S DENGAN MASALAH
PSIKOSOSIAL : GANGGUAN KONSEP DIRI
Oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, kami menyambut baik atas
terselesaikannya tugas Askep dengan judul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny,S
Dengan Masalah Psikososial; Gangguan Konsep diri” yang mempunyai sebuah
peranan yang penting yang perlu untuk kita telaah bersama dalam Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca sebagai panduan dalam
pembelajaran. Meskipun demikian, masih banyak kekurangan dalam asuhan
keperawatan ini. Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat kami harapkan
demi kesempurnaan tugas ini pada pembuatan yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penilaian, dukungan fisik dan dukungan emosional termasuk psikis
kepada klien dan dapat menyertakan keluarga dalam rencana perawatan
klien, membantu keluarga berprilaku terupetik yang dapat menolong
pemecahan masalah klien, dan memberikan Pendidikan kesehatan yang
berhubungan dengan masalah kesehatan jiwa, sehingga masalah kesehatan
jiwa khususnya gangguan konsep diri dapat teratasi dan dicegah.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya
sendiri. Konsep diri secara langsung memengaruhi harga diri dan
perasaan seseorang tentang dirinya sendiri (Sharma, 2017).
Perkembangan dan pengelolaan konsep diri dimulai pada usia muda dan
terus berlangsung sepanjang masa kehidupan. Dilaporkan ada
kecenderungan bahwa pria memiliki harga diri lebih tinggi dibanding
Wanita (Rutherford-Hemming et.al., 2019).
Konsep diri yaitu gambaran secara menyeluruh tentang diri
individu yang bersangkutan, dari konsep diri ini akan menentukan
bagaimana individu tersebut berperilaku dan merespon lingkungannya
(Situmorang, 2016)
3
Merupakan nilai-nilai etika dan prinsip-prinsip yang memberi arti
dan arah bagi kehidupan seseorang.
d) Aspek psikis
Merupakan pikiran, perasaan, dan sikap individu terhadap dirinya
sendiri
4
kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan
tidak ada keduanya.
c) Peran diri
Peran adalah suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan
dari seseorang yang berdasarkan posisinya dimasyarakat.
Sementara untuk posisi tersebut merupakan identifikasi dari status
atau tempat seseorang. Setiap orang di- sibukkan oleh beberapa
peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang
daur kehidupan. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari
peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri
(Widyawati, 2020).
d) Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar
dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau
sejumlah inspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Idela diri akan
mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-
norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan
penyesuaian diri. Seseorang yang memiliki konsep diri yang baik
tentang ideal diri apabila dirinya mampu bertindak dan
berperilaku sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya dan
sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pembentukan ideal diri
dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang
penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan
tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan ter- sebut dan akan membentuk
dasar dari ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada
usia yang lebih tua akan dilakukan penyesuaian yang
merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran
dan tanggung jawab (Dogra, 2017).
5
e) Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku
dengan ideal dirinya. Harga dir diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Individu akan
merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,
sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering
mengalami kegagalan, tidak dicintai atau diterima lingkungan.
Frekuensi tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau
harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari
orang lain (Keliat, 2015 dalam Pujiningsih, 2021).
6
Keterangan:
a) Aktualisasi diri: pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
b) Konsep diri positif: apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.
c) Harga diri rendah individu cenderung untuk menila dirinya negate
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d) Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psiko-
sosial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e) Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
7
b) Budaya
Pada usia anak-anak nilai akan diadopsi dari orang tua, kelompok,
dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
e) Stresor
Stresor dalam kehidupan, misalnya perkawinan, pekerjaan baru,
ujian, dan ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan
menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.
8
perilaku seseorang dalam menghadapi lingkungan di sekitarnya,
seseorang akan cenderung tertutup dan koping terhadap masalah
tidak efektif dikarena kan kurangnya komunikasi dengan orang
lain.
g) Pendidikan
Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan, klien
dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasinya dan
menggunakan
h) Status Perkawinan.
Seseorang yang telah menikah akan lebih mempunyai rasa percaya
diri serta ketenangan dalam melakukan kegiatan, karena mereka
pernah mengalami menjadi bagian dari keluarga maupun sebagai
anggota masya rakat, sehingga diharapkan dapat memahami
keberadaannya.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
DI BANGLI
I. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 November 2022 di ruang
Darmawangsa RSJ Provinsi Bali, dengan sumber data yaitu dari klien, perawat
ruangan, catatan medik, pemeriksaan fisik dan observasi.
