Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA I

DISUSUN OLEH

1. DEVEGA CHLARCI LILIHATA


2. DWI NADIA ALVYANA
3. FRANSISKA YULIANA LALAAR
4. GLORIYA MARNI KENELAK
5. SINDI AYU SEPTIANA PUTRI
6. YASINTA TAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Klien/Pasien Dengan Resiko Perilaku Kekerasan’.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Naomi F. Jober, S. Kep., Ns., MPH dan ibu
Ns. Nasrah Halim, M,Kep., Sp.KJ selaku dosen mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa I yang
telah memberikan tugas ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami.

Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan dan penyusunan maupun dari segi lain, untuk itu kami mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun untuk tugas makalah ini. Akhirnya kami hanya bisa berharap
bahwa dibalik ketidaksempurnaan kami dalam penulisan dan penyusun serta segi yang lainnya
dari makalah ini adalah bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Jayapura, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................... 3

A. Konsep Medis............................................................................................................. 3
1) Definisi................................................................................................................ 3
2) Rentang Respon.................................................................................................. 3
3) Manifestasi Klinis............................................................................................... 3
4) Etiologi................................................................................................................ 4
5) Pohon Masalah.................................................................................................... 5
B. Asuhan Keperawatan ................................................................................................ 6
1) Pengkajian........................................................................................................... 6
2) Diagnosis Keperawatan....................................................................................... 8
3) Intervensi............................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP............................................................................................................. 11

A. Kesimpulan................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena dengan
keadaan sehat seseorang dapat hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi.
Kesehatan merupakan suatu keadaan sejahtera baik fisik, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan seseorang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Eliana &
Sumiati, 2016). Kesehatan jiwa merupakan komponen mendasar dari kesehatan. Kesehatan
jiwa yang baik akan memungkinkan orang untuk menyadari potensi diri, mengatasi
tekanan hidup yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitas
(Ayuningtyas, Misnaniarti & Rayhani, 2018). World Health Organization (WHO) (2012),
kesehatan jiwa adalah suatu keadaan seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa dan
memiliki sifat positif untuk menggambarkan kedewasaaan dan kepribadiannya.
Gangguan kesehatan jiwa tidak bisa dianggap remeh, karena dengan kesehatan jiwa
yang baik akan memungkinkan seseorang untuk menyadari potensi diri, mengatasi tekanan
hidup yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitas. Gangguan
jiwa merupakan pola perilaku atau psikologis yang ditunjukkan oleh individu yang
menyebabkan distres, disfungsi, dan menurunkan kualitas kehidupan (Stuart, 2016).
WHO (2016) menunjukkan prevelensi, terdapat sekitar 35 juta orang mengalami
depresi, 60 juta orang mengalami bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, dan 47,5 juta
mengalami dimensia. Data hasil riset kesehatan dasar (2018) prevalensi rumah tangga
dengan anggota rumah tangga penderita gangguan jiwa skizofrenia/ psikosis sebanyak 7%
dari jumlah penduduk Indonesia. Prevalensi depresi pada penduduk yang berumur lebih
dari 15 tahun yaitu sebanyak 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia dan hanya 9% yang
menjalani pengobatan medis. Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk
berumur lebih dari 15 tahun pada tahun 2013 sebanyak 6% dan pada tahun 2018
mengalami peningkatan yaitu 9.8% dari jumlah penduduk di Indonesia.
Perilaku kekerasan merupakan suatu bentuk perilaku yang dapat melukai seseorang
baik secara fisik maupun psikologis (Dermawan & Rusdi, 2013). Masalah perilaku
kekerasan harus segera ditangani dengan intervensi lebih lanjut, karena jika tidak ditangani
akan mengakibatkan masalah perilaku menciderai diri, orang lain, dan lingkungan
(Roziqin, & dkk, 2014). Diperlukan upaya khusus dalam penanganan pasien gangguan
jiwa salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan asuhan
keperawatan jiwa spesialistik dan holistik.Pendekatan asuhan keperawatan yang diberikan
harus difokuskan pada perilaku pasien, kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual pasien.
Terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada pasien secara individu,
kelompok, keluarga maupun kognisi. Salah satu terapi yang dapat diberikan yaitu terapi
aktivitas kelompok.

