Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUSAN


KONSEP DIRI

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
NURMALIA R. MANTU
RENDIANSYAH TAHA
RISKA R. SIONE
RIVALDI MOKODOMPIT
SILVANA PANIGORO
SITI NUR AIN R. KUNDJI
SRI DEVI PADANG

KELAS E KEPERAWATAN 2017


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3 Tujuan ........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2

2.1 Konsep Dasar..............................................................................................2

2.2 Asuhan Keperawatan Gangguan Konsep Diri Pada Lansia......................10

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................18

3.1 Kesimpulan...............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas
Rahmat-Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan
Konsep Diri” yang merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan
Gerontik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa


kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang
mau maju adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu
kesalahan.

Akhir kata dengan penuh harapan kami berharap semoga makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Konsep Diri”
mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca umumnya. Amiin.

Gorontalo, Januari 2021

Kelompok 4

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran,
kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu
tentang dirinya. Hal ini mempengaruhi kemampuan individu dalam
membina hubungan dengan orang lain. Setiap orang akan mendasarkan,
membanding, merepon dan bentuk perlaku sesuai dengan konsep dirinya.
Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian
secara bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan individu.
Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep
diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain
termasuk berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk
persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap
pengalaman akan situasi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan konsep diri
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan konsep
diri

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan ap aitu konsep diri
2. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
konsep diri

iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar

1. Definisi
Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya sendiri dan untuk mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain serta cara individu memandang
dirinya secara utuh baik secara fisikal, emosional intelektual , sosial dan
spiritual.
Konsep diri juga dapat didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau
penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri dan kemampuan untuk menilai
orang atau benda lain seperti menilai dirinya sendiri.
Menurut Hurlock (1978:237), pemahaman atau gambaran seseorang
mengenai dirinya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik dan aspek
psikologis. Gambaran fisik diri meliputi penampilan, kesesuaian dengan
seks atau jenis kelamin, perilaku, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di
mata orang lain. Sedangkan gambaran psikis diri atau psikologis terdiri dari
konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuan, harga diri dan
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri dapat berkembang menjadi 2 aspek yaitu positif dan
negative. Konsep diri akan berkembang positif jika seseorang dapat
memperlakukan dirinya secara positif dalam segi apapun, selalu berfikir
positif tentang dirinya sendiri. Misalnya yakin akan kemampuan dirinya
sendiri, dengan seseorang itu yakin akan dirinya sendiri maka seseorang
akan terlihat optimis dan percaya diri dalam menghadapi segala hal.
Sedangkan jika konsep diri dikembangkan dengan sesuatu yang negative
akan berdampak negative pula pada diri sendiri. Misalnya, jika seseorang
selalu menanamkan rasa rendah diri dan tidak percaya diri maka konsep diri
yang muncul pada dirinya adalah selalu malu, merasa dirinya lemah, selalu

iv
gagal dan terlihat menarik diri. Jadi konsep diri merupakan persepsi
seseorang terhadap dirinya secara menyeluruh.

Gangguan Konsep Diri


Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami
kondisi pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang
negative. Dimana individu tidak bisa menguasai dirinya sendiri meliputi ide,
pikiran dan perasaannya untuk berhubungan dengan diri sendiri dan orang
lain.
Gangguan Konsep diri : Kekacauan yang terjadi pada individu dalam
melihat citra tubuh, penampilan peran atau identitas personalnya
Gangguan konsep diri paling banyak dialami oleh lansia karena pada
lansia seseorang sudah mulai kehilangan konsep dirinya. Jika seseorang
yang masih muda sudahmengalami gangguan konsep diri itu menandakan
seseorang tersebut mengalami gangguan pada jiwanya.

2. Macam-macam konsep diri


1. Citra diri
Gambaran diri atau citra diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan
tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan
masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman
baru setiap individu (Stuart and Sundeen , 1991).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara
individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manerima dan
mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari
rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).

v
2. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku


berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart
and Sundeen ,1991). Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang
ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita–cita dan harapan pribadi
berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan kepada siapa ingin
dilakukan.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart and
Sundeen, 1991).
4. Peran
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ).
5. Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep
diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and Sudeen, 1991).
Ciri-ciri Konsep Diri yang Positif

1. Mempunyai penerimaan diri yang baik.

2. Mengenal dirinya sendiri dengan baik.

3. Dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang nyata tentang dirinya.

4. Mampu menghargai dirinya sendiri.

5. Mampu menerima dan memberikan pujian secara wajar.

6. Mau memperbaiki diri kearah yang lebih baik.

7. Mampu menempatkan diri di dalam lingkungan.

Ciri-ciri Konsep Diri yang Negatif

vi
1. Peka terhadap kritik.

