah
saya ajarkan kemaren?

(pertenuan kedua )

HDR SP 2

PASIEN :” masi ingat sus, kemaren diajarakan cara menyiapkan dan memakai
pakaian.

PERAWAT :” WAH hebat sekali yaa mbak, coba praktekkan cara


menyiapkan dan berpakian yang rapih bersih dan wangi”

PASIEN :” hal pertama yang harus kita lakukan adalah menyiapkan baju yang
rapih bersih dan wangi setelah itu kita mandi yang bersih dan memakai baju
yang rapih dan wangi”

PERAWAT :” WAH bagus sekali yaa mbak hebat” baiklah selanjutnya


kegiatan apa yang harus kita lakukan?”

PASIEN :” Bagaimana kalau suster mengajari saya menata atau menyisir


rambut yang benar karena kata temen – teman saya, rambut saya seperti orang
zaman dahulu.

PERAWAT :” BOLEH saya akan memberi tau cara menyisir rambut, yang
pertama setelah kita berpakaian yang bersih wangi tadi kita menyiapkan sisir
dan vitamin rambut nah tata atau rapihkan rambut dengan menyisir satu arah
setelah itu mbak bisa berikan vitamin rambut,

Coba mbak praktekan sesuai dengan intruksi saya tadi”

PASIEN :” Setelah saya berpakaian yang bersih dan wangi saya menata
rambut saya dengan menggunakan sisir dan menyisir rambut satu arah selah
rapih saya bisa memberi rambut saya dengan vitamin rambut”
PERAWAT :” WAH hebat sekali yaa mbak, mbak bisa memperaktekannya
dengan baik” untuk kegiatan kedua ini kita masukan kejadwal latihan kegiatan
kedua yaa mbak, bisa dilakukan 2 kali sehari.

(pertemuan ketiga)

HDR SP 3

PERAWAT :” selamat pagi mbak, masi ingat dengan saya kan ?

PASIEN :” masi ingat sus, dengan suster ingga kan?’

PERAWAT :” WAH hebat sekali yaa mbak sampai sekrang mbak masi
mengingat nama saya”

PERAWAT :” Sebelum kita lanjut ke kegiatan ke 3 coba mbak praktekkan


kembali kemaren saya mempraktekkan apa?

PASIEN :” kemaren suster memperaktekkan cara menyiapkan baju, memakai


pakaian yang rapih dan cara merapihkan rambut. Kegiatan pertama caranya
sebelum mandi saya harus menyiapakan baju yang bersih dan wangi setelah
itu saya mandi yang bersih dan memakai baju yang rapih kegiatan kedua cara
menatat rambut saya supaya terlihat rapih dengan cara sisir rambur dengan
satu arah dan diberi vitamin rambut”

PERAWAT :” WAH hebat sekali yaa mbak tanpa saya mintak praktekan
mbak bisa memperaktekannya dengan baik dan benar”

Bagaimana perasaan mbak setelah bisa melakukannya kegiatan dengan baik?

PASIEN :” saya masi kurang percaya diri sus, karena kata teman – teman
saya, saya mempunyai masalah dengan bau badan”

PERAWAT :” OH jadi itu, tenang mbak kita bisa mengatasi masalah mbak
dengan cara kan sebelumnya sudah di ajarkan kegiatan 1 dan 2 dan mbak bisa
melakukannya dengan baik jadi cara mengatasi masalah mbak itu bisa
menggunakan wewangian seperti parfum Dan di di berikan di bagian – bagian
badan tertentu seperti daerah ketiak, pundak, tangan dan lain-lain.

Coba mbak praktekan sesuai intruksi dan arahan saya tadi!”

PASIEN :” Cara mengatasi bau badan yang saya alami bisa menggunakan
wewangian seperti parfum dan memberikan atau memakai parfum tersebur di
bagian – bagian tubuh tertentu seperti daerah ketiak, pundan, tangan dan lain –
lain.

PERAWAT :” HEBAT sekali mbak, mbak bisa mengikuti intruksi dengan


baik dan benar”

Kegiatan ke3 ini kita masukan di jadwal kegiatan yaa mbak dilakukan 2 kali
sehari.

( pertemuan ke 4 )

HDR SP 4

PERAWAT :” selamat siang mbak, masi ingat dengan saya?

