PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diri (self) adalah hubungan yang paling intim, jelasnya salah satu dari
aspek terpenting pengalaman hidup kita, namun yang paling sulit didefinisikan.
Apa yang kita pikir dan kita rasakan tentang diri kita mempengaruhi perawatan
yang kita berikan pada diri kita secara fisik dan emosional dan perawatan yang
kita berikan pada orang lain. Orang dengan konsep diri yang rendah tidak
menghargai perawatan dan sering tidak akan mencari bantuan untuk kesehatan
fisik dan emosional.
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri (mis. Saya kuat
dalam matematika) (Wigfield & Karpathian, 1991). Konsep diri adalah citra
subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan., sikap dan
persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan
yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan
orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja
adalah waktu yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep
diri. Jika seorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka
konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil
(Marsh, 1990). Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep
diri. Pernyataan seperti Saya kuat seperti seekor kerbau besar atau Tidak
pernah satu hari pun saya sakit dalam hidup saya menunjukkan bahwa pemikiran
orang tersebut tentang kesehatan adalah positif. Pemikiran seperti ini penting
untuk persepsi diri seseorang. Persepsi diri yang negative misalnya saja
ditunjukkan dengan pernyataan seperti sudah tidak akan pernah sembuh.
Perawatan di rumah sakit, penyakit, pembedahan, perpisahan dari
keluarga, dan faktor lainnya dapat juga mempengaruhi konsep diri. Misalnya,
amputasi anggota gerak atau payudara dapat mengakibatkan perubahan citra
tubuh. Penyakit kronis dapat mempengaruhi kemampuan untuk memberikan
Page 1
dukungan financial, oleh karenanya juga mempengaruhi nilai diri dan peran di
dalam keluarga. Perubahan ini dapat menggangggu konsep diri.
Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dalam proses
kehidupannya, mulai dari lahir hingga mencapai titik kedewasaannya. Sehingga di
dalam diri setiap individu terdapat berbagai macam cara identifikasi serta
perubahan melalui proses yang berbeda pula dan diharapkan menuju arah yang
lebih baik. Di dalamnya terdapat hubungan timbal balik antara satu individu
dengan individu lainnya dan dari identifikasi tersebut didapatkan pola tingkah
laku dari hasil pemikiran yang panjang.
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai
membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis
ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan erat satu sama
lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik akan dapat
meningkatka konsep diri. Tetapi sebaliknya, klien yang memiliki persepsi diri
yang negatif akan menimbulkan keputusasaan.
Maka disini kami akan memaparkan tentang konsep diri dalam
keperawatan yang nantinya akan dibutuhkan oleh kita selaku askep. Didalamnya
terkandung komponen-komponen konsep diri, faktor pengaruh konsep diri, dan
proses keperawatan dalam konsep diri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian konsep diri?
2. Apa saja komponen-komponen konsep diri?
1.3 Tujuan
1.
2.
Page 2
3.
4.
5.
6.
Page 3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Diri
Konsep diri berasal dari bahasa inggris yaitu self concept merupakan
suatu konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana
seseorang memandang, memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakantindakannya sesuai dengan konsep tentang dirinya tersebut.
Menurut Wigfield dan Karpathian (1991). Konsep diri adalah citra
subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan
persepsi bawah sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang
lain.
Stuart dan Sundeen (1991) Konsep diri adalah semua ide, pikiran
kepercayaan yang di ketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain.
Burns (1993) Konsep diri merupakan suatu gambaran campuran dari apa
yang kita pikirkan.Orang lain pun berpendapat mengenai diri kita dan seperti apa
yang diri kita inginkan.
Hurlock (1990) Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang
dirinya.Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang di miliki
individu tentang mereka sendiri meliputi karakteristik fisik, fisikologis, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, konsep diri
merupakan sikap yang unik pada manusia yang dapat membedakan antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya. Di dalamnya berupa ide,
pikiran, kepercayaan yang di ketahui oleh diri masing-masing.
Page 4
Page 5
Langkah langkah yang perlu di ambil untuk memiliki konsep diri yang
positif:
1. Bersikap objektif dalam mengenai diri sendiri
Tidak mengabaikan pengalaman poisitif atau pun keberhasilan sekecil
apapun yang pernah di capai, carilah cara
Page 6
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara
berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart
and Sundeen , 1991).
Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus
dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar
dirinya terpisah dari lingkungan ( Keliat ,1992 ).
