Anda di halaman 1dari 10

Analisa Jurnal

Penerapan Terapi Keterampilan Sosial Dan Cognitive Behaviour Therapy


Pada Klien Isolasi Sosial Dan Halusinasi
Di Wisma Srikandi RSJ Ghrasia

Di Susun Oleh :
Ni Kadek Mega Suprabayanti (18160017)
Luh Nila Damayanti (18160023)
Siti Haryanti (18160084)
Alfina Safitri (18160095)
Eni Dwi Melya (18160125)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
NYA sehingga kami dapat menyelesaikan analisis jurnal dengan judul “Penerapan
Terapi Keterampilan Sosial Dan Cognitive Behaviour Therapy
Pada Klien Isolasi Sosial Dan Halusinasi” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pembelajaran Stase Jiwa profesi
ners. Selain itu dapat memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dalam
menganalisis jurnal terkait intervensi keperawatan karena ilmu selalu ada teori
baru atau intervesi baru dalam memberikan asuhan keperawatan saat ini yang
lebih modern.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
maupun bimbingan kepada:
1. Ns. Wahyu Rochdiat M.,M.Kep,Sp.Kep.Kep.J selaku pembimbing akademik
stase keperawatan jiwa.
2. Ns. Wahyu Rochdiat M.,M.Kep,Sp.Kep.Kep.J selaku koordinator akademik
stase keperawatan jiwa.
3. Nevine Aryani, S.Kep.,Ns selaku CI stase keperawatan jiwa.
4. Seluruh teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah analisis jurnal ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa profesi ners serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca serta dapat diterapkan diruangan. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, Januari 2019


Penulis
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan perilaku dan
koping individu efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional
(Johnsons, 1997 dalam Videback, 2011). Kesehatan jiwa juga mempunyai sifat
yang harmonis dan memperhatikan semua segi dalam kehidupan manusia
dalam berhubungan dengan manusia lainnya yang akan mempengaruhi
perkembangan fisik, mental, dan sosial individu secara optimal yang selaras
dengan perkembangan masing masing individu.
Menurut WHO (2009), prevalensi masalah kesehatan jiwa mencapai 13%
dari penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan akan berkembang menjadi
25% di tahun 2030, gangguan jiwa juga berhubungan dengan bunuh diri, lebih
dari 90% dari satu juta kasus bunuh diri setiap tahunnya akibat gangguan jiwa.
Gangguan jiwa ditemukan di semua negara, terjadi pada semua tahap
kehidupan, termasuk orang dewasa dan cenderung terjadi peningkatan
gangguan jiwa.
Prevalensi terjadinya gangguan jiwa berat seperti skizofrenia di Indonesia
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013) mencapai sekitar 400.000 orang
atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Sementara itu, menurut data WHO
pada tahun 2016, secara global terdapat sekitar 35 juta orang yang mengalami
depresi, 60 orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang dengan skizofrenia,
dan 47,5 juta orang dengan demensia. Kondisi diatas mengambarkan jumlah
klien gangguan jiwa yang mengalami ketidakmampuan untuk terlibat dalam
aktivitas oleh karena keterbatasan mental akibat gangguan jiwa berat yang akan
mempengaruhi kualitas kehidupan penderitanya. (Widyayati, 2009).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2018) prevalensi penduduk yang
mengalami gangguan jiwa pada tahun 2013 di jawa tengah sebesar 3% dan
meningkat pada tahun 2018 menjadi 9%. Salah satu bentuk gangguan kejiwaan
yang memiliki tingkat keparahan yang tinggi adalah skizofrenia. Skizofrenia
merupakan suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada
proses pikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek
atau emosi, kemauan atau psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama
karena waham dan halusinasi, asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul
inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar (Dermawan, deden dan Rusdi,
2013).
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada
rangsangan yang menimbulkan atau tidak ada objek (Suliswati, 2010).
Sedangkan Isolasi sosial adalah merupakan suatu keadaan perubahan yang
dialami klien skizofrenia. Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri
dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang
negatif atau keadaan yang mengancam (Kusumawati dan Hartono, 2011).
Salah satu bentuk psikoterapi yang dapat diterapkan pada klien isolasi
sosial dengan terapi keterampilan sosial dan cognitive behaviour therapy,
dimana pada klien isolasi sosial mengalami penurunan kemampuan dalam
melakukan interaksi sosial karena pengalaman yang tidak menyenangkan dan
pikiran negatif yang muncul pada individu sebagai ancaman individu, hal ini
didasarkan teori bahwa tanda dan gejala fisiologis berhubungan dengan
interaksi antara pikiran, perilaku dan emosi (Pedneault, 2008)
Sedang menurut (Epigee, 2009) terapi ini merupakan terapi yang didasari
dari gabungan beberapa terapi yang dirancang untuk merubah cara berfikir dan
memahami situasi dan perilaku sehingga mengurangi frekuensi negatif, emosi
yang menganggu dan mengurangi penurunan motivasi terutama dalam
melakukan interaksi sosial.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di wisma srikandi
jumlah pasien pada bulan desember 2018 sampai januari 2019 sebenyak 42
orang dengan prevalensi pasien diagnosa utama keperawatan halusinasi selama
satu bulan terakhir yaitu sebanyak 29 orang dan isolasi sosial sebanyak 4
orang, dan sisanya dengan gangguan keperawatan jiwa lainnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa dan menerapkan jurnal keperawatan jiwa
tentang “Penerapan Terapi Keterampilan Sosial Dan Cognitive Behaviour
Therapy Pada Klien Isolasi Sosial Dan Halusinasi”
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu menganalisa nama peneliti
b) Mahasiswa mampu menganalisa tempat dan waktu penelitian
c) Mahasiswa mampu menganalisa tujuan penelitian
d) Mahasiswa mampu menganalisa metode penelitian (jenis penelitian,
populasi, sampel, teknik sampling dan instrumen penelitian)
e) Mahasiswa mampu menganalisa hasil penelitian
f) Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan teori
g) Mahasiswa mampu menganalisa korelasi antara isi jurnal dengan realita
klinis
h) Mahasiswa mampu menganalisa kelebihan dan kekurangan jurnal
dengan analisa SWOT
i) Mahasiwa mampu mengetahui implikasi keperawatan
j) Mahasiwa mampu mengetahui manfaat jurnal
BAB II
JURNAL ASLI
TERLAMPIR
BAB III
PEMBAHASAN (ANALISIS)

