DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
NURMALIA R. MANTU
RENDIANSYAH TAHA
RISKA R. SIONE
RIVALDI MOKODOMPIT
SILVANA PANIGORO
SITI NUR AIN R. KUNDJI
SRI DEVI PADANG
DAFTAR ISI............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
3.1 Kesimpulan...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan
Konsep Diri” yang merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Gerontik.
Akhir kata dengan penuh harapan kami berharap semoga makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Konsep Diri”
mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca umumnya. Amiin.
Kelompok 4
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran,
kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu
tentang dirinya. Hal ini mempengaruhi kemampuan individu dalam
membina hubungan dengan orang lain. Setiap orang akan mendasarkan,
membanding, merepon dan bentuk perlaku sesuai dengan konsep dirinya.
Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian
secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan individu.
Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep
diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain
termasuk berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk
persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap
pengalaman akan situasi tertentu.
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan ap aitu konsep diri
2. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
konsep diri
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya sendiri dan untuk mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain serta cara individu memandang
dirinya secara utuh baik secara fisikal, emosional intelektual , sosial dan
spiritual.
Konsep diri juga dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau
penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri dan kemampuan untuk menilai
orang atau benda lain seperti menilai dirinya sendiri.
Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang
mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek
psikologis. Gambaran fisik diri meliputi penampilan, kesesuaian dengan
seks atau jenis kelamin, perilaku, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di
mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari
konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuan, harga diri dan
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri dapat berkembang menjadi 2 aspek yaitu positif dan
negative. Konsep diri akan berkembang positif jika seseorang dapat
memperlakukan dirinya secara positif dalam segi apapun, selalu berfikir
positif tentang dirinya sendiri. Misalnya yakin akan kemampuan dirinya
sendiri, dengan seseorang itu yakin akan dirinya sendiri maka seseorang
akan terlihat optimis dan percaya diri dalam menghadapi segala hal.
Sedangkan jika konsep diri dikembangkan dengan sesuatu yang negative
akan berdampak negative pula pada diri sendiri. Misalnya, jika seseorang
selalu menanamkan rasa rendah diri dan tidak percaya diri maka konsep diri
yang muncul pada dirinya adalah selalu malu, merasa dirinya lemah, selalu
iv
gagal dan terlihat menarik diri. Jadi konsep diri merupakan persepsi
seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh.
v
2. Ideal diri
vi
1. Peka terhadap kritik.
1. Penampilan diri.
6. Usia.
vii
3. Gangguan konsep diri
antara lain
a. Gangguan citra diri
Gangguan citra diri adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada lansia hal tersebut
mulai terjadi perubahan citra tubuh pasti akan terjadi. Perubahan-perubahan
tersebut merupakan stressor bagi tiap orang.
Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh. Perubahan
fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan
gerak, makan, kegiatan. Makna dan objek yang sering kontak, penampilan
dan berubah.
Tanda dan gejala gangguan citra diri :
viii
1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak
bisa menggendong cucu saya lagi karena sendi saya sakit.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti
bisa sembuh pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya
akan jalan-jalan, padahal penyakitnya membatasi gerak dia.
c. Gangguan Harga Diri
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri
rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan
fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan
(pengukuran pubis, pemasangan kateter pemeriksaan perincal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,
misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji
ix
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi
jika saya segera kerumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. .Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
4. Gangguan Peran
2. Ketidakpuasan peran
x
diri sendiri. Penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan. Lansia juga dapat mengalami gangguan
identitas karena biasanya pada lansia sulit untuk mengambil keputusan
sendiri dan ragu dalam mengambil keputusan sehingga biasanya keputusan
diserahkan pada anaknya.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji
3. Ketergantungan
a. Perubahan perkembangan
b. Trauma
c. Ketidaksesuaian Gender
d. Ketidaksesuaian kebudayaan
b. Kecacat
an
c. Perubahan
Kembang
3. Self Esteem Dusturbance
xi
a. Hubungan interpersonal yang tidak sehat
4. Altered Role
Peformance
a. Kehilangan
nilai peran
b. Dua harapan
peran
c. Konflik peran
d. Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkan
2.2 Asuhan Keperawatan gangguan Konsep Diri pada
Lansia
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
xii
perubahan dalam struktur sosial.
b. Stresor Pencetus
c. Sumber-sumber koping
5. Bakat Tertentu
6. Kecerdasan
8. Hubungan interpersonal
d. Mekanisme Doping
xiii
1. Pertahanan koping dalam jangka pendek
1. Identitas
xiv
Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang
terjadi dalam hidup anda. Apa yang kamu rasakan
4. Role Performance
xv
a. Salam terapeutik
b. Perkenalkan diri
xvi
9. Merencanakan bersama oleh aktifitas yuang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan:kegiatan mandiri, kegiatan
bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan
total.
10. Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.
xvii
d. Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi
tubuh.
a. Salam terapeutik
xviii
perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
10. Mendorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.
xix
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Gangguan konsep diri merupakan kertidamampuan diri sendiri untuk
mengetahui dirinya sendiri mengenai ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang dapat mempengaruhi hubungan individu dengan dirinya
sendiri dan dengan orang lain.
Gangguan konsep diri terjadi karena penanaman konsep diri yang
negatif pada individu dan dapat juga dipengaruhi oleh kondisi serta usia
seseorang. Seseorang yang mengalami gangguan konsep diri pada usia
muda disebabkan karena konsep dirinya yang negatif sehingga
menyebabkan seseorang dikatakan gangguan jiwa.
Gangguan konsep diri juga dapat terjadi pada lansia karena faktor
usia serta proses penuaan yang terjadi. Pada lansia hampir semua konsep
dirinya mengalami gangguan, dari fisik sudah mulai berubah yang awalnya
kulitnya mulus kini menjadi keriput, merasa sudah tidak dapat mengambil
keputusan sendiri sehingga butuh bantuan anaknya, mulai kehilangan
identitas dirinya karena mengalami pensiun.
Kurangnya kesadaran akan proses menua akan lebih mamperburuk
lansia dengan gangguan konsep diri.
xx
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/71004531/Gangguan-Konsep-Diri-Lansia-B
Tim pokja SDKI PPNI. 2017 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Scooud
Editan
Tim pokja SLKI PPNI. 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia Scooud Editan
Tim pokja SIKI PPNI. 2019 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Scooud
Editan
xxi
DOKUMENTASI
xxii