Gambaran diri ( Body Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara
individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya manarima dan mengukur
bagian tubuhnya akan lebih rasa aman,
meningkatkan harga diri
Page 7
Page 8
Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang
adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka respon
klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu :
1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
6. Mengungkapkan keputusasaan.
7. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
8. Depersonalisasi.
9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh.
Page 9
Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Stuart
dan Sundeen, 1991)
a. Sikap tersebut mencakup: persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.setiap
perubahan tubuh akan berpengaruh terhadap kehidupan individu.
b. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya,menerima reaksi
diri tubuhnya dan menerima stimulus dari orang lain, semakin sadar
dirinya terpisah dari lingkungan usia remaja, focus individu terhadap
fisik lebih menonjol.
c. Gambaran diri berhubungan erat
akan
memberi
rasa
aman,terhindar
dari
rasa
cemas,dan
2.
Ideal Diri
Ideal diri adalah
Page 10
masa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua,
guru dan teman.
Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai dengan
standart pribadi.Stuart dan Sundeen,(1991) :
a. Standart tersebut berhubungan dengan tipe orang, tentang yang di
inginkan, sejumlah aspirasi, cita-cita,nilai yang ingin di capai.
b. Ideal diri berpengaruh terhadap perwujudan dan cita-cita,harapan pribadi
berdasarkan norma social (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin
lakukan.
c. Mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan di pengaruhi oleh orang
penting pada dirinya yang memberikan tuntutan dan harapan.Pada usia
remaja ideal diri terbentuk melaui proses identifikasi/memperhatikan.
d. Kejadian yang terjadi dalam dirinya, serta dapat memilih dan
menyesuaikan diri.
e. Faktor yang berpengaruh terhadap ideal diri :
1. Kecenderungan
individu
menetapkan
ideal
diri
pada
batas
kemampuannya.
2. Budaya, standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman.
3. Ambisi dan keinginan untuk lebih dan berhasil, kebutuhan yang
realistic, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas
dan rendah diri.
4. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi tetapi masih lebih
tinggi dari kemampuan sehingga tetap menjadi pendorong dan masih
dapat di capai serta tidak frustasi.
Page 11
tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong
dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992 ).
3.
Harga Diri
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1991):
a. Diperoleh dari dalam diri orang lain.
b. Faktor yang berpengaruh:
1. Frekuensi pencapaian tujuan, individu yang sering sukses,harga diri
cenderung tinggi.
2. Dicintai dan dihargai orang lain, kecenderungan manusia bersikap
negative dan jarang mengekspresikan
Page 12
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia
lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan
harga diri rendah.
Harga diri tinggi terkait dengam ansietas yang rendah, efektif dalam
kelompok dan diterima oleh orang lain. Sedangkan harga diri rendah terkait
dengan
skizofrenia.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional ( trauma ) atau kronis ( negatif self evaluasi
yang telah berlangsung lama ). Dan dapat di ekspresikan secara langsung atau
tidak langsung (nyata atau tidak nyata).
Menurut beberapa ahli dikemukakan faktor-Fator yang mempengaruhi
gangguan harga diri, seperti :
1. Perkembangan individu.
Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti
penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan
Page 13
Page 14
yang
akan
menjadikan
ketidak
berdayaan
dan
kelemahan
yang
berkepanjangan.
4.
Peran
Peran merupakan pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan
Page 15
tuntutan (demands) yang di kaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan
hasilnya di persepsikan sebagai tidak pasti dan tidak penting (Schuler, 1980).
Stress tidak hanya di pandang sebagai suatu konteks yang negatif, tetapi juga
mempunyai nilai positif, karena stres merupakan suatu peluang bila stres itu
menawarkan perolehan yang potensial, dalam memaksimalkan suatu tekanan yang
terjadi pada saat itu.
a. Konflik peran terjadi bila peran yang ada bertentangan dengan system
individu atau dua peran yang bertentangan.
b. Peran yang tidak jelas.
c. Peran yang tidak terjadi jika individu dalam proses transisi merubah nilai
dan sikap yang bertentangan.
d. Peran berlebihan tetapi tidak sesuai dengan waktu yang di miliki.
2.
3.
4.
Page 16
1. Transisi Perkembangan.
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap perkembangan harus di lalui individu dengan menjelaskan tugas
perkembangan yang berbeda beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi
konsep diri.
2. Transisi Situasi.
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya
status sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status
menyebabkan perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan
peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran berlebihan.
3. Transisi sehat sakit.
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri
dan berakibat diri dan berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua kompoen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri peran dan harga diri. Masalah konsep diri dapat di cetuskan
oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang penting adalah
persepsi klien terhadap ancaman.
