SURABAYA
Oleh :
Kelompok 4
SURABAYA
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat rahmat –
nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul tentang Asuhan Keperawatan
Pasien dengan Gangguan Konsep Diri.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok dalam mata ajar Keperawatan Jiwa I demi
meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa STIKES St. Vincetius a Paulo menuju
masa depan yang baik sebagi perawat profesional.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dari berbagai segi,
karena itu penulis berbesar hati menerima semua saran, dan kritikan demi kesempurnaan
makalah ini, sehingga bisa membantu perkembangan dunia keperawatan.
Dengan tersusunnya makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada : Ibu. Yustina Kristianingsih, S. Kep. Ners. Selaku dosen dan TIM pengajar mata kuliah
Keperawatan Jiwa I serta teman – teman dan kelompok yang telah banyak memberi masukan –
masukan dan dorongannya dalam pembuatan makalah ini.
Demikian juga penulis didalam penyusunan makalah ini mengaharapkan kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang di ketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.
(Menurut Stuart and Sundeen - 1991)
Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh fisikal, emosional,
intelektual, sosial dan spiritual. Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman
berhubungan dengan orang lain. Pandangan orang lain tentang dirinya. ( Menurut Deek William
and Raulin - 1986)
Mendefinisikan konsep diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh
baik fisik, emosi, intelektual, sosial & spiritual. Secara umum, konsep diri dapat didefinisikan
sebagai cara kita memandang diri kita secara utuh, meliputi: fisik, intelektual, kepercayaan,
sosial, perilaku, emosi, spiritual, dan pendirian. (Beck William Rowles - 1993)
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana individu mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang negatif
B. Etiologi
Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan
respon pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu
tidak bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.
1. Teori perkembangan.
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir
seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan
kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui
kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama
panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area
tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan
merealisasi potensi yang nyata.
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain,
belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi
orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya,
pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan
sosialisasi.
3. Self Perception ( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu
terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui
pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang
kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat
berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari
kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.
Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
terganggu. Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat
berdasarkan rentang rentang respon konsep diri.
D. Rentang Respon
Respon individu terhadap konsep diri berfluktasi sepanjang rentang respon dari adaptif
sampai maladaptive, yang dapat dilihat pada gambar :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman yang sukses.
2. Konsep diri yang positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
perwujudan dirinya.
3. Harga diri yang rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dan maladaptive.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasi aspek – aspek identitas masa
kanak – kanak kedalam kematangan kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistic dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan dan tidak dapat membedakan diri dengan
orang lain.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak
dengan tubuh. Pada klien yang dirawat di rumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat
mungkin terjadi. Stresor pada tiap perubahan adalah perubahan ukuran tubuh berat badan yang
turun akibat penyakit, perubahan bentuk tubuh, tindakan invasif, seperti operasi, suntikan daerah
pemasangan infus.Perubahan struktur, sama dengan perubahan bentuk tubuh di sertai dengan
pemasangan alat di dalam tubuh.perubahan fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah sistem
tubuh.Keterbatasan gerak, makan, kegiatan. Makna dan objek yang sering kotak, penampilan dan
dandan berubah, pemasangan alat pada tubuh klien (infus, fraksi, respirator, suntik, pemeriksaan
tanda vital, dan lain-lain).
IDEAL DIRI
Ideal diri adalah persepsi individu tentang perilaku yang harus dilakukan sesuai dengan
standart, aspirasi, tujuan atau nilai yang ditetapkan. Ideal diri sebaiknya ditetapkan lebih tinggi
dari kemampuan diri saat ini, tetapi masih dalam batas yang dapat dicapai. Ideal diri diperlukan
oleh individu untuk memacu pada tingkah yang lebih tinggi.
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis
ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut. Pada klien yang dirawat di rumah
sakit karena sakit maka ideal dirinya dapat terganggu. Atau ideal diri klien terhadap hasil
pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.
