KEPERAWATAN JIWA II
Disusun oleh:
Kelompok 6
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah kelompok kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan
Klien ISOS” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
keperawatan Jiwa II. Penyusunan laporan ini tidak lepas dari adanya hambatan
dan tantangan. Adanya pihak yang membangun sangat membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas kesalahan yang ada pada
makalah ini. Sekaligus kami berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Definisi.............................................................................................................2
2.2 Rentang Respon...............................................................................................3
2.3 Etiologi.............................................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinik............................................................................................9
2.5 Patopsikologi.................................................................................................11
2.6 Asuhan Keperawatan Komunitas...................................................................13
BAB III. PENUTUP.............................................................................................26
3.1 Kesimpulan....................................................................................................26
3.2 Saran..............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
KUMPULAN SOAL............................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
3
Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara
yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat. Menurut Riyardi S dan
Purwanto
T. (2013) respon ini meliputi:
a. Menyendiri Merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa
yang telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana-rencana.
b. Otonomi Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial, individu mamapu menetapkan
untuk interdependen dan pengaturan diri.
c. Kebersamaan Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian, saling
member, dan menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Saling ketergantungan Merupakan suatu hubungan saling ketergantungan saling
tergantung antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan
interpersonal.
5
2.3 Etiologi
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor
presipitasi.
a. Faktor predisposisi Menurut Fitria (2009) faktor predisposisi yang mempengaruhi
masalah isolasi sosial yaitu:
1) Faktor tumbuh kembang Pada setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas
tugas perkembangan yang harus terpenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam
hubungan sosial. Apabila tugas tersebut tidak terpenuhi maka akan
menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya dapat menimbulkan
suatu masalah.
2) Faktor komunikasi dalam keluarga Gangguan komunikasi dalam keluarga
merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga
menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang
anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu
bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat
untuk hubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
3) Faktor sosial budaya Norma-norma yang salah didalam keluarga atau
lingkungan dapat menyebabkan hubungan sosial, dimana setiap anggota
keluarga yang tidak produktif seperti lanjut usia, berpenyakit kronis dan
penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
4) Faktor biologis Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat
mempengaruhi gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien
skizfrenia yang mengalami masalah dalam hubungan memiliki struktur yang
abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-
sel dalam limbic dan daerah kortikal.
6
akibat kecemasan atau ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan
dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini
dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak
terpenuhi kebutuhan individu.
2.7 Patofisiologi
Individu yang mengalami Isolasi Sosial sering kali beranggapan bahwa
sumber/penyebab Isolasi sosial itu berasal dari lingkunganya. Padahalnya rangsangan
primer adalah kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian
traumatik sehubungan rasa bersalah, marah, sepi dan takut dengan orang yang
dicintai, tidak dapat dikatakan segala sesuatu yang dapat mengancam harga diri (self
estreem) dan kebutuhan keluarga dapat meningkatkan kecemasan. Untuk dapat
mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan ansietas diperlukan suatu
mekanisme koping yang adekuat.
Sumber-sumber koping meliputi ekonomi, kemampuan menyelesaikan
masalah, tekhnik pertahanan, dukungan sosial dan motivasi. Sumber koping sebagai
8
model ekonomi dapat membantu seseorang mengintregrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil. Semua orang
walaupun terganggu prilakunya tetap mempunyai beberapa kelebihan personal yang
mungkin meliputi: aktivitas keluarga, hobi, seni, kesehatan dan perawatan diri,
pekerjaan kecerdasan dan hubungan interpersonal. Dukungan sosial dari peningkatan
respon psikofisiologis yang adaptif, motifasi berasal dari dukungan keluarga ataupun
individu sendiri sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri pada individu
(Stuart & Sundeen, 1998).
3. Intervensi Keperawatan
9
Isolasi Sosial b.d Luaran : Keterlibatan Sosial Promosi sosialisasi
ketidakmampuan menjalin Setelah melakukan tindakan Observasi :
hubungan yang memuaskan keperawatan selama 1x24 - Identifikasi
jam diharapkan isos kemampuan untuk
berkurang dengan kreteria berintraksi dengan
hasil : orang lain
1. Minat berintraksi - Identifikasi
1
meningkat (5) hambatan melakukan
2. Perilaku menarik intraksi dengan
diri menurun (5) orang lain
3. Perilaku Terapeutik :
bermusuhan - meningkatkan
menurun (5) keterlibatan dalam
suatu hubungan
- Motivasi kesabaran
dalam
mengembangkan
suatu hubungan
Edukasi :
- Anjurkan berintraksi
dengan orang lain
secara bertahap
- Anjurkan ikut serta
kegiatan sosial dan
kemasyarakatan
- Latih mengekpresi
marah dengan
tepat
1
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
Fase Orientasi
Perawat : Assalamualaikum ibu, selamat
siang Pasien : Waalaikumsalam, siang sus
Perawat : Perkenalkan saya perawat ( nama ) yang bertugas pada siang hari
ini dari jam 13.00-21.00. kalau boleh tau nama ibu siapa ya bu ?