1. Identitas Pasien
Ruang rawat : Darmawangsa
Inisial : Ny. S
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
No R.M : 190***
Pendidikan : Pelajar
10
2. Alasan Masuk
a) Keluhan Utama Saat MRS
Jelaskan : Klien merasa dirinya tidak berguna dan sering sendiri dan
sering berpikir hal-hal yang negative pada dirinya. Ketika
pertama kali masuk kerumah sakit klien sempat marah-marah
kepada orang tuanya. Dan klien juga tidak pernah mau mandi,
ketika klien disuruh mandi klien marah-marah.
c) Riwayat Penyakit
Jelaskan : Perawat ruangan mengatakan klien pertama kali masuk RSJ.
3. Faktor Predisposisi
1) Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu
Ya
✓ Tidak
Jelaskan : Klien sebelumnya tidak mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
2) Pengobatan sebelumnya?
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Jelaskan : Klien sebelumnya belum pernah melakukan pengobatan.
11
temannya di sekolah.
4) Trauma
Usia
Trauma Pelaku Korban Saksi
(th)
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Tindakan kriminal
12
Jelaskan : Klien mengatakan setiap dia sekolah selalu di bully
oleh teman-temannya karena orang tuanya berpisah.
4. Faktor Presipitasi
Jelaskan : Klien mengaku tidak disukai oleh teman-temannya,
klien merasa tersisihkan.
5. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 36,7 oC
Respirasi : 18 x/mnt
2) Ukuran
Berat Badan : 55 Kg
TB : 162 cm
3) Keluhan fisik
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
6. Psikososial
1) Genogram
13
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Orang tinggal
serumah
: Orang terdekat
dengan pasien
: Klien
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak tunggal, orang tuanya
berpisah sejak klien berusia 8 tahun, klien tinggal bersama ayahnya
namua ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu karna kecelakaan lalu
lintas.
2) Konsep Diri
a) Citra Diri
Jelaskan : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan citra
tubuhnya..............................................................................................
b) Identitas Diri
Jelaskan : Klien mengatakan namanya Ny.S umur 20th, seorang mahasiwa.
Klien adalah seorang anak tunggal , orang tuanya berpisah sejak
klien masih berusia 8th. Klien tidak mau berinteraksi dengan orang
lain karena merasa malu dengan teman-temannya.
c) Peran diri
Jelaskan : Selama dirumah klien berperan sebagai anak, berbakti dengan
orang tua, ketika di rumah sakit jiwa berperan sebagai salah satu
pasien di ruang darmawangsa rumah sakit jiwa provinsi Bali.
14
d) Ideal diri
Jelaskan : Pasien mengatakan ingin segera pulang
e) Harga Diri
Jelaskan : Klien mengatakan merasa tidak percaya diri, menarik diri karena
takut di tolak oleh teman-temannya.
15
4) Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
Jelaskan : Klien mengatakan beragama Hindu, saat di Rumah sakit jiwa klien
mengatakan jarang sembahyang karena lupa
b) Kegiatan ibadah
Jelaskan : klien mengatakan jarang beribadah
7. Status Mental
1) Penampilan
✓ Tidak rapi
Penggunaan pakaian yang tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Kurang rapi klien kotor Klien mengaku berusia 20th tahun, klien
bersikap labil, cara berpakaian, bau menyengat, kuku klien kotor,
timbul kerak dikuku klien, dan makan blepotan.
2) Pembicaraan
Cepat Keras ✓ Gagap Inkoheren
Apatis ✓ Lambat Membisu Tidak mampu memulai
Kecil pembicaraan
3) Aktivitas motorik
Penurunan
16
Hipokinesia Sub Stupor Katalepsia Flesibilitas
Katatonik serea
Peningkatan
Jelaskan : Klien tidak mau berinteraksi, banyak diam, dan menyendiri reaksi
pasien terhadap lingkungan berkurang, gerakan dan aktifitas lambat
pasien mempertahankan posisi badan secara kaku. Klien tampak
jarang menunjukkan perhatian pada lingkungan dan muka tanpa
mimik.....................................................................................................
