Anda di halaman 1dari 22

”MENGANALISISKONSEPRECOVERY,SUPPORTIVE,DANENVIRONM

ENT DALAM PERAWATAN KLIEN GANGGUANJIWA”

Kelompok 3
Nama Anggota Kelompok:
1. Amalia Rahmadani
2. Ilham Siregar
3. Raudatul Hayati
4. Fronika Harahap
5. Sartika Ningsih
6. Ira Haryanti
7. Muhammad Syahadad

PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)
T.A 2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telahmemberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalahKeperawatanKesehatanJiwaIyangberjudul“MenganalisisKonsepRecovery,Su
pportive, danEnvironmentdalam PerawatanKlienGangguanJiwa”.

Terlepasdarisemuaitu,kamimenyadarisepenuhnyabahwamasihadakekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu,dengantanganterbuka kamimenerimasegalasaran dan kritikdaripembacaagarkami
dapatmemperbaikimakalahini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ’’Konsep Stress,


RentangSehat,Sakit Jiwa, danKoping”inidapat memberikanmanfaatmaupun
inspirasiterhadap pembaca.

Medan,16 Desember
2022

Kelompok3

i
DAFTARISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................i

DAFTARISI.........................................................................................................ii

BABIPENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. RumusanMasalah....................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................2

BABIITINJAUANPUSTAKA

A. Defenisi Gangguan Jiwa.........................................................................3

B. KonsepRecovery.....................................................................................3

C. KonsepSupportive...................................................................................9

D. konsepEnvironment.................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUN

A. LatarBelakang
Balaikesehatanjiwayangdibentukdirencanakanbertujuanuntukmemberikan
wadah transisi bagi penderita gangguan jiwa sebelum dapat benar-benar kembali
ke tengah-tengah masyarakat. Para penderita ini diberdayakan dandiberi bekal
untuk hidup di masyarakat sebagai mantan penderita gangguan jiwa.Selain itu,
balai kesehatan jiwa ini juga menyediakan pelayanan kesehatan
jiwabagimasyarakatumum.Sejauhini,masyarakatumummengetahuipelayanankeseh
atan jiwa hanya pada rumah sakit jiwa, dan tempat-tempat praktek psikiatriyang
tidak banyak diketahui oleh masyarakat itu sendiri. Gangguan jiwa
dapatmenyerang siapa saja, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki
perbedaanfaktor psikologis dimana pada titik tertentu dapat dikatakan mengalami
gangguanatau abnormal.(Zhafranetal., 2017)
Menanggapimasalah-masalahtersebut,balaikesehatanjiwayangdirancang
ini berupaya untuk mendekatkan dan memberi wadah bagi masyarakatumum dan
penderita gangguan jiwa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jiwaserta
berinteraksi dengan tujuan pengurangan dan menghilangkan stigma negatifyang
melekatdiantarakeduabelah pihak.
PolaPerilakupenggunajugadipengaruhiolehrangsangan-
rangsanganditerima dari lingkungan (Joyce Marcella Laurens, 2004). Beberapa
kasus telahmembuktikan bahwa pasien gangguan jiwa kembali kambuh setelah
dipulangkankerumahnya karena kondisi lingkungan rumahnya dianggap tidak
kondusif
danjustrumemberikanrangsanganburuk.Untukmendukungupayapenciptaankesehat
anjiwadankesejahteraanhidupmasyarakat,HealingEnvironmentditerapkangunamen
ciptakanlingkunganyangkondusifdansupportivebagikesehatan jiwamanusia.

1
Menurut (Suhermi & Fatma, 2019) Orang Dengan Gangguan
Jiwa(ODGJ) yang mendapatkan dukungan tepat, dapat pulih dari penyakitnya
danmemilikikehidupanyangmemuaskansertaproduktif.Kekuatandirimerupakan
pondasidaridukungandansistemrecoveryyangberpusatpadadiri sendiri dan
motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikanoleh individu
dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa
danorangorangyangsangatpentingdalamkehidupannyaRecoverygangguanjiwa
merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dankognitif
yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan
memaksimalkankemampuandiri.
B. RumusanMasalah
1. Apayangdimaksuddengan gangguanjiwa?
2. Jelaskankonseprecoverydalam keperawatanjiwa?
3. Jelaskankonsepsupportivedalamkeperawatan jiwa?
4. Jelaskankonsepenvironmentdalamkeperawatan jiwa?
C. Tujuan
1. Untukmengetahuidefenisidarigangguanjiwa.
2. Untukmengetahuikonseprecoverydalamkeperwatanjiwa.
3. Untukmengetahuikonsepsupportivedalamkeperwatanjiwa.
4. Untukmengetahuikonsepenvironmentdalam keperwatanjiwa.

