Di Susun Oleh :
Kelompok V
1. Fatmawati
2. Fransiska Imelda
3. Mardiana Syahrul
4. Mutmainah
5. Pebrianti
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan berjudul “Asuhan
Keperawatan Psikiatri Pada Resiko Perilaku Kekerasan”. Penyusunan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang berikan oleh dosen
pengampu mata kuliah keperawatan psikiatri agar menambah wawasan
dan pengetahuan dalam ilmu psikiatri tentang Resiko Perilaku Kekerasan
serta dapat mengetahui dan melakukan asuhan keperawatan psikiatri
pada kasus tersebut.
Kami berterima kasih kepada teman-teman kelompok yang telah
berkontribusi selama penulisan makalah ini hingga selesai. Oleh karena
itu dengan hati terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Resiko
Perilaku Kekerasan” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi
pembaca maupun penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................6
BAB II RUMUSAN MASALAH.......................................................................................7
A. Masalah Utama....................................................................................................7
B. Proses Terjadinya Masalah...............................................................................7
1. Defenisi..............................................................................................................7
2. Tanda dan gejala..............................................................................................7
3. Rentang respon................................................................................................8
4. Etiologi.............................................................................................................10
5. Sumber Koping...............................................................................................13
6. Mekanisme Koping.........................................................................................13
C. Pohon Masalah..................................................................................................15
D. Masalah keperawatan.......................................................................................15
E. Data yang perlu dikaji......................................................................................16
F. Diagnosa Keperawatan....................................................................................18
G. Mekanisme Perilaku Agresi............................................................................18
H. Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................19
I. Strategi Pelaksanaan........................................................................................24
BAB III PENUTUP.........................................................................................................27
A. Kesimpulan.........................................................................................................27
B. Saran....................................................................................................................27
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)............................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kehidupan manusia yang berkembang terus
menerus, hingga saat ini kesehatan yang sangat mempengaruhi pola
hidup di masyarakat. Kebiasaan hidup sehat bisa membuat jiwa yang
sehat. Kesehatan jiwa suatu keadaan yang meliputi sehat fisik, sehat
jiwa, dan sehat sosial (Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes,
2020; dalam (Eriyani et al., 2022). Kesehatan jiwa mempengaruhi
perilaku seseorang sehingga muncul perilaku kekerasan. Perilaku
kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikologis. Perilaku kekerasan sebagai
penggunaan kekuatan fisik atau kekuasaan untuk mengancam diri
sendiri, orang lain, kelompok atau komunitas serta lingkungan dapat
mengakibatkan cidera, kematian, kerugian psikologis dan kerusakan
lingkungan.
Menurut World Health Organization (2017) pada umumnya
gangguan mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan dan
gangguan skizofrenia, Diperkirakan 4,4% dari populasi global menderita
gangguan skizofrenia, dan 3,6% dari gangguan kecemasan. Jumlah
penderita depresi meningkat lebih dari 18% antara tahun 2005 dan
2015.Depresi merupakan penyebab terbesar kecacatan di seluruh
dunia. Lebih dari 80% penyakit ini dialami orang-orang yang tinggal di
negara yang berpenghasilan rendah dan menengah (Amimi et al.,
2020).
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018) menyatakan
bahwa prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi
sekitar 6,1% untuk usia 15 tahun ke atas. Sedangkan gangguan jiwa
berat seperti skizofrenia prevalensinya di Indonesia adalah 7% dan
prevalensi gangguan jiwa skizofrenia yang tertinggi di Indonesia
4
terdapat di provinsi Bali sebesar 11% diikuti Daerah Istimewa
Yogyakarta 10%, Nusa Tenggara Barat yaitu 10% dan Aceh 9%.
Berdasarkan laporan tahunan 2018 rumah sakit jiwa provinsi Bali rata-
rata jumlah pasien yang rawat inap setiap tahunnya sebanyak 4873
orang. Ketika kita membicarakan tentang jiwa, maka yang akan kita
diskusikan adalah perilaku, perasaan, motivasi, kemauan, keinginan
daya tilik diri, emosi dan persepsi (Oktavia et al., 2020).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah tersebut
diantaranya yaitu:
5
1. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Resiko Perilaku
Kekerasan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep medik Resiko Perilaku Kekerasan
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan Resiko Perilaku
Kekerasan
6
BAB II
RUMUSAN MASALAH
A. Masalah Utama
1. Defenisi
7
dapat dinilai dari ungkapan pasien dan didukung dengan hasil
observasi.
a. Data subjektif
b. Data objektif
2) Pandangan tajam
4) Mengepalkan tangan
5) Bicara kasar
7) Mondar mandir
3. Rentang respon
8
Hal ini disertai dengan hilangnya kontrol di mana individu dapat
merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Suerni & PH,
2019).