2. Responsif terhadap pujian.

3. Hiperkritis; individu selalu mengeluh, mencela dan meremehkan apapun


dan siapapun.
4. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.

5. Pesimis terhadap kompetisi (dalam kehidupan).

6. Tidak dapat menerima kekurangan dirinya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

1. Penampilan diri.

2. Hubungan keluarga; sikap keluarga sangat berpengaruh terhadap


perkembangan konsep diri individu. Dukungan dan kritikan menjadi
masukan berharga dalam penilaian individu terhadap dirinya.
3. Kreatifitas; kreatifitas dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-
tugas dapat menambah rasa percaya diri.
4. Lingkungan.

5. Reaksi orang lain terhadap dirinya.

6. Usia.

7. Jenis kelamin; sumber KD laki-laki dari keberhasilan pekerjaan,


sedangkan sumber KD perempuan dari keberhasilan dalam
menunjukkan citra kewanitaannya.

vii
3. Gangguan konsep diri
antara lain
a. Gangguan citra diri
Gangguan citra diri adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. Pada lansia hal tersebut
mulai terjadi perubahan citra tubuh pasti akan terjadi. Perubahan-perubahan
tersebut merupakan stressor bagi tiap orang.
Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh. Perubahan
fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah sistem tubuh Keterbatasan
gerak, makan, kegiatan. Makna dan objek yang sering kontak, penampilan
dan berubah.
Tanda dan gejala gangguan citra diri :

1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang


berubah 2.Tidak menerima perubahan tubuh yang telah
terjadi/akan terjadi 3.Menolak penjelasan perubahan
tubuh
4.Persepsi negatif pada tubuh

5.Preokupasi dengan bagian tubuh


yang hilang 6.Mengungkapkan
keputusasaan 7.Mengungkapkan
ketakutan
b. Gangguan Ideal Diri
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai
dan tidak realistis ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung
menuntut. pada lansia sering terjadi gangguan ideal diri karena lansia
merasa ideal dirinya sukar dicapai karena keterbatasan yang dialami pada
lansia dan selalu menuntut ideal dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji

viii
1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak
bisa menggendong cucu saya lagi karena sendi saya sakit.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti
bisa sembuh pada hal prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya
akan jalan-jalan, padahal penyakitnya membatasi gerak dia.
c. Gangguan Harga Diri
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan. Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri
rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan
fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan
(pengukuran pubis, pemasangan kateter pemeriksaan perincal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,
misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang
negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif
terhadap dirinya.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat


tindakan terhadap penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut
jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

ix
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya ini tidak akan terjadi
jika saya segera kerumah sakit, menyalahgunakan/mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. .Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
4. Gangguan Peran

Gangguan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang


disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan
kerja. Pada lansia yang mengalami gangguan peran ia merasa gagal karena
ditinggal anaknya setelah menikah. Perannya sebagai orang tua dianggapnya
gagal ia merasa anaknya tidak mau
mengurus orangtuanya dan merasa anaknya menjauh darinya, hilangnya
peran sebagai pekerja, perubahan peran karena penyakit.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji

1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran

2. Ketidakpuasan peran

3. Kegagalan menjalankan peran yang baru

4. Ketegangan menjalankan peran yang baru

5. Kurang tanggung jawab

6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa


5. Gangguan Identitas

Gangguan identitas adalah kekaburan/ketidakpastian memandang

x
diri sendiri. Penuh dengan keragu-raguan, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan. Lansia juga dapat mengalami gangguan
identitas karena biasanya pada lansia sulit untuk mengambil keputusan
sendiri dan ragu dalam mengambil keputusan sehingga biasanya keputusan
diserahkan pada anaknya.
Tanda dan gejala yang dapat di kaji

