Anda di halaman 1dari 10

KONSEP PRIKOSOSIAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

YANG MENCAKUP KONSEP DIRI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ALVI ELHIBA (22010058)

MUHAMMAD FAJAR (22010060)

NAJWA SALSABILA (22010026)

PUTRI RIFKA AMALIA (22010019)

RIKA MAHYANI (22010067)

TASYA RISKINA (22010012)

PEMBIMBING : MURSAL SIDDIQ, M. Psi. Psikolog

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan judul "Konsep Psikososial dalam Praktik Keperawatan
yang Mencakup Konsep Diri". Dalam pembelajaran kali ini, mahasiswa dituntut untuk mampu
memahami bagaimana konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mancakup konsep diri.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai konsep psikososial dalam praktik keperawatan yang mencakup konsep diri dan kesehatan
spiritual. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata kesempurna.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Sigli, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................

1.2 Tujuan............................................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS................................................................................................................

2.1 Konsep Diri........................................................................................................................................

2.1.1 Defenisi Konsep Diri...................................................................................................................

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengarhui Konsep Diri...........................................................................

2.1.3 Rentang Konsep Diri....................................................................................................................

2.1.4 Komponen Konsep Diri...............................................................................................................

2.1.5 Perilaku Pasien dengan Gangguan Konsep Diri...........................................................................

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling
berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan
yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan
tersebut disebut sehat. Sedangkan orang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
keseimbangan dirinya dan lingkungan. Kilen masuk rumah sakit dan dirawat mengalami sters fisik dan
mental baik dari diri sendiri, lingkungan, maupun keluarga. Pada heirarki kebutuhan Maslow dinyatakan
bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi dini. Untuk
mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas penulis mengangkat permasalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari konsep diri?

2. Bagaimana faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri?

3. Bagaimana cara kita mengetahui komponen konsep diri?

4. Bagaimana Perilaku Pasien dengan Gangguan Konsep diri?

1.3. Tujuan Masalah

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian konsep diri.

2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi konsep diri.

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami komponen konsep diri.

4. Mahasiswa mampu mengetahui Perilaku Pasien dengan Gangguan Konsep diri.


BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Diri

2.1.1 Defenisi Konsep Diri

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalalm berhubungan dengan orang lain (Stuart dan
Sundeen, 1998). Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal,
emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Beck, Willian dan Rawlin, 1986). Konsep diri adalah
semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara
bertahap saat bayi melalui mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri (Stuart dan Sundeen, 1998)

a. Teori perkembangan

Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti
mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya
memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi
lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman
budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.

b. Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat)

Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri
sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri
pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat. remaja
dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya. pengaruh orang dekat atau orang penting
sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.

c. Self Perception (persepsi diri sendiri)

Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannnya. serta persepsi individu terhadap
pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan
pengalaman yang positif. Sehingga konsep diri merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari
perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif, yang dapat
dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan
Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
2.1.3 Rentang Konsep Diri (Stuart dan Sundeen, 1998)

Menurut Stuart dan Sudden, Rentang konsep diri mulai dari respon Adaptif sampai dengan respon
Maladaptif yang terdiri dari:

a. Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman yang nyata yang sukses dan diterima.

b. Konsep Diri Positif

Konsep diri positif apabila individu memiliki pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri.

c. Harga Diri Rendah

Harga diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri adaptif dengan respon konsep diri
maladaptif.

d. Kekacauan Identitas

Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa


kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang
harmonis.

e. Depersonalisasi

Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.

2.1.4 Komponen Konsep Diri

a. Gambaran Diri/Citra Tubuh (Body Image)

Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan di
modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart dan Sundeen, 1998).