2
BAB

IITINJAUANPUSTAK

A. DefenisiGangguanJiwa
Orang dengan gangguan jiwa adalah orang yang mengalami
gangguandalampikiran,perilakudanperasaanyangtermanifestasidalamsekumpulan
gejaladan/atau perubahan perilaku yangbermakna.(Rinawati, 2017)
Gangguanjiwaadalahresponsmaladaptifterhadapstressordarilingkunganinte
rnaldaneksternal,dibuktikanmelaluipikiran,perasaandanperilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma lokal atau budaya setempat, danmengganggu fungsi sosial,
pekerjaan dan/atau fisik.Pengertian ini
menjelaskanbahwaseorangindividuakanberesponberupaperilakumenghindaruntuk
menghindari stimuli yang muncul yang dipersepsikannya sebagai stressor atau
halyangsangatmengancam.Seorangkliengangguanjiwaakanmenunjukkanperilakuy
angtidaksesuaidengannormamasyarakatpadaumumnyakarenaperilakutersebutmen
gganggu fungsisosialnya(Hernawaty&Keliat,2014).
B. KonsepRecovery(Pemulihan)
1. DefenisiRecovery
Recoverymerupakanprosesyangdinamisdariindividudalammencapaida
nmempertahankankesejahteraandalamkehidupannya,sadarbahwagangguanmen
talyangdialamiberdampakpadadirisendiridanlingkungan, kemudian individu
tersebut berjuang sampai pada suatu titik
danpadaakhirnyaindividutersebutpulihsepertiorangyangtidakmemilikimasalah
kesehatanmental(Taniaetal.,2019)
2. DimensiRecovery
Recovery telah mendapat perhatian lebih sebagai konsep di bidang
kesehatanmental.Beberapaliteraturtelahmengidentifikasibahwaterdapatempatd
imensi dalamrecovery,yaitu (Ods etal.,2018):
3
1) ClinicalRecoveryClinical
Clinical Recovery berfokus pada
pengurangan gejala psikotikdan perawatan
terhadap kesehatan mental dan fisik serta
berbasis padaperawatan kesehatan berkelanjutan
jangka panjang. Perawatan sangatpenting
diberikan untuk mengurangi risiko
kekambuhan. Hal ini
dapatdicapaidenganmemfasilitasipenggunalayan
anuntukmelibatkansumber daya lokalnya,
termasuk keluarga dan perawat,
masyarakatsetempat dan layanan kesehatan
setempat, seperti dokter umum, dalamsemua
aspek perawatan merekabila halinisesuai.
2) PersonalRecovery
Pada awalnya konsep recovery hanya
berfokus pada sisi klinisatau prespektif klinis
saja tanpa mempertimbangkan prespektif
daripasien.Belakanganinibeberapanegaradaribag
ianBarattelahmengusulkan konsep recovery
sebagai personal recovery atau ditilikdari
persepsi pasien juga untuk mengevaluasi
recovery mereka
(20).Prespektifsubyektiftersebutmencakupharap
an,pemberdayaan,swadaya, dukungan sebaya
dan mengatasi stigma yang
berkembangdimasyarakat.Libermanmendefinisi
kan.Personalrecoverybersifatluas, dan tidak
dapat dicirikan secara seragam (berbeda untuk
4
setiapindividu). Keanekaragaman perspektif ini
menjadi pertimbangan bagilayanan
kesehatanmental.
3) SocialRecovery
Padadimensisocialrecoveryberfokuspada
membangunhubungan sosial di masyarakat
yang lebih luas. Pengembangan socialrecovery
ini dapat dimulai pada saat tahap awal
pengobatan
denganmembangunpercakapanuntukmengidenti
fikasidanmemanfaatkansecara optimal sumber
daya di lingkungan sekitar. Jika orang
tersebutmemilikitujuankejuruandankemajuanter
capai,fokusperawatan