1
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas digunakan digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Dalam melakukan aktivitas kelompok, terjadi dinamika interaksi saling
bergantung, saling membutuhkan dan sebagai tempat pasien berlatih mengubah perilaku
maladaptif menjadi perilaku yang adaptif (Keliat & Pawirowiyono, 2016). Arisandy dan
Sunarmi (2018) menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
merupakan terapi yang efektif sehingga pasien dapat mempresepsikan stimulus yang
dirasakan dan pasien dapat mengungkapkan perilaku kekerasannya.
Pentingnya upaya khusus dalam penanganan pasien dengan masalah keperawatan
resiko perilaku kekerasan, serta tingginya jumlah pasien dengan masalah keperawatan
resiko perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, maka penulis
tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah studi kasus tentang “Penerapan Terapi
Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi: Perilaku Kekerasan pada Pasien Resiko Perilaku
Kekerasan”.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep teori dari resiko perilaku kekerasan?
2) Bagaimana asuhan keperawatan dari resiko kekerasan?

C. Tujuan
1) Agar dapat mengetahui konsep teori resiko perilaku kekerasan?
2) Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1) Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis (Dermawan & Rusdi 2013).
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan di tujukan pada diri
sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan (DEPKES RI
dalam Dermawan & Rusdi 2013).
Perilaku kekerasa adalah ungkapan perasaan marah yang mengakibatkan
hilangnya kontrol diri, dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan
suatu tindakan yang dapat membayangkan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
(DEPKES, 2015).

2) Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif


Amuk/pk
Keterangan :
a) Asertif : kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain
b) Frustasi : kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis atau terhambat
c) Pasif : respon lanjutan dimana klien tidak mampu mengungkapkan perasaan
marah
d) Agresif : perilaku destruktif tapi masih terkontrol
e) Amuk/pk : perilaku destruktif dan tidak terkontrol

3) Manifestasi Klinis
Menurut Dermawan dan Rusdi, 2013. Diperoleh melalui observasi dan wawancara,
yaitu :
a) Muka merah dan tegang
b) Pandanga tajam
c) Suara tinggi, menjerit atau berteriak
d) Mengancam secara verbal/fisik
e) Melempar/memukul benda./orang lain
f) Merusak benda/orang
g) Tidak mempunyai kemampuan untuk mmecegah/menontrol perilaku kekerasan

3
h) Jalan mondar-mandir

4) Etiologi
a) Perilaku predisposisi (Dermawan & Iskandar, 2014)\
1. Faktor biologis
a. Neurologis Faktor
Beragam faktor dari sistem saraf seperti sinap, Neurotranimiter, dendrit,
akson terminalis, mempunyai peran memfasilitasi atau menghambat
rangsangan dan peran-peran yang akan mempengaruhi sifat negatif.
b. Genetic Faktor
Adanya faktor gen yang diiturunkan melalui orang tua, menjadi potensi
perilaku agresif
c. Brochermisty
Faktor biokimia seperti neurotronsmiter diotak (epineprin, neropeneprin,
dopomine, asenbeli dan serotonin) berperan dalam menyampaikan
informasi melalui sistem persyrafan dalam tubuh, adanya stimulus dari
luar tubuh yang dianggap mengancam atau membahayakan akan di
hantas melalui infuls neurotransmiher otak dan meresponya melalui
efferent.
d. Cycardian Rhytm
Irama sikardion tubuh, memegang peran pada individu
e. Brain area disorder
f. Gangguan pada sistem ambio dan lobus temporal, sindrom otak organik,
tumor otak, penyakit ensepalitis.
2. Faktor Psikologis
a. Faktor psikoaralitas
Agresitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh
kembang seseorang (life spon history). Adanya ketidak puasan fase oral
antara 0-2 tahun dimana tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan
kebutuhan Asi yang cukup.
b. Imitation, modeling, and information prossesing heory menurut teori ini
perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan yang mentoletir
kekerasan.
c. Learning Theory
Theory kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan
terdekatnya.
b) Faktor presipitas
Secara umum seseorang akan marah bila dirinya merasa terancam. Baik injuri
secara fisik, psikis maupun ancaman konsep diri, beberapa pencetis perilaku
kekerasan antara lain :

