i
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 19
A. Kesimpulan ......................................................................................... 19
B. Saran ..................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks
dari perasaan, sikap dan persepsi bawa sadar maupun sadar. Konsep diri
memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap
situasi dan hubungan kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain.
Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu
yang kritis ketika banyak hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Jika
seseorang anak mempunyai masa kanak-kanak yang aman dan stabil, maka
konsep diri masa remaja anak tersebut secara mengejutkan akan sangat stabil.
Ketidaksesuaian antara aspek tertentu dari kepribadian dan konsep diri dapat
menjadi sumber stress atau konflik.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Mahasiswa:
2. Pembaca:
3. Institut:
konsep diri.
2
BAB II
KONSEP TEORI
3
Gangguan konsep diri adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kondisi
pembahasan perasaan, pikiran atau pandangan dirinya sendiri yang buruk atau buruk.
B. Proses Terjadinya Gangguan Konsep Diri
Gangguan konsep diri ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk
melakukan dengan penyesuaian diri (maladjustment). Gangguan konsep diri adalah
penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan
akan menghasilkan gangguan konsep diri yang rendah atau gangguan konsep diri yang
tinggi. Jika seseorang sering gagal , maka cenderung gangguan konsep diri rendah.
Gangguan konsep diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan konsep diri
bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Biasanya gangguan konsep diri sangat
rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa
masalah kesehatan fisik mengakibatkan gangguan konsep diri rendah.
C. Faktor Yang Memengaruhi Konsep Diri
1. Orang Sekitar Anda
Faktanya, tidak semua individu memberikan pengaruh apalagi pengaruh
yang besar yang sama terhadap diri kita. Anda bisa bayangkan bagaimana anda
bisa berubah jika setiap bertemu individu baru anda akan terpengaruh. Semua
pasti ada batasannya.
Adapun yang biasanya bisa memberikan pengaruh yaitu orang-orang yang
paling dekat dengan kita ataupun mereka yang ada disekitar anda. Dalam dunia
psikologi disebut sebagai significant others. Siapa saja mereka ? orang tua,
saudara dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita, dan biasanya tetangga
yang sering ada di lingkungan rumah kita.
2. Keberhasilan
Konsep diri bisa didapatkan ketika seseorang mendapatkan keberhasilan
atas apa yang telah dialaminya. Keberhasilan seringkali mempengaruhi konsep
diri dan adaptasi pribadi seseorang. Selain itu, kehidupan sosialnya juga, dan ini
berarti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap konsep dirinya. Seringkali
keberhasilan merupakan produk utama untuk mendapatkan kebanggaan. Biasanya
ada perasaan bangga dan juga puas.
3. Kegagalan
4
Selain keberhasilan kegagalan juga bisa menjadi hal utama yang paling
dibutuhkan oleh seseorang atau yang sudah pasti hadir dalam konsep diri
seseorang. Mengingat bahwa kegagalan seringkali membawa hikmah atau
introspeksi dan pelajaran untuk banyak orang.
4. Reaksi Orang Lain
Ketika anda menjalankan kehidupan sehari-hari orang akan memandang
individu sesuai dengan pola perilaku yang ditunjukkan mereka sendiri. Harry
Stack Sullivan (Jalaludin Rakhmat, 1996: 101) telah menjelaskan dengan jelas
bahwa jika anda ingin diterima, dihormati dan juga disenangi maka anda harus
ikut menghormati, menerima dan juga membuat orang lain merasa diterima oleh
kita. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan diri sendiri maka anda tidak
bisa menyalahkan diri sendiri saja. Itulah konsep diri yang tepat dan benar.
5. Keadaan Fisik
Seringkali orang lain melihat penampilan luar diri seseorang. Maka
keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan
konsep dirinya seperti apa dan juga bagaimana ia memandang orang lain atau
sebaliknya. Individu yang memiliki cacat tubuh sudah tentu akan memandang
dirinya rendah, mengingat orang lain juga memandang dia seperti itu.
Beberapa orang juga justru sengaja dan juga membiasakan diri dengan
kelemahan, seperti munculnya perasaan malu, minder, tidak berharga dan
perasaan ganjil karena melihat dirinya berbeda dengan orang lain. Padahal hal itu
memang benar-benar membuat diri mereka tidak dihargai.