Selain itu dapat saja terjadi berbagai gangguan peran, penyebab atau
faktor-faktor ganguan peran tersebut dapat di akibatkan oleh :
1. Konflik peran interpersonal. Individu dan lingkungan tidak mempunyai
harapan peran yang selaras.
2. Contoh peran yang tidak adekuat.
3. Kehilangan hubungan yang penting
4. Perubahan peran seksual
5. Keragu-raguan peran
6. Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan
dengan proses menua
7. Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
Konsep Keperawatan Diri
Page 17
8. Ketergantungan obat
9. Kurangnya keterampilan sosial
10. Perbedaan budaya
11. Harga diri rendah
12. Konflik antar peran yang sekaligus di perankan
Gangguan-gangguan peran yang terjadi tersebut dapat ditandai dengan
tanda dan gejala, seperti :
1. Mengungkapkan
ketidakpuasan
perannya
atau
kemampuan
menampilkan peran
2. Mengingkari atau menghindari peran
3. Kegagalan trnsisi peran
4. Ketegangan peran
5. Kemunduran pola tanggungjawab yang biasa dalam peran
6. Proses berkabung yang tidak berfungsi
7. Kejenuhan pekerjaan
5.
Identitas Diri
Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas adalah kesadaran akan diri
yang bersumber dari obsesi dan penilaian yang merupakan sistesa dari semua
aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh
Identitas juga bercermin pada yang lain (the other), yang tidak bisa
terlepas dari pengakuan/pengukuhan orang lain. Identitas manusia selama
hidupnya di cerminkan oleh seperangkat opini orang lain.
Keunikan
setiap
individu
sekaligus
adalah
kekuatan
diri
dan
Page 18
Page 19
memainkan
peran
penting
dalam
menciptakan
dan
mempertahankan konsep diri anggotanya. Anak-anak belajar dari orang tua dan
sodara kandung rasa mendasar tentang siapa mereka dan bagaimana mereka
diharapkan untuk hidup. Konsep diri yang negatif dapat terjadi pada anak-anak,
bahkan ketika orang tua mereka bermakna baik sekalipun. Orang tua yang kasar
,tidak konsisten, atau mempunyai harga diri rendah mungkin telah mempelajari
pola ini dari orangtuanya, dengan demikian menciptakan siklus yang mungkin
sulit untuk diputuskan. Untuk memperbaiki harga diri anak yang rendah, perawat
pertama-tama harus mengkaji gaya hubungan keluarganya.perubahan konsep diri
menuntut kerja keras dan konsistensi, yang di dukung oleh seluruh staf
keperawatan.
Page 20
Page 21
perawat yang tidak pasti dengan identitasnya sendiri mungkin tidak mampu
mererima klien dan mungkin bereaksi seolah klien itu sesuatu dan orang lain,
dengan demikian menciptakan lingkungan yang tidak menerima bagi klien.
Perawat juga mempunyai dampak signifikan pada citra tubuh. Klien yang
harus beradaptasi terhadap perubahan citra tubuh yang disebakan oleh penyakit
atau pembedahan memerlukan dukungan,demikian juga halnya kluarga klien.
Misalnya jika perawat merasa bahwa ostomi atau mastektomi sangat
mengakibatkan buruknya penampilan, maka mereka tidak boleh mengekspresikan
pendapat tersebut pada klien baik secara verbal maupun nonverbal.perawat harus
berbicara dengan orang yang telah mempunyai pengalaman dalam merawat dan
rehabilitasi klien seperti ini. Bertemu dengan orang yang telah mengalami
pembedahan seperti ini dan yang telah mengalami penyembuhan dapat
meningkatkan pengetahuan. Perawat yang merasa tidak pasti tentang citra tubuh
mereka sendiri mungkin akan bereaksi lebih kuat terhadap perubahan dalam
penampilan dan fungsi fisik klien.
Page 22
citra tubuh harga diri atau kinerja peran. Peristiwa yang mempunyai dampak pada
diri menimbulkan stressor cukup besar atau jika stressor di timbulkan pada klien
dalam periode yang cukup lama, maka klien akan menjadi simptomatis.
Pengkajian harus menunjukan adanya batasan karakteristik dan perilaku
klien yang mengarah pada diagnosa keperawatan. Perawat harus cermat untuk
membuat diagnosa yang akuraat berdasarkan data pengkajian. Misalnya,
pertimbangkan
klien
dengan
diagnosa
penyakit
paru
kronis.
Perawat
mungkindengan cepat berasumsi bahwa klien mempaunyai citra tubuh yang buruk
sebagai akibat kehilangan fungsi tubuh. Namun demikian, informasi ini saja tidak
akan membantuk diagnosa keperawatan yang konklusif.