4
1. Klien : kelemahan fisik, ketidak berdayaan, keputusasaan, kehidupan yang
penuh dengan negatif dan masa lalu yang tidak meyenangkan
2. Interaksi : penghiraan, kekerasan, kehilangan orang berarti. Konflik,
3. Lingkungan : panas, padat, bising

5) Pohon Masalah
Effect
resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Core problem
Perilaku Kekerasan

Cauib Harga diri rendah

Sumber : Prabowo. 2014

5
B. Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Ruang Rawat : Kronis II
Tanggal dirawat :
No. RM :
a) Identitas
Inisial : PS
Umur : 19 tahun
Status Perkawinan : belum kawin/nikah
Pekerjaan : ojek
Alamat : sentani
Tanggal penkajian : 25 mei 2022
Pendidikan : SMP
Jumlah anak : -
Informan : -
b) Alasan Masuk
Gaduh, gelisah, pukul orang tua sebelum masuk RS
c) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pernah melakukan kekerasan di masa lalu
d) Fisik
1. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah : 100/70 mmhg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : dibawah batas normal
d. Pernapasan : 20x/menit
2. Ukur :
a. Tinggi Badan : 150 cm
b. Berat Badan : 52 kg
3. Keluhan fisik
e) Psikososial
1. Genogram
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
b. Identitas
c. Peran
d. Ideal diri
f) Hubungan sosial
1. Orang yang berarti : Keluarga
2. Peran serta dalam kegiatan kelompo/masyarakat
3. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
g) Spiriual
6
1. Nilai keyakinan : K.P (Kristen Protestan)
2. Kegiatan ibadah : 2x seminggu
h) Status mental
1. Penampian : rapi
2. Pembicaraan : cepat
3. Aktivitas : tremor
4. Alam perasaan : gembira berlebihan
5. Afek : Datar
6. Iteraksi selama wawancara : defensif
7. Persepsi : penglihatan ( melihat bayangan putih/ halusinasi)
8. Wahan : agama
9. Proses pikir :
10. Tingkat kesadaran : bingung
11. Tingkat konsentrasi berhitung : tidak mampu berkonsentrasi
12. Kamampuan penilaian : gangguan ringan
13. Daya tilik diri : menyalahkan hal-hal yang diluat dirinya (harga diri rendah)
i) Mekanisme Koping
1.
Adaptif
a. Bicara dengan orang lain
b. Olahraga
2. Maladaptif
a. Minum alcohol
b. Bekerja berlebihan
c. Menghindar
j) Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan lingkungan, spesifik
2. Masalah dengan pendidikan, spesifik
3. Masalah dengan perumahan, spesifik
k) Aspek Medik
1. Terapi Medik
Memberikan terapi dengan obat-obatan
a. Obat Lodomer 2mg 2x1
b. Obat Ataraxs 0,5 2x1
c. Obat Arkin 2mg 1x1
l) Aspek Medis
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi
3. Harga Diri Rendah