1. Tidak ada percaya diri

2. Sukar mengambil keputusan

3. Ketergantungan

4. Masalah dalam hubungan interpersonal

5. Ragu/ tidak yakin terhadap keinginan

6. Projeksi (menyalahkan orang lain).

Faktor resiko penyimpangan konsep diri


1. Personal Identity Disturbance.

a. Perubahan perkembangan

b. Trauma

c. Ketidaksesuaian Gender

d. Ketidaksesuaian kebudayaan

2. Body Image Disturbance


a. Kehilangan salah satu fungsi tubuh

b. Kecacat
an

c. Perubahan
Kembang
3. Self Esteem Dusturbance

xi
a. Hubungan interpersonal yang tidak sehat

b. Gagal mencapai perkembangan yang


penting

c. Gagal mencpaai tujuan hidup


d. Gagal dalam kehidupan dengan moral
tertentu
e. Perasaan tidak berdaya
f. Gagal dalam kehidupan dengan moral tertentu

g. Perasaan tidak berdaya

4. Altered Role
Peformance

a. Kehilangan
nilai peran
b. Dua harapan
peran
c. Konflik peran
d. Ketidakmampuan menemukan peran yang diinginkan
2.2 Asuhan Keperawatan gangguan Konsep Diri pada
Lansia
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi

1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif


dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri.
Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan
identitas, dan deporsonalisasi.
2. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan

xii
perubahan dalam struktur sosial.
b. Stresor Pencetus

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau


menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
2. Ketegangan peran hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi
peran :
a. Transisi peran perkembangan

b. Transisi peran situasi

c. Transisi peran sehat /sakit

c. Sumber-sumber koping

Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping,


meliputi :

1. Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah

1. Hobby dan kerajinan tangan

2. Seni yang ekspresif

3. Kesehatan dan perawan diri

4. Pekerjaan atau posisi

5. Bakat Tertentu

6. Kecerdasan

7. Imajinasi dan creativitas

8. Hubungan interpersonal

d. Mekanisme Doping

xiii
1. Pertahanan koping dalam jangka pendek

2. Pertahanan koping jangka panjang

3. Mekanisme pertahanan ego

4. Untuk mengetahui persepsi seseorang tentang dirinya, maka orang


tersebut harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut
:
Pendekatan dan pertanyaan dalam pengkajian sesuai dengan faktor yang
dikaji :

1. Identitas

Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain :


Karakteristik dan kekuatan
2. Body Image

Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda


kepada saya, Apa yang paling anda sukai dari
tubuh anda
Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah
3. Self esteem

Dapatkah anda katakan apa yang membuat


anda puas Ingin jadi siapakh anda
Siapa dan apa yang menjadi
harapan anda Apakah harapan
itu realistis ?
Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak
dihargai ? Siapakah yang paling penting bagi anda
Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam
mengerjakan sesuatu untuk kepentingan hidup anda ?
Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup
bila dihubungkan dengan standar moral yang dianut.

xiv
Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang
terjadi dalam hidup anda. Apa yang kamu rasakan
4. Role Performance

Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan


segala sesutu sesuai peran anda ?
Apakah peran saat ini membuat anda puas
Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.

2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra


tubuh
Rencana Tindakan
1. Diagnosa keperawatan : perubahan penampilan peran
berhubungan dengan harga diri rendah.
Tujuan umum:

Klien dapat menunjukkan peran sesuai dengan


tanggungjawabnya. Tujuan khusus:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

b. Dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki.

c. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

d. Klien dapt menetapkan (merncankan) kegiatan sesuai yang


dimilki

e. Klien melakukan tindakan sesuai dengan kondisi sakit dan


kemampuan.

f. Klien dapat memanfaatkan system pendukung


yang ada. Tindakan keperawatan.
1. Membina hubungan saling percaya.

xv
a. Salam terapeutik

b. Perkenalkan diri

c. Jelaskan tujuan interaksi

d. Ciptakan lingkungan yang tenang.

e. Buat kontrak yng jelas (apa yang dilakukan /bicarakan,


waktu)
2. Memberi kesempatan unutk mengungkapkan perasaan (apa
yang dilakukan/bicarakan, waktu)
3. Menyediakan waktu untuk mengungkapakan tentang penyakit
yang diderita.
4. Mengatakana pada klien bertambah satu orang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.
5. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki
pasien. Dapat di mulai bagian tubuh yang masih berfungsi dengan
baik, kemampuan lin yang dimilki oleh klien , aspek positif
(keluarga lingkunngan) dimilki klien. Jika klien tidak mampu
mengidntifikasi maka dinali oleh perawat memberi “reinforcement”
terhadap aspek poasitif klien.
6. Setiap bertemu klien, hindari memberi penilain negative.
Mengutamakan memberikan pujian realistis.
7. Mendiskusikan kemampuan klien kemampuan yang masih
dapat digunakan selamam sakit. Misalnya: penampilan
klien dalam “self care” latihan dan ambulasi serta aspek
asuhan terkait denga gangguan fisik yang dialami oleh
klien.
8. Mendiskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan
pengguanannya setelah pulang sesuai dengan kondisi
pasien.

xvi
9. Merencanakan bersama oleh aktifitas yuang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan:kegiatan mandiri, kegiatan
bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan
total.
10. Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien.

