Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diri (self) adalah hubungan yang paling intim, jelasnya salah satu dari
aspek terpenting pengalaman hidup kita, namun yang paling sulit didefinisikan.
Apa yang kita pikir dan kita rasakan tentang diri kita mempengaruhi perawatan
yang kita berikan pada diri kita secara fisik dan emosional dan perawatan yang
kita berikan pada orang lain. Orang dengan konsep diri yang rendah tidak
menghargai perawatan dan sering tidak akan mencari bantuan untuk kesehatan
fisik dan emosional.
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (mis. Saya kuat
dalam matematika) (Wigfield & Karpathian, 1991). Konsep diri adalah citra
subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan., sikap dan
persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan
yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan
orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja
adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep
diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka
konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil
(Marsh, 1990). Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep
diri. Pernyataan seperti Saya kuat seperti seekor kerbau besar atau Tidak
pernah satu hari pun saya sakit dalam hidup saya menunjukkan bahwa pemikiran
orang tersebut tentang kesehatan adalah positif. Pemikiran seperti ini penting
untuk persepsi diri seseorang. Persepsi diri yang negative misalnya saja
ditunjukkan dengan pernyataan seperti sudah tidak akan pernah sembuh.
Perawatan di rumah sakit, penyakit, pembedahan, perpisahan dari
keluarga, dan faktor lainnya dapat juga mempengaruhi konsep diri. Misalnya,
amputasi anggota gerak atau payudara dapat mengakibatkan perubahan citra
tubuh. Penyakit kronis dapat mempengaruhi kemampuan untuk memberikan

Konsep Keperawatan Diri

Page 1

dukungan financial, oleh karenanya juga mempengaruhi nilai diri dan peran di
dalam keluarga. Perubahan ini dapat menggangggu konsep diri.
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses
kehidupannya, mulai dari lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di
dalam diri setiap individu terdapat berbagai macam cara identifikasi serta
perubahan melalui proses yang berbeda pula dan diharapkan menuju arah yang
lebih baik. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara satu individu
dengan individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola tingkah
laku dari hasil pemikiran yang panjang.
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai
membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis
ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama
lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat
meningkatka konsep diri. Tetapi sebaliknya, klien yang memiliki persepsi diri
yang negatif akan menimbulkan keputusasaan.
Maka disini kami akan memaparkan tentang konsep diri dalam
keperawatan yang nantinya akan dibutuhkan oleh kita selaku askep. Didalamnya
terkandung komponen-komponen konsep diri, faktor pengaruh konsep diri, dan
proses keperawatan dalam konsep diri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian konsep diri?
2. Apa saja komponen-komponen konsep diri?
1.3 Tujuan
1.

Menjelaskan pengertian konsep diri

2.

Menjelaskan 5 komponen konsep diri.

Konsep Keperawatan Diri

Page 2

3.

Menjelaskan prinsip prinsip dasar yang mempengaruhi konsep diri.

4.

Mengetahui sumber pembentukan konsep diri.

5.

Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri.

6.

Mengetahui konsep diri dalam keperawatan.

Konsep Keperawatan Diri

Page 3

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Diri
Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu self concept merupakan
suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana
seseorang memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakantindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut.
Menurut Wigfield dan Karpathian (1991). Konsep diri adalah citra
subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan
persepsi bawah sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang
lain.
Stuart dan Sundeen (1991) Konsep diri adalah semua ide, pikiran
kepercayaan yang di ketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain.
Burns (1993) Konsep diri merupakan suatu gambaran campuran dari apa
yang kita pikirkan.Orang lain pun berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa
yang diri kita inginkan.
Hurlock (1990) Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang
dirinya.Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang di miliki
individu tentang mereka sendiri meliputi karakteristik fisik, fisikologis, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, konsep diri
merupakan sikap yang unik pada manusia yang dapat membedakan antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya. Di dalamnya berupa ide,
pikiran, kepercayaan yang di ketahui oleh diri masing-masing.

Konsep Keperawatan Diri

Page 4

Manusia sebagai suatu organisme memiliki dorongan untuk berkembang


serta mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan yang dihadapinya, sehingga ia
mampu menjadi pribadi yang dapat membentuk sebuah konsep diri.