5
dapatberalihkearahorangtersebutmemanfaatkansecaraoptimalpeluangs
osialbaruyangterkaitdenganmemilikipekerjaanataukursusyangberharga
.Terapisokupasidapatmemberikanbantuanuntukbergauldenganorang-
orangdanmencaritemanbaru;menawarkanpelatihanketerampilanberko
munikasidalamkontekstertentu;danmembantumengembangkanstrategi
untukmengelolainformasipribadi,sertauntukmencegahdanmelawanstig
madandiskriminasi yang tidak adil. Hasil yang diharapkan dari proses
iniadalah transfer keterampilan sosial dan penyertaan sosial yang
lebihbesardimasyarakatluas.
4) FunctionalRecovery
FunctionalRecoverymengacupadakembalinyamelakukanperans
epertisebelumnyadimasyarakatluas.Contohdalamperansosialinisepertit
ugasrumah,perawatanmandiri,perjalananindependendanmanajemenkeu
angan.Pendidikanformalataupelatihan kejuruan dan pekerjaan
kompetitif adalah dua domain
peranbernilaisosiallainnyayangjugaperludipertimbangkansaatmembant
u seseorang mengidentifikasi tujuan fungsionalnya di dunianyata.
Bagian recovery yang telah disebutkan mancakup lima
domainRecoveryAssessmentScaleolehCorrigan,dkkyangmanalimadom
ain tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi
recoveryODS (19). Recovery Assessment Scale atau RAS merupakan
sebuahkuesioner dimana terdapatlimadomain,meliputi:
a. Kepercayaandiridanharapan
b. Kesediaanmemintapertolongan
c. Tujuandanorientasi sukses
d. Bergantungpadaoranglain
e. Sertatidakdidominasiolehgejala

6
3. Faktor-FaktoryangmempengaruhiRecoveryRecovery
Recovery dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : pendidikan,
usia,angka kekambuhan, dan gejala-gejala yang dimiliki. Penelitian yang telah
adamenunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan >10 tahun memiliki
skorrecoveryyanglebihtinggidibandingdenganmerekayangberpendidikandibaw
ah10tahun.Kemudianmerekadenganusiayanglebihtuamenunjukkan skor
domain "kepercayaan diri dan harapan" yang
cenderunglebihrendahdibandingdenganmerekayangmemilikiusialebihmuda.Se
seorang dengan angka kekambuhan yang lebih banyak memiliki skor
yangcenderunglebihrendah padadomain"kepercayaandiridan
harapan"dan"tujuan dan orientasi sukses" dibanding dengan mereka yang
jarang kambuh.Semakin banyak gejala positif yang dimiliki semaikin banyak
skor domain“kesediaan untuk untuk meminta bantuan” serta “tujuan dan
orientasi
sukses”.Sedangkanmerekayangmemilikigejalanegativeyanglebihtinggimenuju
kkan skor yang lebih rendah pada domain "ketergantungan pada oranglain”
dibandingkan mereka yang hanya memiliki beberapa gejala negatif
sajaCorrigan dan Grover.
4. PrinsipDasarRecovery
1) Recoverymunculdariadanyaharapan
Harapandapatmenjadipendorongdanmotivatorrecovery.Adanya
keyakinan bahwa mereka yang menderita dapat pulih
menjadikanODSmampumengatasimasalahdanmemilikimasadepanyanglebi
hbaik serta mendorong penderita ke tahap recovery. Harapan dapat
tumbuhdan diperkuat oleh dukungan dari orang terdekat seperti keluarga,
teman,penderitayangtelahpulih,hinggatenagakesehatanmaupunrelawangan
gguan jiwa.
2) Doronganuntukpulihberasaldaridalam diriseseorang

7
Prinsip recovery pada dasarnya berbeda dari prinsip
rehabilitasi.Biasanya dalam rehabilitasi, penderita bersikap pasif dengan
meminumobatsesuaipetunjukdokterdanmelakukansegalakegiatanyangdipe
rintahkan oleh perawat jiwa. Berbeda dengan prinsip recovery
dimanapenderita harus memiliki dorongan tersendiri dari dalam dirinya
untuksembuh dan memiliki keinginan untuk memperbaiki hidupnya, tekat
yangkuat dalam mengupayakan berbagai kegiatan atau teknik untuk
mengatasigejalanya.
3) Recoveryterjadimelaluiberbagaijalur
Jalurrecoverysangatbersifatindividual.Jalurrecoverydapatberupa:pe
ngobatanyangtepat,mendapatdukunganpsikososialdariorang terdekat,
kembali ke sekolah atau kuliah, mendapatkan
pekerjaan,melakukankegiatanseni,mengikutikegiatansosialataukegiatankea
gamaan,dll.
4) Recoverybersifatmenyeluruh
Recoverytidakhanyaperihalmengatasimasalahgejalayangmuncul,
namun juga harus mencukup keseluruhan kehidupan seseorangbaik fisik,
jiwa, dan kehidupan sosialnya. Recovery mencakup hal-
halseperti:perawatandiri,perumahan,keluarga,pendidikan,pekerjaan,keaga
maan, kesehatan, dan jaringan sosial. Recovery tidak akan optimaljika
hanya berfokus pada kepatuhan minum obat sedangkan
penderitanyatidakdilatihuntukperawatandiri,aktifuntukbersosialisasiseperti
mengikutiberbagai kegiatan,komunitas, dan lain-lain.
5) Recovery memerlukan dukungan keluarga, teman dan masyarakat
luasKeluarga,temanatauorangterdekatperluturutuntukmendukung
atau memotivasi ODS dalam proses recovery. Keluarga yang
anggotanyatelah pulih dapat menolong keluarga lain yang masih berjuang
membanturecovery anggota keluarganya yang sakit. Penderita yang telah
pulih