5
Tuntutan yang seringkali dirasakan anak terkadang menerima hambatan
dan juga mendapatkan tuntutan yang menyebabkan anak tidak berkembang.
Selain itu, sikap orang tua yang berlebihan untuk melindungi anaknya juga akan
menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan mengakibatkan anak menjadi
kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki konsep diri yang rendah.
8. Mycrosystems
Mycrosystems merupakan pengertian dari sebuah realita psikologis di
kehidupan realita atau sebenarnya yang seringkal dilakukan oleh masyarakat
setiap harinya. Mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat individu berada.
Dimana tentu anda ketahui bahwa banyak konsep diri yang terbentuk dari
lingkungan sosial di sekitar individu. Begitupun dengan interaksi antara kedua
lingkungan di mana individu ikut berpartisipasi.
9. Mesosystems
Ada lagi yang disebut dengan mesosystems, dimana hubungan antara
mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan mengalami
kenyataan hidup. Dengan adanya kekuatan dan lengkap jaringan di antara setting
realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan
individu. Untuk itu mesosystems cukup berperan dalam pembentukan diri atau
konsep diri mereka.
6
Apa yang anda bayangkan jika kondisi keluarga tidak baik ? maka akan
berdampak dan menyebabkan lingkungan tidak baik. Anak yang baik dapat
ditandai dengan adanya intregitas dan tenggang rasa yang tinggi serta sikap positif
dari anggota keluarga. Karena mereka terbiasa dengan kebiasaan baik dan juga
benar. Adanya kondisi semacam itu menyebabkan anak memandang orang tua
sebagai figur yang berhasil dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai
tokoh yang dapat mendukung dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan
hidupnya. Sehingga konsep diri lebih matang dan lebih baik.
Adapun beberapa faktor lain dari sebuah konsep diri yaitu :
a. Pendidikan (latar belakang pendidikan seseorang)
b. Pengalaman hidup seseorang
c. Permasalahan atau tingkat permasalahan seseorang yang berbeda-beda.
7
lantang. Saat menyuarakan gangguan konsep diri tersebut, pastikan Sobat
melabelinya sebagai sebuah gangguan konsep diri.
4. Alihkan perhatian pribadi dengan kegiatan baik
Tetap sibuk memberi Sobat lebih sedikit waktu untuk merenungkan
gangguan konsep diri dan juga dapat mengingatkan pribadi pada hal hal yang
Sobat nikmati. Carilah kegiatan yang Sobat nikmati atau cobalah sesuatu yang
baru.
5. Gunakan peneguhan baik harian yang menyemangati pribadi
Peneguhan harian yang baik dapat membantu mengatasi emosi buruk yang
sering kali menyertai gangguan konsep diri buruk. Ambillah waktu beberapa saat
setiap hari untuk menatap pribadi di cermin dan mengatakan sesuatu yang
menyemangati pribadi. Sobat dapat mengatakan sesuatu yang Sobat percayai
tentang pribadi sendiri atau sesuatu yang ingin Sobat percayai tentang pribadi
sendiri
6. Maafkan pribadi sendiri saat Anda melakukan kesalahan
Memaafkan pribadi sendiri, seperti halnya memaafkan teman, merupakan
bagian penting dalam pelajaran mengenai cara mengatasi gangguan konsep diri
buruk. Jika memiliki gangguan konsep diri buruk yang berasal dari kesalahan
yang Sobat buat, pelajari cara memaafkan pribadi sendiri. Salah satu cara yang
dapat Sobat mulai untuk membungkam kritik pribadi adalah dengan mempelajari
cara memaafkan pribadi sendiri saat melakukan kesalahan, sama seperti Sobat
memaafkan seorang teman dekat.
7. Ucapkan selamat kepada pribadi sendiri atas kemenangan kemenangan kecil
Cara lain untuk melawan gangguan konsep diri buruk adalah dengan
mengucapkan selamat kepada pribadi sendiri saat berhasil melakukan sesuatu
yang baik, dan ingatkan pribadi akan hal hal yang telah berhasil Sobat lakukan
dengan baik di masa lalu. Sesekali mengakui keberhasilan pribadi akan
membantu Sobat tetap fokus pada aspek aspek baik dari pribadi Sobat, serta
menghentikan gangguan konsep diri dan perasaan buruk.