HARGA DIRI
Harga diri (self esteem)adalah penilaian tentang nilai individu dengan menganalisa
kesesuaian perilaku dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri tanpa
syarat,sebagai individu yang berarti dan penting walaupun salah, gagal, kalah. Harga diri
diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan dari orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri
tinggi adalah perasaan diterima, dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.Gangguan harga diri yang
disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ).
a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan
pemasangan alat yang tidak sopan (pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan
perincal)
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
2. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
PERAN
Peran (role performance) adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai dengan fungsi individu di dalam masyarakat tersebut. Menurut Stuart dan Sudeen ( 1989
hal 400 )ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan peran :
Gangguan Peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan
oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja.Pada klien yang sedang
dirawat di rumah sakit otomatis peran sosialo klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien
yang berubah adalah :
Identitas (identity) adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri sebagai satu
kesatuan yang utuh, berlanjut, konsisten dan unik. Ini berarti individu tersebutotonom, berbeda
dengan orang lain, termasuk persepsinya terhadap jenis kelamin. Pembentukan identitas dimulai
sejak lahir dan berkembang melalui siklus kehidupan dan terutama pada periode remaja.
Gangguan Identitas
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh :
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2.Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3.Menolak penjelasan perubahan tubuh
4.Persepsi negatif pada tubuh
5.Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6.Mengungkapkan keputusasaan
7.Mengungkapkan ketakutan
Tanda dan gejala yang dapat dikaji pada ideal diri
1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya, misalnya : saya tidak bisa ikut ujian
karena sakit, saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki
saya yang dioperasi membuat saya tidak main bola.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya saya pasti bisa sembuh pada hal
prognosa penyakitnya buruk; setelahsehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya
mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.
Individu dengan kepribadian yang sehat seyogiana mempunyai ciri – ciri konsep diri
sebagai berikut :
I. Pengkajian
- Identitas
Dapatkah anda menjelaskan siapa diri anda pada orang lain : Karakteristik dan kekuatan
- Body Image
Dapatkah anda mejnelaskan keadaan tubuh anda kepada saya
Apa yang paling anda sukai dari tubuh anda
Apakah ada bagian dari tubuh anda, yang ingin anda rubah
- Self esteem
Dapatkah anda katakan apa yang membuat anda puas
Ingin jadi siapakah anda
Siapa dan apa yang menjadi harapan anda
Apakah harapan itu realistis ?
Siginifikan : Apa respon anda, saat anda tidak merasa dicintai dan tidak dihargai ?
Siapakah yang paling penting bagi anda
Competence : Apa perasaan anda mengenai kemampuan dalam mengerjakan sesuatu
untuk kepentingan hidup anda ?
Virtue : Pada tingkatan mana anda merasa nyaman terhadap jalan hidup bila
dihubungkan dengan standar moral yang dianut.
Power : Pada tingkatan mana anda perlu harus mengontrol apa yang terjadi dalam
hidup anda. Apa yang kamu rasakan
- Role Performance
Apa yang anda rasakan mengenai kemampuan anda untuk melakukan segala sesutu sesuai
peran anda ? Apakah peran saat ini membuat anda puas ?
- Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam
pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga diri yang rendah, keracuan identitas, dan
deporsonalisasi.Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan factor kontribusi pada
gangguan atau masalah konsep diri. Anak sangat peka terhadap perlakuan dan respon orang
tua. Orang tua yang kasar, membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan dan
ketidakpsatian diri. Anak yang tidak menerima kasih saying maka anak tersebut akan gagal
mencinati dirinya dan orang lain. Individu yag kurang mengerti akan arti dan tujan kehidupan
akan gagal menerima tagung jawab untuk diri sendiri. Ia akan tegantung pada lain gagal
mengembangkan kemamapuan sendiri. Ia mengingkari kebebasan menekspresi sesuatu
termasuk ekmungkanan berbuat salah dab menjadi kasar dan banyak menuntut diri sendiri.
Ideal diri yang di tetapkan tidak dapa dicapai.
Adalah peran yang sesuai dengan jenis kelamin sejak dulu sudah diterima oleh
masyarakat, misalnya wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri , kurang objektif dan
kurang rasional dibandingkan pria. Pria dianggap kurang sensitive, kurangbhangat, kurang
ekpresif disbanding wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan
tidak siperti lazimnya maka akan menimbulkan konflik didalam diri mapun hubungan social.
Misalnya wanita yang secara tradisional harus tinggal dirumah saja, jika ia mulai keluar
rumah untuk mulai sekolah atau bekerja akan menimbulkan masalah.