Adaptif
Maladaptif
a. Respon adaptif.
b. Respon Maladaptif
9
cara menyimpang dari norma-norma sosial kebudayaan
setempat. Kelainan pikiran atau keyakinan yang secara
kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain
dan bertentangan dengan kenyataan sosial.
4. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
10
1) Teori dorongan naluri ( Instinctual drive theory )
b. Faktor Psikologis
11
mencapai sesuatu gagal atau terhambat. Keadaan
frustasi dapat mendorong individu untuk berperilaku
agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui
perilaku kekerasan.
2) Imitation, modeling, and information processing theory
2. Faktor Presipitasi
12
penuh penghinaan, tindak kekerasan dapat memicu perilaku
kekerasan (Sutejo, 2019).
5. Sumber Koping
13
6. Mekanisme Koping
c. Represi
14
d. Reaksi formasi
CORE PROBLEM
Resiko perilaku kekerasan
15
D. Masalah keperawatan
Menurut (Keliat, 2016) data yang perlu dikaji pada pasien dengan
perilaku kekerasan adalah :
1. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa dimasa lalu, tanyakan klien/keluarga bagaimana
pengobatannya sebelumnya, tanyakan pada klie apakah pernah
melakukan, mengalami, dan menyaksikan penganiayaan fisik,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan
tindakan criminal.
2. Status mental
a. Aktifitas motoric
16
2) Kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara
c. Pembicaraan
d. Alam perasaan
3. Konsep diri
a. Citra diri
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
17
Tanyakna harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas
atau peran, harapan klien terhadap diri dan kehidupannya.
F. Diagnosa Keperawatan
18
yang datang di thalamus terjadi hubungan pendek sehingga
langsung ke amygdala tanpa pengolahan rasional di
hypothalamus. Amygdala mengolah sesuai isi memori yang biasa
direkamnya, sebagai contoh : bila sejak kecil anak-anak diberi
input kekerasan, maka amygdala sebagai pusat penyimpan
memori emosional akan merekam dan menciptakan reaksi pada
saat terjadi sirkuit pendek sesuia pola yang telah direkamnya
yakni tindak kekerasan, Keliat (2002) dalam (Muhith, 2015).
2. Tujuan Khusus
1) Kriteria evaluasi
Klien mau membalas salam
Klien mau berjabat tangan
Klien mau menyebutkan nama
Klien mau kontak mata
Klien mau mengetahui nama perawat
Klien mau menyediakan waktu untuk kontak
2) Intervensi
Beri salam dan panggil nama kien
Sebutkan nama perawat sambil berjabat tangan
Jelaskan maksud hubungan interaksi
19
Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
Beri rasa aman dan sikap empati
Lakukan kontak singkat tapi sering
1) Kriteria Evaluasi
2) Intervensi
1) Kriteria Evaluasi
Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah atau
jengkel
Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel/kesal
yang dialami
2) Intervensi
Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami saat
marah/jengkel
Observasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien
Simpulkan bersama klien tanda-tanda klien saat
jengkel/marah yang dialami
20
d. TUK IV : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
1) Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Evaluasi
2) Intervensi
21
f. TUK VI : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif
dalam berespon terhadap kemarahan secara konstruktif
1) Kriteria Evaluasi
1) Kriteria Evaluasi
2) Intervensi
22
h. TUK VIII : Klien mendapat dukungan keluarga dalam
mengontrol perilaku kekerasan
1) Kriteria Evaluasi
Keluarga klien dapat menyebutkan cara merawat klien
yang berperikalu kekerasan
Keluarga klien meras puas dalam merawat klien
2) Intervensi
Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dari
sikap apa yang telah dilakukan keluarga terhadap klien
selam ini
Jelaskan peran serta keluarga dalam perawatan klien
Jelaskan cara merawat klien
Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat kien
Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya
setelah melakukan demonstrasi
23
Anjurkan klien, minta obat dan minum obat tepat waktu.
