Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DIRI

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 8

1. ZAM SALWA AZIZAH SALIM (1914301024)


2. SYARI MUTIARA SYAHIDAH (1914301025)
3. DIAN ANIS SANI (1914301049)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWTAN TANJUNGKARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATANTANJUNGKARANG
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “Konsep Diri”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh

Metro, 2 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................1
C. TUJUAN................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1.1 DEFINISI KONSEP DIRI.....................................................................................3
1.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI.......................................3
1.3 KOMONEN KONSEP DIRI
1) CITRA TUBUH........................................................................................4
2) PERAN......................................................................................................7
3) IDEAL DIRI..............................................................................................7
4) HARGA DIRI............................................................................................8
5) IDENTITAS DIRI.....................................................................................9
BAB III PENUTUP
2.1 KESIMPULAN...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan pengalamannya
dengan tubuhnya sendiri. Konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu,
hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia di luar dirinya. Konsep diri
berkembang terus mulai dari bayi hingga usia tua. Pengalaman dalam keluarga merupakan
dasar pembentukan konsep diri karena keluarga dapat memberikan perasaan mampu dan
tidak mampu, perasaan diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai
kesempatan untuk mengidentifikasi dan meniru perilaku orang lain yang diinginkannya serta
merupakan dorongan yang kuat agar individu mencapai tujuan yang sesuai atau pengharapan
yang pantas.
Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka
dan jujur karena latar belakang penerimaan sukses, konsep diri yang positif berasal dari
pengalaman yang positif yang mengarah pada kemampuan pemahaman.

Karakter individu dengan konsep diri yang positif:

1. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan gampang bersahabat.


2. Mampu berfikir dan membuat keputusan.
3. Dapat beradaptasi dan menguasai lingkungan.

Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
maladaptif.Setiap individu dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai stresor, dengan
adanya stresor akan menyebabkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri. Dalam usaha
mengatasi ketidakseimbangan tersebut individu menggunakan koping yang bersifat
membangun (konstruktif) ataupun koping yang bersifat merusak (destruktif).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Konsep Diri?
2. Sebutkan Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsep Diri?
3. Sebutkan Dan Jelaskan Komonen Konsep Diri

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Konsep Diri!
2. Untuk mengetahui Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsep Diri!
3. Untuk mengetahui Komonen Konsep Diri!

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 DEFINISI KONSEP DIRI

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan
orang lain (Stuart, 2007).
Sedangkan menurut (Suliswati dkk, 2002) konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri berkembang secara bertahap dimulai dari bayi dapat mengenalidan
membedakan orang lain. Proses yang berkesinambungan dari perkembangan konsep diri
dipengaruhi oleh pengalaman interpersonal dan kultural yang memberikan perasaan positif,
memahami kompetensi pada area yang bernilai bagi individu dan dipelajari melalui
akumulasi kontak-kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain.

1.2 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri


a. Faktor Predisposisi

Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang. Faktor ini
dapat dibagi sebagai berikut:

1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran gender, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.

3
b. Stresor Pencetus

Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal, yaitu :

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa


yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma- norma budaya, nilai-nilai, serta
tekanan untuk menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh:
a. Kehilangan bagian tubuh

b. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh

c. Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal

1.3 KOMPONEN KONSEP DIRI

1) CITRA TUBUH

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak disadari
meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan
dan potensi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan
persepsi dan pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh harus harus realistis karena semakin
dapat menerima dan menyukai tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari
kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga diri
tinggi dari pada individu yang tidak menyukai tubuhnya.

4
Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya.
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya akan memperlihatkan
kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses di dalam kehidupan
(suliswati dkk, 2005)

Banyak Faktor yang dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya
Stresor yang dapat menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat
berupa:

1. Operasi.
Seperti: mastektomi, amputsi, luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri.
Demikian pula tindakan koreksi seperti operasi plastik, protesa dan lain –lain.

2. Kegagalan fungsi tubuh.


Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonlisasi yaitu tidak mengkui
atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf.

3. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fngsi tubuh


Seperti sering terjadi pada klien gangguan jiwa , klien mempersiapkan penampilan dan

pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan.

4. Tergantung pada mesin.


Seperti : klien intensif care yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya
sukar mendapatkan informasi umpan balik engan penggunaan lntensif care dipandang
sebagai gangguan.

