Disusun Oleh:
A. Yogi (14401.18.19001)
M. Fait (14401.18.19012)
Navi Mayyoulanda (14401.18.19017)
Nur Qomariyah (14401.18.19019)
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
GENGGONG PADJARAKAN PROBOLINGGO
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan
rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dari kelompok 3 dapat menyelesaikan
makalah keperawatan jiwa yang berjudul “Perilaku Kekerasan” ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh dosen pengampuh matakuliah keperawatan jiwa Ibu Mariani S. Kep. Ns.
M.PH.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis
peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Keperawatan Jiwa, serta
infomasi dari media massa yang berhubungan dengan pelayanan kolaborasi dalam
Keperawatan Jiwa, tak lupa kami kelompok 3 ucapkan terima kasih kepada
pengajar matakuliah Keperawatan Jiwa atas bimbingan dan arahan dalam
penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Perilaku
Kekerasan dalam Keperawatan Jiwa, khususnya bagi kami. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
KATA PENGANTAR………………………..……………...……………………..
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang……………………………………………...………...…………..
B.Rumusan masalah………………………………………………………...………
C.Tujuan penulisan……………………………………………...……………….....
BAB II PEMBAHASAN
G.Pohon Masalah…………………………………………………………………...
I.Penatalaksanaan…………………………………………………………………...
A.Kesimpulan……………………………………..…………………………….......
B.Saran……………………………………………...………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan
atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. (Stuart dan
Sundeen, 1998). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.
(Towsend, 1998). Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri
sendiri maupun orang lain. (Keliat, Ana Budi. Dkk. 2009)
B. Etiologi
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat
digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Suatu keadaan dimana seorang individu melakukan suatu tindakan yang dapat
membahayakan bagi keselamatan jiwanya maupun orang lain disekitarnya
(Townsend, 1994). Klien dengan perilaku kekerasan menyebabkan klien
berorientasi pada tindaakan untuk memenuhi secara listrik tuntutan situasi stress,
klien akan berperilaku menyerang, merusak diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan sekitar.
1. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi,
artinya mungkin terjadi/ mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor
berikut dialami oleh individu :
Faktor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan
orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusan,
ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku
kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan
yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/ pekerjaan dan
kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif
dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
Adaptif Maladaptif
1. Respon Adaptif.
a. Asertif, adalah mengemukakan pendapat atau mengekspresikan rasa tidak
senang atau tidak setuju tanpa menyakiti lawan bicara.
b. Frustasi, adalah suatu proses yang menyebabkan terhambatnya seseorang
dalam mencapai keinginannya. Individu tersebut tidak dapat menerima
atau menunda sementara sambil menunggu kesempatan yang
memungkinkan. Selanjutnya individu merasa tidak mampu dalam
mengungkapkan perannya dan terlihat pasif.
2. Respon transisi
Pasif adalah suatu perilaku dimana seseorang merasa tidak mampu untuk
mengungkapkan perasaannya sebagai usaha mempertahankan hak-haknya. Klien
tampak pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena merasa kurang mampu,
rendah diri atau kurang menghargai dirinya.
3. Respon maladaptif
a. Agresif, adalah suatu perilaku yang mengerti rasa marah, merupakan
dorongan mental untuk bertindak (dapat secara konstruksi/destruksi) dan
masih terkontrol. Perilaku agresif dapat dibedakan dalam 2 kelompok,
yaitu pasif agresif dan aktif agresif.
b. Pasif agresif, adalah perilaku yang tampak dapat berupa pendendam,
bermuka asam, keras kepala, suka menghambat dan bermalas-malasan.
c. Aktif agresif, adalah sikap menentang, suka membantah, bicara keras,
cenderung menu0ntut secara terus menerus, bertingkah laku kasar disertai
kekerasan.
d. Amuk, adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai
kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain
atau lingkungan. (Stuart and Sudeen, 1998).
1. Fisik
a.Muka merah dan tegang
b.Mata melotot/pandangan tajam
c.Tangan mengepal
d.Rahang mengatup
e.Wajah memerah dan tegang
f. Postur tubuh kaku
g.Pandangan tajam
h.Mengatup rahang dengan kuat
i. Jalan mondar-mandir
2. Verbal
a.Bicara kasar
b. Nada suara tinggi, membentak, berteriak
c.Mengancam secara verbal/fisik
d. Mengumpat dengan kata-kata kotor
e.Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
4. Emosi
a.Tidak adekuat
b. Merasa tidak aman
c.Rasa terganggu
d. Dendam dan jengkel
e.Bermusuhan
f. Mengamuk
g. Ingin berkelahi
h. Menyalahkan dan menuntut
5. Kognitif
a.Mendominasi
b. Cerewet
c.Kasar
d. Berdebat
e.Meremehkan
f. Sarkasme
6. Sosial
a. Menarik diri
b. Pengasingan
c. Penolakan
d. Ejekan
e. Sindiran
G. Pohon Masalah
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf
otonom beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah
meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat,
peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi,
kewaspadaan juga meningkat diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup,
tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan
1. Farmakoterapi
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
1) BHSP
b. Terapi kelompok
c. Terapi musik
1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
2. Alasan masuk
3. Faktor Predisposisi
Pengkajian fisik
5. Psikososial
a) Genogram
b) Konsep diri
Biasanya ada anggota tubuh klien yang tidak disukai klien yang
mempengaruhi keadaan klien saat berhubungan dengan orang lain sehingga klien
merasa terhina, diejek dengan kondisinya tersebut.
c) Identitas
d) Harga diri
f) Ideal diri
Biasanya klien memilki harapan yang tinggi terhadap tubuh, posisi dan
perannya baik dalam keluarga, sekolah, tempat kerja dan masyarakat.
6. Hubungan social
7. Spiritual
8. Status mental
a) Penampilan.
b) Biasanya penampilan klien kotor.
c) Pembicaraan.
d) Biasanya pada klien prilaku kekerasan pada saat dilakukan pengkajian
bicara cepat,keras, kasar, nada tinggi dan mudah tersinggung.
e) Aktivitas motoric
f) Biasanya aktivitas motoric klien dengan prilaku kekerasan akan terlihat
tegang, gelisah, gerakan otot muka berubah-ubah, gemetar, tangan
mengepal, dan rahang dengan kuat.
g) Alam perasaan
Biasanya akan merasa sedih dan menyesali apa yang telah dilakukan
h) Efek
j) Persepsi
k) Isi Pikir
l) Tingkat kesadaran
m) Memori
n) Kemampuan penilaian
a) Makan
c) Mandi
d) Berpakaian
f) Penggunaan obat
g) Pemeliharaan kesehatan
12. Pengetahuan
1. Perilaku kekerasan
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Memberontak (acting out)
4. Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan.
B. Saran
Ah. Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, Ana Budi. Dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Keliat, Ana Budi. Dkk. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa.
Jakarta: EGC.
Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi . Jakarta: EGC