Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP PSIKOSOSIAL
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

OLEH:
RAHMA
201801126

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
terselesaikannya makalah ini dengan judul “Konsep Psikososial Dalam Praktik
Keperawatan” sebagai hasil penugasan mata ajaran “Psikologi dan Budaya Dalam
Keperawatan” oleh dosen kepada Kami.

Dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap semoga makalah ini


dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Makalah ini tidaklah luput dari kekurangan, oleh karena itu kami
memohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan kami harapkan saran dan
kritik untuk perbaikan makalah ini.

Demikian dari saya, atas perhatian kritik dan saran kami ucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................


B. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Psikososial ........................................................................................


B. Konsep Diri ....................................................................................................
C. Konsep Kesehatan Spiritual ...........................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan
system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang
dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang
dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan
lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam
kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif (Mirzal
Tawi, 2008).
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang
bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal
balik, sebagai akibat terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa (Depkes, 2011).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Psikososial.
2. Untuk mengetahui apa itu Konsep Diri.
3. Untuk mengetahui apa itu Konsep Kesehatan Spiritual
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Psikososial
1. Definisi Psikososial
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang
mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk
pada hubungan yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling
berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Psikososial sendiri berasal
dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari
individu (pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada
hubungan eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya). Istilah
psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang mencakup faktor-
faktor psikologis (Chaplin, 2011). Masalah-masalah psikososial menurut
(Nanda, 2012) yaitu :
a. Berduka
b. Keputusasaan
c. Ansietas
d. Ketidakberdayaan
e. Risiko penyimpangan perilaku sehat
f. Gangguan citra tubuh
g. Koping tidak efektif
h. Koping keluarga tidak efektif
i. Sindroma post trauma
j. Penampilan peran tidak efektif
k. HDR situasional
2. Konsep Psikososial dalam praktek keperawatan
Jika diartikan menurut psikologi kesehatan psikososial sebagai suatu
perubahan yang muncul di dalam kehidupan sebuah individu, baik di
dalamnya yang termasuk hal yang sifat psikologik ataupun adanya
hubungan sosial yang terdapat pengaruh hubungan timbal balik. Juga
kaitannya dengan hubungan masalah kejiawaan yang terjadi di dalam
masyarakat dan tentu saja bisa sangat mempengaruhi hubungan timbal
balik, dnegan adanya suatu perubahan sosial dan juga gejolak sosial di
dalam lingkungan masyarakat.
Di dalam keperawatan psikososial bisa mencakup kesehatan mental
dan kesehatan jiwa, dengan psikososial juga dapat membangun emosional
dari pasien dan juga perilaku yang bisa terlihat di dalamnya. Diantara 13
aspek psikososial dalam keperawatan adalah:
a. Peningkatan kepercayaan diri
Dalam sebuah keperawatan ada juga beberapa hal yang harus
dilakukan, diantaranya peningkatan kepercayaan diri tentang
kesembuhan pada pasien dan juga kepada yang merawatnya, dengan
aspek tersebut bisa membuat pasien dan juga yang merawatnya
menjadi lebih percaya atas kesembuhan yang akan terjadi pada
pasien.
b. Riwayat klien atau pasien