Gambaran diri (body image) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang
dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis
terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan merasa lebih aman. sehingga
terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
Pada anak usia sekolah mempunyai perbedaan citra tubuh dengan seorang bayi, salah satu
perbedaan yang menyolok adalah kemampuan untuk berjalan. dimana hal ini bergantung pada
kematangan fisik Pada masa remaja dengan adanya perubahan hormonal akan mempengaruhi
citra tubuhnya misalnya menopause. Pada masa usia lanjut sebagai akibat dari proses penuaan
terjadi perubahan penurunan penglihatan, pendengaran, dan mobilitas sehingga hal ini dapat
mempengaruhi citra tubuh seorang lansia.

b. Ideal Diri (Self Ideal)

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan
standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. (Stuart dan Sundeen, 1998). Standart
dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita,
nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan, nilai-nilai yang
ingin dicapai berdasarkan norma sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ingin dilakukan.

c. Harga Diri (Self Esteem)

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa
seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan
yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. (Stuart dan
Sundeen, 1998)

d. Peran (Role Performance)

Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan
dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial Peran yang ditetapkan adalah peran dimana
seseorang tidak mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih
oleh individu. (Stuart dan Sundeen, 1998). Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. (Keliat, 1992). Harga diri yang
tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri Posisi
di masyarakat dapat merupakan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang
menimbulkan kesukaran, tuntutan serta posisi yang tidak mungkin dilaksanakan (Keliat, 1992).

e. Identitas (Identity)

Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan
meliputi persepsi seksualitas seseorang Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan
seterusnya berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja
(Stuart dan Sundeen, 1998)

Pada masa anak-anak, untuk membentuk identitas dirinya, anak harus mampu membawa semua
perilaku yang di pelajari kedalam keutuhan yang koheren, konsisten dan unik (Erikson, 1963).
Rasa identitas ini secara kontiniu timbul dan di pengaruhi oleh situasi sepanjang hidup.
Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan fisik, emosional, kognitif dan social. Dimana dalam
masa ini apabila tidak dapt memenuhi harapan dorongan diri pribadi dan social yang membantu
mendefinisikan tentang diri maka remaja ini dapat mengalami kebingungan identitas. Seseorang
dengan rasa identitas yang kuat akan merasa terintegrasi bukan terbelah (Ericson, 1963).

2.1.5 Perilaku Pasien dengan Gangguan Konsep Diri

Perilaku yang adaptif :

1. Syok Psikologis

Merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama
tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas, Mekanisme koping yang
digunakan seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan diri.

2. Menarik diri

Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka
klien lari atau menghindar secara emosional. Klien menjadi tergantung, pasif, tidak ada motivasi
dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.

3. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap

Setelah klien sadar akan kenyataan, maka respon kehilangan atau berduka muncul Setelah fase ini
klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.

Perilaku yang maladaptive:

1. Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.

2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.

3. Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.

4. Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.

5. Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.

6. Mengungkapkan keputusasaan.

7. Mengungkapkan ketakutan ditolak

8. Depersonalisasi.

9. Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual (Beck, Willian dan Rawlin 1986). Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan,
dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi melalui mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain.

3.2 Saran

Dalam makalah ini, kami memiliki harapan agar pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun. Karena kami sadar dalam penulisan makalah ini terdapat begitu banyak kekurangan. Selain
itu, penulis juga menyarankan setelah membaca makalah ini kita semua dapat lebih memahami tentang
Konsep Kesehatan Spiritual dan Konsep Diri dan mampu menerapkannya dalam praktek keperawatan
yang ada di lingkungan kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Potter. P. A., Perry, A. G., 1999, Fundamental Keperawatan, Salemba medika

Jakarta. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi 1, Jakarta: EGC, 1999. Perry & Potter 2005. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 1,Edisi 4.

Jakarta: EGC. Stuart, Gail Wiscarz. Buku Saku Keperawatan jiwa, Jakarta EGC, 1998.

https://www.gramedia.com/best-seller/konsep-diri/

https://id.scribd.com/document/386422101/Konsep-Psikososial-Dalam-Praktik-Keperawatan-Psbk-Kel-1

Anda mungkin juga menyukai