Anjurkan klien melaporkan pada perawat/dokter jika
I. Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
No
SP I Pasien SP I Keluarga
SP II Pasien SP II Keluarga
24
2 Latih cara mengontrol PK Jelaskan 6 benar cara membimbing
dengan obat (jelaskan 6 minum obat
benar: jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat)
3 Masukkan pada Jadwal Latih cara memberikan/membimbing
kegiatan untuk latihan fisik minum obat
dan minum obat
SP IV Pasien SP IV Keluarga
25
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik, Evaluasi kegiatan keluarga dalam
minum obat dan verbal. Beri merawat/melatih pasien secara fisik,
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
3. Bagi Mahasiswa
28
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
B. Tujuan
1. Umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
2. Khusus : Tujuan khusu untuk klien Resiko perilaku kekerasan
a) Klien dapat membina hubungan salling percaya
b) Mengenal perilaku kekerasan social
c) Mencegah perilaku kekerasan spiritual
d) Mencegah perilaku kekerasan dengan paruh minum obat
C. Landasan Teori
Terapi Aktivitas kelompok seimulasi persepsi merupakan
suatu terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan
terkait dengan pengalaman dan atau kehudupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Dalam hal ini klien dilatih untuk mempersepsikan
stimulus dari luar secara nyata, terapi ini bisa digunakan pada
pasien dengan resiko perilaku kekerasan.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan hilangnya kendali
perilaku sesorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain atau
lingkungan.
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah
diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai diri
sendiri, maupun orang lain dan dapat merusak lingkungan sekitar.
D. Klien
1. Karakteristik/kriteria : klien yang akan mengikuti TAK resiko
perilaku kekerasan adalah klien gangguan jiwa dengan usia 20-
30 tahun, mengalami gangguan perilaku kekerasan.
29
2. Proses seleksi : klien yang dipilih melalui seleksi, dari kasus
atau masalah yang juga banyak dihadapi klien.
3. Daftar klien : jumlah klien dalam TAK ada 3 orang, berikut
nama-namanya :
- Nn. Mutainah
E. Pengorganisasian
1. Waktu : Kegiatan TAK pasien dengan gangguan resiko perilaku
kekerasan akan dilaksanakan selama 30 menit yaitu pada:
Hari/Tanggal : Jum’at, 11-11-2022
2. Tempat : Dikelas Sekolah Tinggi Stella Maris
3. Tim Terapi
Leader : Mardiana Syahrul
Co-leader : Fransiska Imelda
Observer : Pebriyanti Darmita
Fasilitator : Fatmawaty
4. Proses Pelaksanaan
a) Persiapan
- Memilih sesuai dengan indikasi yaitu resiko perilaku
kekerasan
- Membuat kontrak dengan klien
- Mempersiapkan alat dengan tempat pertemuan
b) Media dan Alat
- Handphone
- Music/lagu
- Botol minum
- Kertas origami
- Kartu nama/name tag
- Buku catatan dan pulpen
- Jadwal kegiatan pasien
30
c) Skema ruang terapi
Keterangan :
Observer
Leader
Co leader
Fasilitator
Pasien
31
- Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik
dan tertib
- Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang
aktifitas kline
c. Fasilitator
- Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi
- Mempertahankan kehadiran anggota
d. Observer
- Mengobservasi respon pasien
- Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan
semua perubahan perilaku pasien (jumlah anggota yang
hadir, yang terlambat, daftar hadir, yang memberi ide, dan
pendapat, topik diskusi, respon verbal dan non verbal)
- Memberi umpan balik pada kelompok
- Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader
- Memprediksi respon anggota kelompok
6. Antisipasi masalah
a. Sebelum kegiatan dilaksanakan, perawat memberi
kesempatan pada setiap peserta untuk BAB dan BAK
b. Fasilitator memotovasi peserta yang tidak berpatisipasi
c. Menjaga pintu keluar untuk mengantisipasi klien melarikan
diri dari tempat kegiatan
F. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
- Membuat kontrak dengan anggota kelompok
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
32
2. Fase orientasi
a. Memberi salam terapeutik
Salam dari leader kepeda klien . Leader/Co leader
memperkenalkan diri dan tim terapis lainnya
b. Evaluasi/vasilidasi
Leader menanyakan perasaan dan keadaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Mejelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main yaitu:
a) Berkenalan dengan anggota kelompok
b) Jika ada peserta yang meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada pemimpin TAK
c) Lama kegiatan 30 menit
d) Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
3. Fase kerja
a. Seluruh klien dibuat berbentuk lingkaran
b. Hidupkan music dan edarkan botol minuman berlawanan
dengan jarum jam.