8. Cari seorang psikolog
Jika sobat merasa diselimuti berbagai pengalaman buruk, mungkin sobat
akan memperoleh banyak manfaat dengan berbicara kepada seorang psikolog,
8
selain melatih berpikir baik. Carilah seorang konselor yang terlatih dalam hal
Terapi gangguan konsep diri. konselor tersebut bisa membantu melatih sobat
untuk berpikir baik.
9
Cari tempat yang tenang dan nyaman, lalu sisihkan waktu untuk bersantai.
Secara mental tinjau hari Anda dan identifikasi lima hal yang sobat alami.
Ucapkan satu hal baik keras keras atau tulis dalam sebuah catatan.
10
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Analisa Jurnal
1. Hubungan Konsep Diri dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa
Keperawatan
a. Tujuan Penulisan
Hasil dari rancangan kegiatan untuk memberikan
rekomendasi kepada lembaga pendidikan sebagai upaya untuk
memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk memperhatikan
konsep diri dalam pembelajaran. Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai analisis lebih jauh tentang
hubungan antara konsep diri mahasiswa dengan prestasi akademik
pada mahasiswa. Perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh
berbagai faktor dimana faktor – faktor tersebut akan memunculkan
stressor bagi individu yang memungkinkan memacu permasalahan
gangguan konsep diri.
b. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian
kuantitatif non-eksperimental deskriptif korelatif. Pengambilan
sempel menggunakan teknik total sampling. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu
Kesperawatan (PSIK) FK UNDIP.
c. Alat Ukur
Alat penelitian ini berupa kuesioner yang terbagi menjadi 3
bagian yaitu pendahuluan, karekteristik responden, konsep diri
mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus
chi square.
d. Jumlah Responden
Tahun 2010 126 mahasiswa FK UAJ angkatan 2007 berusia
18 – 24 tahun 62,7% mengalami kecenderungan low self esteem.
Tahun 2011 di Malaysia 106 mahasiswa UPM 85,5% (91
11
mahasiswa) memiliki low indentitiy reflection dan haya 14,2% (15
mahasiswa) memiliki hight identity reflection. Hasil dari segi
tingkat konsep diri mahasiswa menunjukkan pula hasil yang tidak
jauh berbeda 84,9% (90 mahasiswa) memiliki konsep diri negatif
dan hanya 15,1% (16 mahasiswa) memiliki konsep diri positif.
Data laporan pada 2010 dengan sempel 100 pelajar pre-university
di Qaemshahr 50 laki – laki dan 50 wanita didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan
prestasi akademik.
e. Hasil
Karakteristik banyak ditemukan pada perempuan berusia 21
tahun dengan asal kelas dominan kelas regular dibanding kelas
RIC. Responden dengan konsep diri baik mayoritas memiliki
prestasi akademik sangat memuskan yaitu sebesar 73,3% (11
responden). Responden dengan konsep diri cukup mayoritas
memiliki prestasi akademik memuaskan yaitu sebesar 100% (11
responden). Oleh karena itu, pada penelitian ini hipotesis nol (Ho)
ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima sehingga dapat
dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri
dengan pencapaian IPK mahasiswa.
Konsep diri sangat erat kaitannya dengan kehidupan
individu. Konsep diri mempengaruhi kinerja dan keberhasilan
manusia, karena konsep diri dapat dikatakan sebagai pengatur
mental seseorang. Individu dengan konsep diri yang baik akan
diimbangi dengan level prestasi hidupnya. Hal ini yang mendasari
bahwa pada mahasiswa dengan konsep diri baik tentunya akan
diimbangi dengan prestasi akademik yang baik. Semakin matang
usia, individu akan semakin memandang prestasi akademis lebih
serius. Individu beranggapan bahwa kehidupannya saat ini bukan
main-main lagi sehingga akan berlomba-lomba mencapai prestasi
akademik setinggi-tingginya.