7
2) Diagnosa keperawatan
a) Perilaku Kekerasan

3) Intervensi
Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
1. Perilaku 1. Klien tidak 1. Klien mau 1. Berikan
Kekerasan mecederai diri membalas salam salam/panggil
sendiri 2. Klien mau nama
2. Klien dapat berjabat tangan 2. Sebut nama
membina 3. Klien mau perawat sambil
hubungan saling menyebutkan jabat tangan
percaya nama 3. Je;askan
4. Klien mau maksud
tersenyum interaksi
5. Ada kontak 4. Jelaskan
mata kontrak yang
6. Klien mu akan dibuat
berkonsetrasi 5. Beri rasa aman
dan simpati
6. Lakukan
kontrak singkat

1. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Berkesempatan


mengidentifikasi mengungkapkan untuk dapat
terhadap perasaan mengungkapka
penyebab PK 2. Mengungkapka n perasaanya
n perasaan 2. Bantu klien
jengkel,kesal, untuk
marah mengungkapka
n penyebab
jengkel/kesal

1. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien


mengiterpretasik mengungkapkan untuk
an tanda dan persaan saat mengunkapkan
gejala PK marah perilaku
2. Klien dapat kekerasan yang
mengumpulkan alami saat
tanda jengkel/kesal
jengel/kesal 2. Absorbsi
yang dialaminya tanda&gejala

8
kekerasan pada
klien
3. Simpulkan
tanda&gejala
jengkel/kesal
yang dialami
klien

1. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien


mengidentifikasi mengungkapkan untuk
perilaku perilaku mengungkapka
kekerasan yang kekerasan yang n PK yang
bisa dilakukan dilakukan dan biasa
klien dapat dilakukan
bermain peran. 2. Bantu klien
bermain peran
sesuai perilaku
kekerasan yang
biasa
dilakukan
3. Bicarakan
dengan klien
apa yang klien
lakukan &
masalahnya
apa?

1. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Bicarakan


mengidentifikasi menjelaskan akibat/keciruga
kan akibat PK akibat dari cara an dengan cara
yang dujelaskan yang dilakukan
klien dengan klien
2. Bersama klien
mengumpulaka
n akibat cara
yang di
gunakan oleh
klien

1. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Bantu klien


mendemontrasik mendemontrasi cara yang

9
an cara cara mengontrol paling tepat
mengontrol PK PK untuk klien
Fisik : 2. Bantu klien
menarik nafas mengudentifik
dalam dan asikan
berolah raga manfaat cara
dipilih
3. Bantu keluarga
klien untuk
menstimulasik
an cara tsb
4. Beri informasi
peritis atau
kekerasan
klien
menstimulasik
an cara tsb
5. Anjurkan klien
untuk
menggunakan
cara yang telah
dipelajari saat
marah
6. Diskusikan
dengan klien
cara yang sehat
Secara fisik :
tarik nafas,
memukul
bantal/olahraga
.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku kekerasan adalah nyata melakukan kekerasan di tujukan pada diri
sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan (DEPKES RI
dalam Dermawan & Rusdi 2013).
Perilaku kekerasa adalah ungkapan perasaan marah yang mengakibatkan hilangnya
kontrol diri, dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu tindakan
yang dapat membayangkan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (DEPKES, 2015).

11
DAFTAR PUSTAKA

https://e-skipsi.umpp.ac.id/detail/absdownload/daaaf13651380465fc284db6940d8478
Bulechet,dkk,Nursing Intervention (lessificahon(Nic) indonesia edition
Damayanti , Mukripah, 2010. Komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan. Penerbit buku : PT
Refika aditama: Bandung
Dadang, Hamari. 2017. Pendekatan Holistik pada ganguan jiwa skiziprenia. FKUI. Jakarta
Moorhead, dkk. 2016. Nursing outermes clasification (NOC) Indonetion adition.
Prabowo. 2014. Konsep dan Apklikasi aruhan keperawatan jiwa : konsep dan kerangka kerja asuhan
keperawatan jiwa. Yogyakarta : Gangguan Publishing
Yosep 2013. Keperawatan jiwa. Bandung PT. Refika Aditama

12

Anda mungkin juga menyukai