Dari adanya riwayat pasien bisa terlihat dari latar belakaang, dan
juga tahap perkembangan yang terjadi dari penyakit yang sedang
dialami, adanya keyakinan budaya dan juga sisi spiritual dan
keyakinan mengenai sehtanya pasien, akan membantu paisen dalam
kesembuhan dan juga dalam sisi keperawatannya. Karena
perkembangan kondisi juga termasuk ke dalam kajian psikososial
yang cukup penting termasuk di dalamnya komponen kesehatan
jiwa.
c. Penampilan dan perilaku motoric
Dari sisi perawat biasanya akan melakukan pengkajian dari
penampilan paisen, apakah sudah sesuai dengan usia, apakah sesuai
dengan apa yang sudah dikatakan oleh paisen, dan juga menangani
kajian perilaku motoric yang terjadi, sehingga dengan melakukan
pengkajian cara bicara dapat diketahui kualitas dan juga kuantitas
dari setiap abnormalitas yang terdapat di dalamnya.
d. Mood dan juga afek
Yang dimaksud mood disini adalah mengenai hal yang berkaitan
di dalamnya status emosional yang ada pada diri pasien, mood juga
memiliki peranan yang sangat penting dalams ebuah aspek
psikososial untuk efek sendiri adalah ekspresi dari status emosional
dari terlihatnya klien.
e. Proses berfikir
Dari proses berfikir ini bisa berhubungan dengan bagaimana cara
klien tersebut berfikir. Proses pikir ini juga bisa disimpulkan dari
cara klien tersebut mengutarakan isi fikirannya dari cara bicara,
dengan isi pikir juga bisa terlihat dari ucapan klien yang memang
sebenarnya, untuk perawat sendiri bisa menyimpulkan apakah hal-
hal yang dikatakan oleh klien tersebut benar adanya ataukah tidak.
Dan juga apakah adanya keterkaitan antara ide yang bisa
disampaikan dan berkaitan satu sama lainnya.
f. Proses intelektual
Adanya orientasi pengenaan pada pasien, tempat dan juga waktu
mampu mengetahui tahun yang benar, dan dari terdapatnya sebuah
informasi mengenai tempat dan juga waktu, yang di dalamnya biasa
disebut sebagai terorinterasi.
g. Keterlibatan keluarga
Dengan adanya keterlibatan keluarga ini juga mampu melibatkan
keluarga dalam melakukan keperawatan, dan sehingga bisa
menetukan dari sumber fisik, psikososial dan juga dari pendidikan
dari adanya pelayanan kesehatan yang ada, selain itu juga dapat
menentukan dari adanya ketergantungan pasien pada keluarga yang
melaui umur dan juga penyakit.
h. Kecemasan
Kecemasan bisa dikatakan sebagai salah satu aspek dari
psikososial keperawatan, dimana dalam suatu kecemasan terdapat
suatu perasaan yang tidak santai, ada juga rasa ketidaknyamanan,
perasaan takut yang bisa diikuti degan suatu respon dengan suatu
antisipasi bahaya.
i. Kepanikan
Dalam suatu tingkatan kepanikan bisa berhubungan dengan
sesuatu ketakutan dan teror di dalamnya, rinciannya sendiri bisa kita
lihat dari kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Sikap
panik juga bisa memperlihatkan suatu kepribadian dari siis
keperawatan. Di dalamnya juga bisa terjadi suatu peningkatan
aktovitas motoric dan juga persepsi yang menyimpan.
j. Hubungan social
Hubungan social juga disebut dengan kehdiupan klien, dimana
tempat mengadu saat bicara, tempat meminta bantuan dan juga
adanya dukungan mateual maupun nin material, dnegan adanya
hubungan kelompok social ii juga bisa melaihat sejauh mana adanya
perkembangan dari keperawatan pasien.
k. Pertimbangan fisiologis.
Dalam sisi psikososial, perawat diharuskan untuk menyertakan
adanya fungsi fisiologis, meskipun di dalamnya terdapat pengkajian
kesehatan fisik dan juga mengenai hal yang tidak dapat
diindikasikan, seperti di dalamnya mengenai hubungan emosional,
pola atur makan, pola tidur dan hal lainnya.
l. Sikap dan juga pendekatan perawat
Dari sisi psikososial hal ini tentu bisa sangat mempengaruhi dari
adanya pendekatan pada perawat, sehingga harus dilakukan
pendekatan agar tidak terjadi ketidaknyamanan diantara perawat dan
juga dari sisi klien atau pasien., sehinga akan terdapat informasi
yang tersampaikan dengan jelas.
m. Interaksi
Interaksi memang harus dilakuka dan merupakan elemen yang
sangat penting dalam aspek psikososial, karena dengan interaksi
yang baik akan terjalin juga hubungan social yang utuh dan nyaman
dari sisi perawat dan juga klien.