12
Sikap mahasiswa yang fokus dalam meraih presatasi
akademik yang tinggi dan berbagai tuntutan yang dibebankan
kepada mereka baik secara langsung maupun tidak langsung,
menyebabkan mahasiswa terkadang lupa atau tidak mampu
membagi fokus tujuan yang lain yaitu membentuk konsep diri yang
baik. Hal ini lah yang menyebabkan masih adanya mahasiswa pada
usia dewasa muda yang memiliki konsep diri kurang. Konsep diri
yang kurang tentunya menyebabkan pencapaian prestasi akademik
juga kurang. Berbeda dengan seseorang dengan konsep diri yang
baik, tentunya prestasi akademik yang diraih akan semakin baik
pula.
f. Diskusi
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa identifikasi konsep
diri sangat penting. Institusi pendidikan berperan penting dalam
pembentukan konsep diri diantaranya dengan mengadakan
kegiatan bimbingan atau konseling,memberikan motivasi,
memberikan respon – respon positif berupa pujian, dan
menghindari tindakan memvonis mahasiswa kurang pintar dan
tidak berkompeten baik secara verbal maupun non-verbal yang
dapat dilakukan oleh staf pengajar/ dosen ketika proses belajar
mengajar dapat pula dilakukan guna memupuk rasa percaya diri
mahasiswa.
2. Bahaya Label Negatif Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak dengan
Gangguan Belajar
a. Tujuan Penulisan
Hasil dari rancangan kegiatan untuk memberikan
rekomendasi kepada guru, orang tua, teman sebaya, dan
lingkungan sebagai upaya untuk memberikan kontribusi bagi
siswa. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai analisis lebih jauh tentang bahaya label negatif
terhadap pembentukan konsep diri khususnya pada anak yang
mengalami gangguan belajar. Pengaruh label negatif berdampak
13
pada pembentukan konsep diri berdampak memiliki pandangan
negatif tentang diri sendiri, sikap putus asa, depresi,perasaan
tekanan dan keinginan mengakhiri kehidupan.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan Research and Development (R&D). Penelitian ini
berorientasi pada pengembangan suatu produk yang proses
pengembangannya dideskripsikan secara teliti dan produk yang
diperoleh, dievaluasi. Rangkaian penelitian dan pengembangan
dilakukan dimulai dengan eksplorasi dan studi konseptual,dilanjut
dengan ujicoba dan evaluasi serta implementasi.
c. Alat Ukur
Alat penelitian ini berupa kuesioner yang terbagi menjadi 3
bagian yaitu pendahuluan, karekteristik responden, konsep diri
mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus
chi square.
d. Jumlah Responden
709 siswa dengan rincian 318 siswa SD N 1 Klaten, 256
siswa SMP N 1 Karang Dowo, 135 SMP N 1 Karang Nongko.
e. Hasil
Seseorang yang diberi label negatif menjadikan orang
tersebut tidak mampu berkembang dengan baik, munculnya
ketegangan dan dianggap lemah karena merasa malu terhadap apa
yang orang persefsikan pada dirinya. Bagi anak yang diberi label
negatif tentu hal tersebut menjadi pemahaman baru, bahwa dirinya
dianggap lemah dan tidak bisa melakukan apa –apa, seperti yang
kita ketahui bahwa anak merupakan individu yang berkembang
bagaimana pembelajaran yang didapat berpengaruh signifikan pada
dirinya. Bagi anak yang masih membutuhkan pengetahuan dan
motivasi dari orang tua menjadi modal dia untuk terus
berkembang. Sebaliknya anak yang diberi label negatif menjadikan
dirinya persesif diri akan konsep diri yang lemah. Labelling negatif
14
sangat berbahaya karenan tekanan setres yang terjadi bagi anak-
anak akan berpengaruh sampai masa akhir remaja atau secara tidak
langsung berdampak pada pembentukan konsep diri.
Pembentukan konsep diri anak dengan gangguan belajar
terlepas dari permasalahan neurologis yang ia miliki tetapi juga
dipengaruhi oleh beberapa factor pendukung lain, yaitu orang tua
sebagai panutan bagi anak. Ketika anak diberi reinforcement
positif maka ia menggambarkan dirinya positif bagaimana ia
melihat bahwa orang tuanya menganggap bahwa dirinya mampu
menghadapi situasi apapun dan sebaliknya reinforcement negatif
atau labeling negatif membuat ia mempersepsikan dirinya lemah
dan tidak berdaya. Hal ini sama saja dengan hukuman dalam
pendidikan. Kalaupun seperti itu hendaknya pendidikan
memberikan batasan dalam memberikan hukuman/reinforcement
negatif,seperti berikut:
a) Untuk memperbaiki individu yang bersangkutan agar secara
sadar menyadari kekeliruannya dan tidak akan mengulanginya
lagi atau membuat kesalahan lagi.
b) Melindungi pelakunya supaya tidak melanjutkan tingakah laku
yang menyimpang,buruk atau tercela.