c. Pada saat music di matikan, anggota kelompok yang
memegang bototl munuman, mendapatkan giliran untuk
berkenalan dengan anggota kelompok yang ada di sebelah
kanan dengan cara:
1) Memberi salam
2) Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan
hobby
3) Dimulai oleh terapi terlebih dahulu
d. Setelah memeprkenalkan diri klien menebak warna dan
mengambil gulungan kertas yang ada di mangkum yang
berisi SP Resiko Perilaku Kekerasan (RPK), kemudian klien
diharuskan memperagakan SP yang didapatkan
33
e. Ulangi music kembali, dan klien kembali diedarkan botol
minuman, ketika music berhenti, klien yang memegang botol
minuman kembali memperagakan point C dan D
4. Tahap Terminasi
a. Leader atau Co leader memberikan pujian atas keberhasilan
dan kerja sama kelompok
b. Leader dan Co leader menanyakan perasaaan klien setelah
mengikuti kegiatan TAK
c. Fasilitator membagikan snack.
d. Leader dan Co leader mengajunjurkan klien untuk sering
bersosialisasi, selalu bekerjasama, dan memasukkan
kegiatan mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan, dan
memasukkan kegiatan mengontrol Resiko Perilaku
Kekerasan ke dalam kegiatan harian sebanyak 2x1
e. Observer mengumumkan pemenang
f. Fasilitator membagikan hadiah kepada pemenang
5. Evaluasi
a. Klien mengikuti kegiatan dari awal hingga kahir krgiatan
b. Kerjasama klien dalam kegiatan
c. Klien senang selama mengikuti kegiatan
34
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah
dipersilahkan oleh pemimpin
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan
dikeluarkan dari permainan
7) Peserta dilarang meninggalkan tempan sebelum acaara
TAK selesai
8) Apabila waktu yang ditentukan untuk melaksanakan TAK
telah habis, sedangkan permainan belum selesai, maka
pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk
memperpanjang waktu TAk
b. Antisipasi kejadia yang tidak diinginkan pada proses TAK
1) Penanganan klien yang tidak efektif saat aktivitas
kelompok
a) Menanggapi klien
b) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk
menjawab sapaan perawat atau klien yang lain
2) Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a) Panggil nama klien
b) Tanya aalasan klien meninggalkan permainan
c) Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan
berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat
melaksanakan keperluanya setelah itu klien boleh
kembali lagi
3) Bila ada klien ingin ikut lagi
a) Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan
pada klien yang telah dipilih
b) Katakana pada klien lain bahwa ada permainan lain
yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
35
c) Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk
dengan tidak memberikan peran pada pemain
tersebut,
4) Evalusai akhir
a) Mampu memahami cara memperkenalkan diri di
depan orang lain dengan baik
b) Mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara:
Tarik nafas dalam
Memukul kasur
c) Mampu berbicara verbal atau berbicara dengan baik
dengan teman atau orang lain yang mereka temui.
d) Mampu menceritakan kegiatan spiritual mereka ketika
marah seperti beribadah bagi agama Islma sholet,
berdo’a dan sholawatan, jika beragama Kristen
beribadah yang diadakan diyayasan dan berdo’a
e) Mampu menceritakan perasaannya setelah
melakukan TAk
f) Mampu mengikuti peraturan kegiatan
g) Mampu menyebutkan manfaat dari TAK
G. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat mengikuti TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien
mengikuti sesi 1. TAK cara mengontrol resiko perilaku kekerasan
dengan cara tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal. Klien
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan memutar atau
meng-over botol minuman sesuai irama lagu yang mereka nyanyiin
klien mampu memberikan pendapat tentang kegiatan TAK dan
berpartisipasi dalam kegiatan.
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Amimi, R., Malfasari, E., Febtrina, R., & Maulinda, D. (2020). ANALISIS
TANDA DAN GEJALA RESIKO PERILAKU KEKERASAN PADA
SIGN AND SYMPTOMP ANALYSIS OF VIOLENCE BEHAVIOUR
FOR SCHIZOPHRENIA PATIENTS. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa,
3(1), 65–74. https://doi.org/https://doi.org/10.32584/jikj.v3i1.478
Oktavia, H. D., Suastrawan, M., Made, N., Yunica, D., & Author, C. (2020).
Study Kasus : Penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Di UPTD Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Bali. Jurnal Kesehatan MIDWINERSLION, 5(2),
244–257. Retrieved from
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion
Suerni, T., & PH, L. (2019). Respons Pasien Perilaku Kekekrasan. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 1(1), 41–46.
https://doi.org/https://doi.org/10.37287/jppp.v1i1.16
38
39