Senangnya dipanggil apa ?
Pasien : Nama saya zea andini sus, bisa dipanggil zea saja
Perawat : Baik ibu, apakah kita bisa berbincang-bincang tentang apa yang
ibu rasakan sekarang ?
Pasien : Boleh sus
Perawat : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang, bagaimana kalau
15mnt?
Paisen : Iya, tapi jangan lewat dari 15 menit
Perawat : Baik ibu, dimana enaknya kita berbincang
bu? Pasien : Disini saja
Fase Kerja
Perawat : Bagaimana perasaan ibu zea hari ini?
Pasien : Saya merasa bosan dan tidak berguna
sus
Perawat : Oh jadi ibu merasa bosan dan tidak berguna, apakah ibu suka
menyindiri ?
Pasien : Iya sus
Perawat : Dengan siapa ibu tinggal dirumah
? Pasien : Dengan keluarga saya sus
Perawat : Siapa yang paling dekat dengan ibu
? Pasien : Orang tua saya sus
Perawat : Apa yang membuat ibu dekat dekat dengan orang tersebut ?
Pasien : Karna hanya orang tua saya yang mengerti saya dan mau
menemani saya tanpa membicarakan hal yang tidak saya sukai
Perawat : Siapa anggota keluarga atau teman ibu yang tidak dekat dengan
ibu ?
1
Pasien : Adik saya dan orang – orang yang ada dilingkungan saya sus
1
Perawat : Apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang-orang tersebut
?
Pasien : karna adik saya memusuhi saya dan saya juga merasa malu
dengan teman-teman saya
Perawat : Apa saja yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga ?
Pasien : Saya tidak melakukan apa-apa, saya hanya sering menyendiri
dikamar saya
Perawat : Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada
pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain?
Apa yang menghambat ibu berteman dan bercakap-cakap dengan orang
lain?
Pasien : Ada sus, saya pernah mendengar mereka membicarakan saya dan
menganggap saya tidak berguna dan jelek
Perawat : Saya mengerti perasaan ibu, tapi apakah ibu tau keuntungan
kalau mempunyai teman ?
Pasien : Mungkin hidup tidak sepi karna bisa berbagi cerita dan saling
tolong menolong
Perawat : Wah benar sekali ibu, kita mempunyai teman agar bisa
berbincang-bincang dan tidak merasakan kesepian, terus apalagi ibu?
Pasien : (Sebutkan beberapa keuntungan berteman)
Perawat : Nah, kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu?
Pasien : (Sebutkan kerugian tidak memiliki teman)
Perawat : Selain itu apalagi bu?
Pasien : (Sebutkan beberapa kerugian lagi)
Perawat : Kalau begitu apakah ibu ingin belajar berteman dengan orang
lain?
Pasien : mau sus
Perawat : Nah untuk memulainya sekarang ibu latihan berkenalan dengan
saya terlebih dahulu. Begini bu, untuk dengan orang lain kita sebutkan
nama kita terlebih dahulu dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya
: nama saya putri ayu senang dipanggil ayu. Selanjutnya ibu menanyakan
nama orang yang diajak bekenalan, contohnya : nama ibu siapa ? senannya
dipanggil apa ?
Ayo bu coba dipraktekkan misalnya saya belum kenal dengan ibu, coba
1
ibu berkenalan dengan saya
Pasien : Perkenalkan nama saya zea andini senangnya dipanggil zea, kalau
suster namanya siapa dan senang dipanggil apa ?
Perawat : Ya bagus sekali ibu, coba sekali lagi bu
Pasien : Perkenalkan nama saya zea andini senangnya dipanggil zea, kalau
suster namanya siapa dan senang dipanggil apa ?
Perawat : Ya, bagus sekali ibu...!!!
Fase Terminasi
Perawat : Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan ?
Pasien : Saya sedikit lega karna saya sudah tau cara berkenalan dengan
orang lain sus
Perawat : Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan
bercakap cakap dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu
akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pas jam 11:00 dan 15:00
kegiatan ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu
melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu
melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu
buat D, jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti?
Coba ibu ulangi?
Pasien : Jika dilakukan secara mandiri ditulis M, jika melakukannya
dibantu atau diingatkan pleh keluarga ditulis D dan jika tidak dilakukan
ditulis T.
Perawat : nah, bagus bu... Baiklah ibu bagaimana kalau besok kita
berbincang-bincang tentang pengalaman ibu bercakap-cakap dengan
teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu.
apakah ibu bersedia? Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Pasien : Baik sus
Perawat : Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang?
Pasien : Bagaimana kalau di ruang tamu??
Perawat : Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa
besok ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr.Wb.
1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1
DAFTAR PUSTAKA
1
1