11. Memberi kesempatan cara pelaksanaan kegiatan yang boleh


klien lakukan (sering klien takut melaukannya)
12. Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan.
13. Memberi pujian atas keberhasilan klien.

14. Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara


merawt klien harga diri rendah.
15. Membantu keluarga memberi dukungan selama klien
dirawat. Hasil yang diharapkan:
1. Klien menungkapkan perasaanya terhadap penyakit yang diderita.
2. Klien menyebutkan aspek dan kemampuan dirinya (fisik,
intelektual, system pendukung).
3. Klien berperan serta dalam perawtrn dirinya.

4. Percaya diri klien dengan mentpkan keinnginan atau tujuan yang


realistis.
2. Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan
dengan gangguan citra tubuh
Tujuan umum:

Klien menunjukkan peningkatan


harga diri. Tujuan khusus:
a. Klien dapat mennigkatkan keterbukaan dan hubungan
saling percaya.

b. Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh.

c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilki.

xvii
d. Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi
tubuh.

e. Klien dapat menyusun cara-cara menyelasaikan masalah yang


dihadpi.

f. Klien dapat melakukan tindakn pengembalian intergritas tubuh.


Tindakan keperawatan

1. Membina hubungan perawat yang terpeutik

a. Salam terapeutik

b. Komunikasi terbuka, jujur dan empati.

c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien. Beri kesempatan


untuk mengungkapkan perasaan klien terhadap perubahan
tubuh.
d. Lakukan kontrak untuk program arahan
keperawtan/pendapatan ksehatan, dukungan dan konseling.
2. Mendiskusikan perubahan struktur tubuh dan fungsi tubuh

3. Mengobservasi ekpresi klien pada saat berbicara.

4. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yamng dimilki


(tubuh, intelektual, keluarga) oleh klien diluar perubahan
yang terjadi.
5. Memberi pujian terhadap aspek yang positif dan kemampuan
yang masih dimilki klien.
6. Mendorong klien untuk merawat diri dan berperan serta
dalam asuhan keperawatan secara bertahap.
7. Melibatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah
gangguan citra tubuh.
8. Meningkatkan dukungan keluarga terutama pasangan.
9. Mendiskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber
informasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dapak

xviii
perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
10. Mendorong klien memilih cara yang sesuai bagi klien.

11. Membantu klien melakukan cara yang dipilih

12. Membantu klien mengurangi perubahan citra tubuh.

13. Merehabilitas bertahap bagi


klien Hasil yang harapkan:
1. Klien dapat menerapkan perubahan

2. Klien memiliki beberapa cara mengatsi perubahan yang terjadi.

3. Klien beradaptasi dengan cara yang dipilh dan digunakan.

xix
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Gangguan konsep diri merupakan kertidamampuan diri sendiri untuk
mengetahui dirinya sendiri mengenai ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang dapat mempengaruhi hubungan individu dengan dirinya
sendiri dan dengan orang lain.
Gangguan konsep diri terjadi karena penanaman konsep diri yang
negatif pada individu dan dapat juga dipengaruhi oleh kondisi serta usia
seseorang. Seseorang yang mengalami gangguan konsep diri pada usia
muda disebabkan karena konsep dirinya yang negatif sehingga
menyebabkan seseorang dikatakan gangguan jiwa.
Gangguan konsep diri juga dapat terjadi pada lansia karena faktor
usia serta proses penuaan yang terjadi. Pada lansia hampir semua konsep
dirinya mengalami gangguan, dari fisik sudah mulai berubah yang awalnya
kulitnya mulus kini menjadi keriput, merasa sudah tidak dapat mengambil
keputusan sendiri sehingga butuh bantuan anaknya, mulai kehilangan
identitas dirinya karena mengalami pensiun.
Kurangnya kesadaran akan proses menua akan lebih mamperburuk
lansia dengan gangguan konsep diri.

xx
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/71004531/Gangguan-Konsep-Diri-Lansia-B

Tim pokja SDKI PPNI. 2017 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Scooud
Editan

Tim pokja SLKI PPNI. 2018 Standar Luaran Keperawatan Indonesia Scooud Editan

Tim pokja SIKI PPNI. 2019 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Scooud
Editan

xxi
DOKUMENTASI

xxii

Anda mungkin juga menyukai