2.2 Dimensi Konsep Diri


1. Pengetahuan tentang diri anda adalah informasi yang anda miliki tentang
diri anda,misalnya jenis kelamin, penampilan.
2. Pengharapan bagi anda adalah gagasan anda tentang kemungkinan
menjadi apa diri anda kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda,adalah pengukuran anda tentang keadaan anda
di bndingkan dengan apa yang seharusnya terjadi pada diri anda, hasil
pengukuran tersebut adalah rasa harga diri.
Konsep diri memiliki dua kecondongan, yaitu:
1. Konsep Diri Negatif
Konsep diri negatif adalah penilaian negatif terhadap diri sendiri dan
merasa tidak mampu mencapai sesuatu yang berharga, sehingga menuntun
diri ke arah kelemahan dan emosional yang dapat menimbulkan keangkuhan
serta keegoisan yang menciptakan suatu penghancuran diri.
2.

Konsep Diri Positif


Merupakan penilaian positif serta mengenali diri sendiri secara baik,
mengarah ke kerendahan hati dan kedermawanan sehingga ia mampu
menyimpan informasi tentang diri sendiri, baik informasi positif maupun
negatif. Konsep diri positif menganggap hidup adalah suatu proses penemuan
yang membuat diri kita mampu menerima berbagai macam kejutan-kejutan,
konsekuensi, imbalan serta hasil. Dengan demikian diri kita mampu
menerima semua keadaan orang lain.

Konsep Keperawatan Diri

Page 5

Langkah langkah yang perlu di ambil untuk memiliki konsep diri yang
positif:
1. Bersikap objektif dalam mengenai diri sendiri
Tidak mengabaikan pengalaman poisitif atau pun keberhasilan sekecil
apapun yang pernah di capai, carilah cara

dan kesempatan untuk

mengembangkan talenta, jangan terlalu beraharap bahawa diri kita dapat


membahagiakan semua orang atau melakukan segala sesuatu secara
sekaligus.
2. Hargailah diri sendiri
Hargailah diri sendiri dengan melihat kebaikan yang ada dalam diri,
sehingga kita mampu melihat hal baik yang ada dalam diri orang lain secara
positif.
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Memerangi diri sendiri adalah sesuatu hal yang melelahkan karena
merupakan pertanda bahwa ada permusuhan dan peperangan antara harapan
ideal dengan kenyataan diri yang sejati,akibatnya akan timbul kelelahan
mental dan rasa prustasi yang dalam, yang mengakibatkan makin lemahnya
konsep diri positif.
4. Berpikir positif dan rasional
Kendalikan pikiran kita ketika mulai menyesatkan jiwa dan raga.

Konsep Keperawatan Diri

Page 6

2.3 Komponen Konsep diri


Komponen Konsep diri terdiri dari 5 komponen :
1.

Gambaran Diri ( Body Image )


Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan

tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart
and Sundeen , 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus
dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar
dirinya terpisah dari lingkungan ( Keliat ,1992 ).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara
individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manarima dan mengukur
bagian tubuhnya akan lebih rasa aman,
meningkatkan harga diri

sehingga terhindar dari rasa cemas dan

(Keliat, 1992). Banyak Faktor dapat yang

mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya Stresor yang dapat


menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa :
1. Operasi.
Seperti: mastektomi, amputsi ,luka operasi yang semuanya
mengubah gambaran diri. Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi
plastik, protesa dan lain lain.
2. Kegagalan fungsi tubuh.
Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi
yaitu tadak mengkui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan
dengan fungsi saraf.
3. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fungsi tubuh

Konsep Keperawatan Diri

Page 7

Seperti sering terjadi pada klie gangguan jiwa , klien


mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan
kenyataan.
4. Tergantung pada mesin.
Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai
tantangan, akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik engan
penggunaan lntensif care dipandang sebagai gangguan.
5. Perubahan tubuh berkaitan
Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang
akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya
usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon negatif dan
positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan
tubuh yang tidak ideal.
6. Umpan balik interpersonal yang negatif
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan,
makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri.
7. Standard sosial budaya.
Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbedasetiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari
budaya tersebut.

Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda


dan gejala, seperti :
1. Syok Psikologis.
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak
perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.syok psikologis
digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak
Konsep Keperawatan Diri

Page 8

dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme


pertahanan diri seperti mengingkari, menolak

dan proyeksi untuk

mempertahankan keseimbangan diri.