4) Alam perasaan
✓ Sedih ✓ Khawatir Ketakutan
Putus asa Gembira berlebihan
17
5) Afek dan emosi
Adekuat Inadekuat Datar/dangkal Tumpul
✓ Labil Anhedonia Kesepian Euforia
Ambivalensi Apatis Marah Cemas
Jelaskan : Klien selama interaksi kontak mata kurang, klien tidak mampu
memulai pembicaraan, klien tidak menatap lawan
bicaranya.......................................................................................
7) Persepsi
Pengecapan Perabaan Penghidu
Pendengaran Penglihatan
18
....................................................................................................
8) Arus pikir
✓ Koheren Inkoheren Sirkumtansial
Tangensial Asosiasi longgar Flight of idea
✓ Blocking Perseverasi Logorea
9) Isi pikir
Obsesi Dipersonalisasi ✓ Pikiran magis
Fobia Ide yang terkait Hipokondria
Waham
Jelaskan : klien merasa tidak cocok dan tidak pantas untuk bergaul dengan
orang lain dan klien meyakini bahwa ucapak teman-temannya
terhadap dirinya itu benar, klien tidak bisa seperti teman-temannya
karna klien tidak memiliki keluarga yang lengkaps eperti teman-
19
temannya………………………………………………………………
………………………………………………………………………...
Jelaskan : Klien mengatakan sesuai realistik yang terjadi pemikiran yang logis
atau masuk akal berdasarkan kenyataan................................................
12) Memori
20
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat
saat ini
Konfabulasi
Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : Konsentrasi klien tidak mudah beralih dan Klien mampu berhitung
1 - 20. Mampu berhitung penjumlahan misalnya 2+2=4, 5+5=10.
Mampu menghitung perkalian misalnya 2x1=2, 3x1=3
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
21
Jelaskan : Klien mengatakan ketika ia ditolak oleh lingkungan klien langsung
terdiam diri dikamar
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
22
.....................................................................................
2) BAB dan BAK
Bantuan Minimal Bantuan Total ✓ Mandiri
3) Mandi
Bantuan Minimal Bantuan Total ✓ Mandiri
4) Istirhat tidur
Jelaskan : Klien selalu tidur sesuai jadwal yang diatur oleh perawat
....................................................................................................................
.................................................................................................................
5) Penggunaan obat
Bantuan Minimal Bantuan Total ✓ Mandiri
23
............................................................................................................
9. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
24
Masalah Keperawatan :Isolasi Sosial
25
..............................................................................................................
Masalah lainnya
Jelaskan : Tidak ada masalah lainnya
..................................................................................................................
..................................................................................................................
11. Pengetahuan
✓ Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya ........................................
26
c. Axis III : Tidak ditemukan
e. Axis V : 30-21
1 2 3 4
27
mengungkapkan
1. Rumusan masalah
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah kronis
3. Koping individu inefektif
2. Pohon Masalah
Isolasi sosial
Effect
Menarik diri
28
Bangli, 14 November 2022
Mahasiswa,
Kelompok 2
...................................................................
NIM.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis (D.0086)
II. Perencanaan
1. Diagnosa Prioritas (Core Problem)
Harga diri rendah kronis (D.0086)
..........................................................................................................................