3. Perencanaan
Setelah menentukan diagnosa keperawatan, perawat, klien, dan keluarganya
harus merencanakan perawatan yang diarahkan pada membantu kllien meraih
kembali atau mempertahankan konsep diri yang sehat. Rencana perawatan
didasarkan pada tujuan dan hasil yang diperkirakan. Hasil akan memberikan
ukuran untuk menentukan apakah rencana perawatan pada akhirnya berhasil.
Perawat harus menentukan apakah hasil yang ditetapkan realistis, sesuai dengan
keadaan fisik dan psikososial klien saat ini. Setelah menetapkan tujuan perawat
merencanakan strategi yang ditujukan pada penyelesaian diagnosa keperawatan.
Secara spesifik, intervensi keperawatan diarahkan pada faktor yang berhubungan
dengan diagnosis. Misalnya dalam gangguan citra tubuh yang berhubungan
dengan persepsi negatif terhadap diri setelah histerektomi, maka intervensi
perawat ditujukkan untuk membantu klien mencapai kembali feminitasnya dan
menerima perubahan fisik yang berkaitan dengan insisi abdomen. Rencana
perawatan menyajikan tujuan, hasil yang diharapkan, dan intervensi untuk klien
dengan gangguan konsep diri. Intervensi difokuskan pada membantu klien
mengaadaptasi stressor yang menyebabkan gangguan konsep diri
dan pada
Page 23
4. Implementasi
Menciptakan lingkungan dan hubungan yang terapeutik dan mendukung
penggalian diri penting untuk mengintervensi klien yang mempunyai masalah
konsep diri. Banyak variabel yang mempengaruhi pandangan klien tentang diri
bersifat pribaadi dan personal. Perawat harus dengan jelas dan tulus menunjukan
perawatanya pada klien. Kemudian akan berkembang rasa saling percaya untuk
memberdayakan perawat bermitra dengan klien dalam menetapkan intervensi
yang sangat berguna.
Page 24
adalah
kemampuan
untuk
mengkonseptualisasikan
dan
Page 25
7. Demokratis
8. Etik
9. Kreatif
10. Merasa sama dengan umat manusia seluruhnya
2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Garbarino(1992) Mengemukakan bahwa pada prinsipnya, dalam
proses perkembangan manusia bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam
persepektif ini, individu berinteraksi dengan lingkungan.
Interaksi tersebut membuat kedua elemen saling mempengaruhi satu sama
lain dan membentuk sistem dalam beberapa tingkatan yang terdiri dari
microsystems, mesosystems, exosystens, dan macrosystems.
Microsystem adalah realita pisikologis dari kehidupan nyata yang di alami
individu sehari-harinya, mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat
individu ,dan interaksi antara kedua lingkungan dimana individu ikut
berpartisipasi. Pada anak-anak ukuran mycrosystem, relatif kecil karena terdiri
dari tempat tinggal, dengan siapa ia tinggal, dan bagaimana di dalamnya terjadi
interaksi.
Mesosystem adalah hubungan,dimana individu yang sedang berkembang
mengalami kenyataan hidup, semakin kuat dan lengkap jaringan diantara setting
realita, maka mesosystem akan semakin kuat mempengaruhi perkembangan
individu.
Exosystem yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang terdekat anak
tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi didalamnya, contohnya lingkungan
kerja orang tua dan rapat-rapat di sekolah.
Macrosystem yaitu ideologi,budaya,yang melingkupi mesosystem dan
exosystem. Jadi kesimpulannya, semua faktor di atas mencakup perkembangan
Page 26
khas pada remaja yaitu, fisik, psikis, dan sosial, yang terkait terhadap
pembentukan konsep diri.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam konsep diri memiliki fungsi
pemahaman kita terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri setiap
individu. Mengaktualisasikan sikap-sikap secara tepat, baik terhadap diri sendiri
ataupun orang lain sebagai suatu pengolahan dasar pemikiran yang positif.
Perkembangan ke arah positif dapat membantu individu memproses segala
sesuatu secara realistis dan meminimalisir kegagalan baik secara individualisme
maupun sosialisme.
3.2 Saran
persepsi individu, ia harus berprilaku sesuai dengan standart pribadi.
Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
prilaku memenuhi ideal diri.
Mengenal diri pribadi secara fisik dan psikologis, sehingga terjadi
pengontrolan dalam bersikap dan berfikir. Pandanglah segala sesuatu secara
positif, meskipun pada kenyataannya manusia memiliki kecenderungan terhadap
pemikiran yang negatif.
Page 27
DAFTAR PUSTAKA
Page 28