2. Menarik diri.
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan ,
tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara
emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan
keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan
atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi
dengan gambaran diri yang baru.

Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang
adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka respon
klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu :
1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
8. Depersonalisasi.
9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.

Konsep Keperawatan Diri

Page 9

Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart
dan Sundeen, 1991)
a. Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap
perubahan tubuh akan berpengaruh terhadap kehidupan individu.
b. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,menerima reaksi
diri tubuhnya dan menerima stimulus dari orang lain, semakin sadar
dirinya terpisah dari lingkungan usia remaja, focus individu terhadap
fisik lebih menonjol.
c. Gambaran diri berhubungan erat

dengan kepribadian,cara individu

memandang diri berdampak penting pada apek pisikologinya,individu


yang berpandangan realistic terhadap diri,menerima,menyukai bagian
tubuh

akan

memberi

rasa

aman,terhindar

dari

rasa

cemas,dan

meningkatkan harga diri individu yang stabil,realistis dan konsisten


terhadap gambaran diri akan memiliki kemampuan yang mantap terhadap
realisasi sehingga memacu sukses dalam hidup.

2.

Ideal Diri
Ideal diri adalah

persepsi individu tentang bagaimana ia harus

berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu


(Stuart and Sundeen ,1991).
Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau
sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai . Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan
citacita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) dan
kepada siapa ingin dilakukan .
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanakkanak yang di pengaruhi
orang yang penting pada dirinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada

Konsep Keperawatan Diri

Page 10

masa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua,
guru dan teman.
Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan
standart pribadi.Stuart dan Sundeen,(1991) :
a. Standart tersebut berhubungan dengan tipe orang, tentang yang di
inginkan, sejumlah aspirasi, cita-cita,nilai yang ingin di capai.
b. Ideal diri berpengaruh terhadap perwujudan dan cita-cita,harapan pribadi
berdasarkan norma social (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin
lakukan.
c. Mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang
penting pada dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada usia
remaja ideal diri terbentuk melaui proses identifikasi/memperhatikan.
d. Kejadian yang terjadi dalam dirinya, serta dapat memilih dan
menyesuaikan diri.
e. Faktor yang berpengaruh terhadap ideal diri :
1. Kecenderungan

individu

menetapkan

ideal

diri

pada

batas

kemampuannya.
2. Budaya, standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman.
3. Ambisi dan keinginan untuk lebih dan berhasil, kebutuhan yang
realistic, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas
dan rendah diri.
4. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi tetapi masih lebih
tinggi dari kemampuan sehingga tetap menjadi pendorong dan masih
dapat di capai serta tidak frustasi.

Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan


antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu
Konsep Keperawatan Diri

Page 11

tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong
dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ).

3.

Harga Diri
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa

seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1991):
a. Diperoleh dari dalam diri orang lain.
b. Faktor yang berpengaruh:
1. Frekuensi pencapaian tujuan, individu yang sering sukses,harga diri
cenderung tinggi.
2. Dicintai dan dihargai orang lain, kecenderungan manusia bersikap
negative dan jarang mengekspresikan

rasa cinta dan pengakuan

terhadap kemampuan orang lain sehingga membuat harga diri


rendah.
3. Sikap dan dari diri orang lain, berpengaruh terhadap diri seseorang
sehingga merasa berharga.
Pengertian harga diri secara bahasa adalah kehormatan-diri, orang yang
memiliki harga diri bagus adalah orang yang mengalami hubungan yang positif,
punya perasaan positif, serta penilaian yang bagus terhadap dirinya (self concept),
sehingga akan melahirkan sikap dan tindakan yang positif, terpuji dan terhormat.
Harga diri terkait dengan berbagai hal yang berperan vital, di antaranya:
1. Kualitas emosi
2. Aktualisasi diri
3. Kepercayaan diri

Konsep Keperawatan Diri

Page 12

c. Coopersmith (Stuart dan Sudeen, 1991)


Mengungkapkan 4 cara meningkatkan harga diri pada anak:
1. Memberi kesempatan berhasil.
2. Menanamkan gagasan yang dapat memotivasi kreatifitas anak.
3. Mendorong aspirasi, pertanyaan dari anak di respon dengan baik dan
sesuai, beri pengakuan dan sokongan sehingga anak merasa di terima
dan bermakna.
4. Membantu membentuk mekanisme pertahanan diri (koping)

Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia
lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan
harga diri rendah.
Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam
kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait
dengan

hubungan interpersonal yang buruk dan resiko terjadi depresi dan

skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif self evaluasi
yang telah berlangsung lama ). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau
tidak langsung (nyata atau tidak nyata).
Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-Fator yang mempengaruhi
gangguan harga diri, seperti :
1. Perkembangan individu.
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti
penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan

Konsep Keperawatan Diri

Page 13

mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk


mencintai orang lain.
Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami
kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat
atau penting baginya. Ia merasa tidak adekuat karena selalu tidak
dipercaya untuk mandiri, memutuskan sendiri akan bertanggung jawab
terhadap prilakunya. Sikap orang tua yang terlalu mengatur dan
mengontrol, membuat anak merasa tidak berguna.

2. Ideal Diri tidak realistis.


Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak
punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang
tidak dapat dicapai, seperti cita cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis.
Yang pada kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum
diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang.
3. Gangguan fisik dan mental
Gangguan ini dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah
diri.
4. Sistim keluarga yang tidak berfungsi.
Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu
membangun harga diri anak dengan baik. Orang tua memberi umpan balik
yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak. Harga diri
anak akan terganggu jika kemampuan menyelesaikan masalah tidak
adekuat. Akhirnya anak memandang negatif terhadap pengalaman dan
kemampuan di lingkungannya.
5. Pengalaman traumatik yang berulang,misalnya akibat aniaya fisik, emosi
dan seksual.

Konsep Keperawatan Diri

Page 14

Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik,


emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan. Individu
merasa tidak mampu mengontrol lingkungan. Respon atau strategi untuk
menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma,
respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa
berkembang adalah depresi dan denial pada trauma.

Dalam kehidupan sehari-hari individu harus mampu menempatkan diri di


tengah realita yang di hadapi, berdiri tegak menghadapi fakta-fakta kehidupan
dengan penuh kebenaran, menyingkirkan tanggapan-tanggapan negatif terhadap
diri

yang

akan

menjadikan

ketidak

berdayaan

dan

kelemahan

yang

berkepanjangan.

4.

Peran
Peran merupakan pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan

dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ).


Peran dalam kehidupan dijalani dengan kadar dan konsekuensinyan, peran
yang baik adalah peran yang tak menyalahi aturan yang benar, memenuhi
kebutuhan dan sinkron dengan ideal diri.
Peran sosial, merupakan hubungan antara satu individu dengan individu
lainnya, terkait dengan etnik, budaya dan agama, karena pada dasarnya masingmasing diri memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (multiple selfes).
Posisi di masyarakat dapat berupa stressor terhadap peran,karena struktur
sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin di
laksanakan.
Sterss peran adalah suatu kondisi dinamik yang di dalamnya seorang
individu di konfrontasikan dengan suatu peluang, kendala (constraints) atau

Konsep Keperawatan Diri

Page 15

tuntutan (demands) yang di kaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan
hasilnya di persepsikan sebagai tidak pasti dan tidak penting (Schuler, 1980).
Stress tidak hanya di pandang sebagai suatu konteks yang negatif, tetapi juga
mempunyai nilai positif, karena stres merupakan suatu peluang bila stres itu
menawarkan perolehan yang potensial, dalam memaksimalkan suatu tekanan yang
terjadi pada saat itu.
a. Konflik peran terjadi bila peran yang ada bertentangan dengan system
individu atau dua peran yang bertentangan.
b. Peran yang tidak jelas.
c. Peran yang tidak terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai
dan sikap yang bertentangan.
d. Peran berlebihan tetapi tidak sesuai dengan waktu yang di miliki.

Faktor yang berpengaruh dalam menyesuaikan diri dengan peran (Stuart


dan Sundeen,1991):
1.

Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.

2.

Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.

3.
4.

Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban.


Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.

Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan


peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena
situasional. Hal ini, biasanya disebut dengan transisi peran. Transisi peran
tersebutdapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti :

Konsep Keperawatan Diri

Page 16

1. Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap perkembangan harus di lalui individu dengan menjelaskan tugas
perkembangan yang berbeda beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi
konsep diri.
2. Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya
status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan
peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.
3. Transisi sehat sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri
dan berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan
oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang penting adalah
persepsi klien terhadap ancaman.

Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab atau
faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat di akibatkan oleh :
1. Konflik peran interpersonal. Individu dan lingkungan tidak mempunyai
harapan peran yang selaras.
2. Contoh peran yang tidak adekuat.
3. Kehilangan hubungan yang penting
4. Perubahan peran seksual
5. Keragu-raguan peran
6. Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan
dengan proses menua
7. Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
Konsep Keperawatan Diri

Page 17

8. Ketergantungan obat
9. Kurangnya keterampilan sosial
10. Perbedaan budaya
11. Harga diri rendah
12. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan
Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan
tanda dan gejala, seperti :
1. Mengungkapkan

ketidakpuasan

perannya

atau

kemampuan

menampilkan peran
2. Mengingkari atau menghindari peran
3. Kegagalan trnsisi peran
4. Ketegangan peran
5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran
6. Proses berkabung yang tidak berfungsi
7. Kejenuhan pekerjaan

5.

Identitas Diri
Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas adalah kesadaran akan diri

yang bersumber dari obsesi dan penilaian yang merupakan sistesa dari semua
aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh
Identitas juga bercermin pada yang lain (the other), yang tidak bisa
terlepas dari pengakuan/pengukuhan orang lain. Identitas manusia selama
hidupnya di cerminkan oleh seperangkat opini orang lain.
Keunikan

setiap

individu

sekaligus

adalah

kekuatan

diri

dan

kelemahannya, kekuatan karena dengan memahami keunikan itu kita tidak


tergoyahkan oleh penafsiran yang lain, kelemahannya adalah ketika kita berupaya
untuk mengukuhkan identitas tersebut.

Konsep Keperawatan Diri

Page 18

Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, yang di pengaruhi oleh


pandangan dan perlakuan lingkungan.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan yang
memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan
berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas
diri terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan
konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat,1992).
Identitas jenis kelamin berkembang sejak lahir secara bertahap dimulai dengan
konsep laki-laki dan wanita banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan
masyarakat terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut.
Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:
1. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
2. Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari
perasaan berharga, berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
3. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
4. Mengakui jenis kelamin sendiri.
5. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
6. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat.
7. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
8. Mempunyai tujuan yang bernilai, yang dapat di realisasikan.

Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku dan perasaan


seseorang, seperti :

Konsep Keperawatan Diri

Page 19

1. Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang terpisah dan berbeda


dengan orang lain
2. Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya
3. Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek tentang dirinya, peran,
nilai dan prilaku secara harmonis
4. Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai dengan penghargaan
lingkungan sosialnya
5. Individu sadar akan hubungan masa lalu, saat ini dan masa yang akan
datang
6. Individu mempunyai tujuan yang dapat dicapai dan di realisasikan (Meler
dikutip Stuart and Sudeen, 1991)

2.4 Efek Keluarga Pada Perkembangan Konsep Diri


Keluarga

memainkan

peran

penting

dalam

menciptakan

dan

mempertahankan konsep diri anggotanya. Anak-anak belajar dari orang tua dan
sodara kandung rasa mendasar tentang siapa mereka dan bagaimana mereka
diharapkan untuk hidup. Konsep diri yang negatif dapat terjadi pada anak-anak,
bahkan ketika orang tua mereka bermakna baik sekalipun. Orang tua yang kasar
,tidak konsisten, atau mempunyai harga diri rendah mungkin telah mempelajari
pola ini dari orangtuanya, dengan demikian menciptakan siklus yang mungkin
sulit untuk diputuskan. Untuk memperbaiki harga diri anak yang rendah, perawat
pertama-tama harus mengkaji gaya hubungan keluarganya.perubahan konsep diri
menuntut kerja keras dan konsistensi, yang di dukung oleh seluruh staf
keperawatan.