29
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
30
sendiri meningkat tanggung jawab atas
diri sendiri
- Minat mencoba hal baru
meningkat
- Jadwalkan kegiatan - Dengan
- Berjalan menampakkan terstruktur menjadwalkan
wajah meningkat kegiatan agar pasien
- Postur tubuh mengikuti kegiatan
menampakkan wajah secara teratur
meningkat
- Ciptakan lingkungan dan - Dengan lingkungan
- Perasaan malu menurun
kegiatan perawatan dan perawatan yang
- Perasaan bersalah konsisten setiap dinas konsisten pasien
menurun dapat melakukan
- Perasaan tidak mampu kegiatan dan
melakukan apapun perawatan dengan
menurun nyaman dan teratur
- Meremehkan
- Tingkatkan aktivitas - Dengan
keamampuan mengatasi
masalah menurun fisik sesuai kemampuan Meningkatkan dapat
membuat pasien
beraktifitas dan
mempunyai kegiatan
31
- Bicara dengan nada - Dengan bicara rendah
rendah dan tenang dan tenang membuat
pasien lebih berani
berbicara
32
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Hari, tgl, jam Implementasi Keperawatan Respon (Evaluasi Formatif) Paraf
Keperawatan
Senin, 14/11 Harga Diri 1. Mengidentifikasi harapan S: klien mengatakan namanya
2022 Rendah Kronis untuk mengendalikan … biasa dipanggi …
(D.0086) perilaku O:
2. Mendiskusikan tanggung
Pukul: 10.00 jawab terhadap perilaku − Tidak ada kontak mata saat
3. Menjadwalkan kegiatan diajak bicara
terstruktur − Espresi wajah datar
4. Menciptakan lingkungan
dan kegiatan perawatan − Selalu menyendiri
konsisten setiap dinas − Susah diajak bicara
5. Meningkatkan aktivitas
fisik sesuai kemampuan − Menghindar saat diajak
bicara
6. Melakukan pembicaraan
dengan nada rendah dan A : Ganguan konsep diri belum
tenang teratasi, klien belum bisa
7. Memberi penguatan melakukan bina hubungan
33
positif terhadap saling percaya
keberhasilan
P: Lanjutkan sp 1
mengendalikan perilaku
34
Selasa, 15/11 Harga Diri 1. Mengidentifikasi harapan S:Klien mengatakan tidak
2022 Rendah Kronis untuk mengendalikan mau diganggu
(D.0086) perilaku O:
2. Mendiskusikan tanggung
Pukul: 10.00 jawab terhadap perilaku − Tidak ada kontak mata saat
3. Menjadwalkan kegiatan diajak bicara
terstruktur − Ekspresi wajah datar
4. Menciptakan lingkungan
dan kegiatan perawatan − Selalu menyendiri
konsisten setiap dinas − Susah diajak bicara
5. Meningkatkan aktivitas
fisik sesuai kemampuan − Menghindar saat diajak bicara
6. Melakukan pembicaraan A:Gangguan Konsep diri harga
dengan nada rendah dan diri rendah
tenang
P:Lanjutkan sp1
7. Memberi penguatan
positif terhadap
keberhasilan
mengendalikan perilaku
Rabu, 16/11 Harga Diri 1. Mengidentifikasi harapan S:Klien mengatakan tidak
2022 Rendah Kronis untuk mengendalikan mau diganggu
(D.0086) perilaku O:
2. Mendiskusikan tanggung
Pukul: 10.00 jawab terhadap perilaku − Tidak ada kontak mata saat
35
3. Menjadwalkan kegiatan diajak bicara
terstruktur
− Ekspresi wajah datar
4. Menciptakan lingkungan
dan kegiatan perawatan − Selalu menyendiri
konsisten setiap dinas
− Susah diajak bicara
5. Meningkatkan aktivitas
fisik sesuai kemampuan − Menghindar saat diajak bicara
6. Melakukan pembicaraan
A:Gangguan Konsep diri harga
dengan nada rendah dan diri rendah
tenang
7. Memberi penguatan P:Lanjutkan sp1
positif terhadap
keberhasilan
mengendalikan perilaku
36
EVALUASI SUMATIF/
CATATAN PERKEMBANGAN
37
38
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu
mengalami kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya
sendiri yang negatif. Konsep diri merupakan semua pikiran, keyakinan,
dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui siapa dirinya dan
memengaruhi hubungannya dengan orang lain. Komponen konsep diri
terdiri dari 5 komponen yaitu : Gambaran diri, Ideal diri, Harga diri, Peran,
Identitas diri.
Konsep diri bukan merupakan suatu hal yang dibawa sejak lahir
tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik individu dengan:
dirinya sendiri, orang terdekat serta dengan realitas yang terjadi
disepanjang kehidupannya.
4.2 Saran
Kami sadar bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan, baik
dari tulisan maupun bahasa yang kami sajikan. Oleh karena itu kami
berharap untuk kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
membuat askep lebih baik lagi dan semoga askep ini bisa bermanfaat bagi
kita semua.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Siregar, I. , R. F. , & S. A. F. Q. (2021). Therapeutic Com munication Strategies in
Nursing Process of Angry, Anxious, and Fearful Schizophrenic Patients. British
Journal of Nursing Studies, 1(1), 13–19.
Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. EGC.
Widyawati, W. (2020). Keperawatan Jiwa. Literasi Nusantara.
Wilkinson, J. M. , T. L. S. , B. K. & S. M. H. (2016). Fundamentals of Nursing (3th
ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
41