Dalam secara keseluruhannya manusia merupakan mahluk


psikososial yang bisa menerapkan secara unik tentang sebuah sistem
bagaimana cara melakukan interaksi yang baik, dalam hal ini juga
manusia bisa dan mampu mepertahankan dengan melakukan
keseimbangan di dalam hidupnya, adanya keseimbangan tersebut juga
bisa melakukan penyesuaian diri dari lingkungannya, namun jika terjadi
pada seseorang yang sakit, dan orang tersebut gagal dalam melakukan
pertahanan keseimbangan untuk dirinya malah akan sulit melakukan
keseimbangan dengan lingkungan.

B. Konsep Diri
1. Pengertian konsep diri
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang
diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi
dengan orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi
mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
2. Faktor yang mempengaruhi konsep diri
a. Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan
pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
b. Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian
akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
c. Sumber eksternal dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh
terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang
humoris koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya
adanya dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
d. Pengamatan sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan
konsep diri demikian pula sebaliknya.
e. Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru,
ujian dan kekuatan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan
menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.
f. Usia, keadaaan sakit, dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
3. Kriteria kepribadian yang sehat
a. Citra tubuh positif dan akurat
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian
yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk presepsi saat ini dan masa
lalu.
b. Ideal dan realitas
Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan
hidup yang dapat dicapai.
c. Konsep diri yang positif
Konsep diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai
dalam hidupnya.
d. Harga diri tinggi
Seseorang yang akan mempunyai harga diri tinggi akan
memandang dirinya sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia
memandang dirinya sama dengan apa yang ia inginkan.
e. Kepuasan penampilan peran
Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat
berhubungan dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasan,
dapat memercayai dan terbuka pada orang lain serta membina
hubungan interdependen.
f. Identitas jelas
Individu merasakan keunikan dirinya yang memberiarahkehidupan
dalam mencapai tujuan.
C. Konsep Kesehatan Spiritual
Kesehatan adalah suatu keseimbangan dimensi kebutuhan manusia yang
berbeda secara terus menerus-spiritual, sosial, emosional, intelektual, fisik,
okupasional, dan lingkungan. Kesehatan atau kesejahteraan spiritual adalah
rasa keharmonisan, saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam dan
dengan kehidupan yang tertinggi. Rasa keharmonisan ini dicapai ketika
seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan, dan sistem
keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam diri mereka sendiri dan
dengan orang lain. Ketidakseimbangan spiritual (spirituality disequilibrium)
adalah sebuah kekacauan jiwa yang terjadi ketika kepercayaan yang dipegang
teguh tergoncang hebat. Kekacauan ini seringkali muncul ketika penyakit
yang mengancam hidup berhasil didiagnosis (Taylor, 1991). Kesehatan
spiritual adalah kondisi yang dalam pandangan sufistik disebut sebagai
terbebasnya jiwa dari berbagai penyakit ruhaniah, seperti syirik (polytheist),
kufur (atheist), nifaq atau munafik (hypocrite), dan fusuq (melanggar hukum).
Kondisi spiritual yang sehat terlihat dari hadirnya ikhlas (ridha dan
senang menerima pengaturan Illahi), tauhid (meng-Esa-kan Allah), tawakal
(berserah diri sepenuhnya kepada Allah). Spiritualitas adalah pandangan
pribadi dan perilaku yang mengekspresikan rasa keterkaitan ke dimensi
transcendental atau untuk sesuatu yang lebih besar dari diri (Asy’arie, 2012).
Dubos memandang sehat sebagai suatu proses kreatif dan menjelaskannya
sebagai kualitas hidup, termasuk kesehatan sosial, emosional, mental,
spiritual, dan biologis dari individu, yang disebabkan oleh adaptasi terhadap
lingkungan. Kontinum sehat dan kesehatan mencakup enam dimensi sehat
yang mempengaruhi gerakan di sepanjang kontinum. Dimensi ini diuraikan
sebagai berikut :
1. Sehat fisik ukuran tubuh, ketajaman sensorik, kerentanan terhadap
penyakit, fungsi tubuh, kebugaran fisik, dan kemampuan sembuh.
2. Sehat intelektual kemampuan untuk berfikir dengan jernih dan
menganalisis secara kritis untuk memenuhi tantangan hidup.
3. Sehat sosial kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal dan
interaksi dengan orang lain yang memuaskan.
4. Sehat emosional ekspresi yang sesuai dan control emosi; harga diri,
rasa percaya dan cinta.
5. Sehat lingkungan penghargaan terhadap lingkungan eksternal dan
peran yang dimainkan seseorang dalam mempertahankan, melindungi,
dan memperbaiki kondisi lingkungan.
6. Sehat spiritual keyakinan terhadap Tuhan atau cara hidup yang
ditentukan oleh agama; rasa terbimbing akan makna atau nilai
kehidupan.

Banyak orang meyakini kesehatan optimum paling baik dicapai dengan


pendekatan holistik saat terdapat keseimbangan antara dimensi-dimensi.
Manusia terdiri dari dimensi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual
dimana setiap dimensi harus dipenui kebutuhannya. Seringkali
permasalahan yang muncul pada klien ketika mengalami suatu kondisi
dengan penyakit tertentu (misalnya penyakit fisik) mengakibatkan
terjadinya masalah psikososial dan spiritual. Ketika klien mengalami
penyakit, kehilangan dan stress, kekuatan spiritual dapat membantu
individu tersebut menuju penyembuhan dan terpenuhinya tujuan dengan
atau melalui pemenuhan kebutuhan spiritual.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui
tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang
lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain..
Perubahan dari suatu keadaan dari respons akibat stressor disebut
adaptasi. Adaptasi sesungguhnya terjadi apabila adanya keseimbangan antara
lingkungan internal dan eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/169/jtptunimus-gdl-oktayuanit-8436-3-
babii.pdf

https://dosenpsikologi.com/aspek-psikososial-dalam-keperawatan

Anda mungkin juga menyukai