Konsep Keperawatan Diri

Page 20

2.5 Pengaruh Perawat Pada Konsep Diri Klien


Penerimaan perawat terhadap klien dengan perubahan konsep diri
membantu menstimulasi rehabilitasi yang positif. Klien yang penampilan fisiknya
telah mengalami perubahan dan yang harus beradaptasi terhadap citra tubuh yang
baru, hampir pasti baik klien maupun keluarganya akan melihat pada perawat dan
mengamati respon dan reaksi mereka terhadap situasi yang baru. Perawat
mempunyai dampak yang signifikan dalam hal ini. Rencana keperawatan yang
dirumuskan untuk membantu klien dengan perubahan konsep diri dapat
ditingkatkan atau digagalkan oleh nilai dan perasaan bawah sadar perawat.
Penting artinya bagi perawat untuk mengkaji dan mengkarifikasi hal-hal berikut
mengenai diri mereka:
1. Perasaan perawat mengenai kesehatan dan penyakit.
2. Bagaimana perawat bereaksi terhadap stres.
3. Kekuatan komunikasi nonverbal dengan klien, keluarganya dan
bagaimana hal tersebut ditunjukan.
4. Nilai dan harapan pribadi apa yang ditunjukan (mempengaruhi klien).
5. Bagaimana pendekatan tidak menghakimi dapat bermanfaat bagi klien.
Perawat harus mengkaji diri mereka sendiri secara jujur sebelum mereka
dapat mulai memahami bagaimana mereka baik dengan kata-kata atau tindakan.
Perawat harus memberikan perhatian pada pencetus yang memperkuat perasaan
yang terjadi dalam berespons terhadap situasi tertentu. Perawat tidak dapat
menyangkal bahwa mereka mempunyaiperasaan ide-ide, nilai, dan pengharapan
atau menyangkal bahwa mereka membuat penilaian. Kesadaran diri sangat
penting dalam memahami dan menerima orang lain.Semua orang membuat
keputusan tentang diri mereka, lingkungan dan orang lain dengan dasar kerangka
acuan personal. Sebagai tenaga profesional, perawat harus menyiapkan diri
bekerja dangan orang yang mempunyai kerangka acuan berbeda dengan dirinya.
Perawat yang merasa aman dengan identitas dirinya sendiri akan lebih cepat
menerima dan dengan demikian menguatkan identitas klien. Namun demikian,

Konsep Keperawatan Diri

Page 21

perawat yang tidak pasti dengan identitasnya sendiri mungkin tidak mampu
mererima klien dan mungkin bereaksi seolah klien itu sesuatu dan orang lain,
dengan demikian menciptakan lingkungan yang tidak menerima bagi klien.
Perawat juga mempunyai dampak signifikan pada citra tubuh. Klien yang
harus beradaptasi terhadap perubahan citra tubuh yang disebakan oleh penyakit
atau pembedahan memerlukan dukungan,demikian juga halnya kluarga klien.
Misalnya jika perawat merasa bahwa ostomi atau mastektomi sangat
mengakibatkan buruknya penampilan, maka mereka tidak boleh mengekspresikan
pendapat tersebut pada klien baik secara verbal maupun nonverbal.perawat harus
berbicara dengan orang yang telah mempunyai pengalaman dalam merawat dan
rehabilitasi klien seperti ini. Bertemu dengan orang yang telah mengalami
pembedahan seperti ini dan yang telah mengalami penyembuhan dapat
meningkatkan pengetahuan. Perawat yang merasa tidak pasti tentang citra tubuh
mereka sendiri mungkin akan bereaksi lebih kuat terhadap perubahan dalam
penampilan dan fungsi fisik klien.

2.6 Konsep Diri dan Proses Keperwatan


1. Pengkajian
Dalam mengkaji konsep diri, perawat mengumpulkan data objektif dan
subjektif yang berfokus pada stresor konsep diri baik yang aktual maupun
potensial dan pada perilaku yang berkaitan dengan perubahan konsep diri. Data
objektif selanjutnya termasuk terhadap perubahan citra tubuh, keengganan untuk
mencoba hal-hal baru dan interaksi verbal dan nonverbal antara klien dengan
orang lain, data subjektif dikumpulkan untuk menetukan pandangan klien tentang
diri dan lingkungan. Persepsi orang terdekat adalah sumber data yang penting.
2. Diagnosa Keperawatan
Data pengkajian membutuhkan interpretasi yang cermat oleh perawat.
Klien dengan batasan karakteristik untuk gangguan konsep diri mungkin
menunjukan diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan defisiensi identitas,

Konsep Keperawatan Diri

Page 22

citra tubuh harga diri atau kinerja peran. Peristiwa yang mempunyai dampak pada
diri menimbulkan stressor cukup besar atau jika stressor di timbulkan pada klien
dalam periode yang cukup lama, maka klien akan menjadi simptomatis.
Pengkajian harus menunjukan adanya batasan karakteristik dan perilaku
klien yang mengarah pada diagnosa keperawatan. Perawat harus cermat untuk
membuat diagnosa yang akuraat berdasarkan data pengkajian. Misalnya,
pertimbangkan

klien

dengan

diagnosa

penyakit

paru

kronis.