15
f. Diskusi
Gangguan perkembangan motorik dapat menyebabkan
kesulitan belajar, meskipun demikian tidak semua anak
berkesulitan belajar memperlihatkan adanya gangguan
perkembangan motorik. Jika seorang guru mengetahui secara pasti
adanya gangguan perkembangan motorik, hendaknya tidak hanya
memberikan latihan motorik tetapi juga latihan dalam bidang
akademik secara bersamaan. Dengan memahami bahwa anak
dengan gangguan belajar memiliki permasalahan dan kebutuhan
yang berbeda pada umumnya kita dapat mengetahui bagaimana
menghadapi mereka dan tentunya tidak memberikan label negatif
bahwa ia si bodoh, tolol atau pemalas.
Dampak labelling juga sangat mempengaruhi pembentukan
konsep diri anak, renforcment positif membentuk semangat positif
bagi anak reinforcment positif bukan hanya dari orang tua tapi juga
guru teman sebaya atau lingkungan berada, berusaha untuk tidak
memberi label pada anak bertujuan untuk membuat pengalaman
menyenangkan agar langkah traumatis dapat dihindari, apalagi
untuk label yang berulang, karena hal tersebut malah meyakinkan
anak bahwa ia memang bodoh dan malas. Dengan memahami
bahaya labelling dan bagaimana menghadapi anak dengan
gangguan belajar maka langkah kedepan sebaiknya dapat
dilakukan dalam menghadapi anak dengan gangguan belajar
(Learning disability).
B. Hasil analisis
1. Analisa Kedua Jurnal
Kesimpulan dari kedua jurnal adalah identifikasi konsep diri sangat
penting. Institusi pendidikan berperan penting dalam pembentukan konsep
diri diantaranya dengan mengadakan kegiatan bimbingan atau
konseling,memberikan motivasi, memberikan respon – respon positif
berupa pujian, dan menghindari tindakan memvonis mahasiswa kurang
pintar dan tidak berkompeten baik secara verbal maupun non-verbal yang
16
dapat dilakukan oleh staf pengajar/ dosen ketika proses belajar mengajar
dapat pula dilakukan guna memupuk rasa percaya diri mahasiswa.
Dampak labelling juga sangat mempengaruhi pembentukan konsep
diri anak, renforcment positif membentuk semangat positif bagi anak
reinforcment positif bukan hanya dari orang tua tapi juga guru teman
sebaya atau lingkungan berada, berusaha untuk tidak memberi label pada
anak bertujuan untuk membuat pengalaman menyenangkan agar langkah
traumatis dapat dihindari, apalagi untuk label yang berulang, karena hal
tersebut malah meyakinkan anak bahwa ia memang bodoh dan malas.
Dengan memahami bahaya labelling dan bagaimana menghadapi anak
dengan gangguan belajar maka langkah kedepan sebaiknya dapat
dilakukan dalam menghadapi anak dengan gangguan belajar (Learning
disability).
2. Aplikasi Hasil Penelitian bagi Perkembangan Dunia Keperawatan
a) Mengetahui faktor pembentukan konsep diri
b) Mengetahui faktor gangguan konsep diri
c) Mengetahui dampak labeling
d) Mengetahui cara mengatasi gangguan konsep diri
e) Cara mencegah terjadinya gangguan konsep diri
17
BAB IV
HASIL DISKUSI
1. Menurut kalian apa itu kensep diri ? dan “akui bahwa gangguan konsep diri
buruk itu tidak nyata” menurut saya itu harusnya di akui bahwa gangguan
konsep siri yang buruk itu nyata, bagaimana menurut kalian ? (Pertannyaan
Calista )
Jawab : - Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain.
- Akui bahwa gangguan konsep diri buruk itu tidak nyata maksudnya
sebagai contoh, seperti jika kita tidak percaya diri. Kita seharunya
membuat diri kita percaya bahwa sebenarnya kita percaya diri,
dikarenakan jika semakin kita melabeli diri kita untuk terus tidak
percaya diri maka akan selamanya kita terus tidak percaya diri.
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpsikologi.com/gangguan-konsep-diri
https://www.academia.edu/32510342/GANGGUAN_KONSEP_DIRI
https://www.kompasiana.com/atonimeto/pentingnya-konsep-
diri_54f5f32fa33311d87c8b4701
20