PASIEN :” Selamat siang juga suster, masi sus dengan suter ingga yaa ?

PERAWAT :” YAA mbak benar sekali?

Sebelumnya mbak sudah di ajarkan kegiatan 1 2 dan 3 yaa? Coba mbak


praktekkan kembali kegiatan 1 2 dan 3”

PASIEN :” YAA sus, pertama berpakaian yang rapih dengan cara Setelah saya
berpakaian yang bersih dan wangi saya menata rambut saya dengan
menggunakan sisir dan menyisir rambut satu arah selah rapih saya bisa
memberi rambut saya dengan vitamin rambut selanjutnya saya memberi
wewangian atau parfum dibagian tubuh tertentu”
PERAWAT :” bagus sekali Mbak( sambil bertepuk tangan ) gimana menurut
perasaan mbak sebelum dan sesudah melakukan kegiatan tadi?

PASIEN :” saya merasa sedikit lebih percaya diri karena cara berpakian dan
rambut saya sudah rapih dan bau badan saya sudah bisa diatasi”

PERAWAT :” baik mbak selanjutnya kegiatan apa yang perlu kita lakukan
lagi?

PASIEN :” sebenernya saya masi kurang percaya diri karena saya sering
merasa takut dan minder kalau saya salah bicara dengan orang lain

PERAWAT :” baik kita bisa mengatasi masalah yang sedang di hadapi


sekarang dengan cara berlatih bagai mana cara nya kita berbicara dg cara
melihat siapa yg kita ajak bicara dg memberikan salam, tanya apa kabar, dan
bicara dg sopan dan santun.

PERAWAT :” Coba mbak sebutkan bagaiaman cara berbicara dengan orang?”

PASIEN :” cara kita berbicara dengan Orang lain sebelumnya kita lihat dulu
dengan sapa kita berbica dan harus berbicara sopon”

PERAWAT :” Wah hebat sekali yaa mbak, mbak bisa melakukan semua
kegiatan dengan baik dan benar sesuai dengan intruksi yang saya berikan.

Kegiatan keemapat ini kita masukan kejadwal kegiatan keemapat yaa mbak
dan dilakukan dua kali sehari.

c. Fase terminasi

PERAWAT :”bagaiman perasaan Mbak setelah latihan cara berpakaian,


merapihkan rambut, memberikan wewangian di badan dan cara berbicara
dengan baik?
Coba mbak sebutkan lagi salah satu misalnya cara berpakaian yang rapih?
PASIEN :”cara berpakaian yang rapih dengan cara sebelum kita mandi
persiapkan baju yang akan di pakai dan strika baju serta berikan pewangi
pakaian saat menstrika baju”

d. Rencana Tindakan Selanjutnya


PERAWAT:”sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian mas mau
berapa kali mas melakukannya ?
PASIEN :”2 kali dalam perhari sus di waktu selesai mandi pagi dan mandi
sore”
PERAWAT:” bagus sekali mas ( tepuk tangan ) Baik mbak, besok saya akan
kembali kesini lagi untuk melatih kemampuannya, saya permisi yaa mbak
DAFTAR PUSTAKA

Ballitbang Dapkes,(2008). Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Kesehatan


Jiwa. Departemen Kesehtan RI.Jakarta.
Hawari,D.(2007).Pendekatan Holistic Pada Ganguan Jiwa
Skizofrenia.Jakarta:FK-UI
Keliat,B.A.,&Akemat.(2010).Model Praktek Keperawatan
Professional.Jakarta;EGC
NANDA . (2011). NursingDiagnoses : Definitions & Classification 2009-
2011.Philadelphia:NANDA Internasional
Notoatmodjo,S.(2010). Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku.Jakarta:Rineka Cipta
Stuart,G.W. & Laraia, M.T.(2005). Principles And Practice Of Psychiatric
Nursing, 8th Ed.Missouri:Mosby,Inc
Stuart,G.W.(2009). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing, 9 th
Ed.Missouri:Mosby,Inc
Satrio,Damayanti,Ardinata (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Lembaga
Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2KM) .IAIN
Raden Intan Lampung,Lampung
Townsend,M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts Of Care
In Evidence-Based Practice.6th Ed.Philadelphia:F.A.DAVIS
COMPANY.

Anda mungkin juga menyukai