Perawat

mungkindengan cepat berasumsi bahwa klien mempaunyai citra tubuh yang buruk
sebagai akibat kehilangan fungsi tubuh. Namun demikian, informasi ini saja tidak
akan membantuk diagnosa keperawatan yang konklusif.
3. Perencanaan
Setelah menentukan diagnosa keperawatan, perawat, klien, dan keluarganya
harus merencanakan perawatan yang diarahkan pada membantu kllien meraih
kembali atau mempertahankan konsep diri yang sehat. Rencana perawatan
didasarkan pada tujuan dan hasil yang diperkirakan. Hasil akan memberikan
ukuran untuk menentukan apakah rencana perawatan pada akhirnya berhasil.
Perawat harus menentukan apakah hasil yang ditetapkan realistis, sesuai dengan
keadaan fisik dan psikososial klien saat ini. Setelah menetapkan tujuan perawat
merencanakan strategi yang ditujukan pada penyelesaian diagnosa keperawatan.
Secara spesifik, intervensi keperawatan diarahkan pada faktor yang berhubungan
dengan diagnosis. Misalnya dalam gangguan citra tubuh yang berhubungan
dengan persepsi negatif terhadap diri setelah histerektomi, maka intervensi
perawat ditujukkan untuk membantu klien mencapai kembali feminitasnya dan
menerima perubahan fisik yang berkaitan dengan insisi abdomen. Rencana
perawatan menyajikan tujuan, hasil yang diharapkan, dan intervensi untuk klien
dengan gangguan konsep diri. Intervensi difokuskan pada membantu klien
mengaadaptasi stressor yang menyebabkan gangguan konsep diri

dan pada

dukungan dan dorongan perkembangan metoda koping.

Konsep Keperawatan Diri

Page 23

4. Implementasi
Menciptakan lingkungan dan hubungan yang terapeutik dan mendukung
penggalian diri penting untuk mengintervensi klien yang mempunyai masalah
konsep diri. Banyak variabel yang mempengaruhi pandangan klien tentang diri
bersifat pribaadi dan personal. Perawat harus dengan jelas dan tulus menunjukan
perawatanya pada klien. Kemudian akan berkembang rasa saling percaya untuk
memberdayakan perawat bermitra dengan klien dalam menetapkan intervensi
yang sangat berguna.

2.7 Prinsip-Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Konsep Diri


1. Bila anak hidup dalam suasana penuh dengan kritik, dia belajar untuk
menyalahkan orang lain.
2. Bila anak hidup dalam suasana penuh kekerasan, di belajar untuk berkelahi.
3. Bila anak hidup dalam suasana penuh olok-olok, dia belajar untuk menjadi
seorang pemalu.
4. Bila anak hidup dalam suasana memalukan, dia belajar untuk selalu merasa
bersalah.
5. Bila anak hidup di dalam suasana yang penuh dengan toleransi,dia belajar
untuk menjadi seorang penyabar.
6. Bila anak hidup dalam suasana penuh dukungan, dia belajar untuk menjadi
seorang yang percaya diri.
7. Bila anak hidup dalam suasana penuh pujian dan penghargaan, dia belajar
untuk menghargai orang lain.
8. Bila anak hidup dalam suasana kejujuran, dia belajar untuk menghargai orang
lain.

Konsep Keperawatan Diri

Page 24

2.8 Sumber Pembentukan Konsep Diri


1. Citra tubuh adalah evaluasi terhadap fisik diri sebagai suatu objek yang
berbeda.
2. Bahasa

adalah

kemampuan

untuk

mengkonseptualisasikan

dan

memverbalisasikan diri dan orang-orang lain.