8
dapatmemberikanmotivasidanmendampingipenderitagangguanjiwalainnya
.

9
Lembaga sosial dan keagamaan bisa mendirikan pusat recovery,
lapangankerja, dan pelatihankerja.
6) Recoverydidukungolehjaringanpertemenan dankekerabatan
Dukunganyangterlahirdarijaringanpersaudaraandanpertemanan,
dapat mengubah kehidupan penderita menjadi lebih
sejahteradanmempunyaiperanandimasyarakat.Haltersebutakanmendorong
kemampuan penderita untuk mampu hidup mandiri, mempunyai
peranandan berpartisipasidimasyarakatnya.
7) Recovery berbasis kebudayaan dan kepercayaan yang ada di
masyarakatJalurdanprosesrecoverydipengaruhiolehkebudayaandan
kepercayaan yang dianut. Seperti seseorang yang beragama Islam
akanlebih sulit pulih jika proses recovery menggunakan pendekatan
agama lainselain agamaIslam, begitujugasebaliknya.
8) Recovery didukung dengan memecahkan masalah kejiwaan yang
memicumunculnya gangguanjiwa
Keluarga, teman, relawan jiwa dan penyedia pelayanan
kesehatanjiwa perlu memahami pengalaman hidup ODS yang menekan
jiwanya
dankemudianmembantumenyediakanberbagaipilihandalammengatasitrau
ma yang dimiliki. Contohnya penderita akibat kekerasan seksual
dimasakecilnyaperludiajaricaramenerima danmengatasitrauma tersebut.
9) Recoverymemanfaatkankekuatandantanggungjawabindividusertamasyarak
at
Keluarga dapat menyumbangkan keahlian, waktu dan tenaga
yangdimilikikepadapenderita.Masyarakatmemberikansupportdenganmenci
ptakan lapangan pekerjaan, memberikan peran sosial, dan
supportpsikososial lainnya.
10) Recoverydidasarkanpadapenghormatan(respek)
Adanyadiskriminasidanstigmaakanmenghalangiataumempersulitpr

10
osesrecoveryseseorang.Namunsebaliknya,jika

11
masyarakat memberikan respon berupa penerimaan segala
keterbatasanpenderitadanmemberikanbantuanagardapatberkontribusidala
mmasyarakatakanmembantumempercepatprosesrecoveryseseorang.
C. KonsepSupportive
1. DefenisiSupportive
Terapi suportif merupakan bentuk terapi yang dapat dilakukan
padaberbagai situasi dan kondisi diantaranya pada individu dengan masalah
isolasisosial di tatanan rumah sakit. Hasil penelitian mengindikasikan peer
support(dukungankelompok)berhubungandenganpeningkatanfungsisecarapsik
ologis dan beban keluarga, sedangkan mutual support (dukungan
yangbermanfaat) adalah suatu proses partisipasi dimana terjadi aktifitas
berbagiberbagaipengalaman(sharingexperiences),situasidanmasalahyangdifok
uskanpadaprinsipmemberidanmenerima,mengaplikasikanketerampilan
swabantu (self help) dan pengembangan pengetahuan (Purwanti,2017)
2. TahapanTerapiSupportive
Tahapan-tahapan terapi suportif terdiri dari tiga tahapan inti. Ketiga
prosedurtersebutdapatdilakukansecaraterpisah,bersamaan,atausecarabertahap.
1) EmotionalVentilation
Tahapan ini merupakan elemen yang penting dari terapi
suportif.Emotional ventilation menekankan bahwa ide dan dorongan tidak
bisadibuang dari pikiran seseorang dan dapat mengganggu kehidupan
sehari-
hariuntukmeringankantekananini,subjekperludidoronguntukmembagipikir
annyakepadaterapisdanmerasabebasuntukmengekspresikan tekanan yang
dihadapi. Subjek diyakinkan bahwa setiaporang mengalami ide atau
tekanan yang mengganggu hidupnya, sehinggatidak perlu merasa ragu-
ragu untuk menyampaikan pada terapis
karenaterapisakanmemahamitanpamenyalahkanataumenghakimi.Subjek