A. Nama Peneliti
Nuria Muliani
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Studi kasus ini dilakukan di ruangan Utari RS Dr. Marzoeki Mahdi Bogor
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penanganan kasus ini adalah diketahuinya perubahan tanda gejala dan
kemampuan klien isolasi sosial dan halusinasi setelah diberikan tindakan
keperawatan ners, social skill trainingdan cognitive behaviour therapy.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi
kasus. Penelitian kualitatif 2Studi kasus adalah merupakan salah satu jenis
strategi dalam penelitian kualitatif. Menurut John W. Creswell (2008) studi
kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti
menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau
sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas dan
peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan.
2. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel, Instrumen
Penelitian
Sampel dalam penelitian ini yaitu 4 orang klien skizofrenia yang mengalami
isolasi sosial dan halusinasi.
3. Hasil Penelitian
Hasil penanganan kasus menunjukan bahwa terjadi penurunan tanda gejala
isolasi sosial dan halusinasi serta peningkatan kemampuan klien
bersosialisasi, kognitif dan perilaku setelah diberikan tindakan keperawatan
ners, social skill training dan cognitive behaviour therapy. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anityo, dkk (2013) yang
mengatakan terapi kognitif mempunyai pengaruh terhadap kemampuan
berinteraksi pada pasien skizofrenia dengan isolasi sosial.
4. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Teori
5. Korelasi antara Isi Jurnal dengan Realita Klinik
Isi jurnal ini belum sesuai dengan realita klinik terutama pada wisma
Srikandi RSJ Ghrasia sudah menerapkan terapi keterampilan sosial seperti
cara berkenalan dengan sesama teman di wisma. Tetapi terapi ini tidak
terjadwal dengan baik. Sedangkan terapi kognitif behaviour belum
dilakukan di wisma srikandi.
6. Analisis SWOT Penerapan Jurnal di Klinik
Strengh (Kekuatan)
Jurnal ini memiliki banyak kekuatan yaitu diantaranya: Tujuan dan isi
jurnal sudah mengacu pada judul jurnal. Peneliti dalam penelitian ini
merupakan orang yang sesuai dengan bidangnya. Penelitian ini merupakan
penelitian studi kasus Jurnal ini sudah sesuai dengan teori. Untuk penerapan
di ruangan jurnal ini juga sesuai karena jurnal ini meneliti tentang terapi
keterampilan dan cognitive behaviour, oleh sebab itu jurnal ini memiliki
kekuatan untuk diterapkan diruangan.

Weakness (Kekurangan)
Hasil penelitian ini belum kuat karena pada pengambilan sampel tidak
jelas menggunakan tehnik pengambilan sampel dan metode penelitiannya.
Peneliti juga tidak mencantumkan SOP penelitiannya.

Opportunity (Peluang)
Apabila terapi keterampilan dan cognitive behaviour ini diterapkan
di wisma srikandi RSJ Ghrasia maka dapat menjadi peluang yang baik
untuk menurunkan gejala-gejala yang ditimbulkan dari halusinasi dan
isolasi sosial.

Threat (Ancaman)
Melihat hasil penelitian ini yang efektif untuk menurunkan gejala-
gejala dari isolasi sosial dan halusinasi, maka dapat menjadi ancaman jika
penelitian ini tidak diterapkan maka tidak menutup kemungkinan akan
menyebabkan peningkatan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh pasien
halusinasi dan isolasi sosial.

7. Implikasi Keperawatan

8. Manfaat Jurnal
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi RS

Anda mungkin juga menyukai