5. Perubahan tubuh berkaitan


Hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan
perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. Tidak jarang seseorang
menanggapinya dengan respon negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan
seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal.

5
6. Umpan balik interpersonal yang negatif
Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga
dapat membuat seseorang menarik diri.

7. Standard sosial budaya.


Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-setiap pada setiap orang
dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan
pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder.
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda dan gejala,
seperti :
a) Syok Psikologis.
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan
dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai
reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan
perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri
seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan
keseimbangan diri.
b) Menarik diri.
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena
tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional. Klien
menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan
dalam perawatannya.

c) Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.


Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran
diri yang baru.
Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang
adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka
respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri
yaitu :
1) Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah.
2) Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh.
6
3) Mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri.
4) Perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh.
5) Preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang.
6) Mengungkapkan keputusasaan
7) Mengungkapkan ketakutan ditolak.
8) Depersonalisasi.
9) Menolak penjelasan tentang perubahan tubuh. (Salbiah, 2003)

2) PERAN
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam kelompok sosialnya. Peran
memberikan sarana untuk berperan serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk
menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Setiap orang disibukan oleh
beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok
dengan ideal diri.( suliswati dkk, 2005)

Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap peran:

1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.


2. Tanggapan yang konsisten dari orang-orang yang berarti terhadap perannya.
3. Kecocokan dan keseimbangan antar peran yang diembannya.
4. Keselarasan norma budaya dan harapan individu terhadap perilaku.
5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan penampilan peran yang tidak sesuai.

3) IDEAL DIRI
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan
atau disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri akan
mewujudkan cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat
tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang
penting pada dirinya yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan
berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan dan akan membentuk

7
dasar dari ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi
pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua akan dilakukan penyesuaian yang
merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran dan tanggung jawab.

Individu cenderung menetapkan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita,
menghindari kegagalan dan rasa cemas. Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung
respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar-samar atau kabur.
Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan
kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting
untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi ideal diri
1. Menetapkan ideal diri sebatas kemampuan
2. Faktor kultur dibandingkan dengan standar orang lain
3. Hasrat melebihi orang lain
4. Hasrat untuk berhasil
5. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan realistikhasrat menghindari kegagalan
6. Adanya perasaan cemas dan rendah diri
(suliswati dkk, 2005)

4) HARGA DIRI
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Individu akan merasa
harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa
harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima
lingkungan.

Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Untuk meningkatkan harga diri anak diberi
kesempatan untuk sukses, beri penguatan atau pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal”
atau harapan jangan terlalu tinggi dan sesuaikan dengan budaya, berikan dorongan untuk
aspirasi atau cita-cita dan bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menggangu
persepsinya.

8
Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas, karena pada saat ini harga diri
mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya
sendiri. Remaja dituntut untuk menentukan pilihan, posisi peran dan memutuskan apakah ia
mampu meraih sukses dari suatu bidang tertentu, apakah ia dapat berpartisipasi atau diterima
di berbagai macam aktivitas sosial.

Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil dan memberikan gambaran yang jelas tentang
dirinya dan cenderung lebih mampu menerima keberadaan dirinya. Hal ini didapatkan dari
pengalaman menghadapi kekurangan diri dan meningkatkan kemampuan secara maksimal
kelebihan dirinya. Pada masa dewasa akhir timbul masalah arga diri karena adanya
tantangan baru sehubungan dengan pensiun, ketidakmampuan fisik, berpisah dari anak,
kehilangan pasangan. ( suliswati dkk, 2005)

5) IDENTITAS DIRI
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan
orang lain. Identitas diri merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut atau jabatan dan
peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang
dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan
berharga (respek pada diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri.

Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep


diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri,
mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.

Ciri individu dengan identitas diri yang positif:

1. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh terpisah dari orang lain
2. Mengakui jenis kelamin sendiri
3. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan
4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang
6. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat dicapai/direalisasikan.

9
(Suliswati dkk, 2005)
BAB III
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart, 2007).Faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu faktor
Predisposisi dan faktor Stresor Pencetus.
Komponen konsep diri terdiri dari :
1. Citra Tubuh
2. Peran
3. Ideal Diri
4. Harga Diri
5. Identitas Diri

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2013/09/pengertian-dan-komponen-konsep-diri.html
Gambaran konsep diri-Repository UIN

11

Anda mungkin juga menyukai