12
akan dilatih untuk mematahkan pandangan negatif terhadap diri
sendiri.Faktabahwasubjekditerimaolehterapis,walaupunmenunjukkankele
mahannya,akanmendorongnyauntukberpikirulangmengenaidirinya. Tujuan
dari terapi ini terbatas untuk memulihkan keseimbangandiri tanpa
mengganti perilaku premorbid dan kepribadiannya, sehinggasubjek
tidakdipaksa untukmembukaapa yangtidak diinginkan.
2) Reassurance
Sesi reassurance dilakukan dengan cara yang lebih direktif
dengancara menunjukkan betapa pikiran dan perasaannya tidak beralasan
danbetapa tidak adilnya subjek dalam menghukum dirinya. Subjek
diyakinkanbahwa dirinya tidak sedang berada dalam kondisi yang buruk
dan tidakmemiliki harapan untuk menjadi lebih baik. Selalu ada orang-
orang yangsadar dan memahami keadannya, sehingga pada sesi ini subjek
dikuatkandan dihibur agar tidakmenghukumdirinyasendiri.
3) Persuation
Subjekdiyakinkanbahwadirinyamemilikisesuatuyangdapatdikemba
ngkan.Peranterapisadalahmelarangsubjekuntukmenahandirinya dan
mengajak untuk menolak asumsi dan kebiasaan irasional yangsebenarnya
mengganggu kehidupannya selama ini. Sugesti konkrit
dibuatuntukmembantusubjekmenentukantujuan,mengusirkekhawatiran,me
nguasai berbagai pikiran, meningkatkan kepercayaan diri,
penguasaanterhadapdirisendirisertamenghadapiberbagaisituasiyangtidakm
enyenangkandengan sikap objektif.
3. SikapTerapissaatMelakukanTherapySupportive
Beberapa Sikap menurut(Mirantiet al., 2019)yang dilakukan oleh terapissaat
melakukansupportivetherapy adalah:
1) Berusaha membangun, mengubah dan menguatkan impuls-impuls
tertentuserta membebaskan diri dari impuls yang mengganggu secara
masuk akaldan sesuaihatinurani.

13
2) Berusahameyakinkanpasiendenganalasanyangmasukakaltentangrealitas
yang ada. Topik pembahasan adalah tentang ide dan kebiasaanpasien yang
mengarah padaterjadinyagejala.
D. KonsepEnvironmentHealing
1. Defenisi
Environment atau lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisikyang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya,mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di
dalamlautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusanbagaimanamenggunakan lingkungan fisiktersebut. (Nabila, 2017)
2. PrinsipEnvironmentHealing
Prinsip-prinsippadaHealingEnvironmentdinilaicocoksebagaikriteria
keputusan desain yang diambil pada perancangan lingkungan
yangdirencanakan. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang sangat
berperandalamprosespenyembuhandanpenciptaankesehatanjiwamasyarakat.D
esain pada lingkungan di sekitar sangat mempengaruhi tingkat
kesembuhanpengguna.
Prinsip Healing Environment yang digunakan mengalami
pengembanganyaitumerujukpadaprinsip-
prinsipHealingEnvironmentuntukfasilitaskesehatanjiwa.Pengembangankhusus
inibertujuanuntukmendapatkankriteriaperancanganyanglebihspesifikdansesuai
dalamperancanganlingkungan yang memulihkan dan menciptakan suatu
kesehatan
khususnyakesehatanmentalataujiwapenggunanya(Zhafranetal.,2017).Prinsip-
prinsip tersebutantaralain adalah:
1. Stimulant(rangsangan)
2. Coherence(kesinambungan)
3. Affordance(keberhasilan)
4. Independence(kebebasan/keleluasaan)