Konflik peran dan peran yang tidak sesuai muncul dari factor biologis dan harapan
masyarakat terhadap wanita atau pria. Peran yanbg berlebihan muncul pada wanita yang
mempunyai sejumlah peran.
- Faktor presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi yang dihadapi
individu dan individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi atau stresor dapat mempengaruhi
konsep diri dan komponennya. Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan
hilangnya bagian badan, tindkan oiperasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, prosedur tindakan dan pengobatan.
Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berate; pola asuh anak yang tidak tepat,
misalanya terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan
kegagalan terulang, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal betangguang jawab
terhadap.Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
individu (internal or external sources), yang dibagi 5 (lima) kategori :
1. Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami individu
dalam peran atau posisi yang diharapkan seperti konsep berikut ini:
Konflik peran : ketidaksesuaian peran antara yang dijalankan dengan yang diinginkan
Peran yang tidak jelas : kurang pengetahuan individu tentang peran yang dilakukan
2. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan individu, termasuk
keluarga dan norma – norma kebudayaan, nilai –nilai untuk menyesuaikan diri.
3. Situasi transisi peran, adalah bertambahnya atau berkurangnya orang yang penting dalam
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti
4. Transisi peran sehat sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau keadaan
sakit. Transisi ini dapat disebabkan :
- Perilaku
Data yang dikumpulkan oleh seorang perawat, hendaknya data perilaku yang obyektif
dan dapat diamati. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah (Stuart dan Sundeen
1991) yaitu identitas kacau dan depersonalisasi dapat dilihat pada tabel sbb :
Kognitif Kacau
Disorientasi waktu
Penyimpangan pikiran
Perilaku
Afek tumpul
- Sumber-sumber koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping, meliputi :
Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah
Hobby dan kerajinan tangan
Seni yang ekspresif
Kesehatan dan perawan diri
Pekerjaan atau posisi
Bakat Tertentu
Kecerdasan
Imajinasi dan kreativitas
Hubungan interpersonal
- Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi, disosiasi, isolasi,
proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan pada orang lain.
J. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji ;
a. Lebih banyak diam
b. Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang
c. Personal hygiene kurang
d. Merasa tidak nyaman diantara orang
e. Tidak cukupnya ketrampilan sosial
f. Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi
L. Dignosa Keperawatan
M. Rencana tindakan
Diagnosa keperawatan 1 :
Tujuan khusus :
Tindakan keperawatan.
Salam terapeutik
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan interaksi
Ciptakan lingkungan yang tenang.
Buat kontrak yng jelas (apa yang dilakukan /bicarakan, waktu)
4. Katakana pada klien bertambah satu orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu
menolong dirinya sendiri.
5. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien. Dapat di mulai bagian tubuh
yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lin yang dimilki oleh klien , aspek positif
(keluarga lingkunngan) dimilki klien. Jika klien tidak mampu mengidntifikasi maka dinali oleh
perawat memberi “reinforcement” terhadap aspek poasitif klien.
6. Setiap bertemu klien, hibdarkjan memberi penilain negative.utamakan memberikan pujian
realistis.
7. Diskusikan kemampuan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selamam sakit.
Misalnya: penampilan klien dalam “self care” latihan dan ambulasi serta aspek asuhan terkait
denga gangguan fisik yang dialami oleh klien.
8. Diskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanannya setelah pulang sesuai
dengan kondisi pasien.
9. Rencanakan bersama oleh aktifitas yuang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan:kegiatan mandiri, kegiatan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan
total.
11. Beri kesempatan cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut
melaukannya)
12. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
15. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah.
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
Tindakan keperawatan :
4. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yamng dimilki (tubuh, intelektual, keluarga) oleh
klien diluar perubahan yang terjadi.
5. Beri pujian terhadap aspek yang positif dan kemampuan yang masih dimilki klien.
6. Doroing klien untuk merawat diri dan berperan serta dalam asuhan keperawatan secara
bertahap.
7. Libatkan klien dalam kelompok klien dengan masalah gangguan citra tubuh.
9. Diskusikan cara-cara (booklet, leaflet) sebagai sumber informasi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dapak perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh.
12. Bantu klien mengurangi perubahn citra tubuh. Misalnya protesa untuk bagian tubuh bertemu
tongkat.
Capernito, Lynda juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC
http://keperawatanadil.blogspot.com/2008/06/gangguan-konsep-diri.html