3. Umpan balik dari lingkungan bagaimana orang lain yang dihormatinya
memandang pribadi tersebut dan bagaimana pribadi tersebut dibandingkan
dengan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat yang bermacam-macam.
4. Identifikasi dengan model peran seks yang steretotip yang sesuai.
5. Praktek-praktek membesarkan anak.
6. Bila anak hidup dalam suasana yang aman, dia belajar untuk mempercayai
orang lain.
7. Bila anak hidup dalam suasana memuaskan hiwanya, dia belajar untuk
menyenangi dirinya.
8. Bila anak hidup didalam suasana yang penuh dengan penerimaan dan
persahabatan, dia belajar untuk mendapatkan kasih sayang di dalam dunia
ini.
Karakteristik Kepribadian Orang Yang Dapat Melakukan Aktualisasi Diri
(Menurut Maslow) :
1. Orientasi kepada kehidupan yang realistis
2. Penerimaan diri dengan positif
3. Menerima orang lain dengan sikap positif
4. Pemikiran emosi yang spontan
5. Tidak terpusat pada diri sendiri
6. Bebas mengemukakan pendapat

Konsep Keperawatan Diri

Page 25

7. Demokratis
8. Etik
9. Kreatif
10. Merasa sama dengan umat manusia seluruhnya
2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Garbarino(1992) Mengemukakan bahwa pada prinsipnya, dalam
proses perkembangan manusia bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam
persepektif ini, individu berinteraksi dengan lingkungan.
Interaksi tersebut membuat kedua elemen saling mempengaruhi satu sama
lain dan membentuk sistem dalam beberapa tingkatan yang terdiri dari
microsystems, mesosystems, exosystens, dan macrosystems.
Microsystem adalah realita pisikologis dari kehidupan nyata yang di alami
individu sehari-harinya, mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat
individu ,dan interaksi antara kedua lingkungan dimana individu ikut
berpartisipasi. Pada anak-anak ukuran mycrosystem, relatif kecil karena terdiri
dari tempat tinggal, dengan siapa ia tinggal, dan bagaimana di dalamnya terjadi
interaksi.
Mesosystem adalah hubungan,dimana individu yang sedang berkembang
mengalami kenyataan hidup, semakin kuat dan lengkap jaringan diantara setting
realita, maka mesosystem akan semakin kuat mempengaruhi perkembangan
individu.
Exosystem yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang terdekat anak
tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi didalamnya, contohnya lingkungan
kerja orang tua dan rapat-rapat di sekolah.
Macrosystem yaitu ideologi,budaya,yang melingkupi mesosystem dan
exosystem. Jadi kesimpulannya, semua faktor di atas mencakup perkembangan

Konsep Keperawatan Diri

Page 26

khas pada remaja yaitu, fisik, psikis, dan sosial, yang terkait terhadap
pembentukan konsep diri.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam konsep diri memiliki fungsi
pemahaman kita terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri setiap
individu. Mengaktualisasikan sikap-sikap secara tepat, baik terhadap diri sendiri
ataupun orang lain sebagai suatu pengolahan dasar pemikiran yang positif.
Perkembangan ke arah positif dapat membantu individu memproses segala
sesuatu secara realistis dan meminimalisir kegagalan baik secara individualisme
maupun sosialisme.

3.2 Saran
persepsi individu, ia harus berprilaku sesuai dengan standart pribadi.
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
prilaku memenuhi ideal diri.
Mengenal diri pribadi secara fisik dan psikologis, sehingga terjadi
pengontrolan dalam bersikap dan berfikir. Pandanglah segala sesuatu secara
positif, meskipun pada kenyataannya manusia memiliki kecenderungan terhadap
pemikiran yang negatif.

Konsep Keperawatan Diri

Page 27

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. dan Perry Griffin Anne, 2005. Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses Dan Praktik Edisi 4. Jakarta :EGC.
Bandura A: Self-efficacy mechanism in human aging, Am Psychol 37 (2):122,
1982
Kim Mj, McFarland GK, Mc Lane AM: Pocket guide to nursing diagnoses, ed
4,St Louis, 1995 Mosby.
Stuart GW, Sundeen SJ: Principlees and practice of psychiatric nursing, ed 5, St
Louis,1995, Mosby
Scharff J, Scharff D: A primer of object relations therapy, Northvale,NJ, 1992,
Jason Aronson
http://www.google.com/konsep_diri
http://www.yahoo.com/konsep_diri_keperawatan
http://www.wikipedia.com

Konsep Keperawatan Diri

Page 28

Anda mungkin juga menyukai