14
5. Consciousness(kesadaran)
6. Purpose(tujuan)
7. PhysicalActivities(kegiatankisik)
8. Restorative(pemulihan)
3.TujuanEnvironmentHealing
Untukmengatasitekanan-
tekananyangmunculpadasaatprosesrehabilitasidanjugamenjawabpermasalahan
yangadasertauntukmenciptakan suasana yang dapat mengatasi tekanan
psikologis pasien denganmelibatkan unsur alam dan panca indera.
(HIDAYAT,2019)

15
BAB
IIIPENUT
A. Kesimpulan
UP

Gangguanjiwaadalahorangyangmengalamigangguandalampikiran,perilakudan
perasaanyangtermanifestasidalamsekumpulangejaladan/
atauperubahanperilakuyangbermakna. Ada3konsepdalam Keperawatanjiwayaitu:
1. Recovery
Recoverymerupakanprosesyangdinamisdariindividudalammencapaida
nmempertahankankesejahteraandalamkehidupannya,sadarbahwagangguanmen
talyangdialamiberdampakpadadirisendiridanlingkungan, kemudian individu
tersebut berjuang sampai pada suatu titik
danpadaakhirnyaindividutersebutpulihsepertiorangyangtidakmemilikimasalah
kesehatanmental.
2. Supportive
Terapi suportif merupakan bentuk terapi yang dapat dilakukan
padaberbagai situasi dan kondisi diantaranya pada individu dengan masalah
isolasisosial ditatananrumahsakit.
3. Environment
Environment atau lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisikdengankelembagaanyangmeliputiciptaanmanusiasepertikeputusanbagaim
anamenggunakanlingkungan fisik tersebut.
B. Saran
Denganadanyamakalahtentangkonseprecovery,supportive,danenvironment
dalam keperawatan jiwa. Maka diharapkan kepada para pembacaterkhusus
perawat agar kiranya dapat memahami makalah ini, sehingga
dapatmengaplikasikannyaterhadappasienyangmengalamigangguanjiwasecaraefekt
if.
16
17
DAFTARPUSTAKA

Hernawaty, T., & Keliat, B. A. (2014). Pengaruh Terapi Suportif Keluarga


terhadapKemampuan Keluarga Merawat Klien Gangguan Jiwa di Kelurahan
BubulakBogorBarat. 01(1), 19–27.

HIDAYAT,M.T.
(2019).PERANCANGANINTERIORBANGSALWANITARUMAHSAKITJIW
AISLAMJAKARTAPENCIPTAAN.Computersin
HumanBehavior,63(May),9–57.https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.008

Miranti, D., Pratikno, H., & Pumpungan. (2019). Supportive Therapy Sebagai
MediaUntuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Pada Pasien Skizofrenia
Paranoid. 2,173–179.

Nabila,AlyaAmalia.2017.PengertianEnvironment.[Online].Tersedia:https://
brainly.co.id/tugas/12320238.Diakses pada 07 Maret2020.

Ods, S., Ruang, D. I., & Inap, R. (2018). Gambaran recovery pada orang
denganskizofrenia(ODS)diruangrawatinapRSJDDR.AminoGondohutomoSemar
ang(IssueApril).

Purwanti, N. (2017). Analisis Praktik Keperawatan jiwa pada pasien isolasi


sosialdengan intervensi inovasi terapi suportif terhadap peningkatan sosialisasi
diruangbelibisRSJDatma husada mahakamsamarinda. 4(1), 9–15.

Rinawati, F. (2017). Penerapan Terapi Perilaku Spesialis Keperawatan Jiwa


PadaKlienDenganRisikoPerilakuKekerasanMenggunakanPendekatanTeoriJohns
onDanTeoriLewin.JurnalIlmuKesehatan,4(1),67.https://doi.org/10.32831/
jik.v4i1.76

Suhermi, & Fatma, J. (2019). Dukungan Keluarga dalam Proses Pemulihan


Orangdengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Jurnal Kesehatan Suara Forikes,
10(April),109–111.

Tania,M.,Suryanti,&Hernawaty,T.(2019).PengalamanHidupKaderKesehatan
dalamMendukungProsesRecoverydiMelongKotaCimahi.JurnalKeperawatan
BSI, Vol.VII No.1, VII(1),100–110.

Zhafran, D. B., Hardiyati, H., & Pramesti, L. (2017). Balai Kesehatan Jiwa
DenganPendekatanHealingEnvironmentDiSurakarta.Arsitektura,15(1),149.https:
//doi.org/10.20961/arst.v15i1.11644

Anda mungkin juga menyukai